Pesan Rahbar

Home » » Ulama su’ disewa untuk memberikan fatwa yang menyudutkan keluarga Imam Ali as, Apakah Dibenarkan? Berikut Penjelasannya

Ulama su’ disewa untuk memberikan fatwa yang menyudutkan keluarga Imam Ali as, Apakah Dibenarkan? Berikut Penjelasannya

Written By Unknown on Monday 4 August 2014 | 18:59:00

Para ulama su’ disewa untuk memberikan fatwa yang menyudutkan keluarga Imam Ali as -lawan politiknya, Bagi ulama su’, tidak ada senjata yang paling ampuh selain hadis.


Jangan heran jika ada ulama yang selalu membenarkan dan mendukung pemerintah. Jika dalam kebenaran atau perkara yang makruf, tentu sangatlah baik, dan seharusnya memang demikian.

Namun, dalam kebatilan dan perkara yang melanggar agama, maka ini musibah. Ulama demikian adalah ulama penjilat. Mereka adalah ulama su`, ulama jahat yang berbahaya bagi umat.Ulama yang senang bermesraan dengan penguasa dalam kesesatan atau ustadz yang mengobral murah agamanya dengan lawakan tak bermutu, tak lain adalah duri dalam daging.

Mereka adalah racun bagi kaum muslimin. Yahya bin Muadz berkata, “Sesungguhnya keagungan ilmu dan hikmah akan lenyap jika orang mencarinya demi materi duniawi.”Buku “AWAS ULAMA PALSU`; Mewaspadai Ulama Penjual Agama” yang ada di tangan Anda ini merupakan satu referensi langka tentang ulama “gadungan.”

Banyak yang tertipu dengan penampilan mereka:

قال علي: والذي فلق الحبة وبرء النسمة إنه لعهد النبي الأمي إلي: أن لا يحبني إلا مؤمن، ولا يبغضني إلا منافق (صحيح مسلم  كتاب الإيمان باب إن حب الأنصار وعلي من الإيمان).

“Ali (bin Abi Thalib) berkata: Demi Dzat Yang membelah biji-bijian dan menciptakan makhluk bernyawa, ini adalah ketetapan Nabi yang Ummi kepadaku bahwa tiada mencintaiku kecuali mukmin dan tiada membenciku kecuali munafik.” (Diriwayatkan Oleh Imam Muslim “Kitab Al Iman Bab Inna Hub Al Anshar Wa Ali Min Al Iman” juga diriwayatkan oleh  An Nasa’i, At Turmudzi, Ibnu Majah Dll).



Islam Umawy yang dipaksakan oleh para tiran Bani Umayyah, mulai Mu’awiyah bin Abu Sufyan (Gembong Penganjur Kepada Api Neraka, seperti disabdakan Nabi dalam hadis shahih riwayat Imam Bukhari) ingin memaksa kita agar menanggalkan baju kecintaan kepada Ahlulbait ra. dengan berbagai cara dan rayuan -serta tidak jarang juga dengan intimidasi- mereka hendak mempengaruhi kita agar tidak lagi mencinta dan menghormati keluarga Nabi.

Ustadz Firanda juga berkata menghujat kami:
“Apakah anda pernah menjalin kekerabatan melalui pernikahan bersama Rasulullah…???!! Tidakkah Anda tahu bahwa Abu Sufyan adalah mertua Rasulullah, karena putri Abu Sufyan Ummu Habibah radhiallahu ‘anhaa adalah istri Nabi?”
jawaban :
Yang ini juga! Entah apa karena sedang kepepet atau memang karena keluguan (baca; kedunguan) sehingga Ustadz Firanda juga berdalil dengan kasus di atas.Apakah Ustadz Firanda tidak tahu bahwa Ummu Habibah dikinahi oleh Nabi saw. jauh sebelum Abu Sufyan terpaksa menyatakan keislamannya! Ummu Habibah sebagai seorang Muslimah yang ikiut serta berhijrah ke negeri Habasyah… di sana, suaminya murtad dan memilih memeluk agama Nashrani. Sepulang dari hijrahnya… dan langsung ke kota Madinah –karena Nabi saw. dan para sahabat beliau sudah hijrah-. Maka Ummu Habibah tidak mungkin kembali ke keluarganya sebagai janda.

Karena ayahnya; Abu Sufyan dan ibunya; Hindun serta segenap anggota keluarganya; Mu’awiyah dan Yazid abangnya adalah musuh-musuh Allah yang sangat keras permusuhan dan gangguannya kepada Nabi saw. dan kaum Muslimin. Oleh sebab itu, Nabi saw. menikahi Ummu Habibah ra. Jadi, pernikahan itu bukan atas kehendak Abu Sufyan dan tidak juga ia suka dengan hubungan pernikahan itu!

Abu Thalib dituduh Kafir.
Riwayat ini sangat popular di kalangan kaum Muslim dan tampaknya juga hasil rekayasa politik adalah kisah kekafiran Abu Thalib. Abu Thalib adalah paman dan ayah-asuh Rasulullah saaw. Dia membela Nabi saaw. dengan jiwa raganya. Ketika Nabi saaw berdakwah dan mendapat rintangan, dia dengan tegar berkata, “Kalian tidak akan dapat menyentuh Muhammad sebelum kalian menguburkanku.”

Ketika Nabi saaw. dan pengikut­nya diboikot di sebuah lembah, Abu Thalib mendampingi Nabi saaw. dengan setia. Ketika dia melihat ‘Ali shalat di belakang Rasul­ullah saaw., dipanggilnya anaknya yang lain ja’far untuk juga shalat di samping-Nabi. Ketika mau meninggal dunia, Abu Thalib ber­wasiat kepada keluarganya untuk selalu berada di belakang Nabi saaw. dan membelanya untuk memenangkan dakwahnya. Musuh Abu Thalib dan musuh besar Rasulullah saaw. waktu itu adalah Abu Sufyan. Hampir sepanjang hidupnya Abu Sufyan memerangi Nabi. Sekarang apa yang kita ketahui tentang kedua tokoh ini?

Menakjubkan. Kita menyebut Abu Thalib kafir dan Abu Sufyan Muslim. Sesudah nama Abu Sufyan, kita mengucapkan radhiyal­lahu `anhu (Semoga Allah meridhainya) Tentang Abu Thalib. kita meriwayatkan hadis bahwa dia ditempatkan di dalam neraka dengan siksaan yang paling ringan; yakni, kakinya berada di atas api neraka dan otaknya mendidih karenanya.(Hadis ini di riwayatkan oleh Al-Ghazali).

Untuk membuktikan bahwa Abu Thalib itu kafir, ditunjuk­kan riwayat dalam Bukhari dan Muslim: Menjelang wafatnya, Nabi saaw. menyuruh Abu Thalib mengucapkan la ilaha illallah. Abu jahal dan ‘Abdullah bin Umayyah memperingatkan Abu Thalib untuk tetap berpegang pada agama Abdul-Muththalib. Sampai menghembuskan napasnya yang terakhir, dia tidak mau mengucap­kan kalimah tauhid itu. Maka, dia mati sebagai orang kafir.

Nabi saaw. merasa sangat sedih. Nabi ingin memohonkan ampunan bagi Abu Thalib, tetapi turunlah ayat Al-Taubah 113 — melarang Nabi memohonkan ampunan bagi orang musyrik. Nabi ingin sekali Abu Thalib mendapat petunjuk Allah, tetapi Allah menegurnya, “Sesungguhnya engkau tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau cintai; sesungguhnya Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya [al-Qashash 56].

Dengan menggunakan ilmu hadis dan memeriksa. rijal (orang­-orang yang meriwayatkan hadis ini), kita akan menemukan hadis ini tidak otentik. Tidak mungkin memerinci komentar Para ahli jarh {kritik rijal}. Di sini. Sebagai contoh saja, salah seorang perawi hadis ini yang berasal dari kalangan sahabat adalah Abu Hurairah. Di­sepakati oleh Para ahli tarikh bahwa Abu Hurairah masuk Islam pada perang Khaibar, tahun ketujuh Hijri. Abu Thalib meninggal satu atau dua tahun sebelum hijrah. Di sini juga ada tadlis.

Surah ‘Al-Taubah 113, menurut “para ahli tafsir, termasuk ayat yang terakhir turun di Madinah. Sementara itu, surah Al Qashash turun pada waktu perang Uhud. Sekali lagi kita ingatkan, Abu Thalib meninggal di Makkah sebelum Nabi berhijrah. jadi antara kematian Abu Thalib `dan turunnya kedua ayat itu ada jarak bertahun-tahun; begitu Pula ada jarak bertahun-tahun antara kedua ayat tersebut.

Telaah yang mendalam tentang sejarah Rasulullah saaw. dan riwayat Abu Thalib akan membawa kita kepada kesimpulan bahwa Abu Thalib itu Mukmin. Lalu, mengapa Abu Thalib menjadi kafir sedangkan Abu Sufyan menjadi Muslim, Abu Thalib: adalah ayah Imam Ali as. dan Abu Sufyan adalah ayah Mu`awiyah. Ketika Mu`awiyah berkuasa, dia berusaha mendiskreditkan Imam Ali as dan keluarganya. Para ulama su’ disewa untuk memberikan fatwa yang menyudutkan keluarga Imam Ali as -lawan politiknya, Bagi ulama su’, tidak ada senjata yang paling ampuh selain hadis. Maka lahirlah riwayat-riwayat di atas.

Para Wahhâbi Yang Nawashib!
Sejak dahulu, kaum nashibi (pembenci Sayyidina Ali dan keluarga Nabi saw.) menteror para pecinta Nabi saw. dan keluarga beliau ra. dengan segala cara keji!

Dimasa kekuasaan bani Umayyah yang ditegakkan di atas kezaliman dan kekejaman serta penyimpangan agama, Mu’awiyah, Yazid, dan para raja zalim setelahnya tidak segan-segan memerangi, membantai dan membunuh keturunan Nabi saw dan para pecinta mereka!

Para raja zalim itu mendapat dukungan penuh dari kaum munafikin yang berpura-pura menampakkan Islam sementara kedengkian kepada Nabi saw,dan Dakwah Islam tertendam dalam lubuk jiwa-jiwa mereka! Mereka menampakkan kemunafikan dan kedengkian itu dengan kebencian yang mendalam kepada Sayyidina Ali, Sayyidatuna Fatimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain serta keturunan mereka yang diberkahi Allah SWT. Serta menteror para pecinta mereka!

Setelah masa gelap kekuasaan para raja tiran itu berlalu dan tumbang serta terlempar ke neraka Jahannam, para pendukung mereka tetap saja gentayangan di mana-mana mengganggu para pecinta Nabi dan Ahlul Bait beliau!

Mereka, dalam menjalan aksi teror, melakukan berbagai caara di antaranya, menuduh setiap orang yang mencintai Nabi dan keluarga beliau; Ahlul Bait ra. dengan tuduhan keji yaitu Syi’ah Rafidhah! Semua itu mereka lakukan agar umat Islam mengosongkan jiwa-jiwa suci mereka dari kecintaan kepada keluarga Nabi ra.

Siapa saja yang berani berterang-terangan mencintai Sayyidina Ali dan Ahlul Bait pasti akan mereka kecam sebagai Syi’ah Rafidhah!

Jadi, di mata mereka, Syi’ah Rafidhah itu adalah identik dengan kecintaan kepada Ahlul Bait Nabi ra.

Pendahulu Kaum Wahhâbi Menteror Imam Syafi’i!
Imam kita, Imam Syafi’i satu dari sekian banyak ulama Ahlusunnnah yang mereka teror!
Hanya karena kecintaannya kepada Ahlul Bait Imam Syafi’i mereka kecam dan mereka tuduh sebagai Syi’ah Rafidhah!

Sementara kaum munafik yang menvonis beliau dengannya tidak mengerti apa itu Syi’ah dan apa itu Rafidhah? Persis dengan kaum Wahhabi Salafi Nashibi zaman kita yang selalu melontarkan tuduhan tanpa mengerti makna tuduhan itu!

Perhatikan kekejian tuduhan para pendahulu kaum  Wahhabi Salafi Nashibi terhadap Imam kita; Imam Syafi’i ra. yang langsung beliau tanggapi dengan tegar dan tegas!
.

قَالُوا تَرَفَّضْتَ! قلتُ كَلاَّ *** ما الرُفْضُ دينِيْ وَ لاَ اعْتقادِيْ

و لـكِنْ تَوَلَّيْتُ دونَ شَكٍّ  ***  خيرَ إمامٍ  و خيرَ هـاديِ

إنْ كـانَ حُبُّ الوَصِيِّ رَفْضًا  ***   فَـإِنَّنِيْ أَرْفَضُ العبادِ

.
Mereka berkata; kamu telah berfaham Rafdh! Aku berkata: Tidak! **Kerafidhian bukan agamaku dan bukan keyakinanku.
Akan tetapi aku tanpa ragu berwilayah ** kepada sebaik-baik Imam dan sebaik-baik pemberi petunjuk.
Jika mencintai washi (Ali) itu kerafidhian ** maka ketahuilah bahwa aku paling rafidhinya manusia
.
Jadi dalam fitnahannya itu, para musuh Allah dan Rasul-Nya menuduh siapapun yang mencintai Sayyidina Ali yang (disebut Imam Syafi’i dengan gelar Washi) dan Ahlul Bait ra. adalah Rafidhi! Dan kecintaan kepada Sayyidina Ali yang Ahlul Bait ra. sebagai kerafidhian!

Dalam kesempatan lain Imam Syafi’i ra. mengeluhkan kejahatan fitnahan dan tuduhan yang disebarkan dalam rangka menebar teror keji itu.

إنْ كانَ رَفْضًا حُبُّ آلِ محمد *** فليَشْهَدِ الثقلاَنِ أَنَّيْ رافِضِيْ

Jika mencintai keluarga Muhammad itu kerafidhian, ** maka hendaknya manusia dan jin menyaksikan bahwa aku adalah seorang Rafidhi
menyebarnya virus Salafisme Wahhâbisme yang dalam sisi identik dengan kesinisan sikap dan kebencian kepada imamah Sayyidina Ali dan Ahlul Bait ra., dan di sisi lain identik dengan pengagungan musuh-musuh Sayyidina Ali dan Ahlul Bait ra. maka marak kembali tuduhan kepada siapapun yang mencintai dan membela  Sayyidina Ali dan Ahlul Bait ra. sebagai Syi’ah Rafidhah!

(ABNS)

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: