Pesan Rahbar

Home » , , » Saya Sesat, Anda Benar

Saya Sesat, Anda Benar

Written By Unknown on Tuesday, 12 August 2014 | 01:47:00


Oleh: Yasser Arafat

Suatu saat ketika saya sedang melamun di depan kamar, teman kost saya menyanyikan sebuah nasyid yang sangat indah dengan lantunan yang merdu. Nampaknya syair nasyid tersebut diambil dari terjemahan surat al-Fatihah. Kurang lebih syairnya seperti di bawah ini:

Dengan menyebut nama-Mu ya Allah
Yang Maha Pengasih Penyayang
Segala puji bagi-Mu ya Allah

Pemelihara seluruh alam raya
Engkaulah Maha Pengasih dan Penyayang
Yang menguasai hari pembalasan
Hanya kepada-Mu kami menyembah
Dan Pada-Mu kami mohon pertolongan

Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus
Jalan orang-orang yang Kau beri nikmat
Bukan jalan mereka yang Kau murkai
Dan bukan pula jalan mereka yang sesat

Bait ketiga dari syair tersebut mengingatkan saya dengan keadaan umat Islam saat ini. Banyak di antara umat Islam sekarang yang menganggap pendapatnya-lah yang paling benar, keyakinannya-lah yang berada pada kebenaran. Mereka menganggap bahwa jalan yang mereka ambil adalah jalan yang lurus. Perbedaan pendapat dan penafsiran yang ada di antara umat Islam membuat mereka berpecah belah, merasa diri paling benar sendiri dan orang lain salah. Kadang timbul konflik yang diwarnai dengan hujatan-hujatan, caci maki, bahkan sering kali vonis sesat dan kafirpun dilontarkan. 

Apa penyebab semua ini? Perbedaan yang seharusnya wajar menjadi tidak wajar lagi. Mengapa saya mengatakan bahwa perbedaan pendapat itu wajar? Setiap orang diciptakan oleh Allah SWT dengan segala sesuatu yang serba berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain. Bahkan anak kembar sekalipun tidak mungkin sama antara keduanya, keduanya memiliki ciri khas masing-masing. 

Dua orang yang melihat sebuah gambar yang sama lalu mereka kita perintahkan untuk menafsirkan gambar tersebut. Maka dua orang itu pasti menafsirkan gambar tersebut berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran setiap orang berbeda-beda yang mana perbedaan pemikiran ini akan mengakibatkan munculnya perbedaan pendapat dan penafsiran dalam kehidupan keberagamaan. Karena sebab itu, maka perbedaan pendapat adalah wajar dan manusiawi. Jika tidak berbeda maka bukan manusia.

Jika perbedaan pendapat itu wajar, lalu apa yang menyebabkan konflik yang terjadi antara umat Islam selama ini?Menurut saya penyebab konflik tersebut adalah fanatik buta dan merasa diri paling benar sendiri. Jika dalam diri seseorang sudah melekat kuat dua sifat tersebut, maka dia akan membenci dan tidak menghargai perbedaan pendapat. Dia merasa pendapatnya saja yang paling benar dan orang lain salah.

Manusia sebagai makhluk relatif tidak memiliki pengetahuan yang sempurna tentang sesuatu yang bersifat mutlak. Manusia hanya memiliki pengetahuan mana yang benar dan mana yang salah. Karena benar dan salah itu relatif. Benar menurut saya, belum tentu benar menurut anda. Salah menurut saya belum tentu salah menurut anda. Lalu siapakah yang mengetahui kebenaran yang hakiki sedangkan kebenaran itu bersifat mutlak? Maka hanya sesuatu yang bersifat mutlak saja yang dapat mengetahui kebenaran. Siapa itu? Jika anda menjawab “Tuhan” maka anda termasuk orang yang “benar”.

Dalam surat al-Fatihah ayat 6-7 disebutkan permohonan kita sebagai manusia (makhluk relatif) kepada Allah (Dzat mutlak) untuk ditunjukkan jalan kebenaran (mutlak) bukan jalan kesesatan. Dalam ayat tersebut kita sudah mengakui ketidakberdayaan kita untuk mengetahui kebenaran yang hakiki, lalu kenapa banyak di antara kita masih bersombong diri dengan merasa kita-lah yang berada pada kebenaran sedangkan orang yang tidak sependapat dengan kita dianggap sebagai orang sesat bahkan kafir. Apa belum cukup berita dari Allah dalam surat an-Nahl ayat 125?“………Sesungguhnya hanya Tuhanmu-lah yang lebih mengetahui siapa-siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan hanya Tuhanmu-lah yang lebih mengetahui siapa-siapa yang mendapat petunjuk-Nya.”
 
Apakah kita masih berani bersombong diri setelah mendengar ayat tersebut? Apakah kita masih berani memvonis seseorang sesat atau tidak setelah membaca ayat tersebut? Terserah anda……[]
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: