Pesan Rahbar

Home » , , , , , , , » Kajian Bantahan Kepada Nashibi (Wahabi) yang selalu meresahkan Ahlus Sunnah dan Syiah Serta selalu membuat Fitnah

Kajian Bantahan Kepada Nashibi (Wahabi) yang selalu meresahkan Ahlus Sunnah dan Syiah Serta selalu membuat Fitnah

Written By Unknown on Sunday, 20 July 2014 | 18:30:00

Wahabi dari Nejed ini pengikut dajjal sebagai berikut dalam hadisnya:

NAJD: MUNCULNYA TANDUK SETAN.

Informasi Bahaya fitnah daerah Najd berasal dari hadits Rasulullah s.a.w yang menceritakan keberkatan tanah Yaman, dan Syam sebagaimana didalam hadisnya :

عن ابن عمر قال : ذكر النبي صلى الله عليه وسلم : ” اللهم بارك لنا في شامنا، اللهم بار...ك لنا في يمننا” . قال وفي نجدنا ؟ قال : ” اللهم بارك لنا في شأمنا، اللهم بارك لنا في يمننا، قالوا : وفي نجدنا ؟ فأظنه قال في الثالثة : ” هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان ” رواه البخاري كتاب الفتن باب قول النبي صلى الله عليه وسلم :” الفتنة قبل المشرق “رقم 7094

Artinya : Dari Ibnu Umar r.a berkata : Rasulullah s.a.w menyebutkan : ” Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami, Berkata mereka : ” Pada Najd kami Ya Rasulullah “, berkata Rasulullah : Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami, Berkata mereka : ” Pada Najd kami Ya Rasulullah “, Berkata Rasulullah : Disana terdapat kegoncangan ( aqidah ) dan fitnah, dan disanalah terbitnya tanduk Syaitan. (H.R . Bukhari , kitab al-Fitan, bab Qulun Nabi s.a.w. al-Fitnah Min Qibla al-Masyriq, no : 7094).

Dari hadis ini kita mengetahui bahwa Rasul telah mendo’akan negeri Syam dan Yaman, sebab itulah para sahabat berlomba-lomba untuk pindah ke negeri Yaman dan Syam.
Kenapa Najd yang terdapat di hadis ini bukan negeri Iraq? Adapun sebagai Jawabannya sebagai berikut :

1. Negeri yang dido’akan Rasulullah adalah negeri-negeri yang telah masuk islam sebahagian penduduknya, sebahagian ahli Syam telah mendatangi Nabi s.a.w. dan mengucap kalimat dua Syahadah, penduduk Yaman mendatangi Rasul dan memeluk islam ketika itu, sementara penduduk daerah Iraq tidak ada yang datang ke hadapan Rasul, bahkan mereka masuk islam pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khatab ketika penaklukkan negara Farsi, sementra penduduk Najd ( tempat kelahiran pemimpin wahabi ) telah berbondong-bondong pergi ke Madinah untuk memeluk islam, bagaimana boleh didalam hadis menyebutkan kalimat ” di Nejd kami “. Sementara Iraq belum jatuh ke tangan umat islam, dan masih di pegang oleh negara Farsi, ungkapan kami di sini memiliki dua makna :

Yang pertama: Para sahabat yang bersama Rasul, dan mereka bermaksud bahwa ungkapan kami adalah makna kepemilikan Iraq, dan ini mustahil sebab Iraq belum jatuh ketangan umat Islam.
Yang kedua: Utusan yang datang dari Najd, jikalau Najd itu Iraq, maka sesuatu yang mustahil sebab tidak ada riwayat yang mengatakan adanya utusan kaum yang datang dari Iraq, maka mestilah Nejd tersebut bahagian negara yang dikenal yaitu Riyahd dan sekelilingnya.

Sementara kalimat ” kami ” pada negeri Syam, karena telah datang sebahagian utusan negeri Syam ke Madinah untuk memeluk islam dan di Syam terdapat Baitul Maqdis, dan tempat para nabi-nabi terdahulu.

2.  Rasul mengatakan bahwa Najd adalah tempat keluarnya tanduk syaiton, terlepas dari hakikat ataupun majaz, tapi yang dimaksud adalah orang yag membawa kesesatan dan fitnah bagi umat islam dan mereka tergolong dari orang – orang kafir. Karena Syaitan pemimpin orang-orang kafir dan menyesatkan orang, ini sangat jauh sekali keadaannya dengan fitnah yang berlaku di Iraq. Pembunuhan Imam Ali r.a di tangan orang – orang Khawarij suatu fitnah yang lebih kecil di bandingkan dengan fitnahnya Musailamah al-Kadzab yang berasal dari Yamamah Nejd ( Riyadh sekarang ), yang telah mengaku nabi dan membunuh puluhan para sahabat sehingga Umar bin Khatab menjadi sangat takut sekali akan habisnya penghafal al-Qur`an disebabkan serangan Musailamah.

Musailamah dan pengikutnya tergolong orang-orang yang kafir dan menyesatkan orang lain, sementara orang-orang Khawarij masih dalam keadaaan islam sebagaimana didalam riwayat Ibnu Abbas dari Imam Ali di dalam Sohih Bukhari. Tetapi mereka pelampau yang keluar dari batasan, demikiannya juga pandangan ulama ahlus Sunnah bahwa khawarij telah keluar dari jama’ah tetapi tidak keluar dari Islam. Dengan demikian tahulah kita bahwa fitnah yang terdapat di Yamamah ( Najd ) lebih besar dari fitnah yang berada di Iraq, di Najd juga tedapat khawarij dan golongan Qaramithoh yang kafir.


3. Kita mengetahui bahwa Iraq adalah negeri yang berkat juga. Bukti keberkatan Iraq adalah pindahnya ulama-ulama besar dari golongan sahabat ke Iraq seperti Imam Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas`ud, Anas bin Malik, `Ammar bin Yasir, Hudzaifah bin Yaman, Sa`ad bin Abi Waqash, Imran bin Hushain, jikalau negeri Iraq tidak berkat bagaimana boleh para sahabat pindah ke Iraq berbondong-bondong. Di negeri Iraq pula terbitnya banyak ulama hadis dan mazhab ahlussunnah seperti mazhab Imam Hanafi, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Sufyan ats-Tsauri dan Sufyan bin Uyaynah, timbulnya di baghdad ulama dan fakar-fakar qira`ah dan Nahu, berbeda dengan Najd Yamamah yang tidak terdapat sedikitpun para sahabat yang bermukim di situ bahkan para sahabat datang ke Najd Yamamah untuk memerangi orang kafir dan murtad pengikut Musailamah. Bagaimana bisa kita katakan bahwa Iraq tempat yang terkutuk dan tidak berkat, sementara Iraq telah mengeluarkan jutaan ulama. Kenapa wahabi mengikuti mazhab Hanbali sementara Imam Ahmad berasal dari Iraq.


4. Iraq telah masyhur ketika zaman jahiliyah, jikalau Rasul bermaksud Iraq niscaya beliau akan sebutkan secara jelas dengan namanya khusus tetapi Rasul tidak menyebutkan Iraq bahkan menyebutkan Najd yang berarti bukan Iraq. Jadi jika disebut dengan Najd maka di maksud adalah Najd secara huruf yaitu daerah Yamamah , Dar’ah dan sekitarnya, karena kawasan ini juga dataran tinggi.

5. Hadis Rasulullah s.a.w. yang berbunyi :

عن ابن عمر رضي لله عنهما أنه سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو مستقبل المشرق يقول : ” ألا إن الفتنة هاهنا من حيث يطلع قرن الشيطان . رواه البخاري
Artinya : Dari Ibnu Umar r.a. beliau mendengar Ra...sul bersabda dalam keadaan mengarah ke bahagian arah timur Madinah : ” Ingatlah bahwasanya fitnah datang dari sana dari tempat terbitnya tanduk syaitan. (H.R .Bukhari no : 7093).

Bahagian timur Madinah adalah Nejd ( bahagian Yamamah, Dir`ah, dll ) bukan Iraq. Ini jelas kalau kita melihat peta, adapun para ulama yang menafsirkan timur tersebut ke arah Iraq telah bersalah dengan kenyataan dan ilmu zaman sekarang, karena timurnya Madinah bukan Iraq.

‎6. Hadis Rasulullah s.a.w yang menyuruh penduduk Nejd agar berniat ihram dari Qarnu Manazil .
عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال : أمر رسو ل الله صلى الله عليه وسلم أهل المدينة أن يهلوا من ذي الحليفة، وأهل الشام من الجحفة وأهل النجد من ...قرن المنازل .رواه مالك ، كتاب الحج باب مواقت الإهلال
Artinya :Dari Abdullah bin Umar r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyuruh penduduk Madinah berniat ihram dari Dzul- Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah, dan penduduk Nejd dari Qarn, Manazil. (H.R. Malik , Kitab Hajj, bab Mawaqitu al-Ihlal no : 732).

Sementara lafaz didalam Sohih Bukhari ialah :
عن ابن عمر : وقّت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرنا لأهل نجد ، والجحفة لأهل الشام وذا الحليفة لأهل المدينة، قال : سمعت هذا من النبي صلى الله عليه وسلم ، وبلغني أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : : و لأهل اليمن يلملم ” وذكر العراق فقال : لم يكن عراق يومئذ ( رواه البخاري . رقم : 7344
Artinya :Dari Ibnu Umar beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, , berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata : ” Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata beliau : Ketika itu belum ada Iraq. (H.R. Bukhari, no 7344).

Dari kedua hadis diatas jelaslah bahwa yang di maksud Najd adalah daerah dataran tinggi yang terdiri dari Yamamah ( Riyadh sekarang ), Dir`ah dan lain-lainnya. Bukan Iraq, karena ketika itu orang Iraq belum memeluk islam, sementara Qarnu Manazil berhampiran dengan Yamamah (Riyadh sekarang ).

7. Adapun riwayat yang menggantikan Masyriq ( arah timur ) kepada Iraq, riwayat ini telah diubah dan tidak shahih. Karena kebanyakkan riwayat mengatakan Masyriq. Adapun penafsiran Salim bin Abudullah bin Umar kepda Iraq adalah salah satu ijtihad beliau yang belum bisa dijadikan pegangan, sebab bukan dari penafsiran Rasulullah s.a.w. Sebagaimana beliau pernah berijtihad untuk melarang para wanita pergi shalat ke masjid sehingga ayah beliau Abdullah bin Umar marah tidak bercakapan dengan beliau sampai Abdullah bin Umar meninggal dunia.

Sementara lafaz didalam Sohih Bukhari ialah :
عن ابن عمر : وقّت رسول الله صلى الله عليه وسلم قرنا لأهل نجد ، والجحفة لأهل الشام وذا الحليفة لأهل المدينة، قال : سمعت هذا من النبي صلى الله عليه وسلم ، وبلغني أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : :... و لأهل اليمن يلملم ” وذكر العراق فقال : لم يكن عراق يومئذ ( رواه البخاري . رقم : 7344
Artinya :Dari Ibnu Umar beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah, , berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata : ” Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata beliau : Ketika itu belum ada Iraq. ( H.R. Bukhari, no 7344 ).

Mundzir musawa mangap bahwa najd adalah Saudi.


http://www.facebook.com/photo.php?pid=157727&id=100001215543482&comments&alert&ref=notif¬if_t=photo_comment_tagged

1. hadits itu sebagaimana sabda Rasulullah saw :
"Wahai Allah berkahilah wilayah Yaman kami dan wilayah Syam kami"

lalu mereka berkata : dan juga untuk wilayah Najd kita wahai Rasulullah..!

Rasul saw berdoa lagi : "Wahai Allah berkahilah wilayah Yaman kami dan wilayah Syam kami"

lalu mereka berkata lagi : dan juga untuk wilayah Najd kita wahai Rasulullah..!,

Rasul saw menjawab : "Disitulah goncangan, fitnah, dan disanalah terbitnya tanduk syaitan"
(Shahih Bukhari hadits no.990)

2. menurut para ulama kita bahwa memang anggapan para muhaddits Najd adalah iraq, karena saat itu belu terjadi apa apa, namun setelah kelahiran faham wahabi ini maka jelaslah sudah apa yg dimaksud nabi saw adalah Najd tempat kelahiran Ibn Abdulwahab, sebab para muhaddits belum menemukan fitnah yg demikian dahsyatnya sebagaimana faham wahabi ini. namun Nabi saw mengabarkan hal itu.

3. pendapat yg mu'tamad pada ulama ulama kita adalah bahwa nabi saw tak mau mendoakan Najd, karena Nabi saw memahami bahwa Allah telah menghendaki fitnah muncul dari wilayah itu. 

Wahabi Adalah Pengikut Dajjal. 

Kemunculan Dajjal merupakan puncak dari munculnya fitnah paling besar dan mengerikan di muka bumi ini bagi umat manusia khususnya umat Muslim. Kemunculannya di akhir zaman, di masa imam Mahdi dan Nabi Isa ‘alaihis salam, akan banyak mempengaruhi besar bagi umat muslim sehingga banyak yang mengikutinya kecuali orang-orang yang Allah jaga dari fitnahnya.  

Dalam hadits disebutkan : 

قام رسول الله صلى الله عليه و سلم في الناس فأثنى على الله بما هو أهله، ثم ذكر الدجال فقال: " إني لأنذركموه، وما من نبي إلا وقد أنذر قومه 
“ Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia dan memuji keagungan Allah, kemudian beliau menyebutkan Dajjal lalu mengatakan : “ Sesungguhnya aku memperingatkan kalian akan dajjal, tidak ada satu pun seorang nabi, kecuali telah memperingatkan umatnya akan dajjal “. (HR. Bukhari : 6705).

Dalam hadits lain, Nabi bersabda : 
ليس من بلد إلا سيطؤه الدجال 

“ Tidak ada satu pun negeri, kecuali akan didatangi oleh dajjal “. (HR. Bukhari : 1782). 

Pada kesempatan ini, saya tidak menjelaskan sepak terjang dajjal, namun saya akan sedikit membahas sebagian kaum yang menjadi pengikut dajjal. Dan kali ini, saya tidak mengungkap semua kaum yang mengikuti dajjal, namun saya akan menyinggung satu persoalan yang cukup menarik yang telah diinformasikan oleh nabi bahwa ada kelompok umatnya yang akan menjadi pengikut setia dajjal, padahal sebelumnya mereka ahli ibadah bahkan ibadah mereka melebihi ibadah umat Nabi Muhammad lainnya, mereka rajin membaca al-Quran, sering membawakan hadits Nabi, bahkan mengajak kembali pada al-Quran. Namun pada akhirnya mereka menjadi pengikut dajjal, apa yang menyebabkan mereka terpengaruh oleh dajjal dan menjadi pengikut setianya ? simak uraiannya berikut : 

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

إنَّ مِن بعْدِي مِنْ أُمَّتِي قَوْمًا يَقْرَؤُنَ اْلقُرآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَلاَقِمَهُمْ يَقْتُلُوْنَ أَهْلَ اْلإسْلاَمِ وَيَدَعُوْنَ أَهْلَ اْلأَوْثَانِ، يَمْرُقُوْنَ مِنَ اْلإسْلاَمِ كمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مَنَ الرَّمِيَّةِ، لَئِنْ أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ 

“ Sesungguhnya setelah wafatku kelak akan ada kaum yang pandai membaca al-Quran tetapi tidak sampai melewati kerongkongan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala, mereka lepas dari Islam seperti panah yang lepas dari busurnya seandainya (usiaku panjang dan) menjumpai mereka (kelak), maka aku akan memerangi mereka seperti memerangi (Nabi Hud) kepada kaum ‘Aad “.(HR. Abu Daud, kitab Al-Adab bab Qitaalul Khawaarij : 4738). 

Nabi juga bersabda : 

سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ وَيَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ لاَ يَرْجِعُونَ حَتَّى يَرْتَدَّ عَلَى فُوقِهِ هُمْ شَرُّ الْخَلْقِ وَالْخَلِيقَةِ طُوبَى لِمَنْ قَتَلَهُمْ وَقَتَلُوهُ يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ  

“ Akan ada perselisihan dan perseteruan pada umatku, suatu kaum yang memperbagus ucapan dan memperjelek perbuatan, mereka membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan, mereka lepas dari Islam sebagaimana anak panah lepas dari busurnya, mereka tidak akan kembali (pada Islam) hingga panah itu kembali pada busurnya. Mereka seburuk-buruknya makhluk. Beruntunglah orang yang membunuh mereka atau dibunuh mereka. Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “.(Sunan Abu Daud : 4765). 

Nabi juga bersabda : 

سَيَخْرُجُ فِي آخِرِ الزَّمانِ قَومٌ أَحْدَاثُ اْلأَسْنَانِ سُفَهَاءُ اْلأَحْلاَمِ يَقُوْلُوْنَ قَوْلَ خَيْرِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُوْنَ مِنَ الدِّيْنَ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ، فَإذَا لَقِيْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ ، فَإِنَّ قَتْلَهُمْ أَجْراً لِمَنْ قَتَلَهُمْ عِنْدَ اللهِ يَوْمَ اْلقِيَامَة 

“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari 3342). 

Dalam hadits lain Nabi bersabda : 

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّى يَكُوْنَ آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ 

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun / generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya). 

Ketika sayyidina Ali dan para pengikutnya selesai berperang di Nahrawain, seseorang berkata : 

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَبَادَهُمْ وَأَرَاحَنَا مِنْهُمْ 

“ Alhamdulillah yang telah membinasakan mereka dan mengistirahatkan kita dari mereka “, maka sayyidina Ali menyautinya : 

كَلاَّ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ مِنْهُمْ لَمَنْ هُوَ فِي أَصْلاَبِ الرِّجَالِ لَمْ تَحْمِلْهُ النِّسَاءُ وَلِيَكُوْنَنَّ آخِرَهُمْ مَعَ اْلمَسِيْحِ الدَّجَّال 

“ Sungguh tidak demikian, demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya akan ada keturunan dari mereka yang masih berada di sulbi-sulbi ayahnya dan kelak keturunan akhir mereka akan bersama dajjal “.  

Penjelasan :
Dalam hadits di atas Nabi menginformasikan pada kita bahwasanya akan ada sekelompok manusia dari umat Nabi yang lepas dari agama Islam sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya dengan sifat dan ciri-ciri yang Nabi sebutkan sebagai berikut dalam hadits-haditsnya di atas : 
1. Senantiasa membaca al-Quran, Namun kata Nabi bacaanya tidak sampai melewati tenggorokannya artinya tidak membawa bekas dalam hatinya.  
2. Suka memerangi umat Islam. 
3. Membiarkan orang-orang kafir. 
4. Memperbagus ucapan, namun parkteknya buruk. 
5. Selalu mengajak kembali pada al-Quran, namun sejatinya al-Quran berlepas darinya. 
6. Bercukur gundul. 
7. Berusia muda. 
8. Lemahnya akal.  
9. Kemunculannya di akhir zaman. 
10. Generasi mereka akan terus berlanjut dan eksis hingga menajdi pengikut dajjal.  

Jika kita mau mengkaji, meneliti dan merenungi data-data hadits di atas dan melihat realita yang terjadi di tengah-tengah umat akhir zaman ini, maka sungguh sifat dan cirri-ciri yang telah Nabi sebutkan di atas, telah sesuai dengan kelompok yang selalu teriak lantang kembali pada al-Quran dan hadits, kelompok yang senantiasa mempermaslahkan urusan furu’iyyah ke tengah-tengah umat, kelompok yang mengaku mengikut manhaj salaf, kelompok yang senantiasa membawakan hadits-hadits Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam yaitu tidak ada lain adalah wahhabi yang sekarang bermetomorfosis menjadi salafi. 

Membaca al-Quran dan selalu membawakan hadist-hadits Nabi adalah perbuatan baik dan mulia, namun kenapa Nabi menjadikan hal itu sebagai tanda kaum yang telah keluar dari agama tersebut?? Tidak ada lain, agar umat ini tidak tertipu dengan slogan dan perilaku mereka yang seakan-akan membawa maslahat bagi agama Islam. Ciri mereka yang suka memerangi umat Islam, tidak samar dan tidak diragukan lagi, sejarah telah mencatat dan mengakui sejarah berdarah mereka di awal kemuculannnya, ribuan umat Islam dari kalangan awam maupun ulamanya telah menjadi korban berdarah mereka hanya karena melakukan amaliah yang mereka anggap perbuatan syirik dan kufr dan dianggap telah menentang dakwah mereka. Namun dengan musuh Islam yang sesungguhnya, justru mereka biarkan bahkan hingga saat ini mereka akrab dengan kaum kafir, adakah sejarahnya mereka memerangi kaum kafir?? 

Ciri berikutnya adalah memperbagus ucapan namun prakteknya buruk, mereka jika berbicara dengan lawannya selalu mengutarakan ayat-ayat al-Quran dan hadits, namun ucapanya tersebut tidaklah dinyatakan dalam prakteknya, kadang mereka membaca mushaf al-Quran pun sambil tiduran tanpa ada adabnya sama sekali.

Ciri berikutnya adalah mereka senantiasa berkoar-koar kepada kaum muslimin lainnya agar kembali pada al-Quran. Tanda mereka ini sangat nyata dan kentara kita ketahui pada realita saat ini, kaum wahabi selalu teriak kepada kaum muslimin untuk kembali pada Al-Quran. Ahlus sunnah selalu mengajak pada Al-Quran karena ajaran mereka memang bersumber dari Al-Quran, namun kenapa Allah menjadikan sifat ini sebagai tanda pada kaum neo khawarij (wahabi) ini?? Sebab merekalah satu-satunya kelompok yang dikenali dikalangan awam yang selalu teriak mengajak pada Al-Quran sedangkan Al-Quran sendiri berlepas diri dari mereka. Sehingga hal ini (yad’uuna ilaa kitabillah; mengajak kepada Al-Quran) menjadi tanda atas kelompok ini bukan pada kelompok khawarij lainnya. 

Tanda mereka adalah bercukur gundul, Hal ini menambah keyakinan kita bahwa yang dimaksud oleh Nabi dalam tanda ini adalah tidak ada lain kelompok wahabi. Tidak ada satu pun kelompok ahli bid’ah yang melakukan kebiasaan dan melazimkan mencukur gundul selain kelompok wahabi ini, mereka kelompok sesat lainnya hanya bercukur gundul pada saat ibadah haji dan umrah saja sama seperti kaum muslimin Ahlus sunnah. Namun kelompok wahabi ini menjadikan mencukur gundul ini suatu kelaziman bagi pengikut mereka kapan pun dan dimana pun. Bercukur gundul ini pun telah diakui oleh Tokoh mereka; Abdul Aziz bin Hamd (cucu Muhammad bin Abdul Wahhab) dalam kitabnya Majmu’ah Ar-Rasaail wal masaail : 578. 

Cirri berikutnya adalah berusia muda dan akalnya lemah, Mereka pada umumnya masih berusia muda tetapi lemah akalnya, atau itu adalah sebuah kalimat majaz yang bermakna orang-orang yang kurang berpengalaman atau kurang berkompetensi dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Subyektivitas dengan daya dukung pemaham yang lemah dalam memahaminya, bahkan menafsiri ayat-ayat Al-Qur`an dengan mengedepankan fanatik dan emosional golongan mereka sendiri. 

Kemunculan kaum ini ada di akhir zaman sebagaimana hadits Nabi di atas, kemudian generasi mereka juga akan terus berlanjut hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal menjadi pengikut setianya. 

Namun apa yang menyebabkan mereka terpengaruh oleh dajjal dan menjadi pengikut dajjal ?? berikut kajian dan analisa ilmiyyahnya :  

Sebab pertama: Wahabi beraqidahkan tajsim dan tasyabih. 
Sudah maklum dalam kitab-kitab mereka bahwa mereka meyakini Allah itu memiliki organ-organ tubuh seperti wajah, mata, mulut, hidung, tangan, kaki, jari dan sebagainya, dan mereka mengatakan bahwa organ tubuh Allah tidak seperti organ tubuh makhluk-Nya.

 Mereka juga meyakini bahwa Allah bertempat yaitu di Arsy, mereka juga memaknai istiwa dengan bersemayam dan duduk dan menyatakan semayam dan duduknya Allah tidak seperti makhluk-Nya. Mereka meyakini Allah turun ke langit dunia dari atas ke bawah di sepertiga malam terakhir, dan meyakini bahwa ketika Allah turun maka Arsy kosong dari Allah namun menurut pendapat kuat mereka Arasy tidak kosong dari Allah. Sungguh mereka telah memasukkan Allah dalam permainan pikiran mereka yang sakit itu. Dan lain sebagainya dari pensifatan mereka bahwa Allah berjisim.

 Nah, demikian juga dajjal, renungkanlah kisah dajjal yang disebutkan oleh Nabi dalam hadts-hadits sahihnya, bahwasanya dajjal itu berjisim, berorgan tubuh, memiliki batasan, dia berjalan secara hakikatnya, dia turun secara hakikatnya, dia berlari kecil secara hakikatnya, dia memiliki kaki secara hakikat, memiliki tangan secara hakikat, memiliki mata secara hakikat, memiliki wajah secara hakikat dan lain sebagainya..dan tidak ada lain yang menyebabkan mereka mengakui dajjal sebagai tuhannya kecuali karena berlebihannya mereka di dalam menetapkan sifat-sifat Allah tersebut dan memperdalam makna-maknanya hingga sampai pada derajat tajsim.  

Perhatikan dan renungkan sabda Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam berikut : 

إني حدثتكم عن الدجال، حتى خشيت أن لا تعقلوا ، إن المسيح الدجال قصير أفحج ، جعد أعور ، مطموس العين ، ليست بناتئة ، ولا جحراء ، فإن التبس عليكم ، فاعلموا أن ربكم ليس بأعور 

“ Sesungguhnya aku ceritkan pada kalian tentang dajjal, karena aku khawatir kalian tidak bisa mengenalinya, sesungguhnya dajjal itu pendek lagi congkak, ranbutnya keriting (kribo), matanya buta sebelah dan tidak menonjol dan cengkung, jika kalian masih samar, maka ketahuilah sesungguhnya Tuhan kalian tidaklah buta sebelah matanya “. (HR. Abu Dawud).

Nabi benar-benar khawatir umatnya tidak bisa mengenali dajjal, dan Nabi menyebutkan cirri-ciri dajjal yang semuanya itu bermuara pada jisim, dan menyebutkan aib-aib yang disepakati oleh kaum musyabbih dan sunni yang mutanazzih, namun kaum musyabbihah (wahabi-salafi) sangat mendominasi pada pemikiran tajsimnya sehingga bagi mereka Allah Maha melakukan apapun, dan Allah maha Mampu atas segala sesuatu, bahkan menurut mereka kemampuan Allah memungkinkan berkaitan dengan perkara yang mustahil bagi-Nya yang seharusnya kita sucikan, sehingga berkatalah sebagian mereka : Bahwa Allah jika berkehendak untuk bersemayam di punggung nyamuk, maka Allah pun akan bersemayam di atasnya. Naudzu billahi min dzaalik.

Sebab kedua: Tidak adanya pehamahan mereka tentang perkara-perkara di luar kebiasaan (khawariqul ‘aadah) atau disebut karomah. 
Realita yang ada saat ini, kaum wahhabi-salafi tidak pernah membicarakan tentang khawariqul ‘aadah atau karomah, bahkan mereka mengingkari karomah-karomah para wali Allah yang disebutkan oleh para ulama hafidz hadits seperti al-Hafidz Abu Nu’aim dalam kitab hilyahnya, imam Khatib al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya dan lainnya, bahkan mereka memvonis kafir kepada sebagian para wali Allah yang mayoritas ahli tasawwuf. Mereka tidak bisa mencerna karomah-karomah para wali yang ada sehingga tidak mempercayai imdadaat ruhiyyah (perkara luar biasa yang bersifat ruh) yang Allah berlakukan di tangan para wali-Nya yang bertaqwa sebagai kemuliaan Allah atas mereka.

Sedangkan dajjal akan dating dengan kesaktian-kesaktian yang lebih hebat dan luar biasa sebagai fitnah bagi orang yang Allah kehendaki, menumbuhkan tanah yang kering, menurunkan hujan, memunculkan harta duniawi, emas, permata, menghidupkan orang yang mati dan lain sebagainya, sedangkan kaum wahhabi tidak perneh membicarakan khawariqul ‘aadat semacam itu, sehingg akal mereka tidak mampu membenarkannya, oleh sebab itu ketika dajjal muncul dengan membawa khowariqul ‘aadat semacam itu disertai pengakuan rububiyyahnya, maka bagi wahabi dajjal itu adalah Allah, karena wahabi tidak mengathui sama sekali tentang khowariqul ‘aadat yang Allah jalankan atas seorang dari golongan manusia, mereka pun tidak mampu membedakan antara pelaku secara hakikatnya dan semata-semata sebab / perantaranya, maka bercampurlah pemahaman mereka antara kekhususan sang pencipta dengan makhluk-Nya. Seandainya mereka mengetahui bahwa apa yang terjadi dari khowariqul ‘aadat hanyalah semata-mata dari qudrah Allah, dan manusia hanyalah perantara, maka wahabi tidak akan heran atas apa yang dilakukan dajjal. Dan seandainya kaum wahabi bertafakkur atas khowariqul ‘aadat yang terjadi dari para Nabi dan wali, maka wahabi tidak akan terkena fitnah oleh khowariqul ‘aadat yang terjadi dari dajjal sebagai bentuk istidraajnya.

 Yang membedakan khowariqul ‘aadat yang terjadi atas para Nabi dan dajjal adalah bahwa para nabi memperoleh hal itu sebagai penguat kebenaran yang mereka serukan, sedangkan dajjal memperolah hal itu sebagai fitnah atas seseorang yang mengaku rububiyyah, perkara hal itu sama-sama perkara khowariqul ‘aadat (perkara luar biasa).

Sebab ketiga: Bermanhaj khowarij yakni keluar dari jama’ah muslimin dan mengkafirkan kaum muslimin. 
Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam mensifati pengikut dajjal bahwasanya mereka adalah kaum khowarij, sebagaimana sebagian telah dijelaskan di awal : 

يَخْرُجُ نَاسٌ مِنَ اْلمَشْرِقِ يَقْرَؤُونَ اْلقُرْانَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ كُلَّمَا قَطَعَ قَرْنٌ نَشَأَ قَرْنٌ حَتَّى يَكُوْنَ آخِرُهُمْ مَعَ اْلمَسِيْخِ الدَّجَّالِ 

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun / generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya). 

Arah Timur yang Nabi maksud tidak ada lain adalah arah Timur kota Madinah yaitu Najd sebab Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam telah menspesifikasikan letak posisinya yaitu tempat dimana ciri-ciri khas penduduknya orang-orang yang memiliki banyak unta dan baduwi yang berwatak keras dan berhati kasar dan tempat di mana menetapnya suku Mudhar dan Rabi’ah, dan semua itu hanya ada di Najd Saudi Arabia, Nabi bersabda : 

مِنْ هَا هُنَا جَاءَتِ اْلفِتَنُ ، نَحْوَ اْلمَشْرِقِ ، وَاْلجَفَاءُ وَغِلَظُ اْلقُلوْبِ فيِ اْلفَدَّادِينَ أَهْلُ اْلوَبَرِ ، عِنْدَ أُصُوْلِ أَذْنَابِ اْلإِبِلِ وَاْلَبقَرِ ،فِي رَبِيْعَةْ وَمُضَرً 

“Dari sinilah fitnah-fitnah akan bermunculan, dari arah Timur, dan sifat kasar juga kerasnya hati pada orang-orang yang sibuk mengurus onta dan sapi, kaum Baduwi yaitu pada kaum Rabi’ah dan Mudhar “. (HR. Bukhari). 

Maka kaum wahhabi-salafi ini adalah regenerasi dari kaum khowarij pertama di masa Nabi dan sahabat, perbedaaanya kaum khowarij pertama bermanhaj mu’aththilah (membatalkan sifat-sifat Allah), sedangkan kaum neo khowarij (wahhabi) ini bermanhaj tajsim dan taysbiih. Walaupun berbeda, namun sama-sama menyimpang dari aqidah Islam, dan Allah merubah manhaj mereka dari kejelekan menuju manhaj yang lebih jelek lagi sebagai balasan atas kedhaliman dan kesombongan yang memenuhi hati mereka. Atas manhaj tajsim mereka inilah menjadi penyebab wahhabi mudah terpengaruh oleh dajjal, sedangkan khowarij terdahulu jika masih ada yg mengikuti manhaj ta’thilnya tidak mungkin terpengaruh oleh dajjal, sebab sangat anti terhadap sifat-sifat Allah, mereka mensucikan Allah dari sifat gerak, pindah, bersemayam, diam, duduk, turun dan sebagainya bahkan mereka membatalkan sifat-sifat wajib Allah.  

Maka dengan jelas wahabi kelak akan menjadi penikut dajjal, naudzu billahi min syarril wahhabiyyah wa imaamihim dajjal. 

Wahhabi-Salafi Neo Khowarij.

Nabi shallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “ Ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sedang membagi-bagikan pembagian(harta), datang Dzul Khuwaishirah, seorang laki-laki dari Bani Tamim, lalu berkata; Wahai Rasulullah, tolong engkau berlaku adil. Maka beliau berkata: Celaka kamu!. Siapa yang bisa berbuat adil kalau aku saja tidak bisa berbuat adil. Kemudian ‘Umar berkata; Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk memenggal batang lehernya!. Beliau berkata: Biarkanlah dia. Karena dia nanti akan memiliki teman-teman yang salah seorang dari kalian memandang remeh shalatnya dibanding shalat mereka, puasanya dibanding puasa mereka. Mereka membaca Al Qur’an namun tidak sampai ke tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama seperti melesatnya anak panah dari hewan buruannya. Kemudian dilihat mata tombaknya dan tidak didapati apa-apa, kemudian dilihat ikatan yang ada di atas mata tombaknya, dan tidak didapati apa-apa. Kemudian dilihat kayu panahnya dan tidak didapati apa-apa, kemudian dilihat bulu panahnya dan tidak didapati apa-apa. Ciri-ciri mereka adalah laki-laki berkulit hitam yang salah satu dari dua lengan atasnya bagaikan payudara wanita atau bagaikan potongan daging yang bergerak-gerak. Mereka akan muncul pada zaman timbulnya firqah/golongan. Abu Sa’id berkata, Aku bersaksi bahwa aku mendengar hadits ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan aku bersaksi bahwa ‘Ali bin Abu Thalib telah memerangi mereka dan aku bersamanya saat itu lalu dia memerintahkan untuk mencari seseorang yang bersembunyi lalu orang itu didapatkan dan dihadirkan hingga aku dapat melihatnya persis seperti yang dijelaskan ciri-cirinya oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam “. (HR Bukhari 3341).

Dari hadits ini, kita dapat pahami bahwa tokoh awal yang keluar dari Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam adalah Dzul Khuwaishirah at-Tamimi yang berasal dari Najd dan tinggal di sana. Kemudian dari generasi keturunannya atau pengikutnya, akan muncul kelompok yang Nabi sifati dengan sifat-sifat di atas yaitu : sangat bersungguh-sungguh dalam beribadah, senantiasa membaca Al-Quran namun semua itu tidak membekas dalam hatinya dan lepas dari agama sebagaimana lepasnya anak panah dari busurnya dan karena sangat cepat dan kuatnya tarikan sipemanah hingga tidak membekas sedikitpun dari darah atau daging buruannya, artinya mereka lepas dari agama Islam dan tidak membawa sedikitpun darinya. Mereka inilah kaum Khawarij yang akan terus berlanjut hingga masa fitnah dajjal dan awal perbuatan buruk yang mereka lakukan adalah membunuh imam Ali Radhiallahu ‘anhu wa ‘an ashaabi Rasulillah ajma’iin.

Imam Al-Khoththabi berkomentar :
الضئضئ الأصل يريد أنه يخرج من نسله الذين هو أصلهم أو يخرج من أصحابه وأتباعه الذين يقتدون به ويبنون رأيهم ومذهبهم على أصل قوله

“ Makna dhidhi’ adalah asal. Nabi bermaksud bahwa akan keluar dari keturunannya orang-orang yang dia (Dzul Khuwaishirah) menjadi bibit awal mereka, atau akan keluar dari sahabatnya atau pengikutnya yang mengikutinya dan membangun pemikiran dan madzhabnya atas dasar asal ucapannya “.

=========
Di antara kaum yang mengikuti manhaj Dzul Khuwaishirah at-Tamimi tersebut adalah kaum wahabi, kenapa? 

Sebab Rasulullah Saw telah menginformasikan sifat dan ciri-ciri mereka : 
1. Kemunculan mereka dari arah Timur kota Madinah tepatnya dari kota Najd Saudi Arabia:

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


من ها هنا جاءت الفتن ، نحو المشرق ، والجفاء وغلظ القلوب في الفدادين أهل الوبر ، عند أصول أذناب الإبل والبقر ، في ربيعة ومضر

“Dari sinilah fitnah-fitnah akan bermunculan, dari arah Timur, dan sifat kasar juga kerasnya hati pada orang-orang yang sibuk mengurus onta dan sapi, kaum Baduwi yaitu pada kaum Rabi’ah dan Mudhar “. (HR. Bukhari)

Suku Rabi'ah dan Mudhar sudah jelas berada di Najd. Lihat disini:
Dari Saudi Muncul Dajjal?

2. Sering membawakan hadits-hadits Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam dan juga ayat-ayat Al-Quran;

Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda ;


سيخرج في آخر الزمان قوم أحداث الأسنان سفهاء الأحلام يقولون قول خير البرية يقرؤون القرآن لا يجاوز حناجرهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ، فإذا لقيتموهم فاقتلوهم ، فإن قتلهم أجراً لمن قتلهم عند الله يوم القيامة

“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari : 3342).

3. Mereka selalu mengajak kembali kepada Al-Quran. 


يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ .

" Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “. 
(Sunan Abu Daud : 4765).

4. Berusia muda dan lemahnya akal. Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda ;


سيخرج في آخر الزمان قوم أحداث الأسنان سفهاء الأحلام يقولون قول خير البرية يقرؤون القرآن لا يجاوز حناجرهم يمرقون من الدين كما يمرق السهم من الرمية ، فإذا لقيتموهم فاقتلوهم ، فإن قتلهم أجراً لمن قتلهم عند الله يوم القيامة

“ Akan keluar di akhir zaman, suatu kaum yang masih muda, berucap dengan ucapan sbeaik-baik manusia (Hadits Nabi), membaca Al-Quran tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya, maka jika kalian berjumpa dengan mereka, perangilah mereka, karena memerangi mereka menuai pahala di sisi Allah kelak di hari kiamat “.(HR. Imam Bukhari 3342).

5. Bercukur gundul. Cirri khas ini merupakan cirri khas yang sangat menonjol bagi mereka dan merupakan penetapan dan penentuan dari Nabi shallahu ‘alaihi terhadap kelompok wahabi saat awal kemunculannya. Karena tidak ada satupun kelompok ahlul bid’ah yang melakukan kebiasaan itu selain kelompok wahabi ini.


يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا سِيمَاهُمْ قَالَ : التَّحْلِيقُ .

" Mereka mengajak pada kitab Allah tetapi justru mereka tidak mendapat bagian sedikitpun dari Al-Quran. Barangsiapa yang memerangi mereka, maka orang yang memerangi lebih baik di sisi Allah dari mereka “, para sahabat bertanya “ Wahai Rasul Allah, apa cirri khas mereka? Rasul menjawab “ Bercukur gundul “. 
(Sunan Abu Daud : 4765).

6. Mereka akan bersama dajjal di dalam menyebarkan fitnah terhadap kaum muslimin:

Rasul juga memberitahukan pada kita bahwa generasi mereka akan terus ada sampai akhir zaman dan sampai mereka menjadi pengikut dajjal. 

Dalam riwayat lainnya, Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


يخرج ناس من المشرق يقرؤن القران لا يجاوز تراقيهم كلما قطع قرن نشأ قرن حتى يكون آخرهم مع المسيخ الدجال

“ Akan muncul sekelompok manusia dari arah Timur, yang membaca al-Quran namun tidak melewati tenggorokan mereka. Tiap kali Qarn (kurun / generasi) mereka putus, maka muncul generasi berikutnya hingga generasi akhir mereka akan bersama dajjal “ (Diriwayatkan imam Thabrani di dalam Al-Kabirnya, imam imam Abu Nu’aim di dalam Hilyahnya dan imam Ahmad di dalam musnadnya).

 
Ketika sayyidina Ali dan para pengikutnya selesai berperang di Nahrawain, seseorang berkata :


الحمد لله الذي أبادهم وأراحنا منهم

“ Alhamdulillah yang telah membinasakan mereka dan mengistirahatkan kita dari mereka “, maka sayyidina Ali menyautinya :


كلا والذي نفسي بيده إن منهم لمن هو في أصلاب الرجال لم تحمله النساء وليكونن آخرهم مع المسيح الدجال

“ Sungguh tidak demikian, demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya akan ada keturunan dari mereka yang masih berada di sulbi-sulbi ayahnya dan kelak keturunan akhir mereka akan bersama dajjal “.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: