Persembahan Buat Yang Suka Mengaku-ngaku!
Sunnah Nabi saw. adalah sumber utama
Islaam setelah Al Qur’an al Karim! Kita semua termasuk Anda wajib untuk
mengimaninya … menjaganya… mengamalkannya dan memperjuangkannya… baik
ia sesuai dengan hawa nafsu Anda… cocok dengan keyakinan kemazhaban Anda
(yang bisa jadi sering kali dibangun di atas ketidak jelasan
hujjah/dalil)!
Tetapi apakah demikian dengan sikap
mereka yang mengaku-ngaku sebagai Pemilik Hak Paten Merk Ahlusunnah Wa
al Jam’ah? Atau justru tidak demikian… keimanan dan ketundukan serta
kesetiaan kepada Sunnah Nabi itu sebatas, apabila Sunnah itu (betapa pun
ia benar-benar disabdakan mulut suci Sang Nabi mulia) sesuai dengan
hawa nafsu dan doktrin kemazhaban betatapun doktrin itu menyimpang!
Mari kita saksikan langsung sikap mereka seperti yang mereka laporkan sendiri!
Dalam kitab Dhu’afâ’ karya al ‘Uqaili,3/416:
حدثنا محمد بن إسماعيل قال حدثنا الحسن بن على الحلواني حدثنا محمد بن داود الحداني قال سمعت عيسى بن يونس يقول ما رأيت الأعمش خضع إلا مرة واحدة فإنه حدثنا بهذا الحديث قال علي : ( أنا قسيم النار ) فبلغ ذلك أهل السنة فجاءوا إليه فقالوا : أتحدث بأحاديث تقوي بها الروافضة والزيدية والشيعة ؟!! فقال : سمعته فحدثت به فقالوا : فكل شيء سمعته تحدث به ؟!!! قال : فرأيته خضع ذلك اليوم “.
“Muhammad bin Ismail menyampaikan berita
kepada kami, ia berkata, Hasan bin Ali al Hulwani menyampaikan berita
kepada kami, ia berkata, Muhammad bin Daud al hadâni berkata, “Aku
mendengar Isa bin Yunus berkata, “Aku tidak pernah menyaksikan A’masy
tunduk kecuali hanya sekali saja. Ia pernah menyampaikan hadis dari Ali
,”Aku adalah Pembagi nereka…”Maka sampailah berita itu (penyampaian
hadis itu oleh A’masy) kepada (ulama) Ahlusunnah, maka mereka beramai-ramai mendatanginya lalu berkata, “Apakah kamu menyampaikan hadis-hadis yang dapat menguatkan kaum Rafidhah, kaum Syi’ah Ziadiyah dan kaum Syi’ah?!” Maka ia berkata, ‘Aku mendengarnya lalu aku menyampaikannya.!
Maka mereka berkata, “Apakah setiap hadis yang engkau dengar harus engkau sampaikan?!
Perawi berkata, “Maka aku menyaksikannya tunduk hari itu.”
Ibnu Jakfari:
Dari kutipan data di atas pasti Anda
dapat melihat bagaimana usaha ngotot ulama Ahlusunnah saat itu untuk
membungkam mulut siapapun yang berani mentablighkan Sunnah Nabi saw.
terkait dengan Imam Ali as. mereka beramai-ramai mengeroyok A’masy
-seorang ulama dan muhaddis agung di masanya dan semua pun mengakui
kehebatannya- untuk menghardiknya dan membuatnya jerah dan ketakutan
untuk menyampaikan Sunnah Nabi saw.
Semua sikap ganas para ulama pendhulu
Ahlusunnah itu dilakukan dengan alasan membentengi akidah ASWAJA (maaf
kalau istilah itu benar, sebab semestinya ASWAJA yang sejati pasti cinta
hadis dan juga Cinta keluarga Nabi saw.!) dari ajaran Syi’ah!
Aneh bukan… untuk membentengini ajaran
Rasulullah saw, harus dengan memerangi Sunnah Rasulullah dan dilakukan
atas nama Rasulullah…. mirip atau bahkan jangan-jangan persis dengan apa
yang dilakukan Yazid demi menjaga kewaibaan kelkhalifahan Rasulullah
saw. Yazid membantai Cucu Rasulullah dan keturunan beliau di padang
Karbala … begitu juga dengan Mu’awiyah dengan alasan membela kesucian
agama Rasulullah saw. ia sunnahkan melaknati menentau ntercinta
Rasulullah yang dengan jasa-jasa besarnya Islam menjadi berjaya! Dan
untuk semua “kebaikan dan amal shaleh” Mu’awiyah dan Yazid, kaum
Ahlusunnah, khususnya yang beraliran Salafi-Wahhabi membanggakan Yazid
dan Mu’awiyah dan menggelari keduanya dengan AMIRUL MUKMINI!
Hal lain yang tentu lucu adalah: Kata
kaum Wahhabi-Salafi (khususnya yang bekerja langsung sebagai agen
Zionis) yang selalu menvonis Syi’ah sebagai KAFIR! Eeh ternyata kaum
KAFIR itu ajarannya ditegakkan di atas Sunnah Nabi saw…. sebentara yang
mengaku Ahlusunnah (maaf bukan Sunni Anda tapi Sunni yang si dia) malah
bisanya hanya menegakkkan akidah dan mazhabnya di atas pondasi memerangi
Sunnah Nabi saw.
Apakah memeng Ahlusunnah hanya dapat dijaga dengan menyembunyikan dan melenyapkan Sunnah Nabi saw.?
Anda pasti lebih tau jawabnya!
Post a Comment
mohon gunakan email