Presiden Iran Hassan Rouhani
“Hegemoni global dan negara adidaya telah meletakkan belenggu pada … ekonomi Iran dan terus bergerak, dan dengan JCPOA semua belenggu ini akan rusak,” kata presiden, Sabtu (12/9/15)
Pada tanggal 14 Juli, Iran dan P5 + 1 negara – Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina dan Rusia ditambah Jerman – menyepakati perjanjian nuklir yang dijuluki Rencana Aksi Bersama Menyeluruh (JCPOA) di ibukota Austria, Wina.
Di bawah JCPOA, pembatasan kegiatan nuklir Iran akan diisyaratkan dengan imbalan, antara lain, penghapusan semua sanksi ekonomi dan keuangan terhadap Republik Islam.
Setelah kesepakatan tersebut, pejabat dari berbagai negara telah menyatakan kesiapannya untuk memperluas hubungan dengan Iran.
Pada hari Sabtu, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Hong-kyun telah melakukan kunjungan ke Teheran untuk bertemu dengan otoritas tinggi Iran.
Dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Hukum dan Internasional, Abbas Araqchi, diplomat tinggi Iran itu menyatakan harapannya, bahwa hubungan Teheran-Seoul akan lebih berkembang dalam rangka JCPOA.
Pejabat Korea Selatan, untuk bagian itu, menegaskan bahwa negaranya selalu mendukung perundingan nuklir Iran-P5 + 1, dan mengatakan ia yakin kerjasama Teheran-Seoul akan segera memasuki babak baru.
Perkembangan ini terjadi ketika Parlemen Iran (Majlis) sedang mengevaluasi JCPOA. Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Konsuler, Parlemen dan Ekspatriat, Hassan Qashqavi, mengatakan pada Sabtu bahwa ia menganggap evaluasi JCPOA cenderung “positif.”
“Secara keseluruhan, suasana evaluasi JCPOA cenderung positif dan menjadi salah satu yang baik teraksi yantara parlemen dan pemerintah,” katanya.
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email