Catatan:
- Seorang muslim tidak boleh mengingkari hadits di atas apalagi
riwayatnya shohih dengan periwayat dua imam hadits terpercaya (Imam
Bukhari dan Imam Muslim)
- Seorang muslim tidak boleh berdusta dan asal berdalih, mencampur
adukkan yang haq dengan yang bathil, serta menyembunyikan kebenaran
hanya untuk membela golongannya. Bukan untuk menegakkan kebenaran dan
melayani kepentingan kaum Muslimin seluruhnya. Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang paling dibenci Allah ialah pembantah yang mencari-cari alasan untuk memenangkan pendapatnya.“ Riwayat Muslim.
- Salafy / Wahabi tidak perlu khawatir jika mereka merasa benar-benar
berada di atas kebenaran. Atau bahkan merasa paling benar sendiri. Siapa
tahu yang dimaksud Rasulullah adalah fitnah lain seperti kemungkinan
munculnya para du’at penyeru pintu Jahannam dari Nejd (Arab). Mereka
menyerukan egoisme dan sombongisme berkedok monoteisme (tauhid) sehingga
yang mengijabahinya akan memasuki pintu Jahannam itu menjadi gerombolan
anjing-anjing neraka.
- Maksud asal fitnah dari Nejd (Arab Saudi) tidak bisa kemudian
dilihat dari lahirnya saja. Boleh jadi kita tertipu melihat suasana yang
terkesan tenang dan baik. Hal ini seperti tsunami. Asalnya gempa di
kedalaman laut. Tapi lautnya sendiri terlihat tenang setelah gempa itu.
Kemudian negeri-negeri di sekitarnya mengalami imbas kerusakan yang
dahsyat.
- Dalam sejarah Islam, satu-satunya kelompok yang bercukur adalah para
penganut Muhammad bin Abdul Wahab, karena dia telah memerintahkan
setiap pengikutnya mencukur rambut kepalanya hingga mereka yang
mengikuti tidak diperbolehkan berpaling dari majlisnya sebelum bercukur
gundul. Hal tersebut terjadi di masa lalu dan kini sudah ditinggalkan.
(Sumber : rubrik : Bayan, majalah bulanan Cahaya Nabawiy No. 33 Th.III
Syaban 1426 H / September 2005 M)
- Kesimpulan: Kita harus hati-hati dengan semua syubhat dan fitnah
yang berasal dari negeri Nejd (timurnya Hijaz). Kita harus belajar
sejarah (tarikh) khususnya tentang negeri Nejd sejak zaman nabi, dakwah
Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahab (Gerakan Wahabi) sampai terbentuknya
Kerajaan Saudi Arabia. Kita juga harus selalu memantau Nejd, negeri
timurnya Madinah, yang di sana ada kota Riyadh, ibukotanya Kerajaan
Saudi Arabia (KSA), termasuk gerak-gerik mereka terhadap kepentingan
Kaum Muslimin di seluruh dunia. Hati-hatilah fitnah dari Nejd (timurnya
Hijaz) !
Da’i-da’i Arab Mengajak ke Pintu Jahannam
Kemudian, mari kita bahas hadits shohih berikutnya:
Dari Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiyallahu Ta’ala Anhu berkata :
Manusia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena
khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya ; “Wahai
Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan,
kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini. Apakah setelah ini ada
keburukan ?” Beliau bersabda : “Ada”. Aku bertanya : ” Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan ?” Beliau bersabda :” Ya, akan tetapi didalamnya ada kabut (dakhanun)” . Aku bertanya : “Apakah dakhanun itu ?”. Beliau menjawab : “Suatu
kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan
selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah.” Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan ?” Beliau bersabda : “Ya, da’i – da’i yang mengajak ke pintu Jahannam. Barangsiapa yang mengijabahinya, maka akan dilemparkan ke dalamnya.” Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, berikan ciri-ciri mereka kepadaku”. Beliau bersabda : “Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa dengan bahasa kita.” Aku bertanya : “Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya ?” Beliau bersabda : “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya”. Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya ?” Beliau bersabda : “Hindarilah
semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut
menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu” (HR Bukhori dan Muslim).
Jika diperhatikan, saya mengklasifikasikan masa keburukan sebagai masa
meraja-lelanya kaum khawarij yang membunuh sesama muslim. Sebab fitnah
ini sangat merepotkan untuk kita berantas, kaum khawarij itu muslim,
bahkan terlihat lebih sholih dari kita (sehingga kita kesulitan untuk
memerangi mereka secara frontal), tapi mereka terbukti fasik (suka
mencaci muslim & akhlaqnya bejat) karena mereka selalu memandang
hitam-putih (tidak terlihat kebijaksanaannya), dan akhirnya kafir (jika
mereka mengkafirkan atau membunuh muslim yang tidak kafir). Pelajaran
terpenting dari hadits-hadits di atas bukanlah sebuah penguatan untuk
menuduh kelompok ini sesat atau kelompok anu sesat. Tetapi, pelajaran
terpenting yang harus diambil seorang muslim adalah:
- Dakwah yang menentang dan memerangi dakhanun beserta
bid’ah-bid’ahnya secara berlebihan (ekstrim) adalah du’at yang menyeru
ke pintu jahannam. Disebut demikian karena kebencian dan permusuhan yang
berlebihan sehingga jika diijabahi akan terjadi perselisihan yang
banyak, perpecahan dan banyak pembunuhan terhadap sesama muslim yang
mengantarkan pelakunya masuk jahannam. Kaum muslimin pun terancam dari
bahaya lidah dan tangan mereka. Mereka ini menghadirkan masa keburukan
buat kaum muslimin. Mereka juga mengikuti kaum Yahudi yang mengusung
faham egoism dan terjangkiti penyakit sombong. Anggapan sesat mereka
adalah hanya mereka sendiri yang benar dan mereka menolak kebenaran dari
luar kalangannya. Ketahuilah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
pernah bersabda, “Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat atom rasa sombong.” Kemudian beliau bersabda, “Sombong yaitu menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim) Kemudian, mereka hampir sangat sulit diajak kembali karena mereka membaca
Al-Qur’an namun tidak sampai melewati kerongkongan mereka (tidak sampai
ke hati), mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari
busurnya, mereka tidak akan bisa kembali seperti anak panah yang tak
akan kembali ketempatnya.
- Tidak mengijabahi da’i-da’i yang mengajak ke pintu Jahannam.
Ciri-ciri mereka adalah mempunyai kulit seperti kita dan berbahasa
dengan bahasa kita. Karena kulit dan bahasa Rasulullah adalah Arab, maka
da’i-da’i yang dimaksud adalah orang Arab.
- Sikap kita jika bertemu mereka: Berpegang teguhlah pada Jama’ah
Muslimin dan imamnya, seperti Kekhalifahan Islam Turki Usmani atau
Kekhalifahan Islam yang lain. Bukan jama’ah-jama’ah kecil dengan imamnya
yang menyeru pada golongannya.
- Karena sekarang kita tidak punya jama’ah yang dimaksud dan imamnya
maka: Hindarilah semua firqah itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon
hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu.
Pokok pohon yang dimaksud adalah Al Qur’an. Hati-hati saudaraku, jangan
sampai tertipu oleh da’i yang dimaksud, padahal kita disuruh menghindari
semua firqah. Taatlah pada Rasul yang menyuruh kita menghindari semua
firqah. Jika tidak, kita mudah disesatkan untuk berpegang teguh pada
golongan mereka, bukan berpegang teguh pada Al Quran. Cukup kita semua
berpegang pada Al Qur’an dan Sunnah. Kemudian bersabar menunggu
datangnya Imam Mahdi.
- Ali bin Abi Thalib berkata: “Jama’ah adalah kumpulan orang-orang
yang berada dalam kebenaran sekalipun jumlahnya sedikit. Sedangkan
firqah adalah kumpulan orang-orang batil sekalipun jumlahnya banyak.”
Dengan demikian, syarat agar kumpulan itu disebut jama’ah adalah
“kebenaran” yang bersama-sama ditegakkannya, bukan “bajunya” atau
“organisasinya”.
- Kenalilah Imam Mahdi dan pengikutnya, beliau datang dari timur,
menaklukkan Arab,Rum dan Dajjal Amerika Israel. Sembari menunggu
beliau, marilah kita terus menimba ilmu yang bermanfaat, memperbaiki
diri dengan amal sholih, menyelamatkan saudara semuslim dari bahaya
lidah dan tangan kita, menjaga ukhuwah islamiyah, amar ma’ruf nahy
munkar dan terus tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa.
- Kesimpulan: Berpegang teguhlah pada Al Qur’an dan Sunnah! Hindari
semua firqah apalagi firqah yang diseru oleh orang Arab. Apalagi jika
menilik dua hadits sebelumnya, maka: Hindari semua firqah, apalagi yang
diseru oleh orang Arab dari Nejd (Hijaz).
Fitnah Ulama Buruk yang Mengekor Penguasa
Beberapa hadits terkait hal ini ada beberapa;
- Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)
- Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan
seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR.
Asysyihaab)
- Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
- Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
- Para ulama fiqih adalah pelaksana amanat para rasul selama mereka
tidak memasuki (bidang) dunia. Mendengar sabda tersebut, para sahabat
bertanya, “Ya Rasulullah, apa arti memasuki (bidang) dunia?” Beliau
menjawab, “Mengekor kepada penguasa dan kalau mereka melakukan seperti
itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas keselamatan agamamu. (HR.
Ath-Thabrani)
- Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya
sendiri (Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya).
(HR. Ad-Dailami)
Sebagaimana nasehat di atas, hindari semua firqah, apalagi yang
diseru oleh orang Arab dari Nejd (Hijaz). Nah, selain keutamaan ulama’
(baik berdasarkan Al Qur’an . Amal perbuatannya juga tidak seperti
ajarannya. Jika dia mengajarkan taat pada Imam Kaum Muslimin, maka
seharusnya dia benar-benar taat. Salafi – Wahabi tidak perlu semakin
risau hanya karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berasal dari Nejd
(Hijaz) dan dikenal sangat dekat dengan Ibnu Saud sehingga mereka berdua
sangat heroik mengusir Khilafah Islamiyah Turki Usmani dan kemudian
mendirikan Kerajaan Saudi Arabia. Toh, beliau juga banyak berjasa dalam
memurnikan tauhid, bukan? Saya sendiri pernah membaca salah satu
kitabnya dan memang bagus. Tapi saya tidak tahu apakah akhlaq beliau
sebagus kitabnya.
Maka, tidak patut bagi seorang muslim memfitnah seorang muslim lain
apalagi ulama’ tanpa bukti yang nyata. Maka kita harus mempelajari
sejarah Kerajaan Arab Saudi
dulu baik-baik. Mereka yang sangat gemar menuduh dan memfitnah muslim
lain apalagi ulama’ Kaum Muslimin tentu dipertanyakan keislamannya.
Pemimpinnya disangka punya pegangan, padahal sama sekali tidak demikian !!!
Hadits berikutnya:
“Sungguh, menjelang terjadinya Kiamat ada masa-masa harj (kerusuhan / huru-hara)” Para sahabat bertanya
: “Apakah harj itu ?” Beliau bersabda
: “Pembunuhan.” Mereka bertanya
:
“Apakah lebih banyak jumlahnya dari orang yang kita bunuh? Sesungguhnya
kita dalam satu tahun membunuh lebih dari tujuh puluh ribu orang?” Beliau bersabda :
“Bukan pembunuhan orang-orang musyrik oleh kalian itu, tetapi pembunuhan dilakukan oleh sebagian kalian terhadap sesamanya (kaum muslimin) ” Mereka bertanya :
“Apakah pada masa itu kami masih berakal?“ Beliau bersabda,
“Akal
kebanyakan manusia zaman itu dicabut, kemudian mereka dipimpin oleh
orang-orang yang tak berakal, kebanyakan manusia menyangka para
pemimpin itu mempunyai pegangan, padahal sama sekali tidak demikian. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits shahih.).
Hampir tidak ada satupun orang yang berilmu mengingkari adanya fitnah
pembunuhan terhadap sesama muslim. Lihatlah konflik di Iraq,
Afghanistan, Pakistan dan di negeri-negeri Timur Tengah lainnya.
Biasanya konflik terjadi antara kaum Syi’ah Ekstrim dengan Sunni Ekstrim
yang dipicu fitnah khowarij. Berdasarkan hadits di atas, saya
bernasehat:
“Gunakan kembali akalmu, jangan mau dipimpin oleh orang (da’i-da’i)
yang tidak mempergunakan (meremehkan) akalnya. Apalagi pemimpin
(da’i-da’i) yang menyuruhmu meninggalkan akal agar tunduk pada
ajaran-ajaran mereka (taklid buta). Banyak orang tertipu. Sekali lagi,
banyak orang tertipu.
Kebanyakan manusia menyangka para pemimpin itu
punya pegangan (berperang di atas kebenaran, Al Qur’an dan Sunnah).
Padahal sama sekali tidak demikian. Mereka memfitnah kaum selain mereka,
menimbulkan permusuhan dan bersegera melakukan pembunuhan terhadap
sesama muslim. Saya nasehatkan kepada kaum muslimin; mohon ditahan lidah
dan tangan kalian dari saudara sesama muslim. Janganlah saling
membunuh, hanya karena perbedaan-perbedaan yang tidak mengeluarkan kita
dari Islam.”.
Keluar dari Jama’ah Kaum Muslimin
Barangsiapa keluar dari ketaatan serta memisahkan diri dari
jama’ah lalu mati, maka kematiannya adalah kematian secara jahiliyah.
Barangsiapa berperang dibawah panji ashabiyah, emosi karena ashabiyah
lalu terbunuh, maka mayatnya adalah mayat jahiliyah. Barangsiapa
memisahkan diri dari umatku (kaum muslimin) lalu membunuhi mereka, baik
yang shalih maupun yang fajir (jahat) dan tidak menahan tangan mereka
terhadap kaum mukminin serta tidak menyempurnakan perjanjian mereka
kepada orang lain, maka ia bukan termasuk golonganku dan aku bukan
golongannya” [HR Muslim].
Jangan memisahkan diri dari Jama’ah Kaum Muslimin dengan embel-embel
ashabiyah. Mereka bisa dikenali dari nama-nama mereka dan panji-panji
mereka. Mereka tidak lagi menamakan diri muslim (kaum muslimin),
melainkan nama-nama jahiliyah yang mereka ada-adakan. Mereka mudah
tersulut emosinya ketika disinggung kebanggaan ashabiyahnya.
Sesungguhnya mereka bukan golongan Nabi
(Kaum Muslimin) sekalipun mereka mengaku-ngaku sebagai golongan nabi
atau bahkan karena kebodohannya menganggap sebagai golongan yang paling
benar (selamat).
Sesungguhnya kebanyakan manusia menyangka mereka punya pegangan
(kebenaran, Al Qur’an dan Sunnah), padahal sama sekali tidak demikian.
Ciri-ciri mereka adalah dipimpin orang-orang tidak berakal (logikanya
rusak sehingga tidak mampu berfikir secara bijaksana) !!!
Salafi / Wahabi tidak perlu tersinggung. Lalu berkata bahwa saya
(penulis) memahami hadits-hadits di atas secara serampangan tanpa ilmu,
tidak ilmiah, tidak faham, tidak ada dasarnya, mengikuti akalnya yang
bodoh dan ahlul bid’ah. Lalu saya diminta mencari ilmu dulu dari mereka
yang punya pegangan kuat (Al Qur’an dan Sunnah) serta pemahaman yang
benar (Manhaj Salafus Sholih). Jika ciri-ciri di atas tidak ada pada
golongan kalian, maka janganlah bersikap ashobiyah dengan mengorbankan
kehormatan saudaramu semuslim. Bukankah orang yang berkata tanpa dasar
(ilmu) itu tidak baik? Bukankah golongan yang berada di atas kebenaran,
tidak perlu ragu dan seharusnya bersikap tenang?
KHAWARIJ: Benih Perselisihan Kaum Muslimin
Dalam sebuah hadits shahih dalam Musnad (disebutkan). “Suatu hari
Nabi melewati orang ini dalam keadaan sujud. Maka beliau menghampiri
para sahabatnya. Beliau berkata : “Siapa yang mau membunuhnya ?” Abu
Bakar mengiyakan, lalu bangkit dengan pedang terhunus. Kemudian beliau
menghampiri orang itu, belaiu mendapati sedang sujud. Maka beliaupun
kembali (tidak membunuhnya) seraya berkata :”Ya Rasulullah, bagaimana
aku membunuh yang mengucapkan laa illaha illa Allah?”. Demikian juga
yang dilakukan Umar. Kemudian Ali menyanggupinya, beliau bergegas ke
sana, tapi orang tersebut sudah tidak ada lagi. Kemudian. Beliau
bersabda : “Seandainya ia berhasil dibunuh, tentu tidak akan ada lagi
dua orang yang berselisih di antara umatku”.
Akan keluar pada akhir zaman suatu kaum, umurnya masih muda,
sedikit ilmunya, mereka mengatakan dari sebaik-baik manusia. Membaca
Al-Qur’an tidak melebihi kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti
terlepasnya anak panah dari busurnya”. [HR Bukhari & Muslim]
“Mencaci orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kufur” [Hadits Riwayat Bukhari No. 48, Muslim No. 64].
“Janganlah kalian menjadi kafir sepeninggalku, yaitu sebagian
kalian membunuh yang lain” [Hadits Riwayat Bukhari No. 121. Muslim No.
65].
Hadits-hadits di atas mencirikan kaum khawarij yang luar biasa dalam
beribadah namun tidak memahami Islam dengan benar. Mereka tidak faham
‘kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari agama’ (seperti membunuh
muslim tanpa alasan syar’i) serta kekufuran yang tidak mengeluarkan
pelakunya dari agama (seperti berhukum bukan dengan hukum Islam). Mereka
suka mengkafirkan, bersikap keras terhadap sesama muslim dan mereka
tidak akan segan-segan membunuhnya karena kaum khawarij bersikap ghuluw
(berlebih-lebihan/ekstrim) dalam beragama. Mereka mengikuti ahli kitab
yang sok tahu, memandang kaum muslimin salah padahal kebanyakan di
antara mereka sendiri terbukti fasik (suka mencaci kaum muslimin).
Ciri-ciri mereka masih muda dan ilmunya sedikit. Hadits di atas
menjelaskan tentang buruknya kaum khawarij (bukan golongan lain!).
Mereka menghadirkan mimpi buruk dengan membunuh Khalifah Ali serta
membuat perpecahan dan permusuhan. Sampai sekarang, mereka tetap
melakukan aksi-aksi bodohnya seperti terorisme dan lainnya. Maka jangan
heran jika kebanyakan teroris hampir pasti berawal dari mereka dan du’at
dari Nejd gemar sekali berseru dan saling tuduh khawarij di antara
mereka sendiri. Dengan demikian, saran buat pemerintah yang ingin
meminimalisir bahaya terorisme adalah mengajak kembali (taubat)
gerombolan anjing-anjing neraka itu kepada jama’ah kaum muslimin. Jika
mereka tidak mau (besar kemungkinan karena egoism dan kesombongannya)
maka usir saja mereka dari Nusantara dan kembalikan mereka ke Nejd.
Sesungguhnya negeri Arab akan segera kita perangi !
Arab Saudi akan diperangi dan Jazirah Arab akan kembali ke tangan Kaum Muslimin !!!
“Tidaklah dunia akan lenyap sehingga negeri Arab
dikuasai oleh seorang laki-laki dari ahli baitku (keluarga rumahku) yang
namanya sama dengan namaku.’’ [Musnad Ahmad 5: 199 hadits nomor
3573 dengan tahqiq Ahmad Syakir, dia berkata,”Isnadnya shahih.”Dan
Tirmidzi 6:485, dan dia berkata, “Ini adalah hadist hasan shahih.” Dan
Sunan Abu Daud 11: 371].
“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan.
Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian
kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian
perangi Dajjal, dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim 5161)
Kita mungkin merasa aneh, mengapa Arab akan diperangi lagi oleh kaum
Muslimin. Bukankah Islam berasal dari Arab? Bukankah penghuni jazirah
Arab sekarang ini adalah kaum muslimin? Sebetulnya tidak aneh karena
Rasulullah mengabarkan bahwa sumber fitnah dimulai dari Arab, dengan
da’i-da’i yang juga bercirikan orang Arab. Bahkan yang memeranginya
kemungkinan besar adalah bangsa timur dibawah pimpinan Imam Mahdi.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Qubai. Ia menuturkan : “(Pada suatu
ketika) kami bersama Abdullah Ibnu Amer Ibnu Al-Ash. Dia ditanya tentang
mana yang akan terkalahkan lebih dahulu, antara dua negeri.
Konstantinopel atau Rumiyyah. Kemudian ia meminta petinya yang sudah
agak lusuh. Lalu ia mengeluarkan sebuah kitab.” Abu Qubail melanjutkan
kisahnya : Lalu Abdullah menceritakan : “Suatu ketika, kami sedang
menulis di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba
beliau ditanya : “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel
atau Rumiyyah?” Beliau menjawab : “Kota Heraclius-lah yang akan
terkalahkan lebih dulu”. Maksudnya adalah Konstantinopel”.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Abi Syaibah,
Abu Amer Ad-Dani, Al-Hakim, dan Abdul Ghani Al-Maqdisi. Abdul Ghani
menilai bahwa hadits ini hasan sanadnya. Sedangkan Imam Hakim menilainya
sebagai hadits shahih. Penilaian Al-Hakim itu juga disetujui oleh Imam
Adz-Dzahabi.
Kata Rumiyyah dalam hadits di atas maksudnya adalah Roma, ibu kota
Italia sekarang ini, sedangkan Konstantinopel adalah ibukota Byzantium
(Romawi Timur). Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemenangan pertama ada
di tangan Muhammad Al-Fatih Al-Utsmani. Hal itu terjadi lebih dari
delapan ratus tahun setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyabdakan hadits di atas. Semoga kemenangan kedua segera berada di
tangan Muhammad bin ‘Abdullah Al Mahdi.
Kaum Muslimin harus bersatu dan berbaiat kepada Al Mahdi, baik
sukarela maupun terpaksa. Apakah Al Mahdi berasal dari golongannya
ataukah bukan. Apakah ia berwarga negara Arab ataukah bukan? Sebab
sejatinya Islam bukanlah Arab. Islam adalah agama untuk seluruh umat
manusia. Kaum Muslimin tidak mengikuti bangsa Arab. Kaum Muslimin
mengikuti Allah dan Rasul-Nya.
Selain alasan dari hadits-hadits shohih di atas, sebetulnya kaum
muslimin juga punya alasan kuat untuk memerangi Kerajaan Saudi Arabia
(KSA). Mereka telah merusak perbendaharaan kaum muslimin (situs-situs
Islam bersejarah) yang telah bertahun-tahun dijaga Salafus Sholih,
kedzaliman dan pembunuhan kaum muslimin tanpa alasan (seperti
menghukum/membunuh TKW yang membela diri/terpaksa/tidak sengaja membunuh
ketika hendak diperkosa – hukum di KSA tidak mengenal perkosaan kecuali
zina, jadi korban perkosaan justru dituduh pezina – sangat tidak adil
dan tidak islami, penyiksaan TKI Muslim, penembakan demonstran muslim,
dsb), dugaan keterlibatan KSA dalam memperkeruh krisis di Iraq, dugaan
perilaku bejat para petinggi di sana dengan gaya hidup hedonisnya tanpa
empati & mau peduli pada saudaranya di Palestina, serta alasan
terkuat dugaan keterlibatan mereka dalam makar jahat Zionisme
Internasional dari awal berdirinya Kerajaan sampai sekarang.
Boleh jadi, rakyat Saudi sendiri sekarang amat tertekan. Hampir mirip
kondisinya sama rakyat di negeri manapun dibawah pemerintahan otoriter.
Namun, semua itu tertutup rapat dan rahasia. Nah, bom sosial ini cepat
atau lambat akan meledak. Apalagi jika menilik tanda-tanda yang ada
sekarang. Tanda-tanda itu sangat jelas dengan gejala sosial perselisihan
hebat dan gejala alam dengan banyaknya gempa. Maka tinggal menunggu
waktu saja, mungkin sekitar beberapa tahun ke depan Al Mahdi akan
diutus.
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah
ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan
gempa-gempa. Maka ia akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran
sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan
kezaliman.” (HR Ahmad).
Jika kita melihat realitas dengan jeli serta mau mencari informasi
(dengan pikiran terbuka tentunya) maka terlihatlah bukti-bukti
konspirasi itu dengan sangat nyata. Mereka membuat makar, sedangkan
Allah juga sedang mempersiapkan makar-Nya. Maka, apakah konspirasi
Yahudi dan orang-orang kafir itu dapat mengalahkan makar Allah?
Jawabannya Tidak! Sekali-kali tidak! Mereka akan ditaklukkan, dalam
waktu yang dekat !!! Oleh sebab itu, bersiap-siaplah wahai kaum
muslimin, masa-masa kemenangan kita akan segera datang !!!
Bagaimana Solusinya?
“Ketahuilah bahwasanya bakal terjadi fitnah-fitnah (malapetaka)!” Kami bertanya: “Bagaimana jalan keluarnya wahai Rasululloh?” Beliau bersabda:
“Berpegang
teguh dengan Kitabullah, sebab di dalamnya disebutkan sejarah
orang-orang sebelum kalian, dan khabar tentang yang akan datang setelah
kalian, dan di dalamnya juga terdapat hukum terhadap perselisihan di
antara kalian. Ia adalah pemisah antara hak dan bathil, dan sekali-kali
bukanlah senda gurau. Barangsiapa mening-galkannya karena keangkuhan,
niscaya Alloh akan membinasakannya. Dan barangsiapa mencari petunjuk
dari selainnya, niscaya Alloh akan menye-satkannya. Ia adalah tali Alloh
yang kokoh. Dan ia adalah bacaan yang penuh hikmah. Dan ia adalah jalan
Alloh yang lurus.” (HR: Ahmad dan At-Tirmidzi).
Dari hadits di atas dapat diambil beberapa pembelajaran: Berpegang
teguh dengan Al Qur’an, belajar dari sejarah masa lalu (khususnya fitnah
& perselisihan yang menimpa ahli kitab), Al Qur’an adalah Al Furqan
(pembeda), jangan sombong dengan meninggalkan Al Qur’an, & Allah
akan memberikan petunjuk kepada kita melalui Al Qur’an. Sekali lagi,
Allah akan memberikan petunjuk di zaman fitnah ini melalui Al Qur’an.
Maka jadilah Ahlul Qur’an !!! Tidak hanya sekedar membaca tapi
benar-benar memahami dan merenungi isi kandungannya sampai ke hati.
Kemudian, kesimpulan umum dari tulisan di atas adalah:
“Berpegang
teguhlah kepada Al Qur’an !!! Berserah dirilah hanya kepada Allah dan
mintalah petunjuk hanya kepada-Nya saja melalui Al Qur’an! Hanya Dia
yang mampu memberikan petunjuk di zaman fitnah ini. Hindari semua
firqah, apalagi yang diseru oleh orang-orang Arab dari Nejd (Hijaz) yang
da’i-da’inya bergaul erat dengan penguasa, tidak berakal (memandang
rendah akal), terlihat seperti punya pegangan padahal sama sekali tidak
demikian serta bersifat tamak sehingga tidak tampak kebijaksanaannya !!!
Bersabarlah untuk menunggu Al Mahdi beserta pasukan panji-panji
hitamnya dari arah timur .”
“Aku adalah manusia biasa yang mungkin benar dan mungkin pula
salah. Oleh karena itu, hendaklah kamu memperhatikan dan meneliti
pendapatku itu. Jika sesuai dengan Al Quran dan As Sunnah maka ambillah,
dan jika bertentangan dengan keduanya maka tinggalkanlah.”
Wallahu a’lam
n.b.: Hendaknya kaum muslimin bersikap bijaksana, tidak asal
tuduh-menuduh tanpa bukti yang nyata. Boleh jadi yang dituduh lebih baik
daripada yang menuduh. Bahkan, siapa tahu suatu kaum sudah bertaubat
sehingga tidak layak diberikan tuduhan keji. Kemudian, mengapa dalam
tulisan ini banyak menyebut golongan Wahabi / Salafy / Salafiyyun?
Karena untuk membahas hadits-hadits di atas, firasat saya mengatakan
bahwa orang-orang Salafi Wahabi akan cepat tersinggung dan marah.
Soalnya KSA adalah negerinya Wahabi/Salafy.
Mari kita menjadikan ciri-ciri di atas sebagai introspeksi diri kita
masing-masing. Maksud dari tulisan di atas adalah mengabarkan
hadits-hadits terkait akhir zaman, khususnya fitnah dari Arab. Jika saya
salah memahami hadits-hadits di atas, silakan beri komentar penjelasan
dan maksud hadits-hadits tersebut. Namun jika Anda menafsirkan bahwa
hadits-hadits di atas sengaja ditujukan dan sangat mirip dengan
ciri-ciri pada kelompok Anda, kemudian Anda menuduh saya berdusta atau
memfitnah maka mengapa Anda sendiri tidak segera meninggalkan firqah
Anda? Apakah anda tidak berfikir? Anda sendiri yang menafsirkan bahwa
hadits-hadits itu mengarah ke firqah anda. Sementara saya sendiri tidak
berani mengarahkannya secara frontal karena siapa tahu mereka sudah
bertaubat.
Sesungguhnya saya hanyalah pemberi peringatan (bahaya fitnah Arab)
dan pembawa kabar gembira (akan datangnya Al Mahdi). Maka katakan
kebenaran meskipun pahit, janganlah takut akan manusia, takutlah pada
Allah.
Sebahagian para pengikut wahabi merasa marah jika kita
sebut bahawa Nejd tempat kelahiran Imam mereka adalah tempat keluarnya
tanduk Syaitan dan tempat keluarnya khawarij. Mereka beralasan bahwa Nedj yang di maksud Rasululah s.a.w adalah Iraq, karena negeri Iraq sumber dari kekacauan dan fitnah
.
Mari kita lihat sejauh mana kebenaran yang telah
disampaikan oleh pengikut wahabi yang terlalu fanatik dengan Imamnya
Muhammad bin Abdul Wahab sehingga beliau hampir seperti nabi
yang tidak salah dan khilaf. Padahal sangat nyata dan telah jelas dalam
sejarah beliau tergolong salah dan sesat
.
Informasi Bahaya fitnah daerah Najd berasal dari hadits Rasulullah
s.a.w yang menceritakan keberkatan tanah Yaman, dan Syam sebagaimana
didalam hadisnya
:
Artinya : Dari Ibnu Umar r.a berkata : Rasulullah s.a.w
menyebutkan : ” Ya Allah berilah keberkatan kepada negeri Syam kami,
berilah keberkatan kepada negeri Yaman kami, Berkata mereka : ” Pada
Najd kami Ya Rasulullah “, berkata Rasulullah : Ya Allah berilah
keberkatan kepada negeri Syam kami, berilah keberkatan kepada negeri
Yaman kami, Berkata mereka : ” Pada Najd kami Ya Rasulullah “, Berkata
Rasulullah : Disana terdapat kegoncangan ( aqidah ) dan fitnah, dan
disanalah terbitnya tanduk Syaitan. ( H.R . Bukhari , kitab al-Fitan, bab Qulun Nabi s.a.w. al-Fitnah Min Qibla al-Masyriq, no : 7094 )
.
Dari hadis ini kita mengetahui bahwa Rasul telah mendo’akan negeri Syam dan Yaman, sebab itulah para sahabat berlomba-lomba untuk pindah ke negeri Yaman dan Syam
.
Kenapa Najd yang terdapat di hadis ini bukan negeri Iraq? Adapun sebagai Jawabannya sebagai berikut :
1 – Negeri yang dido’akan Rasulullah adalah negeri-negeri yang telah masuk islam sebahagian penduduknya, sebahagian
ahli Syam telah mendatangi Nabi s.a.w. dan mengucap kalimat dua
Syahadah, penduduk Yaman mendatangi Rasul dan memeluk islam ketika itu,
sementara penduduk daerah Iraq tidak ada yang datang ke hadapan Rasul,
bahkan mereka masuk islam pada masa pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin
Khatab ketika penaklukkan negara Farsi, sementra penduduk Najd ( tempat
kelahiran pemimpin wahabi ) telah berbondong-bondong pergi ke Madinah
untuk memeluk islam, bagaimana boleh didalam hadis menyebutkan kalimat ”
di Nejd kami “. Sementara Iraq belum jatuh ke tangan umat
islam, dan masih di pegang oleh negara Farsi, ungkapan kami di sini
memiliki dua makna
:
Yang pertama : Para sahabat yang bersama
Rasul, dan mereka bermaksud bahwa ungkapan kami adalah makna kepemilikan
Iraq, dan ini mustahil sebab Iraq belum jatuh ketangan umat Islam
.
Yang kedua : Utusan yang datang dari Najd,
jikalau Najd itu Iraq, maka sesuatu yang mustahil sebab tidak ada
riwayat yang mengatakan adanya utusan kaum yang datang dari Iraq, maka mestilah Nejd tersebut bahagian negara yang dikenal yaitu Riyahd dan sekelilingnya
.
Sementara kalimat ” kami ” pada negeri Syam, karena telah
datang sebahagian utusan negeri Syam ke Madinah untuk memeluk islam dan
di Syam terdapat Baitul Maqdis, dan tempat para nabi-nabi terdahulu
.
2 – Rasul mengatakan bahwa Najd adalah tempat keluarnya tanduk syaiton, terlepas dari hakikat ataupun majaz, tapi yang dimaksud adalah orang yag membawa kesesatan dan fitnah bagi umat islam dan mereka tergolong dari orang – orang kafir. Karena
Syaitan pemimpin orang-orang kafir dan menyesatkan orang, ini sangat
jauh sekali keadaannya dengan fitnah yang berlaku di Iraq. Pembunuhan
Imam Ali r.a di tangan orang – orang Khawarij suatu fitnah yang lebih
kecil di bandingkan dengan fitnahnya Musailamah al-Kadzab yang berasal
dari Yamamah Nejd ( Riyadh sekarang ), yang telah mengaku nabi dan
membunuh puluhan para sahabat sehingga Umar bin Khatab menjadi sangat
takut sekali akan habisnya penghafal al-Qur`an disebabkan serangan
Musailamah
.
Musailamah dan pengikutnya tergolong orang-orang yang kafir
dan menyesatkan orang lain, sementara orang-orang Khawarij masih dalam
keadaaan islam sebagaimana didalam riwayat Ibnu Abbas dari Imam Ali di
dalam Sohih Bukhari. Tetapi mereka pelampau yang keluar dari
batasan, demikiannya juga pandangan ulama ahlus Sunnah bahwa khawarij
telah keluar dari jama’ah tetapi tidak keluar dari Islam. Dengan
demikian tahulah kita bahwa fitnah yang terdapat di Yamamah ( Najd )
lebih besar dari fitnah yang berada di Iraq, di Najd juga tedapat
khawarij dan golongan Qaramithoh yang kafir
.
3 – Kita mengetahui bahwa Iraq adalah negeri yang berkat juga. Bukti
keberkatan Iraq adalah pindahnya ulama-ulama besar dari golongan
sahabat ke Iraq seperti Imam Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas`ud,
Anas bin Malik, `Ammar bin Yasir, Hudzaifah bin Yaman, Sa`ad bin Abi
Waqash, Imran bin Hushain, jikalau negeri Iraq tidak berkat bagaimana
boleh para sahabat pindah ke Iraq berbondong-bondong. Di negeri Iraq
pula terbitnya banyak ulama hadis dan mazhab ahlussunnah seperti mazhab
Imam Hanafi, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Sufyan ats-Tsauri dan Sufyan
bin Uyaynah, timbulnya di baghdad ulama dan fakar-fakar qira`ah dan
Nahu, berbeda dengan Najd Yamamah yang tidak terdapat sedikitpun para
sahabat yang bermukim di situ bahkan para sahabat datang ke Najd Yamamah
untuk memerangi orang kafir dan murtad pengikut Musailamah. Bagaimana
bisa kita katakan bahwa Iraq tempat yang terkutuk dan tidak berkat,
sementara Iraq telah mengeluarkan jutaan ulama. Kenapa wahabi mengikuti
mazhab Hanbali sementara Imam Ahmad berasal dari Iraq
.
4 – Iraq telah masyhur ketika zaman jahiliyah, jikalau
Rasul bermaksud Iraq niscaya beliau akan sebutkan secara jelas dengan
namanya khusustetapi Rasul tidak menyebutkan Iraq bahkan
menyebutkan Najd yang berarti bukan Iraq. Jadi jika disebut dengan Najd
maka di maksud adalah Najd secara uruf yaitu daerah Yamamah , Dar’ah
dan sekitarnya, karena kawasan ini juga dataran tinggi
.
5 – Hadis Rasulullah s.a.w. yang berbunyi :
Artinya : Dari Ibnu Umar r.a. beliau mendengar Rasul
bersabda dalam keadaan mengarah ke bahagian arah timur Madinah : ”
Ingatlah bahwasanya fitnah datang dari sana dari tempat terbitnya tanduk
syaitan. ( H.R .Bukhari no : 7093 ).
Bahagian timur Madinah adalah Nejd ( bahagian Yamamah, Dir`ah, dll ) bukan Iraq. Ini jelas kalau kita melihat peta, adapun para ulama yang menafsirkan timur tersebut ke arah Iraq telah bersalah dengan kenyataan dan ilmu zaman sekarang, karena timurnya Madinah bukan Iraq
.
6 – Hadis Rasulullah s.a.w yang menyuruh penduduk Nejd agar berniat ihram dari Qarnu Manazil .
Artinya ari Abdullah
bin Umar r.a. beliau berkata : Rasulullah s.a.w. menyuruh penduduk
Madinah berniat ihram dari Dzul- Hulaifah, penduduk Syam dari Juhfah,
dan penduduk Nejd dari Qarn, Manazil. ( H.R. Malik , Kitab Hajj, bab Mawaqitu al-Ihlal no : 732 ).
Sementara lafaz didalam Sohih Bukhari ialah
:
Artinya ari Ibnu Umar
beliau berkata : Rasulullah telah menentukan miqat bagi ahli Najd di
Qaran, Juhfah untuk penduduk Syam, Dzul Hulaifah untuk penduduk Madinah,
, berkata Ibnu Umar : telah sampai kepadaku bahwa Nabi s.a.w. berkata :
” Bagi penduduk Yaman dari Yalamlam”. kemudian disebutkan Iraq, berkata
beliau : Ketika itu belum ada Iraq. ( H.R. Bukhari, no 7344 ).
Dari kedua hadis diatas jelaslah bahwa yang di maksud Najd
adalah daerah dataran tinggi yang terdiri dari Yamamah ( Riyadh sekarang
), Dir`ah dan lain-lainnya. Bukan Iraq, karena
ketika itu orang Iraq belum memeluk islam, sementara Qarnu Manazil
berhampiran dengan Yamamah (Riyadh sekarang ).
7 – Adapun riwayat yang menggantikan Masyriq ( arah timur ) kepada Iraq, riwayat ini telah diubah dan tidak shahih. Karena
kebanyakkan riwayat mengatakan Masyriq. Adapun
penafsiran Salim bin Abudullah bin Umar kepda Iraq adalah salah satu
ijtihad beliau yang belum bisa dijadikan pegangan, sebab bukan dari
penafsiran Rasulullah s.a.w.
Sebagaimana beliau pernah
berijtihad untuk melarang para wanita pergi shalat ke masjid sehingga
ayah beliau Abdullah bin Umar marah tidak bercakapan dengan beliau
sampai Abdullah bin Umar meninggal dunia
.
Hadits-hadits yang memberitakan akan datangnya Faham Wahabi.
Sungguh Nabi s a w telah memberitakan tentang golongan
Khawarij ini dalam beberapa hadits beliau, maka hadits-hadits seperti
itu adalah merupakan tanda kenabian beliau s a w, karena termasuk
memberitakan sesuatu yang masih ghaib (belum terjadi). Seluruh
hadits-hadits ini adalah shahih, sebagaimana terdapat dalam kitab shahih
BUKHARI & MUSLIM dan sebagian yang lain terdapat dalam selain kedua
kitab tsb. Hadits-hadits itu antara lain:
1. Fitnah itu datangnya dari sini, fitnah itu datangnya dari arah sini, sambil menunjuk ke arah timur (Najed-pen ).
2. Akan muncul segolongan manusia dari arah timur, mereka
membaca Al Qur’an tetapi tidak bisa membersihkannya, mereka keluar dari
agamanya seperti anak panah yang keluar dari busurnya dan mereka tidak
akan kembali ke agama hingga anak panah itu bisa kembali ketempatnya
(busurnya), tanda-tanda mereka bercukur kepala (plontos – pen).
3. Akan ada dalam ummatku perselisihan dan perpecahan kaum
yang indah perkataannya namun jelek perbuatannya. Mereka membaca Al
Qur’an, tetapi keimanan mereka tidak sampai mengobatinya, mereka keluar
dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya, yang tidak akan
kembali seperti tidak kembalinya anak panah ketempatnya. Mereka adalah
sejelek-jelek makhluk, maka berbahagialah orang yang membunuh mereka
atau dibunuh mereka. Mereka menyeru kepada kitab Allah, tetapi
sedikitpun ajaran Allah tidak terdapat pada diri mereka. Orang yang
membunuh mereka adalah lebih utama menurut Allah. Tanda-tanda mereka
adalah bercukur kepala (plontos – pen).
4. Di Akhir zaman nanti akan keluar segolongan kaum yang
pandai bicara tetapi bodoh tingkah lakunya, mereka berbicara dengan
sabda Rasulullah dan membaca Al Qur’an namun tidak sampai melewati
kerongkongan mereka, meraka keluar dari agama seperti anak panah keluar
dari busurnya, maka apabila kamu bertemu dengan mereka bunuhlah, karena
membunuh mereka adalah mendapat pahala disisi Allah pada hari kiamat.
5. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang
membaca Al Qur’an namun tidak sampai mengobati mereka, mereka keluar
dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya, mereka tidak akan
bisa kembali seperti anak panah yang tak akan kembali ketempatnya,
tanda-tanda mereka ialah bercukur kepala (plontos – pen).
6. Kepala kafir itu seperti (orang yang datang dari) arah
timur, sedang kemegahan dan kesombongan (nya) adalah (seperti kemegahan
dan kesombongan orang-orang yang) ahli dalam (menunggang) kuda dan onta.
7. Dari arah sini inilah datangnya fitnah, sambil mengisyaratkan ke arah timur (Najed – pen).
8. Hati menjadi kasar, air bah akan muncul disebelah timur
dan keimanan di lingkungan penduduk Hijaz (pada saat itu penduduk Hijaz
terutama kaum muslimin Makkah dan Madinah adalah orang-orang yang paling
gigih melawan Wahabi dari sebelah timur (Najed – pen).
9. (Nabi s a w berdo’a) Ya Allah, berikan kami berkah dalam
negeri Syam dan Yaman, para sahabat berkata: Dan dari Najed, wahai
Rasulullah, beliau berdo’a: Ya Allah, berikan kami berkah dalam negeri
Syam dan Yaman, dan pada yang ketiga kalinya beliau s a w bersabda: Di
sana (Najed) akan ada keguncangan fitnah serta disana pula akan muncul
tanduk syaitan.
10. Akan keluar dari arah timur segolongan manusia yang
membaca Al Qur’an namun tidak sampai membersihkan mereka. Ketika putus
dalam satu kurun, maka muncul lagi dalam kurun yang lain, hingga adalah
mereka yang terakhir bersama-sama dengan dajjal.
Dalam hadits-hadits tsb dijelaskan, bahwa tanda-tanda mereka
adalah bercukur kepala (plontos – pen). Dan ini adalah merupakan nash
atau perkataan yang jelas ditujukan kepada kaum khawarijin yang datang
dari arah timur, yakni para penganut Ibnu Abdil Wahab, karena dia telah
memerintahkan setiap pengikutnya bercukur rambut kepalanya hingga mereka
yang mengikut kepadanya tidaklah dibolehkan berpaling dari majelisnya
sebelum melakukan perintah tsb (bercukur – plontos). Hal seperti ini
tidak pernah terjadi sebelumnya dari aliran-aliran SESAT lainnya. Oleh
sebab itu, hadits-hadits tsb jelas ditujukan kepada mereka, sebagaimana
apa yang telah dikatakan oleh Sayyid Abdurrahman Al-Ahdal, seorang mufti
di Zubaid. Beliau r a berkata: “Tidak usah seseorang menulis suatu buku
untuk menolak Ibnu Abdil Wahhab, akan tetapi sudah cukup ditolak oleh
hadits-hadits Rasulullah s a w itu sendiri yang telah menegaskan bahwa
tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul), karena ahli bid’ah
sebelumnya tidaklah pernah berbuat demikian selain mereka.”.
Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabisme – pen) sungguh
pernah juga memerintah kaum wanitanya untuk bercukur (gundul – pen).
Pada suatu saat ada seorang wanita masuk agamanya dan memperbarui
Islamnya sesuai dengan doktrin yang dia masukkan, lalu dia memerintahkan
wanita itu bercukur kepala (gundul pacul – pen). Kemudian wanita itu
menjawab: “Anda memerintahkan kaum lelaki bercukur kepala, seandainya
anda memerintahkan mereka bercukur jenggot mereka maka boleh anda
memerintahkan kaum wanita mencukur rambut kepalanya, karena rambut kaum
wanita adalah kedudukannya sama dengan jenggot kaum lelaki”. Maka dia
kebingungan dan tidak bisa berkata apa-apa terhadap wanita itu. Lalu
kenapa dia melakukan hal itu, tiada lain adalah untuk membenarkan sabda
Nabi s a w atas dirinya dan para pengikutnya, yang dijelaskan bahwa
tanda-tanda mereka adalah bercukur (gundul/plontos). Jadi apa yang dia
lalukan itu semata-mata membuktikan kalau Nabi s a w itu benar dalam
segala apa yang disabdakan.
Adapun mengenai sabda Nabi s a w yang mengisyaratkan bahwa
akan ada dari arah timur (Najed – pen) keguncangan dan dua tanduk
syaithon, maka sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua
tanduk syaithon itu tiada lain adalah Musailamah Al-Kadzdzab dan
Muhammad Ibn Abdil Wahhab.Sebagian ahli sejarah menyebutkan peperangan
BANI HANIFAH, mengatakan: Di akhir zaman nanti akan keluar di negeri
Musailamah seorang lelaki yang menyerukan agama selain agama Islam.
Ada beberapa hadits yang didalamnya menyebutkan akan timbulnya fitnah, diantaranya adalah:
1. Darinya (negeri Musailamah dan Muhammad bin Abdul Wahhab)
fitnah yang besar yang ada dalam ummatku, tidak satupun dari rumah orang
Arab yang tertinggal kecuali dimasukinya, peperangan bagaikan dalam api
hingga sampai keseluruh Arab, sedang memeranginya dengan lisan adalah
lebih sangat (bermanfaat – pen) daripada menjatuhkan pedang.
2. Akan ada fitnah yang menulikan, membisukan dan membutakan,
yakni membutakan penglihatan manusia didalamnya sehingga mereka tidak
melihat jalan keluar, dan menulikan dari pendengaran perkara hak, barang
siapa meminta dimuliakan kepadanya maka akan dimuliakan.
3. Akan lahir syaithon dari Najed, Jazirah Arab akan goncang
lantaran fitnahnya. Al-Allamah Sayyid Alwi bin Ahmad bin Hasan bin
Al-Quthub As-Sayyid Abdullah Al-Haddad Ba’Alawi didalam kitabnya: ”Jalaa’uzh zhalaam fir rarrdil Ladzii adhallal ‘awaam”
sebuah kitab yang agung didalam menolak faham wahabi, beliau r a
menyebutkan didalam kitabnya sejumlah hadits, diantaranya ialah hadits
yang diriwayatkan oleh Abbas bin Abdul Muthalib r a sbb: “Akan
keluar di abad kedua belas nanti dilembah BANI HANIFAH seorang lelaki,
tingkahnya seperti pemberontak, senantiasa menjilat (kepada penguasa Sa’ud – pen)
dan menjatuhkan dalam kesusahan, pada zaman dia hidup banyak kacau
balau, menghalalkan harta manusia, diambil untuk berdagang dan
menghalalkan darah manusia, dibunuhnya manusia untuk kesombongan, dan
ini adalah fitnah, didalamnya orang-orang yang hina dan rendah menjadi
mulia (yaitu para petualang & penyamun digurun pasir – pen), hawa nafsu mereka saling berlomba tak ubahnya seperti berlombanya anjing dengan pemiliknya”.
Kemudian didalam kitab tersebut Sayyid Alwi menyebutkan bahwa orang
yang tertipu ini tiada lain ialah Muhammad bin Abdul Wahhab dari Tamim.
Oleh sebab itu hadits tersebut mengandung suatu pengertian bahwa Ibnu
Abdul Wahhab adalah orang yang datang dari ujung Tamim, dialah yang
diterangkan hadits Nabi s a w yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu
Sa’id Al-Khudri r a bahwa Nabi s a w bersabda: “Sesungguhnya
diujung negeri ini ada kelompok kaum yang membaca Al Qur’an, namun tidak
sampai melewati kerongkongan mereka, mereka keluar dari agama seperti
anak panah keluar dari busurnya, mereka membunuh pemeluk Islam dan
mengundang berhala-berhala (Amerika, Inggeris dan kaum Zionis baik untuk penggalian berhala purbakala atau untuk kepentingan yang lain – pen),
seandainya aku menjumpai mereka tentulah aku akan membunuh mereka
seperti dibunuhnya kaum ‘Ad.Dan ternyata kaum Khawarij ini telah
membunuh kaum muslimin dan mengundang ahli berhala (Amerika, Zionis dan sekutunya – pen) ”. Ketika Imam Ali bin Abi Thalib kw ditebas oleh kaum khawarij, ada seorang lelaki berkata: “Segala Puji bagi Allah yang telah melahirkan mereka dan menghindarkan kita dari mereka”. Kemudian Imam Ali berkata: “Jangan
begitu, demi Tuhan yang diriku berada didalam Kekuasaan-Nya, sungguh
diantara mereka ada seorang yang dalam tulang rusuknya para lelaki yang
tidak dikandung oleh perempuan, dan yang terakhir diantara mereka adalah
bersama dajjal”.
Ada hadits yang diriwayatkan oleh Abubakar didalamnya
disebutkan BANI HANIFAH, kaum Musailamah Al-Kadzdzab, Beliau s a w
berkata: “Sesungguhnya lembah pegunungan mereka senantiasa menjadi
lembah fitnah hingga akhir masa dan senantiasa terdapat fitnah dari para
pembohong mereka sampai hari kiamat”. Dalam riwayat lain disebutkan: “Celaka-lah Yamamah, celaka karena tidak ada pemisah baginya”.
Di dalam kitab Misykatul Mashabih terdapat suatu hadits berbunyi sbb:
“Di akhir zaman nanti akan ada suatu kaum yang akan membicarakan kamu
tentang apa-apa yang belum pernah kamu mendengarnya, begitu juga (belum
pernah) bapak-bapakmu (mendengarnya), maka berhati-hatilah jangan sampai
menyesatkan dan memfitnahmu”. Allah SWT telah menurunkan ayat Al Qur’an berkaitan dengan BANI TAMIM sbb: “Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar (mu) kebanyakan mereka tidak mengerti”. (QS. 49 Al-Hujurat: 4).
Juga Allah SWT menurunkan ayat yang khitabnya ditujukan kepada mereka sbb: “Jangan kamu semua mengangkat suaramu diatas suara Nabi”. (QS. 49 Al-Hujurat 2). Sayyid Alwi Al-Haddad mengatakan: “Sebenarnya
ayat yang diturunkan dalam kasus BANI HANIFAH dan mencela BANI TAMIM
dan WA”IL itu banyak sekali, akan tetapi cukuplah sebagai bukti buat
anda bahwa kebanyakan orang-orang Khawarij itu dari mereka, demikian
pula Muhammad bin Abdul Wahhab dan tokoh pemecah belah ummat, Abdul Aziz
bin Muhammad bin Su’ud (pendiri kerajaan Saudi Arabia – pen) adalah dari mereka”.
Diriwayatkan bahwa Nabi s a w bersabda: “Pada permulaan
kerasulanku aku senantiasa menampakkan diriku dihadapan kabilah-kabilah
pada setiap musim dan tidak seorangpun yang menjawab dengan jawaban yang
lebih buruk dan lebih jelek daripada penolakan BANI HANIFAH”. Sayyid Alwi Al-Haddad mengatakan: “Ketika
aku sampai di Tha’if untuk ziarah ke Abdullah Ibnu Abbas r a, aku
bertemu dengan Al-Allamah Syeikh Thahir Asy-Syafi’i, dia memberi tahukan
kepadaku bahwa dia telah menulis kitab guna menolak faham wahabi ini
dengan judul: “AL-INTISHARU LIL AULIYA’IL ABRAR”. Dia berkata kepadaku: “Mudah-mudahan
lantaran kitab ini Allah memberi mafa’at terhadap orang-orang yang
hatinya belum kemasukan bid’ah yang datang dari Najed (faham Wahabi),
adapun orang yang hatinya sudah kemasukan maka tak dapat diharap lagi
kebahagiannya, karena ada sebuah hadits riwayat Bukhari: ‘Mereka keluar dari agama dan tak akan kembali’. Sedang
yang dinukil sebagian ulama yang isinya mengatakan bahwa dia (Muhammad
bin Abdul Wahhab) adalah semata-mata meluruskan perbuatan orang-orang
Najed, berupa anjuran terhadap orang-orang Baduy untuk menunaikan sholat
jama’ah, meninggalkan perkara-perkara keji dan merampok ditengah jalan,
serta menyeru kemurnian tauhid, itu semua adalah tidak benar”.
Memang nampaknya dari luar dia telah meluruskan perbuatan
manusia, namun kalau ditengok kekejian-kekejiannya dan
kemungkaran-kemungkaran yang dilakukannya berupa:
1. Mengkafirkan ummat muslimin sebelumnya selama 600 tahun
lebih (yakni 600 tahun sebelum masa Ibnu Taimiyah dan sampai masa
Wahabi, jadi sepanjang 12 abad lebih.
2. Membakar kitab-kitab yang relatif amat banyak (termasuk
Ihya’ karya Al-Ghazali)3. Membunuh para ulama, orang-orang tertentu
& masyarakat umum.
4. Menghalalkan darah dan harta mereka (karena dianggap kafir – pen).
5. Melahirkan jisim bagi Dzat Allah SWT.
6. Mengurangi keagungan Nabi Muhammad saw, para Nabi & Rasul a s serta para Wali ra.
7. Membongkar makam mereka dan menjadikan sebagai tempat membuang kotoran (toilet).
8. Melarang orang membaca kitab “DALAA’ILUL KHAIRAT”, kitab Ratib dan dzikir-dzikir, kitab-kitab maulid Dziba’.
9. Melarang membaca Shalawat Nabi s a w diatas menara-menara
setelah melakukan adzan, bahkan telah membunuh siapa yang telah
melakukannya.
10. Menyuap orang-orang bodoh dengan doktrin pengakuan
dirinya sebagai nabi dan memberi pengertian kepada mereka tentang
kenabian dirinya dengan tutur kata yang manis.
11. Melarang orang-orang berdo’a setelah selesai menunaikan sholat.
12. Membagi zakat menurut kemauan hawa nafsunya sendiri.
13. Dia mempunyai i’tikad bahwa Islam itu sempit.
14. Semua makhluk adalah syirik.
15. Dalam setiap khutbah dia berkata bahwa bertawasul dengan para Nabi, Malaikat dan para Wali adalah kufur.
16. Dia mengkafirkan orang yang mengucapkan lafadz: “maulana atau sayyidina” terhadap seseorang tanpa memperhatikan firman Allah yang berbunyi: “Wasayyidan” dan sabda Nabi s a w kepada kaum Anshar: “Quumuu li sayyidikum”, kata sayyid didalam hadits ini adalah shahabat Sa’ad bin Mu’adz.
17. Dia juga melarang orang ziarah ke makam Nabi s a w dan menganggap Nabi s a w itu seperti orang mati lainnya.
18. Mengingkari ilmu Nahwu, lughat dan fiqih, bahkan melarang orang untuk mempelajarinya karena ilmu-ilmu tsb dianggap bid’ah.
Dari ucapan dan perbuatan-perbuatannya itu jelas bagi kita
untuk menyakini bahwa dia telah keluar dari kaidah-kaidah Islamiyah,
karena dia telah menghalalkan harta kaum muslimin yang sudah menjadi
ijma’ para ulama salafushsholeh tentang keharamannya atas dasar apa yang
telah diketahui dari agama, mengurangi keagungan para Nabi dan Rasul,
para wali dan orang-orang sholeh, dimana menurut ijma’ ulama’ keempat
mazhab Ahlissunnah wal jama’ah / mazhab Salafushsholeh (yang asli – pen)
bahwa mengurangi keagungan seperti itu dengan sengaja adalah kufur,
demikian kata sayyid Alwi Al-Haddad.
Dia berusia 95 tahun ketika mati dengan mempunyai beberapa
orang anak yaitu Abdullah, Hasan, Husain dan Ali mereka disebut dengan
AULADUSY SYEIKH atau PUTRA-PUTRA MAHA GURU AGUNG (menurut terminologi
yang mereka punyai ini adalah bentuk pengkultusan-individu, mengurangi
kemuliaan para Nabi dan Rasul tapi memuliakan dirinya sendiri – dimana
kejujurannya? – pen). Mereka ini mempunyai anak cucu yang banyak dan
kesemuanya itu dinamakan AULADUSY SYEIKH sampai sekarang.
Catatan: Kalau melihat 18 point doktrin Wahabi diatas maka
jelaslah bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang preman dan
petualang akidah serta sama sekali tidak dapat digolongkan bermazhab
Ahlissunnah Wal Jama’ah atau mazhab Salafush-Sholeh.
Ada lagi doktrin yang tidak disebutkan oleh penulis diatas yaitu:
1. Melarang penggunaan alat pengeras untuk adzan atau dakwa atau apapun.
2. Melarang penggunaan telpon.
3. Melarang mendengarkan radio dan TV.
4. Melarang melagukan adzan.
5. Melarang melagukan / membaca qasidah.
6. Melarang melagukan Al Qur’an seperti para qori’ dan qari’ah yakni yang seperti dilagukan oleh para fuqoha.
7. Melarang pembacaan Burdah karya imam Busiri rahimahullah.
8. Melarang mengaji “sifat 20″ sebagai yang tertulis
dalam kitab Kifatayul Awam, Matan Jauharatut Tauhid, Sanusi dan
kitab-kitab Tauhid Asy’ari / kitab-kitab Ahlussunnah Wal Jama’ah, karena
tauhid kaum Wahabi berkisar Tauhid “Rububiyah & uluhiyah” saja.
9. Imam Masjidil Haram hanya seorang yang ditunjuk oleh
institusi kaum Wahabi saja, sedang sebelum Wahabi datang imam masjidil
Haram ada 4 yaitu terdiri dari ke 4 madzhab Ahlussunnah yaitu Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Inilah, apakah benar kaum Wahabi sebagai
madzhab Ahlissunnah yang melarang madzhab Ahlussunnah?. Tepatnya, Wahabi
adalah: “MADZHAB YANG MENGHARAMKAN MADZHAB”.
10. Melarang perayaan Maulid Nabi pada setiap bulan Rabiul Awal.
11. Melarang perayaan Isra’ Mi’raj yang biasa dilaksanakan
setiap malam 27 Rajab, jadi peraktis tidak ada hari-hari besar Islam,
jadi agama apa ini kok kering banget?
12. Semua tarekat sufi dilarang tanpa kecuali.
13. Membaca dzikir “La Ilaaha Illallah” bersama-sama setelah shalat dilarang.
14. Imam dilarang membaca Bismillah pada permulaan Fatihah dan melarang pembacaan Qunut pada shalat subuh.
Beberapa diantara larangan-larangan itu tetap saja dilanggar
oleh para pengikutnya, hal ini menunjukkan bahwa mereka adalah kaum
munafiq.
Doktrin-doktrin Wahabi ini tidak lain berasal dari gurunya
Muhammad bin Abdul Wahhab yakni seorang orientalis Inggris bernama
Hempher yang bekerja sebagai mata-mata Inggris di Timur Tengah guna
mengadu domba kaum muslimin. Imprealisme / Kolonialisme Inggris memang
telah berhasil mendirikan sekte-sekte bahkan agama baru ditengah ummat
Islam seperti Ahmadiyah dan Baha’i. Jadi Wahabiisme ini sebenarnya
bagian dari program kerja kaum kolonial.
Mungkin pembaca menjadi tercenggang kalau melihat nama-nama
putra-putra Muhammad bin Abdul Wahhab yaitu Abdullah, Hasan, Husain dan
Ali dimana adalah nama-nama yang tekait dekat dengan nama tokoh-tokoh
ahlilbait, hal ini tidak lain putra-putranya itu lahir sewaktu dia belum
menjadi rusak karena fahamnya itu dan boleh jadi nama-nama itu
diberikan oleh ayah dari Muhammad bin Abdul Wahhab yang adalah seorang
sunni yang baik dan sangat menentang putranya setelah putranya rusak
fahamnya dan demikian pula saudara kandungnya yang bernama Sulaiman bin
Abdul Wahhab sangat menentangnya dan menulis buku tentangan kepadanya
yang berjudul: ”ASH-SHAWA’IQUL ILAHIYAH FIRRADDI ALA WAHABIYAH”.
Nama-nama itu diberikan oleh ayahnya tidak lain untuk bertabaruk kepada
para tokoh suci dari para ahlilbait Nabi s a w. Kemudian nama-nama itu
tidak muncul lagi dalam nama-nama orang yang sekarang disebut-sebut atau
digelari Auladusy Syaikh tsb.
Diantara kekejaman dan kejahilan kaum Wahabi adalah
meruntuhkan kubah-kubah diatas makam sahabat-sahabat Nabi saw yang
berada di Mu’ala (Makkah), di Baqi’ & Uhud (Madinah) semuanya
diruntuhkan dan diratakan dengan tanah dengan mengunakan dinamit
penghancur. Demikian juga kubah diatas tanah dimana Nabi saw dilahirkan,
yaitu di Suq al Leil di ratakan dengan tanah dengan menggunakan dinamit
dan dijadikan tempat parkir onta. Saat ini karena gencarnya desakan
kaum muslimin international maka kabarnya dibangun perpustakaan.
Benar-benar kaum Wahabi itu golongan paling jahil diatas muka bumi ini.
Tidak pernah menghargai peninggalan sejarah dan menghormati nilai-nilai
luhur Islam Semula Alkubbatul Khadra atau kubah hijau dimana Nabi
Muhammad s a w dimakamkan juga akan didinamit dan diratakan dengan tanah
tapi karena ancaman international maka orang-orang biadab itu menjadi
takut dan mengurungkan niatnya.
Semula seluruh yang menjadi manasik haji itu akan
dimodifikasi termasuk maqom Ibrahim akan digeser tapi karena banyak yang
menentang termasuk Sayyid Almutawalli Syakrawi dari Mesir maka
diurungkannya.
Setelah saya memposting tentang Wahabi ini seorang ikhwan
mengirim email ke saya melalui Japri dan mengatakan kepada saya bahwa
pengkatagorian Wahabi sebagai kelompok Khawarij itu kurang lengkap,
karena Wahabi tidak anti Bani Umaiyah bahkan terhadap Yazid bin Muawiyah
pun membelanya. Dia memberi difinisi kepada saya bahwa Wahabi adalah
gabungan sekte-sekte yang telah menyesatkan ummat Islam, terdiri dari
gabungan Khawarij, Bani Umaiyah, Murji’ah, Mujassimah, Musyabbihah dan Hasyawiyah.
Teman itu melanjutkan jika anda bertanya kepada kaum Wahabi mana yang
lebih kamu cintai kekhalifahan Bani Umaiyah atau Abbasiyah, mereka pasti
akan mengatakan lebih mencintai Bani Umaiyah dengan berbagai macam
alasan yang dibuat-buat yang pada intinya meskipun Bani Abbas tidak suka
juga pada kaum alawi tapi masih ada ikatan yang lebih dekat dibanding
Bani Umaiyah, dan Bani Umaiyah lebih dahsyat kebenciannya kepada kaum
alawi, itulah alasannya.
——————————————————————————————————————————————————————————-
Wahai saudaraku yang budiman, waspadalah terhadap gerakan
Wahabiyah ini mereka akan melenyapkan semua mazhab baik Sunni
(Ahlussunnah Wal Jama’ah) maupun Syi’ah, mereka akan senantiasa mengadu
domba kedua mazhab besar. Sekali lagi waspadalah dan waspadalah gerakan
ini benar-benar berbahaya dan jika kalian lengah, kalian akan
terjengkang dan terkejut kelak. Gerakan ini dimotori oleh juru dakwa –
juru dakwa yang radikal dan ekstrim, yang menebarkan kebencian dan
permusuhan dimana-mana yang didukung oleh keuangan yang cukup besar
(petro-dollar).
Kesukaan mereka menuduh golongan Islam yang tak sejalan
dengan mereka dengan tuduhan kafir, syirik dan ahlil bid’ah, itulah
ucapan yang didengung-dengungkan disetiap mimbar dan setiap kesempatan,
mereka tak pernah mengakui jasa para ulama Islam manapun kecuali
kelompok mereka sendiri.
Di negeri kita ini mereka menaruh dendam dan kebencian
mendalam kepada para Wali Songo yang menyebarkan dan meng Islam kan
penduduk negeri ini. Diantaranya timbulnya fitnah perang padri yang
penuh kekejian dan kebiadaban persis seperti ketika Ibnu Sa’ud dan Ibnu
Abdul Wahab beserta kaumnya menyerang haramain.
Mereka mengatakan ajaran para wali itu masih tercampur
kemusyrikan Hindu dan Budha, padahal para Wali itu jasanya telah meng
Islam kan 90 % penduduk negeri ini. Mampukah wahabi-wahabi itu meng
Islam kan yang 10 % sisanya? Mempertahankan yang 90 % dari terkapan
orang kafir saja tak bakal mampu, apalagi mau menambah 10 % sisanya.
Jika bukan karena Rahmat Allah yang mentakdirkan para Wali Songo untuk
berdakwa ke negeri kita ini tentu orang-orang yang asal bunyi dan
menjadi corong bicara kaum wahabi itu masih berada dalam kepercayaan
animisme, penyembah berhala atau masih kafir lainnya (Naudzu Billah min
Dzalik).
Klaim Wahabi bahwa mereka penganut As-Salaf,
As-Salafushsholeh dan Ahlussunnah wal Jama’ah serta sangat setia pada
keteladanan sahabat dan tabi’in adalah omong kosong dan suatu bentuk
penyerobotan HAK PATEN SUATU MAZHAB. Mereka bertanggung jawab terhadap
hancurnya peninggalan-pininggalan Islam sejak masa Rasul suci Muhammad s
a w, masa para sahabatnya r a dan masa-masa setelah itu. Meraka
menghancurkan semua nilai-nilai peninggalan luhur Islam dan mendatangkan
arkeolog-arkeolog (ahli-ahli purbakala) dari seluruh dunia dengan biaya
ratusan juta dollar untuk menggali peninggalan-peninggalan pra Islam
baik yang dari kaum jahiliyah maupun sebelumnya dengan dalih obyek
wisata dsb. Mereka dengan bangga setelah itu menunjukkan bahwa zaman pra
Islam telah menunjukkan kemajuan yang luar biasa, maka jelaslah
penghancuran nilai-nilai luhur peninggalan Islam tidak dapat diragukan
lagi merupakan pelenyapan bukti sejarah hingga timbul suatu keraguan
dikemudian hari.Oleh karena itu janganlah dipercaya kalau mereka
mengaku-ngaku sebagai faham yang hanya berpegang pada Al Qur’an dan
As-Sunnah serta keteladanan Salafushsholeh apalagi mengaku sebagai
GOLONGAN YANG SELAMAT DSB, itu semua omong kosong dan kedok untuk
menjual barang dagangan berupa akidah palsu yang disembunyikan. Sejarah
hitam mereka dengan membantai ribuan kaum muslimin di Makkah dan Madinah
serta daerah lain di wilayah Hijaz (yang sekarang di namakan Saudi,
suatu nama bid’ah karena nama negeri Rasulullah s a w diganti dengan
nama satu keluarga kerajaan yaitu As-Sa’ud). Yang terbantai itu terdiri
dari para ulama-ulama yang sholeh dan alim, anak-anak yang masih balita
bahkan dibantai dihadapan ibunya.
N.U dan Syi’ah sepakat bahwa wahabi salafi adalah TANDUK SETAN DARi NEJED
Tanduk setan dari Nejed ! itulah wahabi, pengajian syi’ah dan pengajian N.U kompak bilang gitu…
Akhirnya, Wahabi Ngaku Juga.
Anggota tetap komisi kajian ilmiyyah dan fatwa kerajaan Saudi Arabiyyah mengakui bahwa Masyriq adalah Najd.
Sebenarnya para ulama wahhabi-salafi yang bergabung dalam komisi
tetap kajian ilmiyyah dan fatwa telah mengakui bahwa yang disebut
masyriq dalam hadits shahih tentang Qornus syaitan adalah NAJD. Namun
mereka enggan dan syok (terkejut) mengakuinya, sehingga mereka
menutup-nutupinya dari para pengikutnya.
Berikut petikan hujjah-hujjah mereka dalam kitab Fatawa Al-Lajnah ad-Daimah jilid 3 fatwa nomer 6667 :
س؛ ما هي الفتنة التي يقول عليه الصلاة والسلام في هذا الحديث : ألا إن الفتنة ها هنا….من حيث يطلع قرن الشيطان الحديث…؟؟؟
جـ ؛ ….. وقيل: يعني نجد مسكن ربيعة ومضر وهي مشرق لقوله في حديث ابن
عمر حين قال صلى الله عليه وسلم: {اللهم بارك لنا في شامنا وفي يـمننا،
قالوا: وفي نجدنا؟؟ قال رسول الله: هنالك الزلازل والطاعون وبها يطلع قرن
الشيطان…}
وأهل المشرق يومئذ من مضر….والظاهر أن الحديث يعم جميع المشرق الأدنى
والأقصى والأوسط ومن ذلك فتنة مسيلمة الكذاب، وفتنة المرتدين من ربيعة ومضر
وغيرهما في الجزيرة
Soal : Apakah fitnah yang dimaksud dalam Hadits Nabi Saw tentang tanduk syaitan ?
Jawab : dikatakan adalah yg dimaksud Najd tempat pemukiman bani
Rabi’ah dan Mudhar, yaitu di daerah Timur. karena ada Hadits Ibnu Umar
ketika Rasul Saw bersabda : ” Ya Allah berkahilah syam kami dan yaman
kami, mereka berkata ” Dan juga Najd kami wahai Rasul..Maka Nabi
menjawab ” Di sanalah muncul kegoncangan dan Tho’un dan juga di sanalah
muncul tanduk syaitan “.
Penduduk timur saat itu dari kalangan Mudhar. Yang jelas adalah
bahwasanya hadits tersebut mencangkup semua Timur, baik dataran rendah,
tinggi maupun tengah. Di antara fitnahnya adalah Fitnah Musailamah
Al-Kdzdzab dan fitnah murtadnya bani Rabi’ah dan Mudhar dan selain kedua
kelompok tersebut di JAZIRAH ARAB “.
Catatan :
Bukti-bukti kuat baik peta, ilmu bahasa, sejarah dan hadits-haditsnya
telah menunjukkan bahwa masyriq yang dimaksud Nabi Saw dalam hadits
tanduk syaitan adalah NAJD, sehingga bahkan ulama komisi tetap mereka
pun mengakui kebenaran masyriq adalah NAJD bukan IRAQ.
Lantas kenapa mereka enggan mengakuinya ?? Sadarlah wahai para
pengaku-ngaku bermanhaj salaf, bahwa kalian telah ditipu dan
dibodoh-bodohi oleh wahhabi-salafi si tanduk syaitan…!!
Anda pasti tahu bahwa para wahhabi dalam mempertahankan
Iraq adalah yang dimaksud Nejd dalam arti dataran tinggi tempat munculnya Tanduk Setan oleh Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam.
Najd-Bukan-Irak-Tempat-muncul
Bahkan ketika hujjah
Irak bukanlah Nejd tempat munculnya tanduk setan
dengan menghadirkan peta pun mereka tetap saja tidak mau menerimanya,
entah rasa malu seperti apa ketika hujjah hujjah ahlussunnah telah
begitu terang, bahwa nejd adalah tempat munculnya tanduk setan.
Agaknya usaha untuk mempertahankan dan membela Pendiri Kaum Wahhabi
yang bukan sebagai tanduk setan, berkaitan bukti Musailimah Al Kaddzab
dan Muhammad Bin Abdul Wahhab begitu sangat mencoreng muka mereka.
Hadist yang paling shohih berkaitan tentang munculnya tanduk setan terdapat dalam sahihain adalah sebagai berikut:
حدثنا محمد بن المثنى قال حدثنا حسين بن الحسن قال حدثنا ابن عون عن نافع عن ابن عمر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم
… اللهم بارك لنا في شامنا وفي يمننا ، قال ، قالوا وفي نجدنا ؟
قال قال اللهم بارك لنا في شامنا وفي يمننا ، قال قالوا وفي نجدنا ؟ قال
قال هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان
Dalam shohih muslim:
حدثنا علي بن عبد الله حدثنا أزهر بن سعد عن ابن عون عن نافع
عن ابن عمر قال ذكر النبي صلى الله عليه وسلم اللهم بارك لنا في شامنا
اللهم بارك لنا في يمننا ، قالوا يارسول الله وفي نجدنا ؟ قال اللهم بارك
لنا في شامنا اللهم بارك لنا في يمننا ، قالوا يارسول الله وفي نجدنا ؟
فأظنه قال في الثالثة: هناك الزلازل والفتن وبها يطلع قرن الشيطان
Adapun riwayat yang memakai kalimat Iraq/Irak dalam beberapa Hadist
yang lain adalah termasuk مخالفة الثقة لمن هو أوثق منه (Menyelisihi yang
lebih tsiqot diantara hadit hadits yang Tsiqoh), dan agaknya hadits
hadits inilah yang menjadi pegangan kaum wahhabi untuk mengelak dari
kenyataan bahwa Najd adalah tempat munculnya tanduk setan.
Untuk lebih jelasnya silahkan anda simak uraian hadits hadits yang menggunakan kalimat Irak/Iraq dari sisi sanad atau rijalnya.
Terdapat Redaksi Hadits yang mrnggunakan kalimat Irak/Iraq yaitu dalam Hilyatul Awliya dan Mu’jam al Awsath sebagai berikut:
: [حدثنا عبدالله بن جعفر حدثنا إسماعيل بن عبدالله حدثنا الحسن
بن رافع الرملي حدثنا ضمرة عن ابن شوذب عن توبة العنبري عن سالم بن
عبدالله عن أبيه أن عمر قال إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (اللهم بارك
لنا في صاعنا وفي مدنا، … إلخ)، فرددها ثلاث مرات، فقال الرجل: (يا رسول
الله ولعراقنا)، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (بها الزلازل والفتن
ومنها يطلع قرن الشيطان)].
Redaksi hadits diatas yang menggunakan kalimat Iraq/Itak terdapat
nama عبيد الله بن عبد الله بن عون (‘Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun)
ini bukan termasuk pemuka Hadits yang masyhur, hal itu dapat dibuktikan
bahwa Kutubus Sittah tidak satupun mengeluarkan hadits dari Beliau
(‘Ubaidillah bin Abdullah bin ‘Aun), dengan demikian dalam Hadits diatas
ada satu rowi yang majhul.
Juga terdapat Nama sanad Ibnu Syaudzab yang menurut Imam Ibnu ‘Asakir
dalam kitabnya Tarikh Dimsyaq juz 1 hal 130 adalah seorang Mudallis
(Pemalsu Hadits).
Hadits kedua dalam Kitab yang sama dan menggunakan kalimat Iraq/Irak adalah:
[حدثنا علي بن سعيد قال: حدثنا حماد بن إسماعيل بن علية قال:
حدثنا ابي قال: حدثنا زياد بن بيان قال: حدثنا سالم بن عبد الله بن عمر عن
ابيه قال: صلى النبي، صلى الله عليه وسلم، صلاة الفجر ثم انفتل فأقبل على
القوم فقال اللهم بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك
لنا في شامنا ويمننا فقال رجل (والعراق) يا رسول الله فسكت ثم قال: اللهم
بارك لنا في مدينتنا وبارك لنا في مدنا وصاعنا اللهم بارك لنا في حرمنا
وبارك لنا في شامنا ويمننا فقال رجل (والعراق) يا رسول الله قال: (من ثم
يطلع قرن الشيطان وتهيج الفتن
Disini terdapat nama sanad زياد بن بيان (Ziyad bin Bayyan) walaupun
menurut Al Hafidl adalah sorang yang jujur, tetapi Beliau bukan termasuk
Orang yang masyhur meriwayatkan hadits kecuali hadits tersebut dan satu
hadits tentang Imam Mahdi yang di inkari Oleh Imam Bukhori.
Hadits lain yang menggunakan kalimat Irak/Iraq terdapat juga dalam kitab Mu’jam Al Kabir, sebagai berikut:
[حدثنا محمد بن علي المروزي حدثنا أبو الدرداء عبد العزيز بن
المنيب حدثنا إسحاق بن عبد الله بن كيسان عن أبيه عن سعيد بن جبير عن بن
عباس قال: دعا نبي الله، صلى الله عليه وسلم، فقال: (اللهم بارك لنا في
صاعنا ومدنا وبارك لنا في مكتنا ومدينتنا وبارك لنا في شامنا ويمننا!)،
فقال رجل من القوم: (يا نبي الله، وعراقنا؟!) فقال: (إن بها قرن الشيطان،
وتهيج الفتن. وإن الجفاء بالمشرق!)]، وقد أخرجه الإمام ابن عساكر في (تاريخ
دمشق، ج: 1 ص: 138) من طريق الطبراني هذه,
Dalam hadits diatas terdapat satu nama عبد الله بن كيسان(Abdullah bin Kaysan) beliau ini adalah أبو مجاهد عبد الله بن كيس
ان المروزي (Abu Mujahid ‘Abdullah bin Kaysan Al Marwazy), seperti
yang dikatakan Imam Bukhori, beliau ini adalah orang yang banyak
kesalahannya sehingga tidak bisa dibuat hujjah.
Adapun إسحاق بن عبد الله (Ishaq bin Abdullah; anaknya pent) ini lebih
Dho,if, seperti yang dikatakan Imam Bukhori juga bahwa beliau adalah
Munkarul Hadits, apalagi Beliau mendapatkan hriwayat hadits tersebut
dari Bapaknya, jadi dobel Dho,if.
JADI keputusan nya adalah tanduk setan itu muncul dari NAJD,sesuai
beberapa hadist shohih diatas, kiranya pembahasan kali ini lebih dari
cukup sebagai bukti bahwa tanduk setan itu adalah muncul dari najd,
walaupun sebenarnya masih ada beberapa redaksi hadits yang menggunakan
kalimat Iraq/Irak dan sebagian yang lain juga ada yang menggunakan
kalimat Masyriq, namun kebanyakan hadits hadits tersebut tidak sesahih
yang terdapat dalam Kitab Bukhori dan Muslim.
Perang Sesat Kembali Terjadi Antar Salafi
Salafy/Wahhabi kembali bertengkar satu sama lain,
jika pertengkaran itu terjadi antara pengikut sih masih bisa dimaklumi,
namun sangat aneh pertengkaran salafy itu kali ini dalam level intern
para tokohnya, tentu saja kita jadi semakin yakin bahwa inilah yang
dimaksud
ولا يزالون مختلفين إلا من رحم ربك
“Mereka tiada hentinya saling berselisih, kecuali orang yang mendapat Rahmat Tuhanmu” (Q.S: Yunus/99).
Kali ini adalah antara Tokoh Syaikh Ali Hasan Al Halabi dan Syaikh
Abu Muhammad Al Maqdisi. Beliau Al Maqdisi ini membuat Kitab khusus
berjudul asli Tabshir Al ‘Uqala Bittalbisat Ahlut Tajahhum Wal Irja dan
dialihbahasakan Indonesia oleh Ustadz Aman Abdurrahman dengan judul baru
“Salafi Penghianat Salafus Salih”
Dalam kitab tersebut intinya menyatakan kesesatan Syaikh Ali Hasan Al Halabi yang menurutnya beraqidah jahmiyyah dan murjiah, padahal Al Halabi ini telah begitu banyak mendapat pujian dikalangan Tokoh Salafy sendiri, diantaranya:
- Syaikh Al Albani dalam kitabnya at-Ta’lîqât ar-Radhiyyah ‘Alâ
ar-Raudhah an-Nadhiyyah, Âdâb az-Zifâf cetakan al-Maktabah
al-Islâmiyyah, dan kitab an-Nashîhah.
- Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i dalam kitabnya Tuhfah al-Mujîb
‘alâ As`ilah al-Hâdhir wa al-Gharîb, hlm 160, Beliau ditanya: Siapakah
para ulama yang anda nasehatkan kami untuk merujuk kepada mereka dan
membaca buku-buku karya mereka serta mendengarkan kaset-kaset mereka?
Syaikh menjawab: Sesungguhnya kami telah membahas hal yang satu ini
berulang kali, akan tetapi tak apa kita mengulanginya sekali lagi.
Diantara mereka adalah Syaikh Nashiruddin al-Albani v, dan murid-murid
Beliau yang mulia, semisal saudara Ali bin Hasan bin Abdulhamid, saudara
Salim al-Hilali, saudara Masyhur bin Hasan.
Beliau juga bertutur: Dan setelah itu saya melihat sebuah artikel
begitu berharga yang berjudul Fihq al-Wâqi’ baina an-Nazhariyyah wa
ath-Thathbîq, buah karya saudara kami seakidah Ali bin Hasan bin
Abdulhamid حفظه الله, kami nasehatkan kepada kalian untuk dapat memiliki
dan membacanya, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.
Dan Beliau telah menyebutkan artikel tersebut dalam sebuah kasetnya
yang berjudul Ghârah al-Asyrithah ‘alâ Ahli al-Jahl wa as-Safsathah,
Beliau berkata seraya mensifati artikel tersebut: Aku tidak mengetahui
ada yang menandinginya sama sekali.
- Syaikh Abdulmuhsin al-’Abbad al-Badr حفظه الله. Beliau berkata dalam
kitabnya yang begitu bermanfaat dan bagus, Rifqan Ahla as-Sunnah bi
Ahli as-Sunnah, hlm 8-9, cetakan 1426 H: Dan saya petuahkan juga,
hendaknya para penuntut ilmu di setiap negeri menyibukkan diri dengan
menuntut ilmu dari ulama ahlus sunnah yang ada pada negeri yang
bersangkutan, semisal murid-murid Syaikh al-Albani v di Yordania, yang
mana sepeninggal Syaikh al-Albani mereka mendirikan markaz dengan nama
Beliau (markaz Syaikh al-Albani v).
Namun pada kenyataannya sanjungan Tokoh tersebut tidak membuat Syikah
Ali Hasan yang telah begitu banyak melahirkan karya ilmiyah antara
lain: – Ilmu Ushûl al-Bida’,- Dirâsât Ilmiyyah fî Shahîh Muslim,- Ru’yah
Wâqi’iyyah fî al-Manhaj ad-Da’awiyyah,- An-Nukat ‘alâ Nuz-hah
an-Nazhor,- Ahkâm asy-Syitâ` fî as-Sunnah al-Muthahharoh,- Ahkâm
al-’Iedain fî as-Sunnah al-Muthahharoh,- At-Ta’lîqât al-Atsariyyah ‘alâ
al-Manzhûmah al-Baiqûniyyah,- Ad-Da’wah ila Allah baina at-Tajammu’
al-Hizbi wa at-Ta’âwun asy-Syar’i,- At-Tabshir bi Qawâ’id at-Takfîr,
dll, lolos dari
aksi penyesatan dari kelompok salafy sendiri,
penyesatan
kepada Al Halaby ini terlebih dahulu telah terbit sebuah keputusan
Lajjinah Al Daimah Saudi Arabia sebuah Instansi pemerintah resmi semacam
MUI, namun konon keputusan Lajjinah Al Daimah tersebut juga
kontroversi, diantara yang menentang keputusan itu adalah Syikh Al
‘Utsaimin dan Mufti Kerajaan Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh.
Pada hari Ahad (30/7/2012) Bedah buku berjudul “Salafi Pengkhianat
Salafus Shalih,” telah digelar di Masjid Muhammad Ramadhan, Taman
Galaksi, Kota Bekasi, di situ semakin menampakkan betapa salafy memang
ahli dalam perang sesat walaupun dengan sesama salafy sendiri.
Imam Ahmad Ahli Tahrif Kata Wahhabi
Imam Ahmad secara tidak langsung atau langsung telah dituduh oleh wahhabi sebagai ahli Tahrif (mengubah maksud ayat).
Imam Ahmad yang dituduh wahhabi sebagai ahli tahrif menurut pengakuan kebanyakan wahhabi adalah bermadzhab Hanbali, yaitu mengikuti metode Imam Ahmad bin Hanbal dalam fiqih, namun bagaimana bisa
Imam yang diikuti itu ternyata sebagai ahli tahrif menurut ‘Ulama pentolan wahhabi sendiri?
Tuduhan
Imam Ahmad sebagai ahli tahrif menurut pentolan ‘Ulama wahhabi
berlatar belakang dari Imam Ahmad yang dalam menafsirkan salah satu
ayat dalam Al Quran tidak menurut dhohirnya, sebagai berikut:
قال تعالى {وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفّاً صَفّاً} (الفجر:22)
Sabda Allah: “Dan datanglah Robbmu sementara para Malaikat bershaf shaf”
تفسير الإمام أحمد رحمه الله: روى البيهقي في مناقب الإمام أحمد
عن الحاكم، عن أبي عمرو بن السماك عن حنبل أن أحمد بن حنبل تأول قول الله
تعالى قال تعالى {وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفّاً صَفّاً} (الفجر:22)
أنه جاء ثوابه. ثم قال البيهقي وهذا إسناد لا غبار عليه. نقل هذا ابن كثير
في البداية والنهاية المجلد 10 ص 327.
“Dalam tafsir Imam Ahmad: Imam Bayhaqi meriwayatkan dalam manaqib
Imam Ahmad dari Al Hakim, dari Abi ‘Amru bin samak, dari hanbal
sesungguhnya Ahmad bin Hanbal mentakwil Sabda Allah (datanglah Robbmu
sementara para Malaikat bershaf shaf) sesungguhnya datang pahalaNya,
Imam Bayhaqi menjelaskan bahwa sanad ini tidak bernoda sama sekali,
ImamIbnu Katsir menuqilnya dalam kitabnya Al Bidayah Wa Al Nihayah jild
10 hal 327”
Adapun Syailh ‘utsaimin dalam masalah ayat tersebut didalam kitabnya
yang berjudul “MAJMU’ FATAWA WA AL ROSAIL “ atau anda bisa melihatnya
dalam situs
http://www.resaltalislam.com/yang saya ambil screen shootnya seperti di bawah ini:
mengatakannya sebagai berikut:
[فأهل السنة و الجماعة يقولون : نحن نؤمن بهذه الآيات،
والأحاديث و لا نحرفها، لأن تحريفها قول على الله بغير علم من وجهين، يتبين
ذلك في قوله تعالى {وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفّاً صَفّاً}
(الفجر:22) قال أهل السنة والجماعة : جاء ربك أي هو نفسه يجيء، لكنه مجيء
يليق بجلاله و عظمته لا يشبه مجيء المخلوقين، ولا يمكن أن نكيفه، و علينا
أن نضيف الفعل إلى الله كما أضافه الله إلى نفسه. فنقول: إن الله تعالى
يجيء يوم القيامة مجيئاً حقيقياً يجيء هو نفسه، و قال أهل التحريف معناه : و
جاء أمر ربك ….]
Adapun Ahlussunnah wal Jama’ah mereka mengatakan: Kita mengimani ayat
ini juga beberapa hadits (yang membicarakan masalah Shifat) dan Kami
tidak mentahrifnya, karena mentahrif ayat dan hadits hadits tersebut
adalah ucapan mengatasnamakan Allah tanpa Ilmu dari dua segi, hal itu
akan jelas dalam Firman Allah
{وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفّاً صَفّاً} (الفجر:22),
Ahlussunnah wal Jama’ah mengatakan : Datang Tuhanmu yang dimaksud Tuhan
datang dengan diiNya, tetapi kedatanganNya yang patut dengan keagungan
dan kemulyaanNya, tidak sama seperti kedatangan para Mahluq, dan kita
tidak mungkin menteorikan kedatangaNya itu, dan wajib bagi kita
untukmenyandarkan perbuatan kepada Allah sebagaimana Allah sendiri
menyandarkan perbuatan itu kepada DiriNya sendiri. Maka kami
menmgatakan: Allah datamng dihari Qiyamat dengan datang yang sebenarnya,
Allah datang dengan Dirinya Sendiri. Dan Orang orang Ahli tahrif
mengatakan artinya (Dan datang Robbmu) itu dengan “Dan datang Perintah
Robbmu”.
Demikianlah
Imam Ahmad adalah Ahli Tahrif menurut pandangan ‘Ulama wahhabi Syaikh Al ‘utsaimain,
sebab Imam Ahmad telah mentakwil ayat tersebut dengan yang tidak
seperti mereka katakan atau tidak mengartikan sesuai apa adanya.