Pesan Rahbar

Home » , , , » HIZBULLAH ANTARA PENGHINAAN DAN PEMARTABATAN (Mengkritisi Opini Hizbut Tahrir dalam Buletin al Islam)

HIZBULLAH ANTARA PENGHINAAN DAN PEMARTABATAN (Mengkritisi Opini Hizbut Tahrir dalam Buletin al Islam)

Written By Unknown on Tuesday, 12 August 2014 | 01:57:00


Bismillahirahmanirrahim
Allahuma sholi ala Muhammad wa ala Aali Muhammad

Prolog
Hizbut Tahrir (HT) melalui media resminya, Buletin al Islam (12/8/06) menurunkan laporan perkembangan krisis Lebanon, sekaligus memberikan pandangannya terhadap dikeluarkannya Resolusi PBB No. 1701 dan 1559, Laporan -yang lebih tepat disebut opini- diberi judul yang sangat panjang: DARAH LEBANON DIBAYAR DENGAN RESOLUSI MEMATIKAN DI PASAR KONFLIK AS-PERANCIS DENGAN DUKUNGAN DAN KOLUSI PARA PENGUASA DI NEGARI-NEGRI MUSLIM! Dalam tulisan yang tidak berimbang tersebut HT/buletin al-Islam sama sekali tidak melaporkan sikap Hizbullah berkaitan dengan dikeluarkannya Resolusi tersebut, dan seolah menuduh Hizbullah -meminjam istilah HT/Buletin al Islam- tidak menyadari hal itu dengan baik, dan -tentu saja- menempatkan HT/Buletin al Islam lebih pintar ketimbang Hizbullah, seraya menuduh Iran dan Suriah sebagai kambing hitam.

ANTARA HIZBULLAH DAN HIZBUT TAHRIR
Sebagai opini sah-sah saja HT/Buletin al Islam mengeluarkan pendapatnya, namun yang perlu menjadi catatan adalah Pertama : HT/Buletin al Islam atau perwakilan HT di sana, tidak satu pun yang terjun dan terlibat dalam pertempuran tersebut. Sehingga dapat dipastikan, HT tidak tahu peta kekuatan dan tebaran pasukan yang mengandung nilai strategis militer dan politik yang digunakan Hizbullah dalam proses tawar tersebut (baik menerima dan menolak Resolusi tersebut). Sebetulnya ditinjau dari sini saja HT/Buletin al Islam telah gagal memanfaatkan networking mereka di Lebanon untuk mengetahui secara persis alat tawar apa yang akan digunakan Hizbullah dalam mensikapi Resolusi tersebut. Sehingga Tulisannya menjadi berbobot, Kedua : Bahwa HT/Buletin al Islam dalam tulisan tersebut tahu bahwa Hizbullah unggul dalm perang tersebut, namun tidak dapat membedakan dengan baik apakah kemenangan Hizbullah tersebut bernilai startegis atau Taktis.

Hizbullah tidaklah "sebodoh" seperti yang diperkirakan, mereka sangat mengerti betul setiap manuver Israel dan sekutunya. Boleh anda tanya kepada HT/buletin al-islam, apakah HT/Buletin al-Islam memahami posisi Battle indication tentara Hizbullah yang sedang dipersiapkan pra, saat dan pasca gencatan senjata? Bagaimana peta penempatan battle order, battle position, battle line, battle reconnaissance tentara Hizbullah? Hizbullah sangat mengenal watak bangsa Israel, berbekal pengetahuan mereka terhadap pemahaman sosio kultur bangsa Israel yang dieksplorasi oleh para Ulama Ahlulbayt dengan bantuan Al Qur'an mereka tidak segegabah yang dikira oleh HT/Buletin al Islam.

