Pesan Rahbar

Home » , , , , , » Eksekusi Saddam Hussein musuh Imam Khomeini

Eksekusi Saddam Hussein musuh Imam Khomeini

Written By Unknown on Wednesday 30 July 2014 | 14:36:00

DETIK-DETIKKEMATIAN SADDAMHUSAIN(KALIGANEYA).mpg Video – WittySparks

videos.wittysparks.com/id/547936479
.
following the execution of saddam hussein, his executioners danced on his body.
WARNING – GRAPHIC

http://video.google.com/googleplayer.swf?docId=-7149571913425775858&hl=en

klik video diatas ya !!!!.
 
Saddam menolak untuk ditutupi wajahnya dan mulai berdoa, salah seorang saksi meneriakkan “Muqtada, Muqtada, Muqtada,” merujuk kepada Muqtada al-Sadr, seorang ulama syiah radikal yang ayahnya diyakini dibunuh oleh rezim Saddam.
 
Imam Khomeini lah yang pertama meramalkan bahwa Saddam Hussein akan mati dalam keadaan hina…
Ucapan itu ketika PERANG IRAK – IRAN
……………….

‘Hati-hati dengan Amerika dalam Sekejap Bisa Jadi Musuh,’ Tulis Saddam

Saddam Hussein, mantan diktator Irak dalam suratnya kepada pemimpin Arab Saudi mengakui bahwa dirinya boneka Amerika Serikat (AS). Dalam suratnya Saddam menyebutkan, Amerika yang menyatakan keinginannya untuk berkoalisi dengannya ternyata malah memanfaatkan dirinya untuk menjalankan kepentingan Washington, tulis Kantor BeritaISNAmengutipan-Nakhil.

Saddam menambahkan, 25 Juli tahun 1990 saya bertemu dengan dubes AS di Irak dan Washington melalui dubesnya ini memberikan saya lampu hijau untuk menduduki Kuwait. Dubes AS sambil tersenyum kepada saya mengatakan, kami tidak memiliki sikap soal friksi antara kamu dengan bangsa Arab seperti yang terjadi dengan Kuwait. Saya sendiri menyadari bahwa kami memiliki kepentingan yang sama.

Dalam suratnya Saddam menambahkan, awalnya saya berpendapat bahwa Washington adalah sekutu dan mitra, oleh karena itu satu pekan kemudian saya langsung menyerang Kuwait. Namun ternyata AS berpaling dan malah menyerang saya. Amerika dengan buas membakar kamp al-Imarah dan membantai wanita serta anak-anak yang berlindung di sana. Washington pun merusak total infrastruktur Irak.

Selanjutnya AS memboikot Irak dan membantai ratusan ribu anak-anak. Tahun 2003 akhirnya AS menduduki Irak dan menangkap saya. Amerika memberikan Irak kepada musuh-musuh saya. Saddam menambahkan, saya menulis surat ini untuk kamu (Raja Arab Saudi), karena kamu adalah satu-satunya pemimpin Arab yang layak menerima surat ini. Adapun pemimpin Arab lainnya jika mereka bukan menjadi boneka AS, pasti sangat memusuhi Islam.

Abdul Aziz, saya memperingatkan kamu untuk berhati-hati menghadapi AS karena kamu menyaksikan bagaimana Washington mengkhianati diriku. Meski mereka mendukung saya menyerang Iran, namun sekejap kemudian Gedung Putih berubah menjadi musuh.

Kini anda tengah bersekutu dengan AS, padahal Washington tidak serius. Kapanpun kamu bisa dicampakkan dan dianggap musuh oleh AS jika mereka menghendaki. Jika hal ini kamu teruskan maka kamu akan bernasib sama seperti saya. Sebagaimana AS membunuh saya, maka mereka pun akan melakukan hal serupa kepada kamu. Rakyat pun akan memusuhi dirimu, minyak melimpah di negerimu pun akan dikuras habis oleh mereka dan istri serta keluargamu akan dihinakan.

Surat ini saya tulis karena kamu memiliki pengaruh di kalangan pemuda, oleh karena itu dekatilah kaum muda jika musuh sewaktu-waktu datang para pemuda negerimu dapat menghadapinya. Jangan melakukan korupsi dan kebejatan lainnya, para pemuda ini adalah amanat yang diletakkan di atas pundakmu. Mereka adalah harta karun yang tidak dimiliki oleh pemimpin Arab lainnya.

Saddam Digantung, Kaum Syiah Menari.

Sabtu, 30 Desember 2006 12:34:33
Mantan Presiden Iraq, Saddam Hussein akhirnya benar-benar digantung sesaat menjelang fajar guna menghindari eksekusi di hari raya Idul Adha 1427 Hijriyah. Eksekusi dilakukan setelah pengadilan tingkat pertama Iraq menyatakan Saddam bersalah atas kejahatan kemanusiaan pada 1982.

 Jaringan televisi BBC dan CNN melaporkan bahwa berita eksekusi Saddam ini pertamakali disiarkan jaringan televisi Al-Hura.

Kantor Berita Agence France-Presse (AFP) melaporkan, eksekusi hukuman mati Saddam dilaksanakan pada pukul 07.00 waktu setempat atau menjelang pukul 10.00 WIB. Saddam divonis hukuman mati dengan cara digantung oleh pengadilan tingkat pertama pada 5 November silam. Ia dinyatakan bersalah atas dalam pembantaian 148 warga Kurdi di Dujail pada tahun 1982.

Hukuman ini lalu diperkuat oleh Mahkamah Agung Iraq pada Kamis silam. MA Iraq bahkan memerintahkan eksekusi hukuman mati Saddam maksimal 29 hari, terhitung mulai Jumat kemarin. Pengadilan Tertinggi Iraq memperkuat vonis hukuman mati bagi mantan Presiden Iraq tersebut dan dua terpidana lainnya dalam kasus Dujail.

Padahal sebelumnya, kementerian Kehakiman Iraq membantah pernyataan yang menyebut Saddam Hussein akan digantung hari Sabtu (30/12).

Di Bagdad, kaum Syiah menari gembira di jalan-jalan mendengar mantan orang nomor satu Iraq ini digantung. Sementara warga Syiah lainnya menembakkan senjata ke udara menandai kegembiraanya.
Ali Hamza, seorang warga Syiah di kota Baghdad, segera keluar rumah dan menembakkan senjata ke udara berkali-kali sesaat mendengar Saddam sudah di eksekusi.

Beda lagi dengan Jawad Abdul-Aziz, ia menganggap, kematian Saddam berarti habisnya sejarah buruk di masa lalu. Jawab mengaku, ia telah kehilangan ayahnya, tiga saudara, 22 kemenakan yang terbunuh di Dujail di saat Saddam masih berkuasa.

Berbeda dengan warga Sunni, menganggap kematian Saddam adalah sebuah martir. “Presiden Saddam Hussein adalah martir dan Tuhan akan menempatkan bersama pahlawan lainnya”, ujar Syeikh Yahya al-Attawi.

Sementara Presiden Bush mengatakan, pasca pengadilan Saddam rakyat Iraq akan memulai demokrasi. Bush juga mengatakan, dengan dieksekusinya Saddam, bukan berarti kekerasaan di Negeri 1001 mimpin itu akan berhenti.
Sebagaimana diketahui, pengadilan Saddam ini penuh dengan rekayasa dari pihak Amerika Serikat (AS).

Bush Sedang Tidur Saat Saddam Digantung.

Januari 3, 2007 pukul 10:58 pm


CRAWFORD, SABTU-
Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, diberitahu pada pukul 18:15 malam waktu setempat, (Sabtu 00.15 GMT) bahwa mantan Presiden Irak Saddam Hussein akan digantung beberapa jam lagi.
Namun saat eksekusi dilaksanakan, Bush tengah terlelap dalam tidurnya. “Presiden mengakhiri harinya dengan mengetahui bahwa tahap akhir mengadili Saddam sedang dilakukan,” kata Deputi Sekretaris Pers Gedung Putih, Scott Stanzel.

Ketika ditanya apakah Bush sedang tidur ketika eksekusi dilakukan? Stanzel menjawab “Itu benar.” Stanzel mengatakan Bush akan dibangunkan jika ada yang tidak sesuai rencana namun eksekusi berjalan sesuai rencana.

Penasehat Keamanan Gedung Putih Stephen Hadley lewat telepon pukul 6:15 malam (Sabtu 0015 GMT) memberitahu Bush tentang “seluruh proses” membawa Saddam ke tiang gantung, kata Stanzel.
Hadley sendiri mengetahui hal tersebut dari Dubes AS untuk Irak, Zalmay Khalilzad, yang mendapat informasi dari Perdana Menteri Irak Nuri al-maliki bahwa “eksekusi akan dilakukan beberapa jam ke depan,” katanya.

Saat dihukum gantung di kota Baghdad, Saddam tidak sendirian. Bersama dia juga telah dihukum mati saudara tengahnya Barzan Ibrahim dan mantan Kepala Dewan Revolusi Awad Hamed al Bandar saat pemerintahan Saddam Husein. Stasiun televisi Iraqiya dalam pengumumannya, Sabtu (30/12/2006) menyebutkan, Saddam telah dihukum gantung setelah dilakukan eksekusi juga terhadap Barzan dan kemudian Awad al-Bandar. Eksekusi terhadap Saddam Husein dilakukan setelah 56 hari, keputusan pengadilan untuk menghukum mati Saddam Hussein atas kasus pembunuhan 148 warga Syiah. Mahkamah Agung Irak menolak upaya banding yang dilakukan Saddam bersama kuasa hukumnya.

Mahkamah Agung juga menyatakan eksekusi Saddam Hussein harus dilakukan dalam waktu 30 hari. Badie Aref salah satu pengacara Saddam Husein seperti dikutip CNN.com menyatakan, sebelum dieksekusi Saddam telah ditemui oleh kedua saudaranya. Saddam menyampaikan pesan khusus kepada keluarganya yang dititipkan kepada keluarganya. Dua saudaranya yang menemui Saddam adalah Sabawi dan Wathban Ibrahim Hassan al-Tikriti. Namun Aref mengaku tidak tahun pesan apa yang disampaikan Saddam kepada keluarganya itu.

ALASAN AMERiKA MENYERANG IRAK:

Alasan 1:
Amerika Serikat tidak menyerang Iraq untuk minyak. Kenyataannya mereka telah menghabiskan miliaran dolar untuk perang ini dan yang paling banter mereka dapatkan ketika keluar dari Iraq adalah untuk mendapatkan uang mereka kembali. Jadi minyak hanyalah sebagai kompensasi besar saja.Yang benar adalah bahwa sama seperti Israel yang menyerang Libanon untuk membuat Hizbullah terlihat seperti pahlawan, AS menyerang Iraq sebenarnya untuk membuat Muqtada al-Sadr sebagai pahlawan Iraq. 
 
Lihatlah, sejak Pemerintah Saddam Hussein dihancurkan oleh AS, Moqtada al-Sadr didudukkan untuk mengambil alih Iraq. Inilah sebabnya mengapa kita melihat bahwa media mainstream (yang dikendalikan oleh orang yang sama yang mengontrol Pemerintah) berbicara tentang menentang perang dan pertentangan itu dikendalikan oleh begitu banyak golongan kiri palsu.

Perang di Afghanistan dibungkam oleh media kiri palsu dan mengatur protes yang mengabaikan Afganistan, dan hampir seluruhnya berkonsentrasi ke Iraq sebagai gantinya.

Kita juga melihat bagaimana penyiksaan Abu Ghurayb tersebar di semua surat kabar utama dan TV. Ini adalah surat kabar dan saluran TV yang sama yang telah menyensor 99% kebenaran tentang peristiwa dunia dan menutupi sebagian besar kejahatan Pemerintah barat. Semua orang tiba-tiba tampaknya berbalik melawan perang Iraq.

Kita juga melihat bagaimana Pemerintah AS menuduh Iraq memiliki WMDs (Weapon Of Mass Destruction), tapi sampai saat ini tak pernah terbukti.

Ini adalah pemerintah yang sama yang telah menutupi apa yang sebenarnya terjadi pada 9 / 11. Setelah serangan WTC, Pemerintah Amerika Serikat segera menyalahkan Al-Qaeda, dan Osama bin Laden. Segala cara dilakukan untuk mencoba dan meyakinkan orang bahwa bin Laden bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Tetapi sekali lagi, ketika menyangkut masalah Iraq, hal-hal itu menjadi berbeda. Para politisi AS baru saja keluar dan mengakui bahwa mereka tidak menemukan WMDs, sehingga dengan sengaja dan kebetulan membuat perang tidak populer.

Bush juga menuduh Saddam terlibat dalam 9 / 11, tapi aneh, ia kemudian menyangkalnya. Kenapa dia menyangkal? Jika dia berbohong di fase pertama, mengapa ia tidak terus berbohong? Jika ia tidak punya bukti di fase pertama, mengapa tidak ia terus berbohong tanpa bukti? Atau mungkinkah bahwa dia dengan sengaja ingin dilihat sebagai pembohong, sehingga perang Iraq dan sayap kanan AS akan dilihat sebagai sesuatu yang lebih tidak populer lagi.

Collin Powell mengakui bahwa Iraq sama sekali tidak memili WMDs. Dan pertanyaan yang sebenarnya adalah, mengapa Amerika Serikat khawatir tentang senjata Kimia dan bom Hayati Iraq, ketika justru sebaliknya Iran telah lama diduga membuat bom nuklir?
Tentu senjata nuklir harus menjadi perhatian yang lebih besar. Tapi anehnya Amerika dan media Barat hanya berbalik mata terhadap Iran setelah jelas bagi seluruh dunia bahwa Iraq tidak memiliki WMDs.
Dengan kata lain, jika sekarang Amerika Serikat menuduh Iran membuat WMDs, tidak ada yang percaya karena mereka telah berbohong tentang Iraq.

Tetapi pertanyaan sebenarnya adalah mengapa mereka tidak menyerang Iran sebelum Iraq? Padahal, menurut kabar entah darimana, Iran konon adalah musuh terbesar AS saat ini terbesar di Timur Tengah, dan sementara Saddam bekas sekutu AS.

Iran juga merupakan tetangga Afghanistan, sehingga lebih mudah bagi AS untuk memindahkan pasukan dari Iran ke Afghanistan dan begitu pula sebaliknya dari Afghanistan ke Iran.

Sekarang media berlomba-lomba memberitakan kepada kita agar berpikir bahwa Amerika ingin menyerang Iran setelah Iraq. Mungkin dalam hal ini sebenarnya ada sesuatu yang lain. AS tidak menyerang Iran karena mereka sama sekali tidak ingin menyerang Iran.

Jika kita masih ingat, mungkin kita akan ingat bahwa ketika pertama AS menyerang Iraq, seorang ulama Syiah dengan nama Moqtada al-Sadr muncul, dan mengklaim bahwa rakyat bangkit melawan penjajah dan membebaskan Irak.

Media tiba-tiba berkonsentrasi pada dirinya, meskipun ia dan pasukannya telah melakukan sangat sedikit usaha dalam memerangi tentara Amerika. Tentara Moqtada al-Sadr, yang ia sebut sebagai “Tentara Mahdi,” terlihat sebagai kekuatan yang serius yang harus diperhitungkan. Mereka dipandang sebagai “Hizbullah” dari Iraq. Kenyatannya, mereka erat bersekutu dengan “Hizbullah” dan mereka selalu memuji Hasan Nasrallah.
Tidak diragukan lagi bahwa Moqtada al-Sadr dimaksudkan untuk menjadi Nasrallah dari Iraq. Dengan kata lain, rencananya bahwa ia akan bangkit melawan AS, dan AS kemudian akan meninggalkan Iraq dengan tiba-tiba. Sadr kemudian akan dianggap sebagai pahlawan dan penyelamat Iraq, dan dengan perginya Saddam pergi, Sadr akan mengambil alih Irak dan akhirnya menyerahkannya kepada Iran. Inilah skenario terburuk yang pernah dibayangkan oleh semua pengamat politik.
Alasan 2:
 
 
Inilah sebabnya mengapa Ayad Allawi berada di urutan pertama yang ditunjuk sebagai Presiden Iraq. Walaupun Allawi dilahirkan dalam sebuah keluarga Syiah, ia tidak dipandang sebagai seorang Syiah, karena ia tidak mempraktikkan “agamanya” dengan cara apapun. Syiah—di Iraq—disebut sebagai agama yang lain, bahkan bukan merupakan sempalan dari Islam. Allawi dilihat hanya sekadar boneka AS, dan ini dilakukan untuk membuat pendudukan AS lebih tidak populer dan meningkatkan dukungan untuk Sadr.Ini juga yang melatarbelakangi mengapa jumlah sesungguhnya tentara Amerika yang tewas di Iraq tidak dilaporkan.
 
Dalam peperangan, pemerintah selalu mengklaim bahwa hanya sedikit sekali tentaranya yang tewas daripada klaim musuh. Namun dalam perang ini, Amerika Serikat melaporan korban tewas seminimal mungkin, tidak seperti yang lainnya. Tentara Rashideen (Jaysharrashedeen, salah satu kelompok nasionalis Islam sebelum perlawanan di Iraq) membuat film dokumenter di mana mereka memberikan gambaran tentang korban tentara AS yang tewas yang tidak dilaporkan. 
 
Ketika mereka memfilmkan serangan perlawanan mereka terhadap terhadap pasukan AS, media-media mainstream (dan bahkan Al-Jazeera sekalipun) mencoba semua cara yang mereka bisa untuk menutupi kebenaran tentang jumlah orang Amerika yang mati. Sebagai contoh, ada satu serangan di mana Tentara Rashideen sendirian membunuh 4 orang Amerika, namun media barat dan (bahkan) Al-Jazeera mengklaim bahwa hanya 1 tentara yang tewas! 
 
Kelompok-kelompok perlawanan seperti Angkatan Darat Rashideen mengklaim bahwa mereka telah menewaskan lebih dari 30.000 tentara Amerika dan mereka melihat angka yang diberikan oleh Pemerintah AS sebagai sebuah lelucon. Dalam film dokumenter mereka, Tentara Rashideen mengajukan pertanyaan yang menarik; mereka bertanya kepada Bush bagaimana ia menutupi kematian yang begitu banyak?
Seperti diketahui, Amerika Serikat mengklaim jumlah tentara Amerika tewas kurang dari 10% dari yang sebenarnya.

Jadi mengapa hal ini terjadi?
Dan kenapa juga media mainstream internasional tampaknya benar-benar mengabaikan Afghanistan dan hampir tidak pernah menurupkan laporan korban pasukan Amerika di sana?
Banyak orang di Barat sebenarnya tidak banyak tahu apa yang terjadi di Afghanistan—itu sebabnya mengapa banyak tentara Amerika sendiri mengatakan bahwa perang di Afghanistan jauh lebih serius dan jauh lebih mematikan daripada perang di Iraq.

Pemerintah AS akhirnya melaporkan jumlah korban yang benar, atau setidaknya mereka harus mengungkapkan lebih dari 10%, tetapi ini hanya dilakukan setelah Sadr muncul. Dengan kata kemunculan Sadr dengan klaim 20 atau 30 ribu tentara Amerika yang tewas akan memberikan stigma dengan keberadaan Pasukan Mahdi yang dipunyai oleh Sadr. Lalu ketika orang-orang di Barat mendengar tentang ini, akan ada keributan dan protes besar. Bush kemudian akan memiliki alasan untuk mundur dari Iraq, membuatnya seolah-olah Sadr dan tentaranya tiba-tiba bangkit dan memperoleh kemenangan yang luar biasa.

Puluhan ribu tentara AS yang telah dibunuh oleh Al-Qaeda (jika ada), Ansar Sunnah, Tentara Rashideen dan kelompok-kelompok perlawanan Sunni lainnya, semua akan dihubungkan dengan Sadr. Dengan kata lain, Sadr dan pasukannya akan bangkit setelah kekalahan kaum Sunni. Kemudian akan segera muncul klaim bahwa “Tentara Mahdi” telah mendapatkan kemenangan yang luar biasa dan telah membunuh ribuan tentara Amerika dalam waktu singkat, walaupun pada kenyataannya hanya ada pertempuran sungguhan yang sangat sedikit.

Namun satu hal yang terjadi di Iraq dan di luar perhitungan AS adalah kaum Muslim Sunni membentuk kelompok-kelompok mereka sendiri yang ternyata jauh lebih kuat daripada tentara Mahdi Sadr, meskipun Tentara Mahdi memiliki banyak anggota.

Jelas, Amerika sadar betul bahwa Sunni akan bangkit, namun kenyataan bahwa kaum ini akan begitu kuat dan mendapatkan begitu banyak dukungan rakyat Iraq, jauh di luar perkiraan mereka. Sunni bahkan berubah menjadi resistensi yang paling besar terhadap kaum asing di Iraq.

Awalnya AS hanya mencoba untuk menghancurkan kelompok perlawanan Sunni, tapi itu sama sekali bukanlah sesuatu yang mudah. Para konspirator yang telah merencanakan perang ini dilanda ketakutan karena jika kaum Sunni berhasil mengalahkan Amerika Serikat maka mereka akan dianggap sebagai pahlawan Iraq dan semua rencana mereka akan berantakan.
Alasan 3:
Kemudian kita melihat bagaimana Pemerintah Iraq telah diubah dan dibuat agar terlihat lebih religius dan ulama Syiah masuk dan mengendalikan Pemerintah. Pemerintah baru Iraq kemudian menjadi populer di kalangan Syiah di Iraq dan orang-orang kemudian tertarik bergabung dengan “Tentara Nasional Iraq.”Dalam rangka mendorong lebih banyak orang untuk bergabung dengan Tentara Nasional, AS dan Pemerintah baru Iraq menghajar daerah sipil, membunuh laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan kemudian menyalahkan “pemberontak” Sunni. Jangan heran, jika sekarang banyak ulama Sunni yang digantung di Iraq—sesuatu yang pada zaman Saddam Hussein hanya terjadi di negara tetangganya, Iran.
 
Para ulama Syiah seperti “Ayatullah” Ali Sistani dan bahkan Pemerintah Iran mengulangi kebohongan Amerika dan Pemerintah baru Iraq, menuduh apa yang disebut “ekstrimis Sunni” atas serangan terhadap berbagai masjid dan sekolah.

Sistani bahkan menyeru kepada pengikutnya agar bergabung dengan Tentara Nasional untuk melawan “teroris”—yang di kemudian hari berubah menjadi arena balas dendam Syiah kepada kaum Sunni.
Tapi walau sedikit dan perlahan, kaum Sunni Iraq juga tidak tinggal diam. Mereka berhasil mengambil alih beberapa lokasi utama di Iraq, termasuk Fallujah.

Para konspirator ingin benar-benar menghancurkan “kelompok perlawanan Sunni” dan mereka tidak mau mengambil risiko sehingga mereka membom Fallujah dan daerah lainnya yang dikuasai oleh kelompok-kelompok perlawanan Sunni tanpa belas kasihan.

Mereka bahkan menggunakan bom kimia ilegal termasuk Fosfor Putih. Bom ini membunuh seluruh masyarakat dan sepenuhnya menghancurkan beberapa daerah. Ribuan warga sipil Sunni tewas dalam pemboman yang dimaksudkan untuk benar-benar menghabisi perlawanan Sunni dan melapangkan jalan untuk “tentara Mahdi Moqtada al-Sadr.”

Tapi bukannya musnah, para pejuang Sunni bergerak di bawah tanah, seperti yang dijelaskan oleh pemimpin ar Jaysh-Raashideen (salah satu kelompok perjuangan). Dia menyatakan bahwa setelah banyak diserang, kaum pejuang justru menjadi lebih kuat, dan musuh mereka sulit menemukan mereka karena tidak mengetahui keberadaan mereka, sementara kelompok pejuang itu tahu di mana Amerika berada.

Perlawanan Sunni terus berlanjut dan Sadr dipaksa untuk mengatakan kepada pasukannya untuk menghentikan memerangi Amerika, dan inilah sebabnya: jika kita mempelajari semua hal yang dilakukan oelh Moqtada al-Sadr, kita akan melihat bahwa ia telah terus-menerus berseru kepada pengikutnya untuk berhenti melawan pendudukan asing. Setiap kali pasukannya masuk ke dalam pertempuran dengan Amerika atau Inggris atau Pemerintah, ia segera meminta gencatan senjata.

Sebagian besar pengikutnya tidak tahu apa yang sedang terjadi. Dia benar-benar mengatakan kepada mereka untuk menghentikan pertempuran karena ia ingin Amerika untuk menyingkirkan perlawanan Sunni dahulu.

Namun itu tidak cukup baginya untuk meyakinkan para pengikutnya untuk tidak melawan pendudukan. Moqtada al-Sadr bahkan menyerukan sesuatu yang lebih “gila” lagi yaitu membantu pendudukan! Kali ini dengan ‘cover’ (kedok) besar memerangi Al-Qaidah. Karena sekarang ini Pemerintah Iraq diserahkan kepada golongan Syiah, sehingga Sadr bisa mengklaim bahwa ia membela “Muslim” dari “Nasibis” (“Nasibi” adalah istilah yang digunakan kaum Syiah melawan Sunni kapan saja mereka ingin memerangi mereka).

“Tentara Mahdi” Moqtada al-Sadr kemudian bekerja sama dengan Tentara Nasional Iraq, melawan kelompok perlawanan Sunni! Mereka bahkan melindungi pasukan Inggris di Basrah seperti yang dilaporkan oleh Peter Oborne dalam film dokumenternya—Iraq Reckoning.


Saddam kemudian ditutupi wajahnya, memo mengatakan bahwa Saddam mati dengan cepat dan tubuhnya dimasukkan ke dalam sebuah kantong. Seorang pemuka agama kemudian memandikan mayatnya dan melakukan prosedur pemakaman sesuai agama Islam.


http://video.google.com/googleplayer.swf?docId=-3322737103277359075&hl=en
<img class=”thumbnail” title=”saddam-hussein-execution.jpg ” src=”http://www.documentingreality.com/forum/uploadedimages/1/22173.thumb?d=1222137292″ alt=”saddam-hussein-execution.jpg ” border=”0″ /> 
 
 
 


Kematian Saddam Husein masih meninggalkan kehebohan yang mungkin buntutnya akan panjang. Sejumlah pejabat pemerintah Irak menyingkap informasi mengejutkan perihal menyusupnya milisi Syiah ke dalam lokasi eksekusi mati Saddam Husein. Tak hanya itu, mereka bahkan yang menggantikan para eksekutor resmi yang seharusnya melakukan hukuman mati atas Saddam Husein.
Pemberitaan ini dilansir olehReutershari Rabu (3/1), mengutip pernyataan pejabat keamanan terkenal Irak di kementerian Dalam Negeri. “Eksekusi mati Saddam harusnya dilakukan tim eksekutor yang berada di bawah Menteri Dalam Negeri. Tapi milisi itu menyusup dan menggantikan tim eksekutor yang menghukum mati Saddam,” ujar sumber tersebut. Ia menambahkan, tim eksekutor hukum mati kementerian dalam negeri telah meninggalkan lokasi saat pelaksanaan hukuman mati Saddam.
Sementara itu, Shadiq Rikabi, pembantu PM Nouri Al-Maliky mengatakan, “Sejumlah penjaga penjara telah diinterogasi. Ada satu orang secara spesifik tertuduh sebagai pelaku perekam prosesi kematian Saddam secara ilegal. Rekaman itulah yang lalu mengobarkan kemarahan besar di kalangan Arab Sunni yang juga menjadi aliran Islam Saddam.”
Seperti diberitakan, isi rekaman detik-detik terakhir Saddam Husein itu menampilkan rekaman saat tali gantungan melilit leher Saddam, terdengar sejumlah kata-kata yang mengandung pelecehan etnik dari sebagian pemimpin Syiah yang hadir menyaksikan tragedi kematian Saddam itu. Menurut Muafiq Ar Rabii, konsultan keamanan nasional Irak, siapapun yang mencuri rekaman itu adalah orang yang ingin memunculkan bahaya bagi perdamaian nasional di Irak dan bisa memicu pertikaian lebih hebat antara Sunni dan Syiah. Ar Rabi’i adalah salah satu dari 20 orang petinggi Irak dan saksi mata yang hadir menyaksikan hukuman mati atas Saddam Husein. Dia juga mengakui bahwa memang kamar pelaksanaan hukuman mati Saddam Husein tersebut telah disusupi.
Di sisi lain, militer AS masih tetap menyampaikan penolakannya atas tudingan turut campur tangan dalam hukuman mati atas Saddam Husein. Menurut sejumlah sumber AS, AS punya cara yang berbeda bila Saddam harus menjalani hukuman mati. Saddam sendiri sebelumnya telah ditahan oleh pasukan AS selama empat tahun lamanya sebelum akhirnya ia diserahkan kepada orang-orang Irak beberapa saat sebelum pelaksanaan hukuman.
Surat Saddam Hussein: Para Penguasa Arab Termasuk Dirinya adalah Antek AS PDF Print E-mail
Thursday, 05 May 2011 13:20


“Adapun pemimpin Arab lainnya jika mereka bukan menjadi boneka AS, pasti sangat memusuhi Islam.‘” Tulis Saddam Hussein kepada Raja Saudi.
 
mediaumat.com- Saddam Hussein, mantan diktator Irak dalam suratnya kepada pemimpin Arab Saudi mengakui bahwa dirinya boneka Amerika Serikat (AS). Dalam suratnya Saddam menyebutkan, Amerika yang menyatakan keinginannya untuk berkoalisi dengannya ternyata malah memanfaatkan dirinya untuk menjalankan kepentingan Washington, tulis Kantor Berita ISNA mengutip an-Nakhil.

Saddam menambahkan, 25 Juli tahun 1990 saya bertemu dengan dubes AS di Irak dan Washington melalui dubesnya ini memberikan saya lampu hijau untuk menduduki Kuwait. Dubes AS sambil tersenyum kepada saya mengatakan, kami tidak memiliki sikap soal friksi antara kamu dengan bangsa Arab seperti yang terjadi dengan Kuwait. Saya sendiri menyadari bahwa kami memiliki kepentingan yang sama.

Dalam suratnya Saddam menambahkan, awalnya saya berpendapat bahwa Washington adalah sekutu dan mitra, oleh karena itu satu pekan kemudian saya langsung menyerang Kuwait. Namun ternyata AS berpaling dan malah menyerang saya. Amerika dengan buas membakar kamp al-Imarah dan membantai wanita serta anak-anak yang berlindung di sana. Washington pun merusak total infrastruktur Irak.

Selanjutnya AS memboikot Irak dan membantai ratusan ribu anak-anak. Tahun 2003 akhirnya AS menduduki Irak dan menangkap saya. Amerika memberikan Irak kepada musuh-musuh saya. Saddam menambahkan, saya menulis surat ini untuk kamu (Raja Arab Saudi), karena kamu adalah satu-satunya pemimpin Arab yang layak menerima surat ini. Adapun pemimpin Arab lainnya jika mereka bukan menjadi boneka AS, pasti sangat memusuhi Islam.

Abdul Aziz, saya memperingatkan kamu untuk berhati-hati menghadapi AS karena kamu menyaksikan bagaimana Washington mengkhianati diriku. Meski mereka mendukung saya menyerang Iran, namun sekejap kemudian Gedung Putih berubah menjadi musuh.

Kini anda tengah bersekutu dengan AS, padahal Washington tidak serius. Kapanpun kamu bisa dicampakkan dan dianggap musuh oleh AS jika mereka menghendaki. Jika hal ini kamu teruskan maka kamu akan bernasib sama seperti saya. Sebagaimana AS membunuh saya, maka mereka pun akan melakukan hal serupa kepada kamu. Rakyat pun akan memusuhi dirimu, minyak melimpah di negerimu pun akan dikuras habis oleh mereka dan istri serta keluargamu akan dihinakan.

Surat ini saya tulis karena kamu memiliki pengaruh di kalangan pemuda, oleh karena itu dekatilah kaum muda jika musuh sewaktu-waktu datang para pemuda negerimu dapat menghadapinya. Jangan melakukan korupsi dan kebejatan lainnya, para pemuda ini adalah amanat yang diletakkan di atas pundakmu. Mereka adalah harta karun yang tidak dimiliki oleh pemimpin Arab lainnya.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: