Berdiri adalah satu-satunya bagian salat yang menyandang sifat ganda, artinya terkadang menjadi rukun dan terkadang menjadi wajib dan bukan rukun.
Mampu berdiri:
Apabila mukallaf mampu berdiri di waktu salat, maka wajib baginya berdiri. Namun jika tidak mampu, maka ia harus melakukan salah satu dari perbuatan berikut ini sesuai dengan kemampuannya dimulai dari yang pertama:
- Salat duduk.
- Salat berbaring ke sebelah kanan dan wajahnya menghadap kiblat seperti bentuk mayit yang dikubur, jika tidak mampu maka salat berbaring ke sebelah kiri kebalikan dari yang pertama, dan ihtiyath wajibnya harus menjaga ketertiban di antara dua arah.
- Salat berbaring dan kedua kakinya diarahkan ke kiblat seperti kondisi orang yang sekarat, dan wajib mengisyaratkan dengan kepalanya untuk rukuk dan sujud. Menurut ihtiyath wajib, isyarat untuk sujud harus lebih rendah daripada isyarat untuk rukuk, jika itu tidak bisa dilakukan maka cukup memberi isyarat dengan kedua matanya.
- Jika ada pilihan antara berdiri bersandar (kepada tongkat atau tembok atau seseorang) atau duduk, maka wajib berdiri.
- Apabila mukallaf mampu berdiri tapi tidak mampu rukuk atau sujud, maka ia wajib berdiri dan memberi isyarat untuk rukuk atau sujud.
- Apabila mukallaf hanya mampu berdiri dalam takbiratul ihram, maka ia wajib bertakbir dengan berdiri, kemudian menyempurnakan sisa salatnya dengan duduk.
- Apabila perkara berputar antara salat berdiri dengan memakai isyarat (untuk rukuk dan sujud) atau dengan duduk beserta rukuk dan sujud, maka ia harus salat berdiri dengan isyarat.
Terdapat beberapa perkara sunah dalam berdiri, antara lain adalah:
1-Menguraikan kedua bahu.
2-Melepaskan kedua tangan (tidak bersedekap)
3-Merapatkan jari-jari kedua tangan.
4-Hendaknya pandangannya mengarah ke tempat sujudnya.
5-Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua paha di depan kedua lutut; tangan kanan di atas paha kanan dan tangan kiri di atas paha kiri.
6-Meluruskan kedua kakinya dan memberi jarak antara keduanya seukuran tiga jari terbuka atau lebih sampai satu jengkal.
7-Menyamakan kedudukan kedua kaki.
8-Hendaknya rendah diri dan khusyuk layaknya berdirinya hamba yang hina di hadapan tuan yang mulia.
Post a Comment
mohon gunakan email