Mereka juga tahu bagaimana menghitung penempatan Battle formation dan battle front untuk menghadapi resolusi PBB tersebut. Yang lebih hebat HT/Buletin al Islam yang tidak terjun dalam perang tersebut mampu menilai bahwa Hizbullah gagal menangani battle handling tentaranya, padahal HT/Buletin al-Islam dapat dipastikan tidak tahu dan tidak paham battle prosedur apa yang digunakan Hizbullah untuk memacetkan alat intai statis dan dinamis Israel. Sekedar informasi Israel memiliki alat intai yang super canggih, alat intai tersebut dipasang dari permukaan tanah hingga ketinggian 37.000 km, belum lagi RPV yang bersliweran tanpa bisa dideteksi di Lebanon selatan tiap hari.

Siapa yang paling tahu menerima dan menolak Resolusi tersebut adalah mereka yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Bisa jadi HT/Buletin al Islam dibuat bingung, kenapa TNI yang hanya menguasai kota Yogyakarta 6 Jam pada peristiwa serangan umum dapat disebut sebagai kemenangan, dan mungkin akan menyebut perjanjian Renvile sebagai kekejian lantaran harus dipindahkanya satu divisi Kujang Siliwangi ke DIY dan Jawa Tengah. Akan lebih bijak HT/Buletin al Islam bekonsultasi kepada para ahli di bidangnya, kalangan militer misalnya, sudah saatnya HT/Buletin al Islam untuk berhusnudzon pada tentara, sehingga anda dapat menimba pengetahuan mereka sehingga anda lebih arif, bijak dan tentunya cerdas dalam melihat persoalan.

PETA STRATEGIS DITIMUR TENGAHDalam alinea berikutnya HT/Buletin al Islam menjelaskan mengenai latar belakang mengapa resolusi tersebut perlu dikeluarkan dengan gaya laporan intelejen HT/Buletin al Islam menjelaskan peta kekuatan Tentara AS, namun sayang tak jelas benar operational plan apa yang akan digunakan AS dalam menghadapi theater war yang baru ini. Jika Petinggi militer Jerman pernah dibuat kalangkabut menghadapi keinginan keras Hitler yang ingin membuka Front Timur dengan operasi Barbarosanya, yang berakibat terbengkelainya Prajurit Field marshal Rommel, dan berujung pada remuknya Jerman akibat operasi overload di Normandia yang kemudian menjadi sebab kekalahan Jerman, Apakah AS juga akan berbuat hal yang sama?

Barangkali HT/Buletin al Islam dapat lebih melengkapi analisanya, berikut kutipan laporannya: bahwa AS sebetulnya mengalami kekalahan di front Afganistan dan Irak tenggelam dalam kubangan rawa katanya, HT/Buletin al Islam menuliskan bahwa AS dirasa perlu menciptakan persoalan baru dengan membuka front baru untuk menyembunyikan dan mengalihkan sementara kejahatan AS di Irak dan Afganistan, atau dengan kalimat sederhana, HT/Buletin al Islam ingin mengatakan bahwa AS menggunakan cara menyelesaikan masalah dengan masalah, dengan konsekuensi wajah Amerika di kawasan tersebut berubah menjadi baik. HT/Buletin al Islam tidak jelas benar dalam menjelaskan strategi sulapan Amerika tersebut, ditambah sejauh mana keampuhan sulapan Amerika di mata bangsa Arab yang puluhan tahun disakitinya, apa mereka begitu bodoh? Dalam tulisan tersebut ada yang lucu, menurut HT/Bulein al Islam tampilan wajah baru AS di Timur Tengah tersebut akan mendongkrak suara Bush dan Partai Republik untuk memenangkan pemilu berikutnya. Apa yang lucu? Bukankah Undang-Undang AS hanya mengijinkan orang menjabat persiden dua kali, dan Bush saat ini kali kedua memegang jabatan Presiden. Jadi bagaimana ini?

AMERIKA MENCENGKRAM SURIAH DAN IRAN?HT/Buletin al Islam menulis bahwa Amerika memiliki "cengkraman yang cukup diperhitungkan" atas Iran (dan suriah). Tapi tiba-tiba menurut HT/Buletin, AS kesulitan memasuki kedua negara itu, tak dijelaskan pula secara pasti apa yang menyebabkan AS yang sudah memiliki cengkraman kuat tiba-tiba menjadi ompong. Lebih jauh HT/Buletin al Islam memandang bahwa untuk mengalihkan perhatian dan membuat "wajah AS berubah" tersebut dengan memanfaatkan Iran untuk memberi konsesi dalam pengelolaan Irak dengan imbalan Iran menghentikan Program Nuklirnya.

Lagi-lagi HT/Buletin al-Islam membuat pendapat ngawur. Sepertinya HT/Buletin al Islam tidak mengetahui masalah program Nuklir Iran, padahal media masa Indonesia cukup banyak menuliskan "bahwa konsensi apapun yang diberikan kepada Iran tidak akan mengubah pendirian Iran untuk melanjutkan proyek Nuklirnya", bahkan Ahmadinejad saat berkunjung ke Indonesia pun mengungkapkan hal yang sama. Ditambah komentar para Ulama Iran sendiri yang mengeluarkan fatwa pentingnya Umat Islam pada umumnya dan Iran Khususnya untuk memikirkan menggunakan energi nuklir untuk menghadapi krisis minyak.

Seperti tidak memahami geopolitik timur tengah, asal saja HT/Buletin al Islam mengatakan AS akan memberikan konsesi mengelola Irak ditukar dengan Program Nuklir dan Iran mau-mau saja menerimanya, apakah pemerintah Iran itu lebih bodoh dan HT/Buletin al Islam lebih pintar. Program Nuklir Iran memlikiki kepentingan strategis ekonomi jangka panjang bagi rakyat Iran sendiri, dengan tujuan rakyat Iran mendapatkan energi yang sangat murah, sehingga tidak membebani ekonomi rakyatnya, dan menjadikan minyak sebagai sumber devisa negara, sehingga meningkatkan pendapatan Negara dengan begitu Iran dapat lebih mensejahterakan rakyatnya" (Lihat pernyataan Ayatullah Uzma Sayeed Ali Khamenei di Irib.ir). Menurut HT/Bulein al Islam, Program itu mau ditukar dengan Irak yang penuh persoalan yang sudah dapat dipastikan AS tidak dapat dijamin konsistensi kebijakannya. Lalu kita patut bertanya bagaimana reaksi negara Timur Tengah semacam Saudi, Yordania, Mesir, mengapa pula konsesi juga tidak diberikan kepada mereka atau suku kurdi?

Dalam salah satu paragrafnya HT/Buletin al Islam menyebutkan Amerika bakal meredam kekerasan Hizbullah dengan cara mendikte Iran dan Suriah untuk mengendalikan Hizbullah. Tapi HT/Buletin al Islam tidak menjelaskan secara rinci bagaimana negara AS yang sejak lama menjadi musuh rakyat dan pemerintahan Republik Islam Iran itu tiba-tiba dapat di dekte oleh Amerika Srikat.

SIAPA YANG MENGHINAKAN ITU?
HT/Buletin al Islam melaporkan bahwa "Hizbullah sejak awal 80-an dilatih Iran dan Suriah hingga rekonsiliasi, dan saat rekonsiliasi ini Suriah dan Iran menghentikan bantuannya terhadap Hizbullah dengan maksud menghinakan seraya membiarkan Hizbullah berperang sendiri.” Pembaca dibuat bingung dengan tulisan itu, dikatakan Iran dan Suriah membantu hingga rekonsiliasi (tidak disebutkan kapan, mungkin saat terjadinya gencatan senjata) tetapi pada saat yang sama disebutkan bahwa Iran dan Suriah telah menghinakan Hizbullah dengan membiarkanya berperang sendiri. Atau dengan kata lain Iran dan Suriah itu membantu Hizbullah baik militer dan pelatihan sejak tahun 80-an hingga terjadinya Rekonsiliasi (gencatan senjata) dan Iran serta Suriah pada saat yang sama juga bermaksud menghinakan Hizbullah dengan membiarkan bertempur sendiri.

Sebaiknya kita tanyakan saja kepada Dececion Maker HT/Buletin al-Islam, menurut anda apa perlunya negara tercinta ini mengharusan TNI-AD membentuk satuan SANDI YUDHA yang punya kemampuan melatih dan membina unsur-unsur lokal dan terbukti sukses membentuk satuan tempur lokal di Timor-Timur dan membiarkan mereka bertempur sendiri menghadapi Fretelin saat sebelum seroja, apakah itu disebut menghinakan? Mengapa AS membutuhkan Green Baret yang sukses dalam membina kekuatan lokal di Amerika Latin untuk kemudian membiarkan mereka bertempur sendiri? Apa kreteria menghinakan? Apakah anda akan menuduh Sayidinna Umar bin Khatab dan Imam Ali bin Abi Thalib telah menghinakan tentara Islam, karena Sayidina Umar tidak berangkat bertempur setelah beliau meminta analisa strategi militer kepada Imam Ali. Apakah itu menghinakan? Apakah yang dimaksud menghinakan itu, apa kriterianya? Bagaimana mereka yang mengaku Islam dan memiliki cabang di negeri mana pun tapi tidak terlibat dalam pertempuran di Lebanon selatan dan sama sekali tidak memberi bantuan militer dan pelatihan, bahkan menyalah-nyalahkan yang memberi bantuan adalah lebih baik, lebih mulia? Atau mereka yang hanya pandai berteriak-teriak untuk sesuatu yang besar tapi miskin persiapan, hanya pintar dalam slogan tanpa aksi, bangga membangun mimpi-mimpi sampai tingkat dunia tapi sepi dari kekuatan infrastrukturnya, adalah lebih mulia, lebih bermartabat, lebih Mukmin, lebih pantas disebut Mujahid? Sedang atase militer Iran dan Suriah yang bersusah payah mengatur taktik droping zone untuk mengirimkan senjata, dan berpeluh-peluh menanamkan keberanian bertempur, mengajarkan taktik berjuang adalah telah menghinakan? Apa yang hanya teriak-teriak membawa mimpi-mimpi besar di jalan tanpa pernah terancam oleh apapun itu lebih terhormat, ketimbang Prajurit Iran dan Suriah yang harus pontang-panting membawa anak didiknya ke tempat aman untuk dipersiapkan dalam menghadapi perang berikutnya adalah hina? Apakah yang dimaksud menghinakan itu? Apa standarnya?

ANDAI HIZBUT TAHRIR TIDAK HIZBUT TAHRIR TAPI HIZBULLAHPada halaman berikut HT/Buletin al Islam seolah menegaskan sikapnya, dan menjanjikan lahirnya PAHLAWAN (KESIANGAN) BARU. "Sesungguhnya berbagai persoalan Kaum muslimin tidak akan dapat diselesaikan dengan berbagai resolusi internasional yang ditetapkan oleh DK PBB..., persoalan semacam ini hanya dapat diselesaikan dengan JIHAD, MEMBUKA BERBAGAI FRONT PERTEMPURAN DAN MENDORONG TENTARA KAUM MUSLIMIN DARI BERBAGAI PENJURU DUNIA UNTUK BERJIHAD FI SABILILAH...SESUNGGUHNYA PENGHINAAN SURIAH DAN IRAN TERHADAP HIZBULLAH DENGAN MEMBIARKANNYA SENDIRIAN MELAWAN YAHUDI ADALAH BENTUK KOLUSI UNTUK MEMUDAHKAN MASUKNYA BERBAGAI RANCANGAN AMERIKA KE WILAYAH INI...”

Jika HT mengklaim memiliki wakil di setiap negara dan menyatakaan Rame -begitu al wa'ie menyebut- di mana-mana, kami hanya ingin bertanya: Dimana tentara, lasykar atau pejuang HT yang ada di Lebanon, Suriah, Mesir, Kuwait, Yordania, Palestina tentunya Indonesia, kenapa kalian bersembunyi saat Lebanon diserbu Israel? Apa yang kalian kerjakan, apakah Anda merasa dengan hanya hujatan dan sumpah serapah saja merasa lebih hebat ketimbang Iran dan Suriah? Atau Anda sudah merasa jadi orang mulia dan jantan hanya dengan mengobral cemoohan kepada Iran dan Suriah melalui buletin dan mempromosikan keberanian macan kertas anda? Padahal Anda tak satu keringat pun menetes dari badan Anda, tak ada luka tak ada ancaman. Bantuan apa yang telah kalian berikan pada hizbullah? Apakah rakyat Palestina dan Lebanon Selatan hanya akan Anda bantu dengan janji-janji dan mimipi-mimpi besar dunia? Sampai kapan? Dan kapan terwujud? Padahal yang mereka butuhkan adalah aksi saat ini.

Seharusnya kalau tahu resolusi itu sangat merugikan, dan HT menolak gencatan senjata, harusnya prajurit-prajurit HT terus melakukan gempuran pada kubu-kubu Israel (namun kita tidak pernah melihat ada prajurit/pemuda HT yang turun), memobilisasi pasukan ke garis depan, menciptakan front-front baru pertempuran, merencanakan oposite quarter attack, menghitung opprational preparedness tentaranya, menetapkan operational theatre dan areanya, menghitung operational superiority dan bagaimana mencukupinya. Menetapkan opperational speed tentaranya untuk menggungguli speed Sayeret Golani, Sayeret Tzanhanim dan Sayeret Mat'kal tentara Komando Khusus Israel, mendahului gerak intelejen Israel seperti Mossad, Aman, Shin Beth dan Lakam dan menetapkan orbat untuk meghancurkan mereka, dan segudang pekerjaan-pekerjaan militer lainnya. Tentunya sebagai lembaga yang berencana menegakkan Kekhalifahan dengan kontinen luas, wajibnya sudah punya segudang keahlian dan pengalaman serta rencana pertahanan bagi wilayahnya. Kalau salah satu opsirnya yang menulis di Buletin al Islam sudah bisa membuat penilaian bahwa Iran dan Suriah telah menghinakan Hizbullah, tentu HT ini telah menyiapkan operation air ground dan protective pada Hizbullah agar mereka lebih termartabatkan. Kita tunggu saja letusan senjata dan roket HT beberapa detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, abad atau kita tunggu dalam mimpi-mimpi besar kita bahwa Israel telah hancur, minimal dalam mimpi.

KHATIMAH
Cobalah anda bertanya pada rakyat Lebanon Selatan siapa yang menyiksa Yahudi/Israel demi anak-anak yang terbunuh, demi yang dicederai, demi para wanita yang diintimidasi, dipisahkan dari suaminya (menjadi janda) dan dihinakan, demi orang tua yang ternoda dengan darah, siapa yang menyiksa mereka, siapa yang menyiksa dibelakang mereka, siapa yang mehancurkan mereka, dan siapa yang membantu dan melatih mereka hingga bisa begitu, Niscaya tak akan anda temukan jawaban seperti dalam mimpi anda (Kekhilafahan), mereka akan menjawab, "Atas Pertolongan Alloh Yang Maha Agung, Maha Perkasa dan Maha Bijaksana, bahwa Dia telah mengirimkan putra-putra AhlulBayt melalui sulbi kami dan terlahir dari rahim-rahim kami, mereka mahir dalam rengkuhan Hizbullah dan arif dalam asuhan para Mullah (Hizbullah dan Iran). Wallahu a'lam bishawab.
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: