Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS DOA. Show all posts
Showing posts with label ABNS DOA. Show all posts

Khotbah Arofah Dan Doa Rasulullah Saw di Arofah


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Rasulullah saw menyampaikan khotbah beliau yang bersejarah di Haji Perpisahan yang disebutkan dalam kitab Al-Bihar juz 37, hal. 114 sbb. :

اَلْحَمْدُلِلّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَآتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِاللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَاِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أُوْصِيْكُمْ عِبَادَاللهِ بِتَقْوَى اللهِ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ، وَأَسْتَفْتِحُ بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ: أَمَابَعْدُ: أَيُّهَاالنَّاسُ:اِسْمَعُوْامِنّي أُبَيِّنُ لَكُمْ، فَإِنّي لاَأَدْرِي لَعَلِّيْ لاَأَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامِي هَذَا فِي مَوْقِفِيْ هَذَا،أَيُّهَاالنَّاسُ: إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ، إِلَى أَنْ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا،فِي شَهْرِكُمْ هذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا. أَلاَهَلْ بَلَّغْتُ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ! فَمَنْ كاَنَتْ عِنْدَهُ أَمَانَةٌ فَلْيُؤَدِّهَا إِلَى مَنْ اِئْتَمَنُهُ عَلَيْهَا وَإِنَّ رِبًاالْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوْعَةٌ وَإِنَّ أَوَّلَ رِبًا أَبْدَأَ بِهِ رِبَاعَمِّي الْعَبَّاسِ بِنْ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَإِنَّ دِمَاءَ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوْعَةٌ، وَإِنَّ أَوَّلَ دَمٍّ عَامِرٌ بِنْ رَبِيْعَةَ بْنِ الْحَارِثِ اِبْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، وَإِنَّ مَآثِرَ الْجَاهِلِيَّةِ مَوْضُوْعَةٌ غَيْرَ السّدَانَةِ (أي السّدَانَةِ الكعبة) وَالسِّقَايَةِ (أي السّقَايَةِ الحاج)، وَالْعَمْدَ قَوَدٌ وَشِبْهَ الْعَمْدِ مَاقُتِلَ بِالْعَصَا وَالْحَجَرِ وَفِيْهِ مِائَةُ بَعِيْرٍ، فَمَنْ زَادَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَاهِلِيَّةِ.أَيُّهَاالنَّاسُ: إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ يَئِسَ أَنْ يُعْبَدَ فِيْ أَرْضِكُمْ هَذِهِ،وَلكِنَّهُ قَدْ رَضِيَ أَنْ يُطَاَفِيْمَا سِوَي ذَلِكَ مِمَّا تَحْقِرُوْنَ مِنْ أَعْمَالِكُمْ، فَاحْذَرُوْهُ عَلَى دِيْنِكُمْ.أَيُّهَاالنَّاسُ: إِنَّمَاالنَّسِيئُ زِيَادَةٌ فِي الْكُفْرِ يُضَلُّ بِهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُحِلُّوْنَهُ عَامًا وَيُحَرِّمُونَهُ عَامًا لِيُوَاطِئُوْا عِدَّةَ مَاحَرَّمَ اللهُ، وَإِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَةِ يَوْمَ خَلَقَ اللهُ السَّموَاتِ وَاْلأَرْضَ، وَإِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اِثْنَاعَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ،يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ،مِنْهَاأَرْبَعَةٌ حُرُمٌ، ثَلاَثٌ مُتَوَالِيَاتٌ، وَوَاحِدٌ فَرْدٌ: ذُواْلقَعْدَةِ، وَ ذُوالْحِجَّةِ، وَالْمُحَرَّمُ، وَرَجَبُ الَّذِي بَيْنَ جُمَادِى وَشَعْبَانَ، أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟ أَللَّهُمَّ اشْهَدْ! أَيُّهَاالنَّاسُ: إِنَّ لِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقٌّ، وَلَكُمْ عَلَيْهِنَّ حَقٌّ أَنْ لاَ يُوَطّئْنَ فَرْشَكُمْ غَيْرُكُمْ، وَلاَ يُدْخِلْنَ أَحَدًا لِتَكْرَهُوْنَهُ بُيُوْتَكُمْ إِلاَّ بِإِذْنِكُمْ، وَلاَ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ،فَإِنْ فَعَلْنَ فَإِنَّ اللهَ قَدْ أَذِنَ لَكُمْ أَنْ تَعْضُلُوْهُنَّ وَتَهْجُرُوْهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَتَضْرِبُوْهُنَّ ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرِّحٍ، فَإِنْ اِنْتَهَيْنَ وَأَطَعْنِكُمْ فَعَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَإنَّمَا النِّسَاءُ عِنْدَكُمْ عَوَانٌ لاَ يَمْلِكْنَ ِلأَنْفُسِهِنَّ شَيْئًا،أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ،وَاسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِاللهِ،فَاتَّقُوا اللهَ فِي النّسَاءِ وَاسْتَوْصُوْا بِهِنَّ خَيْرًا، أَلاَهَلْبَلَّغْتُ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ! أَيُّهَاالنَّاسُ:اِنّي تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَااِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوْااَبَدً، اَمْرَيْنِ اثْنَيْنِ كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيّكُمْ، أَيُّهَا النَّاسُ اِسْمَعُوْا مَا اَقُوْلُ لَكُمْ تَعِيْشُوْابِهِ. أَيُّهَاالنَّاسُ: اِنَّمَاالْمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ، وَلاَ يَحِلُّ ِلامْرِئٍ مَالُ أَخِيْهِ اِلاَّ عَنْ طِيْبِ نَفْسٍ مِنْهُ، اَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ! فَلاَ تَرْجِعَنَّ بَعْدِيْ كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ،فَإِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيْكُمْ مَاإِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُ، كتِاَبُ اللهِ، أَلاَهَلْ بَلَّغْتُ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ! أَيُّهَاالنَّاسُ: إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ،وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، كُلُّكُمْ ِلآدَمَ،وَآدَمُ مِنْ تُرَابٍ، اِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ اَتْقَاكُمْ, لَيْسَ لِعَرَبِيّ عَلَى عَجَمِيّ فَضْلٌ إِلاَّ بِالتَّقْوَى، أَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ؟ اَللَّهُمَّ اشْهَدْ! قَالُوْا نَعَمْ. قَالَ: فَلْيُبَلِّغُ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ. أَيُّهَاالنَّاسُ: اِنَّ اللهَ قَدْ قَسَمَ لِكُلّ وَارِثٍ نَصِيْبَةُ مِنَ الْمِيْرَاثِ، وَلاَ تَجُوْزُ لِوَارِثٍ وَصِيَّتُهُ، وَلاَ تَجُوْزُ وَصِيَّةٌ فِي اَكْثَرَ مِنَ الثُّلُثُ وَالْوَلَدُ لِلْفِرَاشٍ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيْهِ، أَوْ تَوَلَّى غَيْرَ مَوَالِيْهِ فَعَلَيْهِِ لَعْنَةُ اللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ لاَ يُقْبَلُ مِنْهُ صَرْفٌ وَلاَ عَدْلٌ. وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon bantuan-Nya, meminta ampun kepada-Nya, bertobat kepada-Nya, berlindung kepada-Nya dari kejahatan dan perbuatan buruk terhadap kami.

Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah tidak akan ada yang menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan-Nya, tiada akan ada petunjuk baginya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Ia sendiri, tiada berserikat Dia, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan pesuruh-Nya. Aku ber-pesan kepada kamu, wahai hamba-hamba Allah, agar bertakwa kapada Allah, dan aku menganjurkan agar menaati-Nya, dan aku memulai dengan yang lebih baik.

Amma ba’du:Wahai manusia, dengarkan aku. Akan aku jelaskan kepadamu, karena aku tidaklah tahu barangkali aku tidak akan bertemu kamu lagi sesudah tahun ini. Wahai sekalian manusia, darah dan harta harus dihormati (sebagai amanat Allah) sampai kamu menemui Tuhanmu, seperti menghor-mati hari, bulan dan negerimu ini. Bersaksi-lah, bahwa bukankah aku telah menyampai-kannya sekarang? Ya Allah, saksikanlah! Dan barangsiapa mengemban amanat orang, maka penuhilah amanat orang yang memberi amanat. Dan riba atau rente pertama (yang aku hapus) di zaman jahiliah adalah riba pamanku ‘Abbas bin Abdul Muththalib. Dan penuntutan darah pertama, menurut cara jahiliah (yang aku hapus) adalah darah Amir bin Rabi’ah bin Harits. Dan bahwa upacara-upacara jahiliyah itu dihapus, kecuali penja-gaan (Baitullah) dan pemberian minum (para hujjaj). Dan bahwa pembunuh dengan sengaja itu harus dibunuh, dan pembunuhan dengan sengaja itu, adalah pembunuhan dengan tongkat atau dengan batu dan dalam masalah ini didenda seratus unta, dan barang siapa menambah ia termasuk golongan jahiliah.

Wahai manusia! Sesungguhnya setan telah putus harapan untuk disembah di atas bumi ini, tapi ia senang bila ditaati di bagian lain, ialah dalam hal yang kamu anggap enteng dalam amalan-amalanmu. Maka hati-hatilah kamu akan masalah agamamu.

Wahai manusia. Sungguh, menangguhkan larangan itu menambah kekufuran yang menyesatkan orang kafir, mereka menghalal kannya dalam suatu tahun dan mengharam kannya pada tahun lain, hanya untuk menggenapkan bulan yang diharamkan Allah. Dan sesungguhnya zaman telah beredar dari hari Allah menciptakan seluruh langit dan bumi, dan bilangan bulan di sisi Allah itu ada duabelas di Kitab Allah, pada hari Ia menciptakan langit dan bumi, sebagian dari bulan-bulan itu ada empat bulan terhormat, tiga bulan berturut-turut dan satu bulan tersendiri. (Yang berturut-turut adalah) Zulkaidah, Zulhijah, Muharram dan (yang tersen diri adalah) Rajab yang ada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban. Bukankah aku telah menyampaikannya?, Ya Allāh, saksikanlah!

Wahai manusia! Sungguh, istri-istri kamu punya hak atas kamu, dan kamupun punya hak atas istri-istri kamu, bahwa mereka tidak boleh memasukkan selain kamu pada tempat-tempat tidur kamu, dan mereka tidak boleh masukkan ke rumah-rumahmu, siapa saja yang tidak kamu sukai, tanpa izinmu. Dan mereka tidak boleh mengerjakan pekerjaan buruk. Jika mereka berbuat demikian, maka Allah telah mengizinkan kamu untuk meninggalkan mereka dan kamu menjauhi untuk tidur dengan mereka, dan kamu pukul mereka dengan pukulan yang tidak memba-hayakan. Tetapi bila mereka berhenti dan menaatimu, maka wajiblah kamu memberi belanja serta pakaian mereka dengan cara yang pantas. Dan sungguh istri-istri kamu tidaklah berdaya, karena mereka (seakan-akan) tidak memiliki kekuasaan bagi diri mereka sendiri. Kamu telah mengambil mereka dengan amanat Allah. Dan Allah telah menghalalkan kehormatan mereka dengan nama Allah. Maka takutlah kamu kepada Allāh dalam memperlakukan istri-istri kamu dan hendaklah kamu berpesan kepada mereka baik-baik! Bukankah aku telah menyampaikannya?

Wahai manusia! Sungguh, aku telah meninggalkan kepada kamu dua hal, bila kamu berpegang teguh kepadanya, kamu tidak akan sesat selamanya, Kitab Allāh dan Sunah Nabimu. Wahai manusia! Dengarkan apa yang kusampaikan padamu, niscaya kamu akan hidup lebih baik.

Wahai manusia, sesungguhnya mukmin ini bersaudara, dan tidak halal seseorang (menggambil) harta saudaranya melainkan dengan kerelaannya. Perhatikan! Bukankah aku telah sampaikan? Ya Allah, ya Tuhan kami, saksikanlah. Maka jangan sekali-kali menjadi kafir sesudahku, sehingga sebagian di antara kamu menebas leher sebagiannya, karena sesungguhnya telah kutinggalkan padamu sesuatu, yang bila kamu berpegang padanya, kamu tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitab Allah. Bukankah aku telah sampaikan? Ya Allah saksikanlah!

Wahai manusia! Sesungguhnya Tuhan kamu itu Esa. Dan sungguh, ayah kamu itu satu. Kamu semua berasal dari Adam dan Adam dari tanah, sesungguhnya orang paling mulia disisi Allah adalah yang paling takwa. Tidak ada keutamaan orang Arab atas orang bukan Arab kecuali karena takwa. Perhatikan-lah! Bukankah aku telah sampaikan? Ya Allah saksikanlah! Maka hendaklah orang yang hadir di antara kamu menyampaikan kepada yang tidak hadir! Wahai manusia! Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi tiap pewaris bagian masing-masing dari harta pusaka dan tidaklah boleh berwasiat kepada seorang pewaris, dan tidak boleh mewasiat kan lebih dari sepertiga harta peninggalan, dan anak (yang diperebutkan) adalah milik ibunya, dan bagi orang yang berzina dirajam. Barangsiapa yang memanggil bapak kepada bukan bapaknya atau memanggil tuan kepada bukan tuannya, maka Allah, malaikat dan seluruh manusia melaknatinya, tobat nya dan tebusan tidak diterima. Dan mudah-mudahan berlimpahlah rahmat dan berkah Allah kepada kamu sekalian.


Doa Rasulullah saw di Arofah

Doa ini diriwayatkan dalam kitab Manlâ Yah dhuruhul Faqîh, juz 2, hal. 543.

Dari Mu’awiyyah bin Ammar dari Abi Abdillah a.s. :”Rasulullah saw bersabda kepada Imam Ali a.s. ;’Apakah kau ingin aku ajari doa hari arofah doa ini adalah doa para nabi sebelumku ; Imam Ali a.s. menjawab aku ingin ya Rasulullah saw.
Beliau saw bersabda bacalah :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ، لاَإِلَهَ إِلاَّاللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيكَ لَهُ لَهُالْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَيُمِيتُ وَيُحْيِي وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ، اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَمَاتَقُولُ وَخَيْرُ مَايَقُولُ الْقَائِلُونَ،اَللَّهُمَّ لَكَ صَلاَتِي وَدِينِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي وَلَكَ تُرَاثِي وَبِكَ حَوْلِي وَمِنْكَ قُوَّتِي اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَمِنْ وَسْوَاسِ الصَّدْرِ وَمِنْ شَتَاتِ اْلأَمْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْر،ِ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَاتَأْتِي بِهِ الرِّيَاحُ وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَاتَأْتِي بِهِ الرِّيَاحُ وَأَسْأَلُكَ خَيْرَ اللَّيْلِ وَخَيْرَ النَّهَارِ اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُوراً وَفِي سَمْعِي نُوراً وَفِي بَصَرِي نُوراً وَفِي لَحْمِي وَدَمِي وَعِظَامِي وَعُرُوقِي وَمَفَاصِلِي وَمَقْعَدِي وَمَقَامِي وَمَدْخَلِي وَمَخْرَجِي نُوراً وَأَعْظِمْ لِي نُوراً يَارَبِّ يَوْمَ أَلْقَاكَ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْ‏ءٍ قَدِيرٌ .

Bismillâhir rohmânir rohîm,Allâhumma sholli ‘alâ Muhammadin wa âli Muham mad, Lâ ilaha ilallâh wahdahu lâ syarîkalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyî wa yumîtu wayumîtu wa yuhyî wahuwa hayyun lâ yamûtu biyadihil khoiru wahuwa ‘alâ kulli syai-in qodîr, Allahumma lakal hamdu anta kamâ taqûlu wa khoiro mâ yaqûlul qô-ilûna, Allahuma laka sholâti wa dînî wa mahyâ wa mamâtî walaka turotsî wa bika hawlî waminka quwwwatî, Allahum ma innî a’ûdzubika minal faqri wamin waswâsi shodrî wa min syatatil amri wa min adzâbinnâri wamin adzâbil qobri, Allahum ma innî as’aluka min khoiri mâ ta’ti bihirriyâhu, wa as-aluka khoirol layli wa khoiron nahâri. Allahumaj’al fî qolbî nûron wa fî sam’î nûron wa fî bashorî nûron wa fî lahmî nûron wa damî wa ‘izhomî wa ‘urûqî wa mafâshilî wa maq’adî wa maqômî wa madkholî wa makhrojî nûron wa a’zhimlî nûron ya Robbî yaumal alqôka innaka ‘alâ kulli syai-in qodîr.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Tidak ada tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, Dialah Pencipta, Dialah Mahaterpuji. Dia Menghidupkan dan Mematikan, Memati kan dan Menghidupkan, dan Dia Mahahidup tidak akan pernah mati. Ditangan-Nya semua kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi-Mu, Ya Allah, Engkau sebagimana yang Kau sebutkan dan sebaik-baiknya dari apa yang disebutkan tentang-Mu.

Ya Allah hanya untuk-Mu daku sholat, daku beragama, daku hidup dan daku mati. Hanya dari-Mu warisanku, dari-Mu daya dan kekuatanku.

Ya Allah daku berlindung dari kefakiran, dari keraguan yang ada di dalam dada, dari kebimbangan dalam menjalankan perintah, dari azab api neraka, dari azab kubur.

Ya Allah daku menginginkan kebaikan darimanapun arah datangnya yang dibawa oleh angin dan daku memohon agar dilindungi dari kejelekan dari arah manapun yang dibawa oleh angin. Daku memohonkan dari kebaikan siang dan kebaikan malam.


Dalam riwayat lain ada tambahan :
Ya Allah jadikan di hatiku cahaya, di pendengaranku cahaya, di penglihatanku cahaya, di dagingku cahaya, di darahku cahaya, di tulangku cahaya, di uratku cahaya, semua persendian, semua duduk dan berdiriku, masuk dan keluarku cahaya. Agung kan daku dengan cahaya, Duhai Pemilik Hari Perjumpaan (Akhirat). Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sekilas Ziarah Jami'ah Kabirah dan Teks Doa Ziarah Jami'ah Kabirah


Ziarah Jami'ah Kabirah

Ziarah jami'ah kabirah (bahasa Arab:الزيارة الجامعة الكبيرة) merupakan doa ziarah dari para Imam Maksum yang paling lengkap dan bernilai. Doa ziarah ini bersumber dari Imam Ali al-Hadi as sebagai jawaban dari pemohonan salah satu pengikutnya. Kandungan doa ini adalah keyakinan Syiah terhadap Imamah, kedudukan para Imam, tugas dan tanggung jawab Syiah terhadap para Imam Maksum. Ziarah Jami'ah Kabirah tergolong doa yang berisi pembahasan Imamah dalam bentuk ibarat yang fasih dan menyentuh hati.


Sebab Penamaan

Bagi doa ziarah yang tidak khusus untuk Imam tertentu disebut ziarah jami'ah dan dikarenakan ziarah matannya lebih detail dari doa ziarah yang lain, ziarah ini terkenal dengan sebutan ziarah jami'ah kabirah. Matan ziarah jami'ah kabirah bisa dibaca kapan saja ketika berziarah ke salah satu Imam, baik dibaca dari jauh maupun dari dekat.


Sanad Ziarah Jami'ah

Syeikh Thusi dalam kitab Tahdzib[1] dan Ibnu Babawaih dalam kitab Man Lâ Yahduruh al-Faqîh[2] menukil doa ziarah ini.

Ziarah ini diriwayatkan bersumber dari Imam Ali al-Hadi as. Ibnu Babawaih meriwayatkannya dari jalur Muhammad bin Ismail Barmaki dari Musa bin Abdullah Nakha'i dari Imam Hadi as.[3] Juwaini Khurasani dalam kitab Faraid al-Simthain[4] meriwayatkannya melalui jalur Hakim Naisyaburi dari Ibnu Babawaih.

Berdasarkan sanadnya, hadis ziarah ini termasuk tidak sahih, sebab di antara perawinya terdapat Musa bin Abdullah Nakha'i yang tidak dikenal.[5] Namun, menurut pakar hadis permulaan tahun hijriah yang membagi hadis menjadi sahih dan tidak sahih dengan bantuan qarinah-qarinah,[6] maka hadis ziarah ini termasuk sahih.

Keyakinan Ibnu Babawaih pada ziarah ini merupakan petanda sekaligus penguat sanad hadis tersebut.[7] Selain itu, Syiah Imamiyah menerimanya bahwa jika seorang yang cerdas dan kritis menghendaki, ia bisa mengklaim adanya ijma' atas perkataan para maksum.

Syubbar[8] menyejajarkan doa ziarah ini dengan Nahjul Balaghah dan Shahifah Sajjadiyah, dimana tingkat kefasihan dan balaghahnya tidak mungkin bersumber dari selain Imam Maksum. Ihsai[9] setelah meneliti sanad ziarah ini berkata, "Dari segi kata dan makna, ziarah ini berada pada tingkatan dimana seorang alim akan memahami bahwa ziarah ini merupakan perkataan orang yang maksum, sehingga tidak perlu lagi meneliti sanadnya."

Allamah Majlisi berkata, "Ziarah ini adalah ziarah yang paling lengkap, (yang bisa dibaca) dari jarak jauh atau dekat."[10]

Allamah Majlisi Awal, dalam kitab Syarah Man Lâ Yahduruh al-Faqîh berkata, "Ziarah ini paling bagus dan sempurna dibandingkan ziarah lain dan aku selalu membacanya ketika berziarah ke haram para Imam."

Ahli hadis, Nuri, meyakini[11] bahwa Ibnu Babawaih dalam periwayatannya meringkas matan ziarah dan menghapus sebagian yang tidak sesuai dengan keyakinannya.

Kandungan Ziarah Jami'ah Kabirah Ziarah jamiah kabirah menjelaskan kedudukan tinggi Imamah dari berbagai sisi. Menurut Syiah, keberlanjutan agama tergantung pada keyakinan atas Imamah. Karena ziarah ini mengandung kedudukan tinggi para Imam, Imam Ali al-Hadi as berkata, "Sebelum membaca ziarah ini, peziarah membaca "takbir" seratus kali supaya tidak berlebihan (ghuluw) mengenai hak para Imam".[12]

Dalam ziarah ini dijelaskan bahwa Ahlulbait Nabi adalah khalifah yang benar. Juga mengisyaratkan semua ajaran Syiah dengan bahasa yang fasih, seperti hubungan para Imam dengan Nabi saw, kedudukan para Imam dalam keilmuan, akhlak dan politik, suri teladan, hubungan Imamah dan tauhid, hubungan makrifat Imam dan makrifat Tuhan. Pembahasan lain dalam ziarah ini yaitu tentang kemaksuman Ahlulbait, kesatuan penciptaan mereka, tawalli dan tabarri, raj'ah dan taslim. Di dalamnya diterangkan pula keutamaan para Imam dengan bahasa fasih dan hubungan mereka dengan Al-Quran dan sunnah.


Beberapa Kalimat Ziarah Jamiah Kabirah

Pada penggalan pertama ziarah, Imam Hadi as mengatakan bahwa (السَّلامُ عَلَیکُمْ یا أَهْلَ بَیتِ النُّبُوَّةِ وَ مَوْضِعَ الرِّسَالَةِ) "Salam atas kalian wahai Ahlulbait Nabi dan Tempat Risalah (tempat naik turun malaikat)"

1. Allah mengkhususkan Ahlulbait dengan kemuliaannya dan menjadikan mereka pusat atau tempat risalah, tempat turunnya wahyu dan naik turunnya malaikat.

2. Perbuatan Allah ini berdasarkan sifat-sifat kesempurnaan yang dimiliki Ahlulbait. Dengan sifat-sifat tersebut, mereka mencapai puncaknya, dimana bersatunya antara ilmu, hilm, karomah dan rahmat.

3. Ahlulbait sebagai pusat risalah Allah swt, karena Allah memilih mereka sebagai pemimpim umat Islam.

Dalam kalimat (‌السَّلاَمُ عَلَی أُئِمَّةِ الهُدَی وَ مَصَابِیحِ الدُّجیَ), Imam Hadi as menerangkan poin sebagai berikut:
1. Ahlulbait adalah pemimpin hidayah. Siapapun yang memegang tampuk kepemimpinan (Imamah) selain dari Ahlulbait telah bertentangan dengan garis hidayah dan termasuk pemimpin yang sesat. Oleh karena itu, ilmu agama diambil hanya dari Ahlulbait dan tidak ada jalan selain jalan mereka.
2. Para Imam adalah orang-orang yang memiliki akal sempurna, tempat berlindung penduduk dunia dan pewaris para Nabi. Mereka adalah contoh kesempurnaan manusia yang harus diikuti semua manusia. Mereka mengajak manusia pada kesempurnaan.
3. Ahlulbait adalah tempat mengetahui berkah Allah swt, tempat hikmah Allah swt, penjaga rahasia-Nya, pembawa ilmu kitab-Nya dan khalifah Nabi-Nya.
4. Ahlulbait sebagai para penyeru kebenaran ini mempunyai kriteria yang bisa dipahami dari perjalanan hidup mereka:
- Mereka menyeru kepada Allah dan membimbing ke jalan yang di ridhoi-Nya.
- Teguh dalam ketaatan atas perintah Allah swt.
- Cinta yang sempurna kepada Allah.
- Dalam tauhid termasuk dari orang-orang ikhlas.
- Syi'ar-syi'ar Allah swt menjadi jelas melalui mereka.
- Perkataan dan perbuatannya tidak pernah mendahului perintah Allah swt.

Pada penggalan selanjutnya, ziarah ini mengisyaratkan inti dari pemikiran Syiah:
1. Beriman bahwa tiada Tuhan selain Allah dan tiada sekutu baginya.
2. Beriman bahwa Nabi Muhammad saw adalah hamba-Nya dan rasul pilihan-Nya.
3. Beriman bahwa para Imam adalah orang-orang yang maksum dan mulia. Di dalamnya juga diisyaratkan tentang perbuatan para Imam:
- Meneguhkan janji ilahi dan memperkuat janji taat pada-Nya.
- Menasehati manusia secara terang-terangan dan sembunyi karena Allah.
- Mengajak manusia pada jalan kebenaran dengan dalil, hikmah dan nasehat.
- Mendahulukan orang lain di jalan Allah dengan pengorbanan jiwa dan sabar dalam kesulitan.
- Melaksanakan shalat, zakat dan selalu mengamalkan semua ibadah dan ajaran Islam.
- Menjaga agama Islam dari penyelewengan.
- Pasrah terhadap qadha' dan qadar ilahi.
- Menekankan satunya jalan para nabi dan membenarkan para nabi terdahulu.

Bagian lain dari ziarah ini berbunyi: (فَالرَّاغِبُ عَنكُم مَارِقٌ وَ اللَّاَزِمُ لَکُم لاَحِقٌ وَ المُقَصِّرُ فِی حَقِّکُم زَاهِقٌ) "Orang yang berpaling dari kalian (para Imam) adalah orang yang keluar dari agama dan orang yang berpegang pada kalian adalah orang yang bergabung dengan kalian dan orang yang menyepelekan hak kalian akan binasa."
Penggalan ini mengenalkan akhir hidup dari pecinta Ahlulbait dan musuh-musuh mereka, dimana pecinta mereka akan selamat dan berbahagia, sementara musuhnya akan sengsara.

Sementara penggalan ziarah (فَبَلَغَ اللهُ بِکُم اَشرَفَ مَحَلِّ المُکرَمِینَ وَ اَعلَی مَنَازِلَ المُقَرَّبِینَ وَ اَرفَعَ دَرَجَاتِ المُرسَلِینَ) menjelaskan beberapa poin:
1. Pentingnya keyakinan raj'ah (kebangkitan) para Imam dan tegaknya pemerintahan mereka.
2. Pentingnya ziarah kubur para Imam as.
3. Pentingnya iman pada raj'ah.
4. Pentingnya kesiapan terus menerus untuk membantu pemerintahan mereka sehingga tegak di bumi.
5. Pentingnya menjauhi musuh-musuh mereka.
6. Para mukmin bergembira ketika mendapat rejeki melalui tangan para Imam.
7. Persatuan umat muslim yang benar akan terwujud hanya di bawah panji Ahlulbait as.
8. Iman kepada Ahlulbait bukan karena perasaan, tapi karena kesadaran, pengetahuan dan pengkajian.


Syarah Ziarah Jami'ah Kabirah 

Untuk ziarah ini banyak sekali syarah yang ditulis. Muhammad Taqi Majlisi (w 1070 H/1660) mensyarahinya dua kali:
1. Dengan berbahasa Arab dalam kitab Raudhatul Muttaqin, syarah dari kitab Man La Yahduruhul Faqih karya Ibnu Babawaih.
2. Dengan berbahasa Persia dalam kitab Lawami' Shohibqarani, syarah kitab Man La Yahduruhul Faqih karya Ibnu Babawaih. Muhammad Baqir Majlisi dalam kitab Bihar al-Anwar[13] juga mensyarahi beberapa penggalan ziarah ini. Syarah ziarah jami'ah yang paling penting diantaranya syarah Syeikh Ahmad bin Zainuddin Ahsa I (w 1241 H/1825 atau 1243 H/1827) dengan nama kitab Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, empat jilid dan beberapa kali sudah dicetak. Syarah yang paling detail dan paling ilmiah ini ditulis dengan dominasi bahasan teologi, sastra dan filsafat. Syarah Al-Anwar al-Lama'ah yang ditulis Sayid Abdullah Syubbar merupakan syarah terbaru dari Ziarah Jami'ah Kabirah.

Syarah yang lainnya, sebagai berikut:

Syarah Bahasa Arab

1. Al-Anwar al-Sathi'ah fi Syarhi Ziarah al-Jami'ah, karya Jawad Karbalai.[14]
2. Al-Anwar al-Lami'ah fi Syarhi Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Abdullah bin Muhammad Ridha Syubbar Kazhimi (1188 H/1774-1242 H/1826),[15] riset oleh Fadhil Furati dan 'Ala' Kazhimi. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dengan judul "Ba Akhtaran Tabnak Welayat" oleh Abbas Ali Sulthani Gulsyeikhi.[16]
3. Haqaiq al-Asrar, karya Muhammad Taqi Aqha Najafi Isfahani (w 1332 H/1914), disusun pada tahun 1296 H/1879.[17]
4. Sanad al-Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Yasin Musawi.[18]
5. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, karya Syeikh Ahmad Ahsa I (1166 H/1753-1243 H/1827),[19] kitab ini beberapa kali dicetak di Iran dan Irak.
6. Ahadis Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Husain al-Mathu'.[20]
7. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah (Talwih al-Isyarah fi Talkhish Syarh Ziarah), karya Ahmad Ahsa I (w 1243 H/1827), diringkas oleh Sayid Muhammad Husain Mar'asyi Syahrestani (1200 H/1786-1315 H/1897).[21] Pada kitab ini penulis menyebutkan inti bahasan dengan menghapus beberapa pengulangan dan pada catatan pinggir ia mengoreksi beberapa kemiripan dan kesalahan kitab dan memperkenalkan dirinya dengan sebutan Abdu al-Shomad Haairi Mazandarani.
8. Al-Syumus al-Thali'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Aqha Raihanullah bin Sayid Ja'far Kasyfi Burujerdi (1268 H/1852-1328 H/1910).[22]
9. Al-Syumus al-Thali'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Husain Hamadani Durud Abadi (1344H/1925).[23][24]
10. Al-Shawarim al-Qathi'ah wa al-Hujaj al-Lami'ah fi Itsbati Shihhati al-Ziarah al-Jami'ah, karya Abdul Karim 'Aqili.[25]
11. Fi Rihabiz Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, karya Sayyid Ali Husiani Shadr.[26]


Syarah Bahasa Persia

1. Adab-e Fana-ye Muqarreban, karya Ayatullah Jawadi Amuli.[27]
2. Syarh-e Ziarat-e Jami-e Kabir-e, karya Fakhrul Muhaqqiqin Syirazi.
3. Asrar al-Ziarah wa Burhan al-Inabah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Muhammad Taqi Aqha Najafi Isfahani (w 1322 H/1904), cetakan tahun 1296 H/1879.[28]
4. Anwar al-Wilayah al-Sathi'ah fi Syarh Ziarah al-Jami'ah, karya Sayid Muhammad bin Ridhoddin Husaini Wahidi Syabestari (1335 H/1917-1421 H/2000), terjemah dan riset oleh Syeikh Hasyim Shalihi.[29]
5. Al-Anwar al-Thali'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah, karya Syeikh Ali Asghar Manure Tabrizi (M 1424 H/2003).[30]
6. Khazzan al-‘Ilm wa Ahlu Bayt al-Wahy, karya Sayid Husain Ayatullahi Jahrami Jahram.[31]
7. Sima-ye Aimmah: Syarh-e Ziarat-e Jameah, karya Ali Nezhami Hamedani, penjelasan oleh Khonum Hashari Hamadani.[32]
8. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah Muhammad Taqi Majlisi Isfahani (1003 H/1595-1070 H/1660), Mukadimah dan Sejarah Singkat oleh Mahdi Faqih Imani Isfahani.[33] Kitab ini disarikan dari Al-Lawami' 9. Shohib Qarani yang merupakan syarah kitab Man Laa Yahdhuruh al-Faqih. Juga ziarah jamiah ini disyarahkan dalam kitab Raudhah al-Muttaqin, syarah bahasa Arab dari kitab Man Laa Yahdhuruh al-Faqih.
10. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah Sayid Dhiya'u al-Din Astar Abadi.[34]
11. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Sayid Muhammad Taqi Naqawi Qayini.[35]
12. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Muhammad Hadi Fakhr al-Muhaqqiqin Syirazi (1335 H/1917-1420 H/1999), mukadimah dan riset oleh Sayid Muhammad Jawad Thabasi Hairi.[36][37]
13. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah (Partu-ye Wilayat) oleh Sayid Muhammad Wahidi Syabestari (1335 H/1917-1421 H/2000), riset oleh Hasyim Shalihi.[38][39]
14. Syarh va Tafsir-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Rahim Tawakkul.[40]
15. Syams-e Thali'ah dar Syarh-e Ziarat-e Jami'ah oleh Muhammad Thabib Zadeh Ahmad Abadi Isfahani.[41]
16. Ali Alahissalam va Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Abdul Ali Guya (1340 H/1922-1415 H/1994).[42]
17. Fawaid Nafiah-ye Syarifah dar Syarh-e Ziarat-e Jameah oleh Muhammad Tutunci Tabrizi (w 1395 H/1975).[43]
18. Maqamat-e Auliya: Syarhi bar Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Sayid Mujtaba Husaini.[44]
19. Nujum-e Lamiah dar Syarh-e Ziarat-e Jameah oleh Abu Turab Hudai (1274-1373).[45]


Kitab-Kitab Bahasa Arab 

1. Al-I'lam al-Lamiah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah oleh Sayid Muhammad Thabathabai Burujerdi (w 1160 H/1747), kakek dari Sayid Bahrul Ulum.[46]
2. Al-Anwar al-Sathi'ah fi Syarh al-Ziarah al-Jami'ah oleh Allamah Syeikh Muhmmad Ridha Gharawi Najafi (1304 H/1887-1385 H/1965).[47]
3. Anis al-Thulab oleh Muhammad Ja'far bin Agha Muhammad Ali bin Wahid Bahbahani, akhir penulisan tahun 1245 H/1829.[48]
4. Syarh Ba'dhi 'Ibarat al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Mu'in al-Din bin Muhammad Shadiq Khadim al-Husaini.[49]
5. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Sayid Muhammad Naini Mukhtari (w 1130 H/1718-1140 H/1727), hidup sejaman dengan Syeikh Hurri Amili.[50]
6. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Muhammad Qasim bin Muhammad Kazhim Razi, akhir penulisan 19 Jumadil Tsani 1133 H/1721, dengan nama Sulthan Husain Shafawi.[51]
7. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Ali Naqi Hairi Thabathabai (w 1289 H/1872).[52]
8. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Haji Mirza Ali Gharawi Aliyari Tabrizi (1319 H/1901-1417 H/1996).[53]
9. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah oleh Sayid Muhammad Ali Muwahid Abthahi Isfahani (1347 H/1928-1423 H/2002).[54]
10. Syarh al-Ziarah al-Jami'ah al-Kabirah, penulis tidak diketahui.[55]
11. Kasyif al-Asrar oleh Mirza Hidayatullah Gulpaighani.


Kitab-Kitab Bahasa Persia 

1. Al-Ilhamat al-Radhawiyah oleh Sayid Muhammad bin Mahmud Husaini Lawasani Tehrani (w 1355 H/1936).[56]
2. Al-Qathi'ah fi Syarh al-Zaiarah al-Jami'ah oleh Sayid Hasan Radhawi Qummi (w 1358 H/1939).[57]
3. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Allamah Mirza Muhammah Ali Cahardahi Rasyti Najafi (w 1334 H/1916).[58]
4. Syarh-e Ziarat-e Jameah Kabirah oleh Syeikh Abbas Hairi Tehrani (1298 H/1881-1360 H/1941).[59]
5. Syams-e Thaliah dar Syarh-e Ziarat-e Jamiah oleh Allamah Sayid Abdullah Musawi Biladi Busyahri (1290 H/1873-1372 H/1953).[60]


Catatan Kaki/Referensi:

1. Thusi, Tahdzib, jld. 6, hlm. 96-102.
2. Man La Yahdhuruh al-Faqih, jld. 2, hlm. 610.
3. Ibnu Babawaih, jld. 2, hlm. 610.
4. Faraid al-Simthain, jld. 2, hlm. 179-186.
5. Lihat Ahsa'i, jld. 1, hlm. 30.
6. Lihat Mudir-e Syaneh Ci, hlm. 146.
7. Lihat Ahsa'i, jld. 1, hlm. 31.
8. Syubbar, hlm. 33.
9. Ahsa'i, jld. 1, hlm. 30.
10. Majlisi, Zadul Ma'ad, hlm. 301.
11. Mustadrak al-Wasail, jld. 11, hlm. 170-171.
12. Muhammad Taqi Majlisi, jld. 8, hlm. 666.
13. Bihar al-Anwar, jld. 99, hlm. 134-144.
14. Qum, Muassasah Darul Hadits, 1377 S, 5 jilid, ukuran buku kecil (waziri).
15. Qum, Maktabah al-Amin, 1422 H, 208 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
16. Masyhad: Bunyad-e Pazuhesy-e Islami, 1372 S, 244 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
17. Isfahan, 1296 H, 35 halaman.
18. Damaskus, Hauzah Ahlulbait as, 1419 H, 60 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
19. Beirut, Muassasah al-Balagh, 1424 H, 170 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
20. Kuwait, 4 jilid (quthur).
21. Beirut, Muassasah al-Balagh, 1424 H, 170 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
22. Tehran, 1345 H, Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 14, hlm. 222.
23. Tehran, Markaz-e Nasyr-e Kitab, 1378 H, 544 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
24. Kitab ini salah satu dari syarah Ziarah Jami'ah, penelitian dan pembahasan bernilai.
25. Qum, Muassasah Bidh'ah al-Musthafa, 1421 H, 180 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
26. Qum, Dar al-Ghadir, 1382 H, 700 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
27. Dari kompilasi ini telah dicetak sebanyak 8 jilid.
28. Terjemah dan syarahnya ini bernama Haqaiq al-Asrar yang berupa Hasyiyah (catatan pinggir) dan sudah dicetak. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 35 dan jld. 7, hlm. 29.
29. Qum, Wafa'i, 1376 S, 300 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
30. Qum, Mu'minin, 1380 S, 521 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
31. Mujtama Syahid Mushalla Nezad, 1377 S, 108 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
32. Qum, Faraidh, 1378 S, 3 jilid, masing-masing 368, 368 dan 536 jilid, ukuran buku kecil (waziri).
33. Isfahan: Husainiyah 'mad Zadeh, 1373 S, 190 halaman (40 halaman biografi dan 150 halaman), ukuran buku kecil (waziri).
34. Tehran, Maktab-e Quran, 1372 S/1413 H, 2 jilid, 341 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
35. Tehran, Penerbit Shadiq as, 1378 S, 530 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
36. Masyhad, Fadak, 1368 S/1410 H, 2 jilid (552 + 550 halaman), ukuran buku kecil (waziri).
37. Syarah ini salah sati dari syarah terbaik Ziarah Jami'ah dalam bahsa Persia, berisi muatan sejarah, hadits, tafsir, akhlak dan bahasa.
38. Qum, Wafa'i, 1378 S, 302 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
39. Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahsa Arab.
40. Tehran, Kulaini, 1372 S, 1414 H, 158 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
41. Tehran, 1386 H, 2 jilid.
42. Tehran, Zararah, 1378 S, 310 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
43. Tabriz, 1341 S.
44. Tehran, Nistan, 1379 S, 333 halaman, ukuran buku kecil (waziri).
45. Masyhad, Percetakan Khurasan, 1366 S, 324 halaman, ukuran buku sedang (riq'i).
46. Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Fadhil Khansari (kota Khansar), dengan nomer 194, ditulis oleh Syeikh Musa Khansari. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 239; Daftar Perpustakaan, jld. 1, hlm 142.
47. Al-Muntakhab min A'lam al-Fikr wa al-Adab / 486.
48. Bagian dai kitab Syarh-e Ziarat-e Jami'ah.
49. Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Danesykadeh Ilahiyat Universitas Tehran, dengan nomer 749 D. Lihat: Daftar Isi Perpustakaan Ilahiyah, jld. 1, hlm. 309.
50. Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Ayatullah Gulpaighani (Qum), dengan nomor 3918. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 13, hlm. 306; Daftar Perpustakaan, jld. 1, hlm 139.
51. Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Perpustakaan Universitas Tehran, dengan nomer 3943. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 12, hlm. 2933.
52. Syarah yang panjang dan tidak selesai ditulis. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 13, hlm. 306.
53. Lihat: Al-Musalsalat fi al-Ijazat, jld. 2m hlm. 578; Majalah Ayaneh-e Pazuhesy, nomor 43, hlm. 111.
54. Al-Musalsalat fi al-Ijazat, jld. 2, hlm. 583, ; Majalah Ayaneh-e Pazuhesy, nomor 76, hlm. 132.
55. Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Majlis-e Syura-ye Islami, dengan nomer 4373, sebanyak 46 lembar. Lihat: Daftar Perpustakaan pada Majlis-e Syura-ye Islami, jld. 12, hlm 83.
56. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 2, hlm. 302.
57. Tulisan tangan dari kitab ini terdapat pada Ayatullah Gulpaigani (Qum), dengan nomer 39/240, sebanyak 146 lembar (292 halaman), dengan tulisan tangan penulis sendiri.
58. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 13, hlm. 306.
59. Lihat: Naqba'u al-Basyar, jld. 4, hlm. 990; Ganjine-ye Danesymandan, jld. 4, hlm. 426.
60. Lihat: Al-Dzari'ah, jld. 14, hlm. 223.


Daftar Pustaka

1. Ibnu Babawaih, Muhammad Ali, Man La Yahdhuruh al-Faqih, Pentashhih: Ghaffari, Ali Akbar, Jama'ah Mudarrisin, Qum, 1413 H.
2. Thusi, Muhammad bin Husain, Tahdzib al-Ahkam, Pentashih: Khurasan, Hasan al-Musawi, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teharan, 1407 H.
3. Majlisi, Muhammad Baqir, Bihar al-Anwar, Dar Ihya' Turats Arabi, Beirut, 1403 H.
4. Juwaini, Ibrahim bin Muhammad, Faraid al-Samathin, Riset oleh: Mahmudi, Muhammad Baqir, Muassasah al-Mahmudi, Beirut.
5. Majlisi, Muhammad Baqir, Zad al-Ma'ad, Beirut, Percetakan ‘Alauddin A'lami, 1423 H / 2003 M.
6. Nuri, Husain bin Muhammad Taqi, Mustadrak al-Wasail wa MUstanbith al-Masail, Muassasah Alulbait as li Ihya' al-Turats, Beirut, 1411 H / 1001 M.


Teks Doa Ziarah Jami'ah Kabirah

السَّلامُ عَلَيكُمْ يا أهلَ بَيتِ النُّبُوَّةِ وَمَوضِعَ الرِّسالَةِ وَمُختَلَفَ المَلائِكَةِ وَمَهبِطَ الوَحي وَمَعدِنَ الرَّحمَةِ وَخُزَّانَ العِلمِ وَمُنتَهى الحِلمِ وَأُصُولَ الكَرَمِ وَقادَةَ الاُمَمِ وَأولياءِ النِّعَمِ وَعَناصِرَ الأبرارِ وَدَعائِمَ الأخيارِ وَساسَةَ العِبادِ وَأركانَ البِلادِ وَأبوابَ الإيمانِ وَاُمَناءَ الرَّحمنِ وَسُلالَةَ النَّبِيِّينَ وَصَفوَةَ المُرسَلِينَ وَعِترَةَ خِيرَةِ رَبِّ العالَمِينَ وَرَحمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ،

Salam kepada kalian wahai keluarga kenabian, tempat persinggahan para malaikat, tempat turunnya wahyu, tambang rahmat, khazanah ilmu, puncak kebijaksanaan, pondasi kedermawanan, para pemimpin umat, para wali penerima nikmat, pilar orang-orang bijak, teladan kaum yang shaleh, para pembimbing manusia, tiang suatu negeri, pintu keimanan, manusia-manusia kepercayaan ar Rahman (Allah), mata rantai para nabi, pilihan para rasul, dan keluarga terbaik pilihan Allah, Tuhan Pengatur alam semesta. Semoga rahmat Allah dan keberkahan-Nya dilimpahkan kepada kalian.

السَّلامُ عَلى أئِمَّةِ الهُدى وَمَصابِيحِ الدُّجى وَأعلامِ التُّقى وَذَوي النُّهى وَأُولي الحِجى وَكَهفِ الوَرى وَوَرَثَةِ الأنبياءِ وَالمَثَلِ الأعلى وَالدَّعوَةِ الحُسنى وَحُجَجِ اللهِ عَلى أهلِ الدُّنيا وَالآخِرةِ وَالاُولى وَرَحمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ،

Salam kepada para imam pemberi petunjuk, pelita-pelita kegelapan, pilar-pilar ketakwaan, pemilik kesempurnaan akal dan pikiran, pelindung manusia, pewaris para nabi, teladan terbaik, dakwah terbaik, dan para hujah Allah atas penghuni bumi (dunia) dan akhirat. Semoga rahmat Allah dan keberkahan-Nya juga tercurah kepada mereka.

السَّلامُ عَلى مَحالِّ مَعرِفَةِ اللهِ وَمَساكِنِ بَرَكَةِ اللهِ وَمَعادِنِ حِكمَةِ اللهِ وَحَفَظَةِ سِرِّ اللهِ وَحَمَلَةِ كِتابِ اللهِ وَأوصياءِ نَبِيِّ اللهِ وَذُرِّيَّةِ رَسُولِ اللهِ (صلّى الله عليه و آله) وَرَحمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ،

Salam kepada wadah pengetahuan Allah dan tempat keberkahan Allah, tambang hikmah-Nya, penjaga rahasia- Nya, pembawa Kitab-Nya, para pengganti Nabi-Nya dan keturunan Rasulullah Saw. Semoga rahmat Allah dan keberkahan-Nya juga tercurah kepada mereka.

السَّلامُ عَلى الدُّعاةِ إلى اللهِ وَالأدِلّاءِ عَلى مَرضاةِ اللهِ وَالمُستَقِرِّينَ في أمرِ اللهِ وَالتَّامِّينَ في مَحَبَّةِ اللهِ وَالمُخلِصِينَ في تَوحِيدِ اللهِ المُظهِرِينَ لأمرِ اللهِ وَنَهيِهِ وَعِبادِهِ المُكرَمِينَ الَّذِينَ لا يَسبِقُونَهُ بِالقَولِ وَهُم بِأمرِهِ يَعمَلُونَ وَرَحمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ، السَّلامُ عَلى الأئِمَّةِ الدُّعاةِ وَالقادَةِ الهُداةِ وَالسَّادَةِ الوُلاةِ وَالذَّادَةِ الحُماةِ وَأهلِ الذِّكرِ وَأُولي الأمر وَبَقِيَّةِ اللهِ وَخِيَرَتِهِ وَحِزبِهِ وَعَيبَةِ عِلمِهِ وَحُجَّتِهِ وَصِراطِهِ وَنُورِهِ وَبُرهانِهِ وَرَحمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ.

Salam kepada para dai di jalan Allah, para pembimbing untuk menggapai ridha Allah, orang-orang yang istiqamah dalam memperjuangkan ajaran Allah, orang-orang yang benar-benar sempurna dalam menuangkan cinta kepada Allah, orang-orang yang benar-benar memurnikan keesaan Allah, orang-orang yang mewujudkan perintah Allah dan larangan-Nya, hamba-hamba-Nya yang mulia yang tidak pernah mendahului-Nya dalam ucapan dan mereka selalu melaksanakan perintah-Nya. Juga rahmat dan keberkahan- Nya tercurah kepada mereka.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Makna Asyuro Menurut Allah SWT Dalam Hadis Munajat (Doa) Nabi Musa as


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

الشَّيْخُ فَخْرُ الدِّينِ الطُّرَيْحِيُّ فِي مَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ، وَ فِي حَدِيثِ مُنَاجَاةِ مُوسَى ع وَ قَدْ قَالَ يَا رَبِّ لِمَ فَضَّلْتَ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ ص عَلَى سَائِرِ الْأُمَمِ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى فَضَّلْتُهُمْ لِعَشْرِ خِصَالٍ قَالَ مُوسَى وَ مَا تِلْكَ الْخِصَالُ الَّتِي يَعْمَلُونَهَا حَتَّى آمُرَ بَنِي إِسْرَائِيلَ يَعْمَلُونَهَا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى الصَّلَاةُ وَ الزَّكَاةُ وَ الصَّوْمُ وَ الْحَجُّ وَ الْجِهَادُ وَ الْجُمُعَةُ وَ الْجَمَاعَةُ وَ الْقُرْآنُ وَ الْعِلْمُ وَ الْعَاشُورَاءُ قَالَ مُوسَى ع يَا رَبِّ وَ مَا الْعَاشُورَاءُ قَالَ الْبُكَاءُ وَ التَّبَاكِي عَلَى سِبْطِ مُحَمَّدٍ ص وَ الْمَرْثِيَةُ وَ الْعَزَاءُ عَلَى مُصِيبَةِ وُلْدِ الْمُصْطَفَى يَا مُوسَى مَا مِنْ عَبْدٍ مِنْ عَبِيدِي فِي ذَلِكَ الزَّمَانِ بَكَى أَوْ تَبَاكَى وَ تَعَزَّى عَلَى وُلْدِ الْمُصْطَفَى ص إِلَّا وَ كَانَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ثَابِتاً فِيهَا وَ مَا مِنْ عَبْدٍ أَنْفَقَ مِنْ مَالِهِ فِي مَحَبَّةِ ابْنِ بِنْتِ نَبِيِّهِ طَعَاماً وَ غَيْرَ ذَلِكَ دِرْهَماً إِلَّا وَ بَارَكْتُ لَهُ فِي الدَّارِ الدُّنْيَا الدِّرْهَمَ بِسَبْعِينَ دِرْهَماً وَ كَانَ مُعَافاً فِي الْجَنَّةِ وَ غَفَرْتُ لَهُ ذُنُوبَهُ وَ عِزَّتِي وَ جَلَالِي مَا مِنْ رَجُلٍ أَوِ امْرَأَةٍ سَالَ دَمْعُ عَيْنَيْهِ فِي يَوْمِ عَاشُورَاءَ وَ غَيْرِهِ قَطْرَةً وَاحِدَةً إِلَّا وَ كُتِبَ لَهُ أَجْرُ مِائَةِ شَهِيدٍ مستدرك‏الوسائل ج : 10 ص : 319

Diriwayatkan dari Kitab Mustadrok Wasail juz 10 halaman 319;

Diriwayatkan dari Syeik Fakhrud din Ath-thoroiyhi dalam Majmail Bahrain dalam hadis Munajat Nabi Musa a.s. saat dia bermunajat :

’Ya Robbi apa yang menyebabkan kemuliaan ummatnya Nabi Muhammad melebihi ummat yang lain”.?

Allah Swt Bersabda: ”Mereka dimuliakan karena 10 perkara.

” Musa bertanya,” Apakah gerangan hal tersebut hingga daku akan menyuruh bani Israil mengerjakannya.”

Allah Swt menjawab 10 hal tersebut adalah :
1. Sholat.
2. Zakat.
3. Puasa.
4. Haji.
5. Jihad.
6. Jum’at.
7. Jama’ah.
8. Al-Qur’an.
9. Ilmu.
10. Asyuro.

Kemudian Musa a.s. bertanya apakah Asyuro itu?

Allah Swt menjawab : ”Tangisan dan berusaha menangis, untuk cucu Nabi Muhammad saw serta mengadakan acara berduka buat mengenang musibah putra Al-Musthofa.

Ya Musa siapapun dari hambaku pada zaman tersebut menangis atau berusaha menangis dan berduka atas putra Al-Musthofa maka wajib atasnya masuk surga, menetap disana.

Dan siapapun yang menginfakkan hartanya dalam rangka mencintai putra dari putrinya Nabi saw atau membuat makanan atau apapun berupa uang maka Aku akan memberkahinya di dunia uangnya tersebut dengan 70 kali lipat dan akan dilipat gandakan lagi di surga serta akan diampuni dosa-dosanya”.

Demi Keagungan dan Kemuliaan-Ku siapapun baik lelaki maupun perempuan yang mengalirkan air matanya di hari Asyuro walau dengan hanya setetes maka akan dicatat pahalanya bagaikan 100 orang yang syahid.”

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sholat, Doa dan Ziarah Hari Senin


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Sholat Hari Senin

عن الإمام العسكري (عليه السلام) قال:من صلّى يوم الاثن ين عشر ركعات يقرأ في كل ركعة فاتحة الكتاب وقل هو الله أحد عشراً جعل اللّه له يوم الجمعة نوراً يضي منه الموقف حتى يغبطه به جميع من خلق الله في ذلك اليوم.

Diriwayatkan oleh Imam Askari a.s. : "Barangsiapa sholat sepuluh raka'at di hari Senin, pada setiap raka'atnya membaca Al- Fatihah, Al-Ikhlash 10 kali, maka Allah akan memberinya cahaya di hari kiamat yang dapat meneranginya sehingga makhluk-makhluk yang diciptakan oleh Allah di hari itu merasa cemburu dengannya." (Kitab Jamâl Usbu’)


Doa hari Senin, Imam Ali bin Husein Zainal Abidin as

بِسمِ الله الرَّحمنِ الرَّحيمِ
الحَمدُ للهِ الَّذي لَم يُشهِد أحَداً حينَ فَطَرَ السَّماواتِ وَالأرضَ ، وَلا اتَّخَذَ مُعيناً حينَ بَرَأ النَّسَماتِ. لَم يُشارَك في الإلهيَّةِ، وَلَم يُظاهَر في الوَحدانِيَّةِ. كَلَّتِ الألسُنُ عَن غايَةِ صِفَتِهِ وَالعُقولُ عَن كُنهِ مَعرِفَتِهِ، وَتَواضَعَتِ الجَبابِرَةُ لِهَيبَتِهِ، وَعَنَتِ الوُجوهُ لِخَشيَتِهِ، وَانقادَ كُلُّ عَظيمٍ لِعَظَمَتِهِ. فَلَكَ الحَمدُ مُتَواتِراً مُتَّسِقاً ومُتَوالياً مُستَوسِقاً وَصَلَواتُهُ عَلى رَسولِهِ أبَداً وَسَلامُهُ دائِماً سَرمَداً. اللهُمَّ اجعَل أوَّلَ يَومي هذا صَلاحاً وَأوسَطَهُ فَلاحاً وَآخِرَهُ نَجاحاً، وَأعوذُ بِكَ مِن يَومٍ أوَّلُهُ فَزَعٌ، وَأوسَطُهُ جَزَعٌ وَآخِرُهُ وَجَعٌ. اللهُمَّ إنّي أستَغفِرُكَ لكلّ نَذرٍ نَذَرتُهُ وَكُلِّ وَعدٍ وَعَدتُهُ، وَكُلِّ عَهدٍ عاهَدتُهُ ثمّ لَم أفِ بِهِ، وَأسألُكَ في مَظالِمِ عِبادِكَ عِندي فَأيُّما عَبدٍ مِن عَبيدِكَ أو أمَةٍ مِن إمائِكَ كانَت لَهُ قِبَلي مَظلِمَةٌ ظَلَمتُها إياهُ في نَفسِهِ، أو في عِرضِهِ أو في مالِهِ أو في أهلِهِ وَوُلْدِهِ، أو غيبَةٌ اغتَبتُهُ بِها، أو تَحامُلٌ عَلَيهِ بِمَيلٍ أو هَوَىً أو أنَفَةٍ أو حَميَّةٍ أو رياءٍ أو عَصَبيَّةٍ غائِباً كانَ أو شاهِداً وحَيا كانَ أو مَيِّتاً، فَقَصُرَت يَدي وَضاقَ وُسعي عَن رَدِّها إلَيهِ والتَحَلُّلِ مِنهُ، فَأسألُكَ يا مَن يَملِكُ الحاجاتِ وَهي مُستَجيبَةٌ لِمَشيئَتِهِ وَمُسرِعَةٌ إلى إرادَتِهِ أن تُصَلِّيَ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَأن تُرضيَهُ عَنّي بِما شِئتَ، وَتَهَبَ لي مِن عِندِكَ رَحمَةً إنَّهُ لا تَنقُصُكَ المَغفِرَةُ ولا تَضُرُّكَ المَوهِبَةُ، يا أرحَمَ الرَّاحِمينَ اللهُمَّ أولِني في كُلِّ يَومٍ اثنينِ نِعمَتَينِ مِنكَ ثِنتَينِ: سَعادَةً في أوَّلِهِ بِطاعَتِكَ، وَنِعمَةً في آخِرِهِ بِمَغفِرَتِكَ، يا مَن هُوَ الإلهُ وَلا يَغفِرُ الذُّنوبَ سِواهُ.

Bismillâhir rohmânir rohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, alhamdu lillahil ladzî lam yusyhid ahadan hîna fathoros samâwâti wal ardhi walattakhodza mu’înan hîna baroan nasamât, walam yusyarok fil ilâhiyât, walam yuzhôhar fil wahdâniyât, kallatil alsunu ‘an ghôyati shifatih, wanhasarotil ‘uqûlu ‘an kunhi ma’rifatih, watawâdho’atil jabâbirotu lihaibatih, wa’anatil wujûhu likhosy yatih, wanqôda kullu ‘azhîmin li’azhomatih, falakal hamdu mutawâtiron muttasiqon wamuta walliyan mustausiqo, washolawâtuhu ‘alâ rosû lihi abadan, wasalâmuhu dâiman sarmada, Allâhummaj’al awwala yaumî hâdzâ sholâha, wa ausathohu falâhâ, wa âkhiruhu najâha, wa aûdzu bika min yaumin awwaluhu faza’, wa ausathuhu jaza’, wa âkhiruhu waja’, Allâhumma innî astagh firuka likulli nadzrin nadzartuh, wakulli wa’din wa’adtuh, wakulli ‘ahdin ‘âhadtuhu tsumma lam afi bihi, wa as aluka fî mazhôlimi ‘ibâdika ‘indî, fa ayyuma ‘abdin min ‘abîdika au amatin min imâ ika kânat lahu qibalî mazhlamatun zholamtu ha iyyâhu, fînafsihi au fî ‘irdhihi au fîmâlihi au fî ahlihi wawaladihi, au ghoibatun ightabtuhu bihâ, au tahâmulun ‘alaihi bimailin au hawan au ana fatin au hamiyyatin, au riyâin au ‘ashôbiyyah, ghôiban kâna au syâhidan, wahayyan kâna au mayyita, faqoshurot yadî wadhôqo wus’î ‘an roddi hâ ilaihi wattahalluli minhu, fa as aluka yâman yamlikul hâjât, wahiya mustajîbatun limasyiy yatih, wamus ri’atun ilâ irôdatih, an tusholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, wa an turdhiya hu ‘annî bimâ syi’ta watahaba lî min ‘indika rohmatan, innahu lâ tanqushukal maghfiroh, walâ tadhur rukal mauhibah, yâ arhamar rôhimîn, Allâhum ma aulinî fî kulli yaumits naini ni’mataini minka tsintaini, sa’âdatan fî awwalihi bithô’atik, wani’ matan fî âkhirihi bi maghfirotik, yâ man huwal ilâh, walâ yaghfirudz dzunûba siwâh

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad Puji bagi Allah, yang mencipta langit dan bumi tanpa seorang saksi, yang menggelar makhluk tanpa seorang pembantu. Tidak ada sekutu dalam keilahian. Tidak ada setara dalam ketunggalan. Kelu lidah mengungkap sifat-Nya, Lemah akal memberikan makrifat-Nya, Merendah segala pe-nguasa karena kehebatan-Nya, rebah segala wajah karena takut pada- Nya, jatuh segala yang agung karena ke-agungan-Nya. Bagi- Mu segala puja, puja yang beruntun tak putus-putus, salam sejahtera bagi Rasul-Nya senantiasa salam nan kekal abadi.

Ya Allah, jadikan permulaan hari ini kebaikan pertengahannya kejayaan, pemungkasnya keuntungan. Aku berlindung pada-Mu dari hari yang permulaannya ketakutan pertengahannya kecemasan dan pemungkasnya kesedihan. Ya Allah, Aku mohon ampun pada-Mu atas segala nazar yang kunazarkan, atas segala janji yang kujanjikan, atas segala akad yang kuakadkan kemudian tak kupenuhi pada- Mu,

Ya Allah, aku mohon ampun pada-Mu perihal ulahku menzalimi hamba-Mu bila ada hamba-Mu pria dan wanita yang teraniaya karena kezalimanku pada dirinya, pada kehormatannya, pada hartanya, pada ahlinya, pada keturunannya atau yang kugunjingkan kejelekannya kusengsarakan karena hawa nafsu penghinaan, kesombongan, riya’ dan kesukuan yang hadir atau yang raib, yang hidup dan yang mati. Lalu lemah tanganku, sempit tenagaku untuk mengembalikan haknya, dan meminta kerela anya, karena itu, aku memohon ampun pada-Mu, Wahai Yang Menguasai segala hajat, hajat yang terpanggil karena kehendak-Nya hajat yang bergegas memenuhi iradat-Nya sampaikan salam kepada Muhammad dan keluarga Muhammad ridhokan dia padaku dengan apa yang Kauhendaki berikan padaku dari sisi-Mu rahmat. Ampunan tidak akan mengurangi (keagungan)-Mu, anugerah tidak akan menyusutkan (kebesaran)-Mu. Wahai Yang Mahakasih dari segala yang mengasihi. Ya Allah, berilah aku pada hari senin dua kenikmatan, pada permulaannya kebahagiaan menaat Mu, pada pemungkasnya kenikmatan ampunan-Mu. Wahai, Dia Yang menjadi satu-satunya Tuhan, selain Dia, tiada yang dapat memberi ampunan.


Ziarah Imam Hasan a.s. hari Senin

زِيارةُ الحَسَنِ (عليه السلام)

بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَابْنَ رَسُولِ رَبِّ الْعالَمينَ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَابْنَ اَميرِ الْمُؤْمِنينَ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَابْنَ فاطِمَةَ الزَّهْراءِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا حَبيبَ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا صِفْوَةَ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَمينَ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا حُجَّةَ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا نُورَ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا صِراطَ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا بَيانَ حُكْمِ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا ناصِرَ دينِ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا السَّيِدُ الزَّكِيُّ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْبَرُّ الْوَفِيُّ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْقائِمُ الاَْمينُ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْعالِمُ بِالتَّأْويلِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْهادِي الْمَهْديُّ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الطّاهِرُ الزَّكِيُّ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا التَّقِيُّ النَّقِيُّ السَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الْحَقُّ الْحَقيقُ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ اَيُّهَا الشَّهيدُ الصِّدّيقُ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يا اَبا مُحَمَّد الْحَسَنَ بْنَ عَلِيٍّ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاتُهُ

Bismillâhir rohmânir rohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli Muhammad,assalâmu ‘alaika yabna rosûli robbil ‘âlamîn assalâmu ‘alaika yabna amiril mu‘minîn, assalâmu ‘alaika yabna fâthimatazzahrô’ assalâmu ‘alaika yâ habîballâh, assalâmu ‘alaika yâ shofwatallâh, assalâmu ‘alaika yâ amînallâh, assalâmu ‘alaika yâ hujjatallâh, assalâmu ‘alaika yâ nûrullâh, assalâmu ‘alaika yâ shirôtholloh, assalâmu ‘alai ka yâ bayâna hukmillâh, assalâmu ‘alaika yâ nâshiro dînillâh, assalâmu ‘alaika ayyuhas- say yiduz zakiy, assalâmu ‘alaika ayyuhal-barrul wafiy, assalâmu ‘alaika ayyuhal-qôimul amîn, assalâmu ‘alaika ayyuhal-‘âlimu bit ta’wîl, assalâ mu ‘alaika ayyuhal-hâdil mahdiy, assalâmu ‘alaika ayyuhath-thôhiruz zakiy, assalâmu ‘alaika ayyuhat- taqiyyun naqiy, assalâmu ‘alaika ayyu hal-haqqul haqîq, assalâmu ‘alaika ayyuhasy-syahîdush shiddîq, assalâmu ‘alaika yâ abâ muhammadil hasanabni ali Warohmatullâhi wabarokâtuh

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Salam atas mu para utusan Tuhan semesta alam. Salam atas mu, duhai putra Amirul Mukminin. Salam atasmu, duhai putra Fathimah Az- Zahra. Salam atasmu, duhai kekasih Allah. Salam atasmu, duhai pilihan Allah. Salam atasmu, duhai kepercayaan Allah. Salam atasmu, duhai bukti Allah. Salam atasmu, duhai cahaya Allah. Salam atasmu, duhai jalan Allah. Salam atasmu, duhai penjelas hukum Allah. Salam atasmu, duhai penolong Agama Allah. Salam atasmu, duhai junjungan suci. Salam atasmu, duhai sang bajik dan benar. Salam atasmu, duhai pembangkit yang terpercaya. Salam atasmu, duhai sang ahli takwil. Salam atasmu, duhai sang petunjuk yang diberi petunjuk. Salam atasmu, duhai yang tersucikan dari dosa. Salam atasmu, duhai petaqwa nan suci. Salam atasmu, duhai kebenaran yang nyata. Salam atasmu, duhai syahid nan pembenar. Salam atasmu, duhai Abu Muhammad Al-Hasan putra Ali, rahmat Allah serta berkah-Nya atasmu.


Ziarah Imam Husein a.s. hari Senin

زِيارة الحُسَينِ (عليه السلام)

بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَابْنَ رَسُولِ اللهِ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَابْنَ اَميرِ الْمُؤْمِنينَ اَلسَّلامُ عَلَيْكَ يَابْنَ سَيِّدَةِ نِساءِ الْعالَمينَ اَشْهَدُ اَنـَّكَ اَقَمْتَ الصلاةَ وَ آتَيْتَ الزَّكوةَ وَاَمَرْتَ بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَيْتَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَعَبَدْتَ اللهَ مُخْلِصاً وَجاهَدْتَ فِي اللهِ حَقَّ جِهادِهِ حَتّى أتاكَ الْيَقينُ فَعَلَيْكَ السَّلامُ مِنّي ما بَقيتُ وَبَقِيَ اللَّيْلُ وَالنَّهارُ وَعَلى آلِ بَيْتِكَ الطَّيِّبينَ الطّاهِرينَ، اَنَا يا مَوْلايَ مَوْلىً لَكَ وَلاِلِ بَيْتِكَ سِلْمٌ لِمَنْ سالَمَكُمْ وَحَرْبٌ لِمَنْ حارَبَكُمْ مُؤْمِنٌ بِسِرِّكُمْ وَجَهْرِكُمْ وَظاهِرِكُمْ وَباطِنِكُمْ لَعَنَ اللهُ اَعْداءَكُمْ مِنَ الاَْوَّلينَ وَالاْخِرينَ وَاَنـَا أبْرَأُ اِلَى اللهِ تَعالى مِنْهُمْ يا مَوْلايَ يا اَبا مُحَمَّد يا مَوْلايَ يا اَبا عَبْدِ اللهِ هذا يَوْمُ الاِْثْنَيْنِ وَهُوَ يَوْمُكُما وَبِاسْمـِكُما وَاَنـَا فيهِ ضَيْفُكُما فَاَضيفانى وَاَحْسِنا ضِيافَتى فَنِعْمَ مَنِ اسْتُضيفَ بِهِ اَنْتُما وَاَنـَا فيهِ مِنْ جِوارِكُما فَاَجيرانى فَاِنَّكُما مَأْمُورانِ بِالضِّيافَةِ وَالاِْجارَةِ فَصَلَّى اللهُ عَلَيْكُما وَآلِكُمَا الطَّيِّبينَ .

Bismillâhirrohmânirrohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli Muhammad, Assalâmu ‘alaika yabna rosûlillâh, Assalâmu ‘alaika yabna amîril mu’minîn, Assalâmu ‘alaika yabna sayyidati nisâ-il ‘âlamîn, Asyhadu annaka aqomtash sholâh, wa âtaitaz zakâta Wa amarta bil ma’rûf wanahaita ‘anil munkar Wa’abadtallâha mukhlishon wajâhadta fillah haqqo jihâdihi hattâ atâkal yaqîn, fa’alaikas salâmu minnî mâ baqîtu wabaqiyal lailu wan nahâru, wa ‘alâ âli baitikath thoyyibînath thôhirîna, ana yâ maulâyâ, maulal laka wali âli baitika, sil mun liman sâlamakum, waharbun liman hâ robakum Mu’minum bisirrikum wajahrikum wa zhôhirikum wabâthi nikum, la’anallâhu a’dâ akum, minal awwalîna wal âkhirîn, wa ana abro-u ilallâhi ta’âlâ minhum, Yâ maulâyâ yâ abâ Muhammad, Yâ maulâyâ yâ abâ ‘abdillâh hadzâ yaumul itsnaini wahuwa yaumukumâ wabismi kumâ Wa ana fîhi dhoifu kumâ fa adhîfânî wa ahsinâ dhiyâfatî fani’ma manis tudh- ifa antumâ, wa ana fîhî min jiwârikuma fa âjîrônî fa- innakumâ ma’mûrôni bidh dhiyâfati wal ijâroti, fashollallâhu ‘alaikumâ wa âlikumath thoyyibîn

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Salam atasmu, duhai putra Rasulullah. Salam atasmu, duhai putra Amirul Mukminin. Salam atasmu, duhai putra sebaik-baik wanita alam semesta. Daku bersaksi bahwa engkau telah mendirikan sholat dan menunaikan zakat. Dan mengajak kepada kebaikan. Dan melarang kemungkaran. Dan tulus menyembah Allah. Engkau Telah berjuang demi Allah dengan jihad yang sebenarnya hingga keyakinan menjem- putmu (syahid). Salam atasmu dariku sepanjang siang dan malam juga atas keluargamu yang baik dan suci. Duhai tuanku daku meyakini wilayahmu dan wilayah keluargamu. Berdamai dengan yang damai kepadamu dan berperang dengan yang memerangi mu. Beriman dengan apa yang tampak maupun yang tidak dari kalian. Semoga Allah menghukum musuh-musuh kalian dari yang awal hingga yang ahir. Dan daku berlepas diri dari mereka karena Allah Swt. Duhai junjunganku, duhai Aba Muhammad. Duhai junjunganku duhai Abu Abdillah. Ini adalah hari Senin dan hari kalian dan atas nama kalian sedang daku adalah tamu kalian hari ini maka jamulah daku dengan sebaik-baiknya. Sebaik-baiknya tuan rumah adalah kalian berdua daku adalah tetangga kalian maka terimalah daku. Karena kalian telah diperintahkan untuk menerima dan menjamu, sholawat Allah atas kalian dan keluarga kalian yang baik.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Doa Hari Ahad Imam Ali Zainal Abidin Bin Husein As-Sajjad as


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Doa Hari Ahad Imam Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sajjad as

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

[بِسْمِ اللهِ الَّذِي لا أَرْجو إِلاَّ فَضْلَهُ، وَلا أَخْشَىٰ إِلاَّ عَدْلَهُ، وَلا أَعْتَمِدُ إِلاَّ قَوْلَهُ، وَلا أُمْسِكُ إِلاَّ بِحَبْلِهِ، بِكَ أَسْتَجِيرُ يا ذا العَفْوِ وَالرِّضْوانِ مِنْ الظُّلْمِ وَالعُدْوانِ، وَمِنْ غِيَرِ الزَّمانِ، وَتواتُرِ الأَحْزانِ، وَطوارِقِ الحَدَثانِ، وَمِنْ انْقضاءِ المُدَّةِ قَبْلَ التَّأَهُّبِ وَالعُدَّةِ، وَإِياكَ أَسْتَرْشِدُ لِما فِيهِ الصَّلاحُ وَالإِصْلاحُ، وَبِكَ أَسْتَعِينُ فِيما يَقْتَرِنُ بِهِ النَّجاحُ وَالإِنْجاحُ، وَإِيَّاكَ أَرْغَبُ فِي لِباسِ العافِيَةِ وَتَمَامِها، وَشُمُولِ السَّلامَةِ وَدَوَامِها، وأَعُوذُ بِكَ يا رَبِّ مِنْ هَمَزاتِ الشَّياطِينِ، وَأَحْتَرِزُ بِسُلْطانِكَ مِنْ جَوْرِ السَّلاطِينِ، فَتَقَبَّلْ ما كانَ مِنْ صَلاتِي وَصَوْمِي، وَاجْعَلْ غَدِي وَما بَعْدَهُ أَفْضَلَ مِنْ ساعَتِي وَيَوْمِي، وَأَعِزَّنِي فِي عَشِيرَتِي وَقَوْمِي، وَاحْفَظْنِي فِي يَقْظَتِي وَنَوْمِي، فَأَنْتَ اللهُ خَيْرٌ حافِظاً وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيكَ فِي يَوْمِي هذا وَما بَعْدَهُ مِنَ الآحادِ، مِنَ الشِّرْكِ وَالإِلْحادِ، وَأُخْلِصُ لَكَ دُعائِي تَعَرُّضاً لِلإِجابَةِ، وَأُقِيمُ عَلَىٰ طاعَتِكَ رَجاءً لِلإِثابَةِ، فَصَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِكَ، الدَّاعِي إِلَىٰ حَقِّكَ، وَأَعِزَّنِي بِعِزِّكَ الَّذِي لا يُضامُ، وَاحْفَظْنِي بِعَيْنِكَ الَّتِي لا تَنامُ، وَاخْتِمْ بِالاِنْقِطاعِ إِلَيْكَ أَمْرِي وَبِالمَغْفِرَةِ عُمْرِي، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ].

Bismillâhir rohmânir rohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammadin, bismillâ hil ladzî lâ arjû illâ fadhlah, walâ akhsyâ illâ ‘adlah, walâ a’tamidu illâ qoulah, walâ umsiku illâ bihablih, bika astajîru ya dzal ‘afwi war ridwân, minazh-zhulmi wal’udwân, wamin ghiya riz zamân, watawâturil ahzân, wathowariqil hada tsân, wamin inqidhô-il muddati qoblat ta ahhubi wal’uddati, waiyyaka astarsyidu limâ fîhish sholâ hu wal ishlâh, wabika asta’înu fîmâ yaqtarinu bihin najâhu wal injâh, wa iyyâka arghobu fî libâsil ‘âfiyati watamâmiha, wasyu- mûlis salâmati wadawâmiha, wa a’ûdzubika yâ robbi min hamazâtisy syayâ thîni wa ahtarizu bisulthônika min jauris salâ thîn, fataqobbal mâ kâna min sholâtî washoumî, waj’al ghodî wamâ ba’dahu afdhola min sâ’atî wayaumî, wa a’izzanî fî ‘asyîrotî waqoumî, wah fazhnî fî yaqozhotî wanaumî, fa antallâhu khoi run hâfizhon wa anta arhamur rôhimîn, Allâhumma innî abrou ilaika fî yaumî hâdzâ wa mâ ba’dahu minal âhâdi minasy syirki wal ilhâd, wa ukhlishu laka du’âî ta’arrudhon lil ijâbah, wa uqîmu ‘alâ thô’atika rojâ al lil itsâbah, fasholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, khoiro kholqikad dâ’î ilaa haqqika, wa a’izzanî bi’izzikal ladzî lâ yudhôm, wahfazhnî bi’ainikal ladzî lâ tanâm, wakhtim bil inqithô’i ilaika amrî wabil maghfirotika ‘umrî, innaka antal ghofûrur rohîm

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Dengan asma Allah, yang tidak daku harapkan kecuali karunia-Nya tidak daku takutkan kecuali keadilan-Nya. tidak daku percayai kecuali firman-Nya, tidak daku pegangi kecuali tali-Nya.

Kepada-Mu daku berlindung, duhai Pemilik Ridho dan Ampunan, dari kezaliman dan permusu han, dari bencana zaman, dari runtuhan kesedihan dari rangkaian ke malangan dari habisnya jangka - sebelum siap sedia. Kepada-Mu daku mohon bimbingan pada apa yang baik dan mendatangkan kebaikan Kepada-Mu daku mohon pertolongan untuk mencapai keberuntungan dan mendatangkan keberuntungan, Kepada-Mu daku mendambakan limpahan keselamatan dan kesempurnaannya cakupan kesejahteraan dan kekekalannya Daku berlindung pada-Mu Ya Rabbi dari bisikan setan. Daku bernaung pada kekuasaan-Mu dari kezaliman para sultan. Terimalah apa yang ada dari shalatku dan saumku. Jadikan hari esokku dan yang sesudahnya lebih baik dari saat ini dan hari ini. Muliakan keluargaku dan kaumku. Jaga waktu jaga dan tidurku. Engkaulah Allah Penjaga Terbaik. Engkaulah Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi.

Ya Allah, daku berlepas diri pada hariku ini dan pada hari- hari sesudahnya dari kemusyrikan dan ke kafiran. Daku ikhlaskan doaku mengharapkan ija bah-Mu. Daku senantiasa taat mengharapkan bala san-Mu. Limpahkan sejahtera pada Muhammad dan keluarga Muhammad. Sebaik-baiknya makhluk-Mu yang menyeru pada kebesaran-Mu. Muliakan daku dengan kemulian-Mu yang tidak pernah punah. Jaga diriku dengan mata-Mu yang tak pernah tidur. Tutup urusanku dengan kebergantungan pada-Mu. Tutup usiaku dengan maghfirah-Mu. Sungguh, Engkau Maha Pengampun dan Penyayang.


Doa Hari Ahad Imam Ali Zainal Abidin bin Husein As-Sajjad as

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

[بِسْمِ اللهِ الَّذِي لا أَرْجو إِلاَّ فَضْلَهُ، وَلا أَخْشَىٰ إِلاَّ عَدْلَهُ، وَلا أَعْتَمِدُ إِلاَّ قَوْلَهُ، وَلا أُمْسِكُ إِلاَّ بِحَبْلِهِ، بِكَ أَسْتَجِيرُ يا ذا العَفْوِ وَالرِّضْوانِ مِنْ الظُّلْمِ وَالعُدْوانِ، وَمِنْ غِيَرِ الزَّمانِ، وَتواتُرِ الأَحْزانِ، وَطوارِقِ الحَدَثانِ، وَمِنْ انْقضاءِ المُدَّةِ قَبْلَ التَّأَهُّبِ وَالعُدَّةِ، وَإِياكَ أَسْتَرْشِدُ لِما فِيهِ الصَّلاحُ وَالإِصْلاحُ، وَبِكَ أَسْتَعِينُ فِيما يَقْتَرِنُ بِهِ النَّجاحُ وَالإِنْجاحُ، وَإِيَّاكَ أَرْغَبُ فِي لِباسِ العافِيَةِ وَتَمَامِها، وَشُمُولِ السَّلامَةِ وَدَوَامِها، وأَعُوذُ بِكَ يا رَبِّ مِنْ هَمَزاتِ الشَّياطِينِ، وَأَحْتَرِزُ بِسُلْطانِكَ مِنْ جَوْرِ السَّلاطِينِ، فَتَقَبَّلْ ما كانَ مِنْ صَلاتِي وَصَوْمِي، وَاجْعَلْ غَدِي وَما بَعْدَهُ أَفْضَلَ مِنْ ساعَتِي وَيَوْمِي، وَأَعِزَّنِي فِي عَشِيرَتِي وَقَوْمِي، وَاحْفَظْنِي فِي يَقْظَتِي وَنَوْمِي، فَأَنْتَ اللهُ خَيْرٌ حافِظاً وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيكَ فِي يَوْمِي هذا وَما بَعْدَهُ مِنَ الآحادِ، مِنَ الشِّرْكِ وَالإِلْحادِ، وَأُخْلِصُ لَكَ دُعائِي تَعَرُّضاً لِلإِجابَةِ، وَأُقِيمُ عَلَىٰ طاعَتِكَ رَجاءً لِلإِثابَةِ، فَصَلِّ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ خَيْرِ خَلْقِكَ، الدَّاعِي إِلَىٰ حَقِّكَ، وَأَعِزَّنِي بِعِزِّكَ الَّذِي لا يُضامُ، وَاحْفَظْنِي بِعَيْنِكَ الَّتِي لا تَنامُ، وَاخْتِمْ بِالاِنْقِطاعِ إِلَيْكَ أَمْرِي وَبِالمَغْفِرَةِ عُمْرِي، إِنَّكَ أَنْتَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ].

Bismillâhir rohmânir rohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammadin, bismillâ hil ladzî lâ arjû illâ fadhlah, walâ akhsyâ illâ ‘adlah, walâ a’tamidu illâ qoulah, walâ umsiku illâ bihablih, bika astajîru ya dzal ‘afwi war ridwân, minazh-zhulmi wal’udwân, wamin ghiya riz zamân, watawâturil ahzân, wathowariqil hada tsân, wamin inqidhô-il muddati qoblat ta ahhubi wal’uddati, waiyyaka astarsyidu limâ fîhish sholâ hu wal ishlâh, wabika asta’înu fîmâ yaqtarinu bihin najâhu wal injâh, wa iyyâka arghobu fî libâsil ‘âfiyati watamâmiha, wasyu- mûlis salâmati wadawâmiha, wa a’ûdzubika yâ robbi min hamazâtisy syayâ thîni wa ahtarizu bisulthônika min jauris salâ thîn, fataqobbal mâ kâna min sholâtî washoumî, waj’al ghodî wamâ ba’dahu afdhola min sâ’atî wayaumî, wa a’izzanî fî ‘asyîrotî waqoumî, wah fazhnî fî yaqozhotî wanaumî, fa antallâhu khoi run hâfizhon wa anta arhamur rôhimîn, Allâhumma innî abrou ilaika fî yaumî hâdzâ wa mâ ba’dahu minal âhâdi minasy syirki wal ilhâd, wa ukhlishu laka du’âî ta’arrudhon lil ijâbah, wa uqîmu ‘alâ thô’atika rojâ al lil itsâbah, fasholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, khoiro kholqikad dâ’î ilaa haqqika, wa a’izzanî bi’izzikal ladzî lâ yudhôm, wahfazhnî bi’ainikal ladzî lâ tanâm, wakhtim bil inqithô’i ilaika amrî wabil maghfirotika ‘umrî, innaka antal ghofûrur rohîm

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Dengan asma Allah, yang tidak daku harapkan kecuali karunia-Nya tidak daku takutkan kecuali keadilan-Nya. tidak daku percayai kecuali firman-Nya, tidak daku pegangi kecuali tali-Nya.

Kepada-Mu daku berlindung, duhai Pemilik Ridho dan Ampunan, dari kezaliman dan permusu han, dari bencana zaman, dari runtuhan kesedihan dari rangkaian ke malangan dari habisnya jangka - sebelum siap sedia. Kepada-Mu daku mohon bimbingan pada apa yang baik dan mendatangkan kebaikan Kepada-Mu daku mohon pertolongan untuk mencapai keberuntungan dan mendatangkan keberuntungan, Kepada-Mu daku mendambakan limpahan keselamatan dan kesempurnaannya cakupan kesejahteraan dan kekekalannya Daku berlindung pada-Mu Ya Rabbi dari bisikan setan. Daku bernaung pada kekuasaan-Mu dari kezaliman para sultan. Terimalah apa yang ada dari shalatku dan saumku. Jadikan hari esokku dan yang sesudahnya lebih baik dari saat ini dan hari ini. Muliakan keluargaku dan kaumku. Jaga waktu jaga dan tidurku. Engkaulah Allah Penjaga Terbaik. Engkaulah Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi.

Ya Allah, daku berlepas diri pada hariku ini dan pada hari- hari sesudahnya dari kemusyrikan dan ke kafiran. Daku ikhlaskan doaku mengharapkan ija bah-Mu. Daku senantiasa taat mengharapkan bala san-Mu. Limpahkan sejahtera pada Muhammad dan keluarga Muhammad. Sebaik-baiknya makhluk-Mu yang menyeru pada kebesaran-Mu. Muliakan daku dengan kemulian-Mu yang tidak pernah punah. Jaga diriku dengan mata-Mu yang tak pernah tidur. Tutup urusanku dengan kebergantungan pada-Mu. Tutup usiaku dengan maghfirah-Mu. Sungguh, Engkau Maha Pengampun dan Penyayang.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sholat, Doa dan Ziarah Hari Ahad


Oleh: Muhammad Taufiq Ali Yahya

Sholat Hari Ahad

في مرآة الكمال تُصلى عند الضحى ركعتين في الأولى الحمد مرة ، والكوثر ثلاثا ، وفي الثانية الحمد مرة ، والتوحيد ثلاثا ، ومن صلاها عُفي من النار وبرئ من النفاق وأمن من العذاب ، وكأنما تصدق على مسكين ، وكأنما حج عشرا وأعطي بكل نجم في السماء درجة في الجنة

Dari Kitab Miratul Kamal :"Yang sholat dua rakaat saat waktu dhuha di hari ahad membaca alhamdu 1 kali dan surat Alkautsar 3 x, di rakaat kedua alhamdu dan srt alikhlas 3 x. Yg sholat tersebut akan diselamatkan dari api neraka dan dijauhkan dari sifat kemunafikan dan aman dari azab. Seakan bersedekah pada para miskin. Seakan haji 10 kali. Akan diberi pahala bintang di langit dan derajat di sorga.


Doa Hari Ahad Imam Ali Zainal Abidin bin Husein AsSajjad as

بِسْمِ اللهِ كَلِمَةُ الْمُعْتَصِمينَ وَمَقالَةُ الْمُتَحَرِّزينَ وَاَعُوذُ بِاللهِ تَعالى مِنْ جَوْرِ الْجائِرينَ وَكَيْدِ الْحاسِدينَ وَبَغْيِ الظّالِمينَ وَاَحْمَدُهُ فَوْقَ حَمْدِ الْحامِدينَ اَللّـهُمَّ اَنْتَ الْواحِدُ بِلا شَريكِ وَالْمَلِكُ بِلا تَمْليك لا تُضادُّ فى حُكْمِكَ وَلا تُنازَعُ فى مُلْكِكَ أَسْأَلُكَ اَنْ تُصَلِّيَ عَلى مُحَمَّد عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ وَاَنْ تُوزِعَنى مِنْ شُكْرِ نُعْماكَ ما تَبْلُغُ بى غايَةَ رِضاكَ وَاَنْ تُعينَنى عَلى طاعَتِكَ وَلُزُومِ عِبادَتِكَ وَاسْتِحْقاقِ مَثُوبَتِكَ بِلُطْفِ عِنايَتِكَ وَتَرْحَمَني بِصَدّى عَنْ مَعاصيكَ ما اَحْيَيْتَنى وَتُوَفِّقَنى لِما يَنْفَعُني ما اَبْقَيْتَني وَاَنْ تَشْرَحَ بِكِتابِكَ صَدْري وَتَحُطَّ بِتِلاوَتِهِ وِزْري وَتَمْنَحَنِيَ السَّلامَةَ فى دينى وَنَفْسى وَلا تُوحِشَ بى اَهْلَ اُنْسي وَتُتِمَّ اِحْسانَكَ فيما بَقِىَ مِنْ عُمْرى كَما اَحْسَنْتَ فيما مَضى مِنْهُ يا اَرْحَمَ الرّاحِمينَ

Bismillâhir rohmânir rohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammadin, bismillâ hil ladzî lâ arjû illâ fadhlah, walâ akhsyâ illâ ‘adlah, walâ a’tamidu illâ qoulah, walâ umsiku illâ bihablih, bika astajîru ya dzal ‘afwi war ridwân, minazh-zhulmi wal’udwân, wamin ghiya riz zamân, watawâturil ahzân, wathowariqil hada tsân, wamin inqidhô-il muddati qoblat ta ahhubi wal’uddati, waiyyaka astarsyidu limâ fîhish sholâ hu wal ishlâh, wabika asta’înu fîmâ yaqtarinu bihin najâhu wal injâh, wa iyyâka arghobu fî libâsil ‘âfiyati watamâmiha, wasyu- mûlis salâmati wadawâmiha, wa a’ûdzubika yâ robbi min hamazâtisy syayâ thîni wa ahtarizu bisulthônika min jauris salâ thîn, fataqobbal mâ kâna min sholâtî washoumî, waj’al ghodî wamâ ba’dahu afdhola min sâ’atî wayaumî, wa a’izzanî fî ‘asyîrotî waqoumî, wah fazhnî fî yaqozhotî wanaumî, fa antallâhu khoi run hâfizhon wa anta arhamur rôhimîn, Allâhumma innî abrou ilaika fî yaumî hâdzâ wa mâ ba’dahu minal âhâdi minasy syirki wal ilhâd, wa ukhlishu laka du’âî ta’arrudhon lil ijâbah, wa uqîmu ‘alâ thô’atika rojâ al lil itsâbah, fasholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, khoiro kholqikad dâ’î ilaa haqqika, wa a’izzanî bi’izzikal ladzî lâ yudhôm, wahfazhnî bi’ainikal ladzî lâ tanâm, wakhtim bil inqithô’i ilaika amrî wabil maghfirotika ‘umrî, innaka antal ghofûrur rohîm

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad. Dengan asma Allah, yang tidak daku harapkan kecuali karunia-Nya tidak daku takutkan kecuali keadilan-Nya. tidak daku percayai kecuali firman-Nya, tidak daku pegangi kecuali tali-Nya.

Kepada-Mu daku berlindung, duhai Pemilik Ridho dan Ampunan, dari kezaliman dan permusu han, dari bencana zaman, dari runtuhan kesedihan dari rangkaian ke malangan dari habisnya jangka - sebelum siap sedia. Kepada-Mu daku mohon bimbingan pada apa yang baik dan mendatangkan kebaikan Kepada-Mu daku mohon pertolongan untuk mencapai keberuntungan dan mendatangkan keberuntungan, Kepada-Mu daku mendambakan limpahan keselamatan dan kesempurnaannya cakupan kesejahteraan dan kekekalannya Daku berlindung pada-Mu Ya Rabbi dari bisikan setan. Daku bernaung pada kekuasaan-Mu dari kezaliman para sultan. Terimalah apa yang ada dari shalatku dan saumku. Jadikan hari esokku dan yang sesudahnya lebih baik dari saat ini dan hari ini. Muliakan keluargaku dan kaumku. Jaga waktu jaga dan tidurku. Engkaulah Allah Penjaga Terbaik. Engkaulah Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi.

Ya Allah, daku berlepas diri pada hariku ini dan pada hari- hari sesudahnya dari kemusyrikan dan ke kafiran. Daku ikhlaskan doaku mengharapkan ija bah-Mu. Daku senantiasa taat mengharapkan bala san-Mu. Limpahkan sejahtera pada Muhammad dan keluarga Muhammad. Sebaik-baiknya makhluk-Mu yang menyeru pada kebesaran-Mu. Muliakan daku dengan kemulian-Mu yang tidak pernah punah. Jaga diriku dengan mata-Mu yang tak pernah tidur. Tutup urusanku dengan kebergantungan pada-Mu. Tutup usiaku dengan maghfirah-Mu. Sungguh, Engkau Maha Pengampun dan Penyayang.


Ziarah Imam Ali bin Abi Tholib a.s. hari Ahad dan Ziarah Sayyidah Fathimah as

اَلسَّلامُ عَلَى الشَّجَرَةِ النَّبَوِيَّةِ وَالدَّوْحَةِ الْهاشِمِيَّةِ المُضيئَةِ المُثْمِرَةِ بِالنَّبُوَّةِ الْمُونِقَةِ بِالاِْمامَةِ وَعَلى ضَجيعَيْكَ آدَمَ وَنُوح عَلَيْهِمَا السَّلامُ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ وَعَلى اَهْلِ بَيْتِكَ الطَّيِّبينَ الطّاهِرينَ، اَلسَّلامُ عَلَيْكَ وَ عَلَى الْمَلائِكَةِ الُْمحْدِقينَ بِكَ وَالْحافّينَ بِقَبْرِكَ يا مَوْلايَ يا اَميرَ الْمُوْمِنينَ هذا يَوْمُ الاَْحَدِ وَهُوَ يَوْمُكَ وَبِاسْمِكَ وَاَنَا ضَيْفُكَ فيهِ وَ جارُكَ فَاَضِفْنى يا مَوْلاىَ وَاَجِرْنى فَاِنَّكَ كَريمٌ تُحِبُّ الضِّيافَةَ وَ مَأْمُورٌ بِالاِْجارَةِ فَافْعَلْ ما رَغِبْتُ اِلَيْكَ فيهِ وَرَجَوْتُهُ مِنْكَ بِمَنْزِلَتِكَ وَ آلِ بَيْتِكَ عِنْدَاللهِ وَمَنْزِلَتِهِ عِنْدَكُمْ وَبِحَقِّ ابْنِ عَمِّكَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَعَلَيْهِمْ اَجْمَعينَ .

Bismillâhirrohmânirrohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, Assalâmu ‘alasy syajarotin nabawiyyah waddauhatil hâsyi miyyah, almudhîatil mutsmiroti binnubuw watil mûni’ati bil imâmah, wa’alâ dhojî’aika âdama wanûhin ‘alaihimas salâm, Assalâmu ‘alaika wa’alâ ahli baitikat thoyyibînath-thôhirîn, Assalâ mu‘alaika wa’alal malâ-ikatil muhdiqîna bika wal hâfîna biqobrik, yâ maulâya yâ amirol mukminîn, hâdzâ yaumul ahadi wahuwa yaumuka wabismik, wa ana dhoi fuka fîhi wajâruka, fa adhifnî yâ maulâya wa ajirnî fa innaka karîmun tuhibbuzh dhiyâfah, wama’ mûrun bil ijâroti faf’al mâ roghibtu ilaika fîhi, wa rojau tuhu minka bimanzilatika wa âli baitika ‘indallâh, wa manzilatihi ‘indakum, wabihaqqibni ‘ammika rosûlillâh shollallâhu ‘alaihi wa âlihi wasallama wa’alaihim ajma’în.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah sampaikan sholawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad saw. Salam atas pohon kenabian. Perisai kekuatan Bani Hasyim. Buah kenabian yang bersinar. Yang indah dengan kepemimpinan. Salam juga tertuju atas sejawatmu Nabi Adam dan Nuh salam atas keduanya. Salam atasmu dan keluargamu yang suci lagi taat. Salam atasmu dan atas para malaikat yang berada dikuburanmu.

Wahai tuanku, wahai pemimpin kaum beriman. Hari ini adalah hari Ahad harimu dan dinisbatkan atasmu. Sedang daku adalah tamu dan tetanggamu, maka wahai pemimpinku terimalah dan temuilah daku. Karena engkau adalah seorang yang der-mawan yang menyukai tamu. Sudah selayaknya engkau memberikan jamuan (seorang yang syahid di sisi Allah Swt seperti Imam Ali a.s. dan isterinya sayyidah Fatimah a.s. dan anak cucunya yang syahid (ahlul bayt a.s.) menurut Al-Qur’an mereka mendapatkan rezki kenikmatan di sisi Allah Swt, kalau kita berziarah dan memohon kepada Allah Swt maka yang diziarahi akan memohonkan apa yang menjadi keinginan kita itu kepada Allah Swt itulah jamuan dari mereka), maka lakukanlah segala yang karenanya di hari ini daku mendatangi mu. Juga yang kuharapkan darimu demi kedudukan mu dan keluargamu di sisi Allah dan kedudukannya di sisi kalian. Demi putra pamanmu, Rasulullah saw dan salam atas mereka semua.

زيارةُ الزّهْرَاءِ سَلامُ اللهِ عَليها

بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلامُ عَلَيْكِ يا مُمْتَحَنَةُ امْتَحَنَكِ الَّذى خَلَقَكِ فَوَجَدَكِ لِمَا امْتَحَنَكِ صابِرَةً اَنَا لَكِ مُصَدِّقٌ صابِرٌ عَلى ما اَتى بِهِ اَبُوكِ وَوَصِيُّهُ صَلَواتُ اللهِ عَلَيْهِما وَاَنَا أَسْأَلُكِ اِنْ كُنْتُ صَدَّقْتُكِ إلاّ اَلْحَقْتِنى بِتَصْديقى لَهُما لِتُسَرَّ نَفْسى فَاشْهَدى اَنّى ظاهِرٌ بِوَلايَتِكِ وَوَلايَةِ آلِ بَيْتِكِ صَلَواتُ اللهِ عَلَيْهِمْ اَجْمَعينَ .

Bismillâhirrohmânirrohîm, Allâhumma sholli ‘alâ muhammadin wa âli muhammad, assalâmu ‘alaiki yâ mumtahanatu imtahanakil ladzî khola qoki fawajadaki limam tahanaki shôbiroh, ana laki mushoddiqun shôbirun ‘alâ mâ atâ bihi abûki wawashiyyuhu sholawâtullâhi ‘alaihima, wa ana as aluki in kuntu shoddaqtuki illâ alhak tinî bitashdîqî lahumâ litusarro nafsî, fasyhadî annî thôhirum biwilâyatika wawilâyati âli baitika sholawâtullâhi ‘alaihim ajma’în.

Dengan asma Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah sampaikan sholawat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad saw. Salam atasmu duhai yang teruji. Kau telah diuji oleh Yang Menciptakanmu dan dia telah melihatmu sabar atas cobaan itu. Daku mempercayai atas kesabaranmu menanggung segala musibah yang menimpa ayahmu dan washinya (pewarisnya yaitu Imam Ali a.s.). Sholawat atas mereka berdua. Daku memohon padamu, jika benar yang kukatakan untukmu maka gabungkan pernyataanku itu untuk mereka berdua juga. Agar jiwaku tenang dan senang, maka saksikanlah, bahwa daku meyakini wilayahmu dan wilayah keluargamu yang suci. Sholawat Allah atas mereka semuanya.

أيضاً زِيارَتُها بِرواية اُخرى

بِسْمِ الله الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اَلسَّلامُ عَلَيْكِ يا مُمْتَحَنَةُ اِمْتَحَنَكِ الَّذى خَلَقَكِ قَبْلَ اَنْ يَخْلُقَكِ وَكُنْتِ لِما امْتَحَنَكِ بِه صابِرَةً وَنَحْنُ لَكِ اَولِياءُ مُصَدِّقُونَ وَلِكُلِّ ما اَتى بِهِ اَبُوكِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ وَاَتى بِهِ وَصِيُّهُ عَلَيْهِ السَّلامُ مُسَلِّمُونَ وَ نَحْنُ نَسْأَلُكَ اَللّـهُمَّ اِذْ كُنّا مُصَدِّقينَ لَهُمْ اَنْ تُلْحِقَنا بِتَصْديقِنا بِالدَّرَجَةِ الْعالِيَةِ لِنُبَشِّرَ اَنْفُسَنا بِاَنّا قَدْ طَهُرْنا بِوَلايَتِهِمْ عَلَيْهِمُ السَّلامُ .

Dalam riwayat lain ziyarah Az-Zahra adalah :

Assalâmu ‘alaiki yâ mumtahanatu imtahanakil ladzî kholaqoki qobla ay-yakhluqoki, wakunti lamam tahanaki shôbiroh, wanahnu laki auliyâ-un mushoddiqun, walikulli mâ atâ bihi abûki, shollallâhu ‘alaihi wa âlihis-salâm, wa atâ bihî washiyyuhu ‘alaihis-salâmu musallimûn, wanah nu nas alukal- lâhumma idz kunnâ mushoddiqîna lahum, an tulhiqonâ bitashdîqî bid-darojatil ‘âliyah, linubasy- syiro anfusanâ bi anna qod thohurnâ biwilâyatihim ‘alaihimas-salâm.

Salam atasmu duhai yang teruji. Kau telah diuji oleh Yang Menciptakanmu sebelum kau diciptakan-Nya (semasa dalamkandungan ibunya Sayyidah Khodijah, beliau Sayyidah Fatimah sudah mengalami ujian-ujian). Engkau dengan ujian itu telah bersabar. Dan kami meyakini bahwa engkau adalah auliya’ (di antara para wali Allah Swt). Kami juga meyakini juga dengan apa yang dibawa oleh ayahmu Sholawat Allah atasnya dan atas washinya. Kami memohon kepada Allah Swt dengan berkeyakinan kepada kedudukan mereka (Rasulullah dan ahlulbaytnya) di sisi Allah Swt. Agar kami dapat dipertemukan dengan keyakinan kami tersebut di tempat yang mulia agar hati kami bergembira dengannya karena kesucian keyakinan kami atas kewilayahan mereka semua. Salam atas mereka semua.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sekilas Doa Nudbah dan Teks Doa Nudbah


Doa Nudbah (bahasa Arab: دعاء الندبة) termasuk doa-doa yang sangat terkenal yang mana telah dinukil dari Imam Shadiq as bahwa doa ini mustahab dibaca pada empat hari raya (Fitri, Qurban, Ghadir dan Jum'at). Ali bin Thawus memuat doa ini dalam kitab Iqbal al-A'mal. Orang-orang Syi'ah lebih sering membaca doa ini pada waktu subuh hari-hari Jum'at sebelum matahari terbit mengenang keterpisahannya dengan Imam Zaman as.

Doa ini berisi istigasah (rintihan dan permintaan tolong) kepada Imam Zaman as, rasa penyesalan atas kegaiban beliau dan tangisan atas keterpisahan darinya. Dan inilah arti dari Nudbah.


Sisi Penamaan

Nudbah bermakna panggilan, tangisan dan rintihan. Doa ini mengandung istigasah, permintaan tolong kepada Imam Zaman as, penyesalan atas kegaiban dan tangisan atas keterpisahan dengan beliau. Karena itu, ia terkenal dengan nama ini. [1]


Sanad

Doa ini dinukil oleh Sayid Radhiyuddin Ali bin Thawus dalam kitabnya, Iqbal [2] dan Mishbāh al-Zāir pasal ke-7 (manuskrip), dan Muhammad bin Ja'far bin Masyhadi Hairi (ulama abad ke-6 H) dalam kitab Mazar yang dikenal dengan Mazār Masyhadi. [3]

Allamah Majlisi menukil doa Nudbah di dalam kitab Bihar al-Anwar [4] dan Tuhfat al-Zāir, yang di mukaddimah Bihar ia memberikan kesaksian akan keakuratan sanad doa tersebut. Dengan tegas dan secara khusus ia membenarkan keakuratan sanad doa Nudbah yang berakhir kepada Imam Ja'far al-Shadiq as. Pernyataannya di dalam kitab Zād al-Ma'ād adalah: " Adapun doa Nudbah yang memuat akidah-akidah yang benar dan rasa penyesalan atas kegaiban Imam al-Qāim as adalah dinukil dengan sanad yang akurat dari Imam Ja'far al-Shadiq as yang mana kita disunnahkan membacanya pada empat hari raya". [5]


Waktu Pembacaan

Disunnahkan membaca doa Nudbah pada empat hari raya, yaitu lebaran idul Fitri, Qurban, Ghadir dan hari Jum'at. [6]


Kandungan

Doa ini diawali dengan pujaan dan pujian kepada Allah swt dan salam kepada Nabi saw dan keluarganya. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan filosofi dari keterpilihan para Nabi dan wali dan diterimanya mereka di sisi Allah swt. Disinggung pula fase terpenting dari kehidupan setiap Nabi-nabi Ulul Azmi dan sebelum mereka yaitu Nabi Adam as. Ditekankan juga bahwa supaya kebenaran senantiasa langgeng maka Allah swt menentukan wasi dan pengganti masing-masing mereka supaya kebatilan tidak mengalahkan kebenaran dan seseorang tidak lagi berdalih di hadapan Allah swt bahwa mengapa seorang Nabi dan utusan tidak diutus dari sisi-Mu dan seorang pemberi petunjuk dan peringatan tidak datang sehingga kami dapat mengikuti ayat-ayat-Mu?.

Kemudian doa ini menjelaskan tentang penggantian Imam Ali as. Dengan mengutip sekelumit dari keutamaan-keutamaannya ia menyinggung tentang ketidaksetiaan dan kemalangan musuh-musuh agama yang menentang perintah Rasul saw dimana mereka membunuh Imam Ali as dan para pemberi petunjuk dari anak-anak beliau satu demi satu sehingga mereka gugur sebagai syahid. lalu doa ini menyinggung tentang istigasah dan penampakan rasa rindu kepada sang pewaris terakhir yang maksum dari keluarga Rasulullah saw. Kemudian ditutuplah doa ini dengan salam khusus atas baginda Rasulullah saw dan keluarganya disertai dengan serentetan permohonan penting demi dipercepatnya kemunculan Imam Mahdi as, terealisasinya pemerintahan yang hak, sirnanya kebatilan dan bertambah kuatnya hubungan dengan Imam Zaman as. [7]


Penjelasan-penjelasan Doa Nudbah

1. Syarhe Du'ā Nudbah, Shadruddin, Muhammad Hasani Mudarris Yazdi.
2. 'Aqd al-Jammān linudbah Shāhib al-Zaman, Mirza Abdurrahim Tabrizi.
3. Wasilah al-Qurbah fi Syarh Du'ā al-Nudbah, Mulla Hasan Turbati Sabzawari.
4. Al-Nukhbah fi Syarh Du'ā al-Nudbah, Sayid Mahmud Mar'asyi.
5. Penjelasan atau terjemahan doa Nudbah, Muhaddits Armawi.
6. Ma'ālim al-Qurbah fi Syarh Du'ā al-Nudbah, Sardar Kabuli.
7. Wazhāif al-Syi'ah fi Syarh Du'ā al-Nudbah, Adib Isfahani.
8. Kasyf al-Kurbah, Muhaddits Armawi.
9. Nawide Bamdād Piruzi, Musawi Khurram Ābadi.
10. Nushrah al-Muslimin, Abdurridha Khan Ibrahimi.
11. Furugh al-Wilāyah, Ayatullah Shafi.
12. Al-Kalimāt al-Nukhbah, Athai Isfahani.
13. Risalah Haula Du'ā al-Nudbah, Muhammad Taqi Tustari.
14. Risalah Haula Du'ā al-Nudbah, Mirjahani Isfahani.
15. Sanade Du'ā al-Nudbah, Sayid Yasin Musawi.
16. Syarh Bar Du'ā Nudbah, Alawi Thaliqani.


Catatan Kaki:

1. Shadr Jawadi, Dāirah al-Ma'ārif Tasyayyu', jld. 7, hlm. 535.
2. Sayid Ibnu Thawus, Iqbāl, hlm. 604-609.
3. Mazār ibnu Masyhadi, hlm. 537-584.
4. Majlisi, Bihār, jld. 99, hlm. 104.
5. Zād al-Ma'ād, hlm. 303.
6. Sayid Ibnu Thawus, Iqbāl, hlm. 604-609.
7. Shadr Jawadi, Dāirah al-Ma'ārif Tasyayyu', jld. 7, hlm. 535.


Daftar Pustaka

Ibnu Thawus, Sayid Radhiyuddin, Iqbāl alA'māl, Bairut, Muassasah al-A'lami li al-Mathbu'āt, 1417 H.
Majlisi, Muhammad Baqir, Bihār al-Anwār, Bairut, Dār Ihyā' al-Turāts al-Arabi, 1403 H.
Majlisi,Muhammad Baqir, Zād al-Ma'ād, Bairut, Alauddin A'lami, 1423 H / 2003 M.
Shadr Haji Jawadi, Ahmad, Dāirah al-Ma'ārif Tasyayyu, jld. 7, Tehran, Nasyre Syahid Hasan Muhibbi, 1380 S.
Ibnu Masyhadi, Muhammad bin Ja'far, al-Mazār al-Kabir, Jāmi'ah Mudarrisin, 1419 H.

دعاء الندبة

قال العلّامة المجلسي ‏رحمه الله في كتابه «زاد المعاد»: بسند معتبر عن الإمام ‏الصادق‏ عليه السلام: يستحبّ أن يقرء دعاء الندبة في الأعياد الأربعة، يوم الجمعة، يوم‏ عيد الفطر، يوم عيد الأضحى ويوم عيد الغدير.(1)

رواه العلّامة المجلسي في «مزار البحار» نقلاً عن السيّد بن طاووس ‏رحمه الله، عن بعض أصحابنا قال: قال محمّد بن عليّ بن أبي قرّة: نقلت من كتاب محمّد بن‏الحسين بن سفيان البزوفريّ‏ رضى الله عنه دعاء الندبة، وذكر أنّه الدعاء لصاحب الزمان‏ صلوات اللَّه عليه ويستحبّ أن يدعى به في الأعياد الأربعة.

وروى هذا الدعاء العالم الأجلّ المحدّث النوريّ‏ رحمه الله في «تحيّة الزائر» عن «مصباح الزائر» للسيّد بن طاووس، و«مزار» محمّد بن المشهديّ، بالسند المذكور، ونقل أيضاً عن «المزار القديم»، وزاد استحبابه في ليلة الجمعة، كاستحبابه ‏في الأعياد الأربعة.(2) والدعاء:

اَلْحَمْدُ للَّهِِ رَبِّ الْعالَمينَ ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ نَبِيِّهِ وَآلِهِ ، وَسَلَّمَ تَسْليماً .

أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلى ما جَرى بِهِ قَضاؤُكَ في أَوْلِيائِكَ ، اَلَّذينَ اسْتَخْلَصْتَهُمْ لِنَفْسِكَ وَدينِكَ ، إِذِ اخْتَرْتَ لَهُمْ جَزيلَ ما عِنْدَكَ ، مِنَ النَّعيمِ الْمُقيمِ ، اَلَّذي لا زَوالَ لَهُ وَلَا اضْمِحْلالَ ، بَعْدَ أَنْ شَرَطْتَ عَلَيْهِمُ الزُّهْدَ في دَرَجاتِ هذِهِ الدُّنْيَا الدَّنِيَّةِ ، وَزُخْرُفِها وَزِبْرِجِها ، فَشَرَطُوا لَكَ ذلِكَ ، وَعَلِمْتَ مِنْهُمُ الْوَفاءَ بِهِ . فَقَبِلْتَهُمْ وَقَرَّبْتَهُمْ ، وَقَدَّمْتَ لَهُمُ الذِّكْرَ الْعَلِيَّ ، وَالثَّناءَ الْجَلِيَّ ، وَأَهْبَطْتَ عَلَيْهِمْ مَلائِكَتَكَ ، وَكَرَّمْتَهُمْ بِوَحْيِكَ ، وَرَفَدْتَهُمْ بِعِلْمِكَ ، وَجَعَلْتَهُمُ الذَّريعَةَ إِلَيْكَ ، وَالْوَسيلَةَ إِلى رِضْوانِكَ .

فَبَعْضٌ أَسْكَنْتَهُ جَنَّتَكَ ، إِلى أَنْ أَخْرَجْتَهُ مِنْها ، وَبَعْضٌ حَمَلْتَهُ في فُلْكِكَ وَنَجَّيْتَهُ وَمَنْ آمَنَ مَعَهُ مِنَ الْهَلَكَةِ بِرَحْمَتِكَ ، وَبَعْضُ‏نِ اتَّخَذْتَهُ لِنَفْسِكَ خَليلاً ، وَسَأَلَكَ لِسانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرينَ فَأَجَبْتَهُ ، وَجَعَلْتَ ذلِكَ عَلِيّاً ، وَبَعْضٌ كَلَّمْتَهُ مِنْ شَجَرَةٍ تَكْليماً ، وَجَعَلْتَ لَهُ مِنْ أَخيهِ رِدْءاً وَوَزيراً ، وَبَعْضٌ أَوْلَدْتَهُ مِنْ غَيْرِ أَبٍ وَآتَيْتَهُ الْبَيِّناتِ ، وَأَيَّدْتَهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ .

وَكُلٌّ شَرَعْتَ لَهُ شَريعَةً ، وَنَهَجْتَ لَهُ مِنْهاجاً ، وَتَخَيَّرْتَ لَهُ أَوْصِياءَ مُسْتَحْفِظاً بَعْدَ مُسْتَحْفِظٍ ، مِنْ مُدَّةٍ إِلى مُدَّةٍ ، إِقامَةً لِدينِكَ ، وَحُجَّةً عَلى عِبادِكَ ، وَلِئَلّا يَزُولَ الْحَقُّ عَنْ مَقَرِّهِ ، وَيَغْلِبَ الْباطِلُ عَلى أَهْلِهِ ، وَلا يَقُولَ أَحَدٌ لَوْلا أَرْسَلْتَ إِلَيْنا رَسُولاً مُنْذِراً ، وَأَقَمْتَ لَنا عَلَماً هادِياً ، فَنَتَّبِعَ آياتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَذِلَّ وَنَخْزى .

إِلى أَنِ انْتَهَيْتَ بِالْأَمْرِ إِلى حَبيبِكَ وَنَجيبِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ فَكانَ كَمَا انْتَجَبْتَهُ سَيِّدَ مَنْ خَلَقْتَهُ ، وَصَفْوَةَ مَنِ اصْطَفَيْتَهُ ، وَأَفْضَلَ مَنِ اجْتَبَيْتَهُ ، وَأَكْرَمَ مَنِ اعْتَمَدْتَهُ ، قَدَّمْتَهُ عَلى أَنْبِيائِكَ ، وَبَعَثْتَهُ إِلَى الثَّقَلَيْنِ مِنْ عِبادِكَ ، وَأَوْطَأْتَهُ مَشارِقَكَ وَمَغارِبَكَ ، وَسَخَّرْتَ لَهُ الْبُراقَ ، وَعَرَجْتَ بِهِ(3) إِلى سَمائِكَ ، وَأَوْدَعْتَهُ عِلْمَ ما كانَ وَما يَكُونُ ، إِلَى انْقِضاءِ خَلْقِكَ، ثُمَّ نَصَرْتَهُ بِالرُّعْبِ، وَحَفَفْتَهُ بِجَبْرَئيلَ وَميكائيلَ وَالْمُسَوِّمينَ مِنْ مَلائِكَتِكَ ، وَوَعَدْتَهُ أَنْ تُظْهِرَ دينَهُ عَلَى الدّينِ كُلِّهِ ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ .

وَذلِكَ بَعْدَ أَنْ بَوَّأْتَهُ مُبَوَّأَ صِدْقٍ مِنْ أَهْلِهِ ، وَجَعَلْتَ لَهُ وَلَهُمْ «أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدًى لِلْعالَمينَ × فيهِ آياتٌ بَيِّناتٌ مَقامُ إِبْراهيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كانَ آمِناً»(4) ، وَقُلْتَ «إِنَّما يُريدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهيراً» (5) .

ثُمَّ جَعَلْتَ أَجْرَ مُحَمَّدٍ صَلَواتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ مَوَدَّتَهُمْ في كِتابِكَ فَقُلْتَ «قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبى»(6) ، وَقُلْتَ «ما سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْ»(7)، وَقُلْتَ «ما أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلّا مَنْ شاءَ أَنْ يَتَّخِذَ إِلى رَبِّهِ سَبيلاً»(8) ، فَكانُوا هُمُ السَّبيلَ إِلَيْكَ ، وَالْمَسْلَكَ إِلى رِضْوانِكَ . فَلَمَّا انْقَضَتْ أَيَّامُهُ أَقامَ وَلِيَّهُ عَلِيَّ بْنَ أَبي طالِبٍ صَلَواتُكَ عَلَيْهِما وَآلِهِما هادِياً ، إِذْ كانَ هُوَ الْمُنْذِرَ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هادٍ ، فَقالَ وَالْمَلَأُ أَمامَهُ مَنْ كُنْتُ مَوْلاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلاهُ ، أَللَّهُمَّ والِ مَنْ والاهُ ، وَعادِ مَنْ عاداهُ ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَهُ ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَهُ .

وَقالَ مَنْ كُنْتُ أَنَا نَبِيَّهُ فَعَلِيٌّ أَميرُهُ . وَقالَ أَنَا وَعَلِيٌّ مِنْ شَجَرَةٍ واحِدَةٍ وَسائِرُ النَّاسِ مِنْ شَجَرٍ شَتَّى ، وَأَحَلَّهُ مَحَلَّ هارُونَ مِنْ مُوسى ، فَقالَ لَهُ أَنْتَ مِنّي بِمَنْزِلَةِ هارُونَ مِنْ مُوسى إِلّا أَنَّهُ لا نَبِيَّ بَعْدي ، وَزَوَّجَهُ ابْنَتَهُ سَيِّدَةَ نِساءِ الْعالَمينَ ، وَأَحَلَّ لَهُ مِنْ مَسْجِدِهِ ما حَلَّ لَهُ ، وَسَدَّ الْأَبْوابَ إِلّا بابَهُ .

ثُمَّ أَوْدَعَهُ عِلْمَهُ وَحِكْمَتَهُ فَقالَ أَنَا مَدينَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بابُها ، فَمَنْ أَرادَ الْمَدينَةَ وَالْحِكْمَةَ فَلْيَأْتِها مِنْ بابِها ، ثُمَّ قالَ أَنْتَ أَخي وَوَصِيّي وَوارِثي ، لَحْمُكَ مِنْ لَحْمي ، وَدَمُكَ مِنْ دَمي ، وَسِلْمُكَ سِلْمي ، وَحَرْبُكَ حَرْبي ، وَالْإيمانُ مُخالِطٌ لَحْمَكَ وَدَمَكَ ، كَما خالَطَ لَحْمي وَدَمي .

وَأَنْتَ غَداً عَلَى الْحَوْضِ خَليفَتي ، وَأَنْتَ تَقْضي دَيْني ، وَتُنْجِزُ عِداتي ، وَشيعَتُكَ عَلى مَنابِرَ مِنْ نُورٍ مُبْيَضَّةً وُجُوهُهُمْ حَوْلي فِي الْجَنَّةِ وَهُمْ جيراني . وَلَوْلا أَنْتَ يا عَلِيُّ لَمْ يُعْرَفِ الْمُؤْمِنُونَ بَعْدي ، وَكانَ بَعْدَهُ هُدًى مِنَ الضَّلالِ ، وَنُوراً مِنَ الْعَمى ، وَحَبْلَ اللَّهِ الْمَتينَ ، وَصِراطَهُ الْمُسْتَقيمَ ، لايُسْبَقُ بِقَرابَةٍ في رَحِمٍ ، وَلا بِسابِقَةٍ في دينٍ ، وَلا يُلْحَقُ في مَنْقَبَةٍ مِنْ مَناقِبِهِ يَحْذُو حَذْوَ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِما وَآلِهِما .

وَيُقاتِلُ عَلَى التَّأْويلِ ، وَلا تَأْخُذُهُ فِي اللَّهِ لَوْمَةُ لائِمٍ ، قَدْ وَتَرَ فيهِ صَناديدَ الْعَرَبِ ، وَقَتَلَ أَبْطالَهُمْ ، وَناوَشَ ذُؤْبانَهُمْ ، فَأَوْدَعَ قُلُوبَهُمْ أَحْقاداً بَدْرِيَّةً وَخَيْبَرِيَّةً وَحُنَيْنِيَّةً وَغَيْرَهُنَّ ، فَأَضَبَّتْ عَلى عَداوَتِهِ ، وَأَكَبَّتْ عَلى مُنابَذَتِهِ حَتَّى قَتَلَ النَّاكِثينَ وَالْقاسِطينَ وَالْمارِقينَ .

وَلَمَّا قَضى نَحْبَهُ وَقَتَلَهُ أَشْقَى الْآخِرينَ ، يَتْبَعُ أَشْقَى الْأَوَّلينَ ، لَمْ يُمْتَثَلْ أَمْرُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ فِي الْهادينَ بَعْدَ الْهادينَ ، وَالْاُمَّةُ مُصِرَّةٌ عَلى مَقْتِهِ ، مُجْتَمِعَةٌ عَلى قَطيعَةِ رَحِمِهِ ، وَ إِقْصاءِ وُلْدِهِ إِلَّا الْقَليلَ مِمَّنْ وَفى لِرِعايَةِ الْحَقِّ فيهِمْ .

فَقُتِلَ مَنْ قُتِلَ ، وَسُبِيَ مَنْ سُبِيَ ، وَاُقْصِيَ مَنْ اُقْصِيَ ، وَجَرَى الْقَضاءُ لَهُمْ بِما يُرْجى لَهُ حُسْنُ الْمَثُوبَةِ ، إِذْ كانَتِ الْأَرْضُ للَّهِِ يُورِثُها مَنْ يَشاءُ مِنْ عِبادِهِ ، وَالْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقينَ ، وَسُبْحانَ رَبِّنا إِنْ كانَ وَعْدُ رَبِّنا لَمَفْعُولاً ، وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ ، وَهُوَ الْعَزيزُ الْحَكيمُ .

فَعَلَى الْأَطائِبِ مِنْ أَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ وَعَلِيٍّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِما وَآلِهِما فَلْيَبْكِ الْباكُونَ ، وَ إِيَّاهُمْ فَلْيَنْدُبِ النَّادِبُونَ ، وَلِمِثْلِهِمْ فَلْتُذْرَفِ الدُّمُوعُ ، وَلْيَصْرُخِ الصَّارِخُونَ ، وَيَضِجَّ الضَّاجُّونَ ، وَيَعِجَّ الْعاجُّونَ ، أَيْنَ الْحَسَنُ أَيْنَ الْحُسَيْنُ، أَيْنَ أَبْناءُ الْحُسَيْنِ، صالِحٌ بَعْدَ صالِحٍ، وَصادِقٌ بَعْدَ صادِقٍ، أَيْنَ السَّبيلُ بَعْدَ السَّبيلِ ، أَيْنَ الْخِيَرَةُ بَعْدَ الْخِيَرَةِ ، أَيْنَ الشُّمُوسُ الطَّالِعَةُ ، أَيْنَ الْأَقْمارُ الْمُنيرَةُ ، أَيْنَ الْأَنْجُمُ الزَّاهِرَةُ ، أَيْنَ أَعْلامُ الدّينِ وَقَواعِدُ الْعِلْمِ .

أَيْنَ بَقِيَّةُ اللَّهِ الَّتي لاتَخْلُو مِنَ الْعِتْرَةِ الْهادِيَةِ ، أَيْنَ الْمُعَدُّ لِقَطْعِ دابِرِ الظَّلَمَةِ ، أَيْنَ الْمُنْتَظَرُ لِإِقامَةِ الْأَمْتِ وَالْعِوَجِ ، أَيْنَ الْمُرْتَجى لِإِزالَةِ الْجَوْرِ وَالْعُدْوانِ ، أَيْنَ الْمُدَّخَرُ لِتَجْديدِ الْفَرائِضِ وَالسُّنَنِ ، أَيْنَ الْمُتَخَيَّرُ لِإِعادَةِ الْمِلَّةِ وَالشَّريعَةِ ، أَيْنَ الْمُؤَمَّلُ لِإِحْياءِ الْكِتابِ وَحُدُودِهِ ، أَيْنَ مُحْيي مَعالِمِ الدّينِ وَأَهْلِهِ .

أَيْنَ قاصِمُ شَوْكَةِ الْمُعْتَدينَ ، أَيْنَ هادِمُ أَبْنِيَةِ الشِّرْكِ وَالنِّفاقِ ، أَيْنَ مُبيدُ أَهْلِ الْفُسُوقِ وَالْعِصْيانِ وَالطُّغْيانِ، أَيْنَ حاصِدُ فُرُوعِ الْغَيِّ وَالشِّقاقِ، أَيْنَ طامِسُ آثارِ الزَّيْغِ وَالْأَهْواءِ . أَيْنَ قاطِعُ حَبائِلِ الْكِذْبِ وَالْإِفْتِراءِ ، أَيْنَ مُبيدُ الْعُتاةِ وَالْمَرَدَةِ ، أَيْنَ مُسْتَأْصِلُ أَهْلِ الْعِنادِ وَالتَّضْليلِ وَالْإِلْحادِ ، أَيْنَ مُعِزُّ الْأَوْلِياءِ وَمُذِلُّ الْأَعْداءِ ، أَيْنَ جامِعُ الْكَلِمَةِ عَلَى التَّقْوى .

أَيْنَ بابُ اللَّهِ الَّذي مِنْهُ يُؤْتى ، أَيْنَ وَجْهُ اللَّهِ الَّذي إِلَيْهِ يَتَوَجَّهُ الْأَوْلِياءُ ، أَيْنَ السَّبَبُ الْمُتَّصِلُ بَيْنَ الْأَرْضِ وَالسَّماءِ ، أَيْنَ صاحِبُ يَوْمِ الْفَتْحِ وَناشِرُ رايَةِ الْهُدى ، أَيْنَ مُؤَلِّفُ شَمْلِ الصَّلاحِ وَالرِّضا.

أَيْنَ الطَّالِبُ بِذُحُولِ الْأَنْبِياءِ وَأَبْناءِ الْأَنْبِياءِ ، أَيْنَ الطَّالِبُ بِدَمِ الْمَقْتُولِ بِكَرْبَلاءَ ، أَيْنَ الْمَنْصُورُ عَلى مَنِ اعْتَدى عَلَيْهِ وَافْتَرى ، أَيْنَ الْمُضْطَرُّ الَّذي يُجابُ إِذا دَعا ، أَيْنَ صَدْرُ الْخَلائِقِ ذُو الْبِرِّ وَالتَّقْوى ، أَيْنَ ابْنُ النَّبِيِّ الْمُصْطَفى وَابْنُ عَلِيٍّ الْمُرْتَضى وَابْنُ خَديجَةَ الْغَرَّاءِ وَابْنُ فاطِمَةَ الْكُبْرى .

بِأَبي أَنْتَ وَاُمّي وَنَفْسي لَكَ الْوِقاءُ وَالْحِمى ، يَابْنَ السَّادَةِ الْمُقَرَّبينَ ، يَابْنَ النُّجَباءِ الْأَكْرَمين ، يَابْنَ الْهُداةِ الْمَهْدِيّينَ ، يَابْنَ الْخِيَرَةِ الْمُهَذَّبينَ ، يَابْنَ الْغَطارِفَةِ الْأَنْجَبينَ ، يَابْنَ الْأَطائِبِ الْمُطَهَّرينَ ، يَابْنَ الْخَضارِمَةِ الْمُنْتَجَبينَ ، يَابْنَ الْقَماقِمَةِ الْأَكْرَمينَ .

يَابْنَ الْبُدُورِ الْمُنيرَةِ ، يَابْنَ السُّرُجِ الْمُضيئَةِ ، يَابْنَ الشُّهُبِ الثَّاقِبَةِ ، يَابْنَ الْأَنْجُمِ الزَّاهِرَةِ ، يَابْنَ السُّبُلِ الْواضِحَةِ ، يَابْنَ الْأَعْلامِ اللّائِحَةِ ، يَابْنَ الْعُلُومِ الْكامِلَةِ ، يَابْنَ السُّنَنِ الْمَشْهُورَةِ ، يَابْنَ الْمَعالِمِ الْمَأْثُورَةِ .

يَابْنَ الْمُعْجِزاتِ الْمَوْجُودَةِ ، يَابْنَ الدَّلائِلِ الْمَشْهُودَةِ ، يَابْنَ الصِّراطِ الْمُسْتَقيمِ ، يَابْنَ النَّبَإِ الْعَظيمِ ، يَابْنَ مَنْ هُوَ في اُمِّ الْكِتابِ لَدَى اللَّهِ عَلِيٌّ حَكيمٌ . يَابْنَ الْآياتِ وَالْبَيِّناتِ ، يَابْنَ الدَّلائِلِ الظَّاهِراتِ ، يَابْنَ الْبَراهينِ الْواضِحاتِ الْباهِراتِ ، يَابْنَ الْحُجَجِ الْبالِغاتِ ، يَابْنَ النِّعَمِ السَّابِغاتِ ، يَابْنَ طه وَالْمُحْكَماتِ ، يَابْنَ يس وَالذَّارِياتِ ، يَابْنَ الطُّورِ وَالْعادِياتِ ، يَابْنَ مَنْ دَنى فَتَدَلَّى فَكانَ قابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنى دُنُوّاً وَاقْتِراباً مِنَ الْعَلِيِّ الْأَعْلى .

لَيْتَ شِعْري أَيْنَ اسْتَقَرَّتْ بِكَ النَّوى ، بَلْ أَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّكَ أَوْ ثَرى ، أَبِرَضْوى أَوْ غَيْرِها أَمْ ذي طُوى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ أَرَى الْخَلْقَ وَلاتُرى ، وَلا أَسْمَعَ لَكَ حَسيساً وَلا نَجْوى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ تُحيطَ بِكَ دُونِيَ الْبَلْوى وَلايَنالَكَ مِنّي ضَجيجٌ وَلا شَكْوى .

بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ مُغَيَّبٍ لَمْ يَخْلُ مِنَّا ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ نازِحٍ ما نَزَحَ عَنَّا ، بِنَفْسي أَنْتَ اُمْنِيَّةُ شائِقٍ يَتَمَنَّى ، مِنْ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ ذَكَرا فَحَنَّا ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ عَقيدِ عِزٍّ لا يُسامى ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ أَثيلِ مَجْدٍ لايُجارى ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ تِلادِ نِعَمٍ لاتُضاهى ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ نَصيفِ شَرَفٍ لايُساوى .

إِلى مَتى أَحارُ فيكَ يا مَوْلايَ ، وَ إِلى مَتى وَأَيَّ خِطابٍ أَصِفُ فيكَ وَأَيَّ نَجْوى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ اُجابَ دُونَكَ وَاُناغى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ أَبْكِيَكَ وَيَخْذُلَكَ الْوَرى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ يَجْرِيَ عَلَيْكَ دُونَهُمْ ما جَرى .

هَلْ مِنْ مُعينٍ فَاُطيلَ مَعَهُ الْعَويلَ وَالْبُكاءَ ، هَلْ مِنْ جَزُوعٍ فَاُساعِدَ جَزَعَهُ إِذا خَلا ، هَلْ قَذِيَتْ عَيْنٌ فَساعَدَتْها عَيْني عَلَى الْقَذى ، هَلْ إِلَيْكَ يَابْنَ أَحْمَدَ سَبيلٌ فَتُلْقى ، هَلْ يَتَّصِلُ يَوْمُنا مِنْكَ بِغَدِهِ بِعِدَةٍ فَنَحْظى .

مَتى نَرِدُ مَناهِلَكَ الرَّوِيَّةَ فَنَرْوى ، مَتى نَنْتَقِعُ مِنْ عَذْبِ مائِكَ فَقَدْ طالَ الصَّدى ، مَتى نُغاديكَ وَنُراوِحُكَ فَنُقِرَّ عَيْناً ، مَتى تَرانا وَنَراكَ وَقدْ نَشَرْتَ لِواءَ النَّصْرِ تُرى . أَتَرانا نَحُفُّ بِكَ وَأَنْتَ تَاُمُّ الْمَلَأَ وَقَدْ مَلَأْتَ الْأَرْضَ عَدْلاً ، وَأَذَقْتَ أَعْدائَكَ هَواناً وَعِقاباً ، وَأَبَرْتَ الْعُتاةَ وَجَحَدَةَ الْحَقِّ ، وَقَطَعْتَ دابِرَ الْمُتَكَبِّرينَ ، وَاجْتَثَثْتَ اُصُولَ الظَّالِمينَ ، وَنَحْنُ نَقُولُ الْحَمْدُ للَّهِِ رَبِّ الْعالَمينَ .

أَللَّهُمَّ أَنْتَ كَشَّافُ الْكُرَبِ وَالْبَلْوى ، وَ إِلَيْكَ أَسْتَعْدي فَعِنْدَكَ الْعَدْوى ، وَأَنْتَ رَبُّ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيا ، فَأَغِثْ يا غِياثَ الْمُسْتَغيثينَ عُبَيْدَكَ الْمُبْتَلى ، وَأَرِهِ سَيِّدَهُ يا شَديدَ الْقُوى ، وَأَزِلْ عَنْهُ بِهِ الْأَسى وَالْجَوى ، وَبَرِّدْ غَليلَهُ يا مَنْ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى ، وَمَنْ إِلَيْهِ الرُّجْعى وَالْمُنْتَهى .

أَللَّهُمَّ وَنَحْنُ عَبيدُكُ التَّائِقُونَ إِلى وَلِيِّكَ الْمُذَكِّرِ بِكَ وَبِنَبِيِّكَ ، خَلَقْتَهُ لَنا عِصْمَةً وَمَلاذاً ، وَأَقَمْتَهُ لَنا قِواماً وَمَعاذاً ، وَجَعَلْتَهُ لِلْمُؤْمِنينَ مِنَّا إِماماً ، فَبَلِّغْهُ مِنَّا تَحِيَّةً وَسَلاماً ، وَزِدْنا بِذلِكَ يا رَبِّ إِكْراماً ، وَاجْعَلْ مُسْتَقَرَّهُ لَنا مُسْتَقَرّاً وَمُقاماً ، وَأَتْمِمْ نِعْمَتَكَ بِتَقْديمِكَ إِيَّاهُ أَمامَنا ، حَتَّى تُورِدَنا جِنانَكَ وَمُرافَقَةَ الشُّهَداءِ مِنْ خُلَصائِكَ .

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلى حُجَّتِكَ وَوَلِيِّ أَمْرِكَ ، وَصَلِّ عَلى جَدِّهِ مُحَمَّدٍ رَسُولِكَ السَّيِّدِ الْأَكْبَرِ ، وَصَلِّ عَلى أَبيهِ السَّيِّدِ الْقَسْوَرِ ، وَحامِلِ اللِّواءِ فِي الْمَحْشَرِ ، وَساقي أَوْلِيائِهِ مِنْ نَهْرِ الْكَوْثَرِ ، وَالْأَميرِ عَلى سائِرِ الْبَشَرِ ، اَلَّذي مَنْ آمَنَ بِهِ فَقَدْ ظَفَرَ وَشَكَرَ ، وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِهِ فَقَدْ خَطَرَ وَكَفَرَ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلى أَخيهِ وَعَلى نَجْلِهِمَا الْمَيامينِ الْغُرَرِ ، ما طَلَعَتْ شَمْسٌ وَما أَضاءَ قَمَرٌ . (9)

وَعَلى جَدَّتِهِ الصِّدّيقَةِ الْكُبْرى ، فاطِمَةَ الزَّهْراءِ بِنْتِ مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفى ، وَعَلى مَنِ اصْطَفَيْتَ مِنْ آبائِهِ الْبَرَرَةِ ، وَعَليْهِ أَفْضَلَ وَأَكْمَلَ وَأَتَمَّ وَأَدْوَمَ وَأَكْثَرَ وَأَوْفَرَ ما صَلَّيْتَ عَلى أَحَدٍ مِنْ أَصْفِيائِكَ ، وَخِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ ، وَصَلِّ عَلَيْهِ صَلاةً لا غايَةَ لِعَدَدِها ، وَلا نِهايَةَ لِمَدَدِها ، وَلا نَفادَ لِأَمَدِها .

أَللَّهُمَّ وَأَقِمْ بِهِ الْحَقَّ ، وَأَدْحِضْ بِهِ الْباطِلَ ، وأَدِلْ بِهِ أَوْلِيائَكَ ، وَأَذْلِلْ بِهِ أَعْداءَكَ ، وَصِلِ اللَّهُمَّ بَيْنَنا وَبَيْنَهُ وُصْلَةً تُؤَدّي إِلى مُرافَقَةِ سَلَفِهِ ، وَاجْعَلْنا مِمَّنْ يَأْخُذُ بِحُجْزَتِهِمْ ، وَيَمْكُثُ في ظِلِّهِمْ ، وَأَعِنَّا عَلى تَأْدِيَةِ حُقُوقِهِ إِلَيْهِ ، وَالْإِجْتِهادِ في طاعَتِهِ ، وَاجْتِنابِ مَعْصِيَتِهِ .

وَامْنُنْ عَلَيْنا بِرِضاهُ ، وَهَبْ لَنا رَأْفَتَهُ وَرَحْمَتَهُ ، وَدُعاءَهُ وَخَيْرَهُ ، ما نَنالُ بِهِ سَعَةً مِنْ رَحْمَتِكَ ، وَفَوْزاً عِنْدَكَ ، وَاجْعَلْ صَلاتَنا بِهِ مَقْبُولَةً ، وَذُنُوبَنا بِهِ مَغْفُورَةً ، وَدُعاءَنا بِهِ مُسْتَجاباً ، وَاجْعَلْ أَرْزاقَنا بِهِ مَبْسُوطَةً ، وَهُمُومَنا بِهِ مَكْفِيَّةً ، وَحَوائِجَنا بِهِ مَقْضِيَّةً ، وَأَقْبِلْ إِلَيْنا بِوَجْهِكَ الْكَريمِ .

وَاقْبَلْ تَقَرُّبَنا إِلَيْكَ ، وَانْظُرْ إِلَيْنا نَظْرَةً رَحيمَةً نَسْتَكْمِلُ بِهَا الْكَرامَةَ عِنْدَكَ ، ثُمَّ لاتَصْرِفْها عَنَّا بِجُودِكَ ، وَاسْقِنا مِنْ حَوْضِ جَدِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ ، بِكَأْسِهِ وَبِيَدِهِ رَيّاً رَوِيّاً ، هَنيئاً سائِغاً ، لا ظَمَأَ بَعْدَهُ ، يا أَرْحَمَ الرَّاحِمينَ .(10)

ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ


1) زاد المعاد: 491.

2) مكيال المكارم: 93/2.

3) قال في «مكيال المكارم»: أنّ قوله «وعرجت به»: موافق للنسخة الّتي نقلها العالم الربّاني الحاج ميرزا حسين النوريّ‏ رحمه الله ‏في كتاب «تحيّة الزائر» عن كتاب المزار القديم، ومزار الشيخ محمّد بن المشهديّ ‏رحمه الله، و«مصباح الزائر» للسيّد بن‏ طاووس‏ رحمه الله، ومأخذ الكلّ كتاب محمّد بن عليّ بن أبي قرّة، لكن قد وقعت في «زاد المعاد»: «وعرجت بروحه».

والظاهر أنّه تصحيف وقع في المصباح الّذي نقل منه المجلسيّ‏ رحمه الله، ثمّ اشتهر وصار سبباً لشبهة بعض القاصرين‏والمعاندين، مع أنّ المعراج الجسماني من ضروريّات المذهب بل الدين، وتواترت به الروايات الطاهرين ‏عليهم السلام ونطق به‏القرآن المبين.

تنبيه نبيه: قد اُلهمت عند تأمّلي في تلك العبارة أنّ هذا الدعاء بنفسه يشهد ويدلّ على أنّ الأصل الصحيح هو ما نقلناه ‏وذكرناه، وأنّ في عبارة «زاد المعاد» تصحيفاً لعلّه وقع من بعض أهل العناد، وجه الدلالة والإستشهاد: أنّ اقتران كلمة «وسخّرت له البراق» بقوله: «وعرجت به» يظهر منه بالتأمّل التامّ لاُولي الأفهام صحّة ما قلنا، لأنّ عروج الروح لا حاجةبه إلى البراق، ولايخفى ذلك على من سلم قلبه من الشرك والنفاق.

وإن قيل: إنّ المقام مقام تعداد فضائل سيّد المرسلين‏ صلى الله عليه وآله وسلم، والعطف بالواو لايقتضي كون العروج إلى السماء بتوسّط البراق.

قلنا: فالعبارة على فرض كونها «بروحه» لاتدلّ على نفي المعراج الجسماني، لأنّه فضيلة لاينافي ثبوتها ثبوت فضيلة اُخرى لسيّد الورى. (مكيال المكارم: 2 / 100).

4) آل عمران: 97 96.

5) الأحزاب: 33.

6) الشورى: 23.

7) السبأ: 47.

8) الفرقان: 57.

9) الفقرة الأخيرة من الدعاء موجودة في كثير من الكتب، كإقبال الأعمال للسيّد الأجلّ عليّ بن طاووس ص 608، وتحفةالزائر (طبع الحجري غير مرقّم) وزاد المعاد كلاهما للعلّامة المجلسي ص 502، والصحيفة الهادية للعالم الجليل الشيخ ‏إبراهيم بن المحسن الكاشاني ص 87، ومفتاح الجنّات للعالم الجليل السيّد محسن الأمين 255/3، وتكاليف الأنام لصدرالإسلام الهمداني ص 195، وعمدة الزائر لآية اللَّه السيّد حيدر الكاظمي ص 358، وفوز أكبر للعلّامة الميرزا محمّد باقر الفقيه الإيماني ص 124، ومكيال المكارم للعلّامة السيّد محمّد تقي الموسوي الإصفهاني 99/2، ومنهاج العارفين ‏للعلّامة السمناني ص 159، وضياء الصالحين ص 542، والصحيفة الصادقيّة ص 728، هديّة الزائرين للمحدّث القمى‏ص 648، وفي ملحقات «جمال الاُسبوع» نشر دار الذخائر. 10) تحفة الزائر: طبع الحجري غير مرقّم، زاد المعاد :491، وفي مصباح الزائر: 446 بتفاوت يسير.


Teks Doa Nudbah

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمينَ ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ نَبِيِّهِ وَآلِهِ ، وَسَلَّمَ تَسْليماً .

أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ عَلى ما جَرى بِهِ قَضاؤُكَ في أَوْلِيائِكَ ، اَلَّذينَ اسْتَخْلَصْتَهُمْ لِنَفْسِكَ وَدينِكَ ، إِذِ اخْتَرْتَ لَهُمْ جَزيلَ ما عِنْدَكَ ، مِنَ النَّعيمِ الْمُقيمِ ، اَلَّذي لا زَوالَ لَهُ وَلَا اضْمِحْلالَ ، بَعْدَ أَنْ شَرَطْتَ عَلَيْهِمُ الزُّهْدَ في دَرَجاتِ هذِهِ الدُّنْيَا الدَّنِيَّةِ ، وَزُخْرُفِها وَزِبْرِجِها ، فَشَرَطُوا لَكَ ذلِكَ .

Ya Allah, bagi-Mu segala puji atas apa yang terjadi pada ketentuan-Mu terhadap para wali-Mu, yang ‎dikhususkan sebagai penjaga agama-Mu, yang telah Engkau berikan karunia yang melimpah dari sisi-‎Mu, karunia yang tidak akan hilang dan berkurang, setelah Engkau tetapkan pada mereka untuk zuhud ‎kepada kehidupan dunia yang hina, dan gemerlap kemewahannya pun menjadi syaratnya. ‎

، وَعَلِمْتَ مِنْهُمُ الْوَفاءَ بِهِ . فَقَبِلْتَهُمْ وَقَرَّبْتَهُمْ ، وَقَدَّمْتَ لَهُمُ الذِّكْرَ الْعَلِيَّ ، وَالثَّناءَ الْجَلِيَّ ، وَأَهْبَطْتَ عَلَيْهِمْ مَلائِكَتَكَ ، وَكَرَّمْتَهُمْ ‏بِوَحْيِكَ ، وَرَفَدْتَهُمْ بِعِلْمِكَ ، وَجَعَلْتَهُمُ الذَّريعَةَ إِلَيْكَ ، وَالْوَسيلَةَ إِلى رِضْوانِكَ

Engkau mengetahui bahwa mereka akan menepati janji tersebut, karena itulah Engkau terima dan dekatkan mereka di sisi-Mu, Engkau puji dan agungkan mereka, Engkau turunkan malaikat-malaikat–Mu untuk mengiringi, Engkau muliakan mereka dengan wahyu-Mu, Engkau bekali mereka dengan ilmu-Mu, dan Engkau jadikan mereka perantara-Mu dan penghubung keridhaan-Mu.

فَبَعْضٌ أَسْكَنْتَهُ جَنَّتَكَ ، إِلى أَنْ أَخْرَجْتَهُ مِنْها ، وَبَعْضٌ حَمَلْتَهُ في فُلْكِكَ وَنَجَّيْتَهُ وَمَنْ آمَنَ مَعَهُ مِنَ الْهَلَكَةِ بِرَحْمَتِكَ ، وَبَعْضُ‏نِ اتَّخَذْتَهُ لِنَفْسِكَ خَليلاً ، وَسَأَلَكَ لِسانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرينَ فَأَجَبْتَهُ ، وَجَعَلْتَ ذلِكَ عَلِيّاً ، وَبَعْضٌ كَلَّمْتَهُ مِنْ شَجَرَةٍ تَكْليماً ، وَجَعَلْتَ لَهُ مِنْ أَخيهِ رِدْءاً وَوَزيراً ، وَبَعْضٌ أَوْلَدْتَهُ مِنْ غَيْرِ أَبٍ وَآتَيْتَهُ الْبَيِّناتِ ، وَأَيَّدْتَهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ .

Di antara mereka, ada yang Engkau tempatkan di surga (Adam as), hingga Engkau keluarkan dia darinya, di antara mereka ada yang Engkau bawa dalam perahu-Mu (Nuh as), dan dengan rahmat-Mu, Engkau selamatkan dia dan orang-orang beriman yang bersamanya dari kebinasaan, di antara mereka ada pula yang Engkau jadikan kekasih-Mu (Ibrahim as), yang memohon kepada-Mu dengan lisan yang jujur di akhirat, maka Engkau kabulkan dan pilihkan untuknya seseorang dari keluarganya, ada pula yang Engkau ajak bicara dari balik pohon (Musa as) dan Engkau jadikan saudaranya (Harun as) pembantu dan wazirnya, di antara mereka ada yang lahir tanpa ayah (Isa as), Engkau lengkapi ia dengan mukjizat dan petunjuk, serta Engkau bekali ia dengan ruh kudus.

وَكُلٌّ شَرَعْتَ لَهُ شَريعَةً ، وَنَهَجْتَ لَهُ مِنْهاجاً ، وَتَخَيَّرْتَ لَهُ أَوْصِياءَ مُسْتَحْفِظاً بَعْدَ مُسْتَحْفِظٍ ، مِنْ مُدَّةٍ إِلى مُدَّةٍ ، إِقامَةً لِدينِكَ ، وَحُجَّةً عَلى عِبادِكَ ، وَلِئَلّا يَزُولَ الْحَقُّ عَنْ مَقَرِّهِ ، وَيَغْلِبَ الْباطِلُ عَلى أَهْلِهِ ، وَلا يَقُولَ أَحَدٌ لَوْلا أَرْسَلْتَ إِلَيْنا رَسُولاً مُنْذِراً ، وَأَقَمْتَ لَنا عَلَماً هادِياً ، فَنَتَّبِعَ آياتِكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَذِلَّ وَنَخْزى .

Engkau berikan untuk masing-masing dari mereka syariat dan Engkau sampaikan suatu ajaran, dan engkau pilih untuk pembantu mereka para pewaris dan penerus satu demi satu guna menjaga agama-Mu dari satu masa ke masa yang lain, untuk menegakkan agama-Mu dan menjadi petunjuk atas para hamba-Mu, agar kebenaran tidaklah lengser dari tempatnya dan kebatilan mengambil alih posisinya, sehingga tak seorangpun mengatakan: ”Seandainya Engkau (Ya Allah) mengutus kepada kami seorang rasul yang memberi peringatan, dan Engkau tegakkan panji pemberi petunjuk, maka kami pasti akan mengikuti perintah-Mu sebelum menjadi hina dan sengsara (di hari kiamat).”

إِلى أَنِ انْتَهَيْتَ بِالْأَمْرِ إِلى حَبيبِكَ وَنَجيبِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ فَكانَ كَمَا انْتَجَبْتَهُ سَيِّدَ مَنْ خَلَقْتَهُ ، وَصَفْوَةَ مَنِ اصْطَفَيْتَهُ ، وَأَفْضَلَ مَنِ اجْتَبَيْتَهُ ، وَأَكْرَمَ مَنِ اعْتَمَدْتَهُ ، قَدَّمْتَهُ عَلى أَنْبِيائِكَ ، وَبَعَثْتَهُ إِلَى الثَّقَلَيْنِ مِنْ عِبادِكَ ، وَأَوْطَأْتَهُ مَشارِقَكَ وَمَغارِبَكَ ، وَسَخَّرْتَ لَهُ الْبُراقَ ، وَعَرَجْتَ بِهِ(3) إِلى سَمائِكَ ، وَأَوْدَعْتَهُ عِلْمَ ما كانَ وَما يَكُونُ ، إِلَى انْقِضاءِ خَلْقِكَ، ثُمَّ نَصَرْتَهُ بِالرُّعْبِ، وَحَفَفْتَهُ بِجَبْرَئيلَ وَميكائيلَ وَالْمُسَوِّمينَ مِنْ مَلائِكَتِكَ ، وَوَعَدْتَهُ أَنْ تُظْهِرَ دينَهُ عَلَى الدّينِ كُلِّهِ ، وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ .

Akhirnya engkau tutup misi kenabian dengan mengutus kekasih pilihan-Mu Muhammad saw, shalawat dan salam tercurah padanya dan keluarganya, dialah pilihan-Mu untuk menjadi penghulu makhluk-Mu, dialah yang tersuci dari orang-orang yang Engkau sucikan, dialah sebaik-baik pilihan-Mu, dialah yang termulia dari para pembawa risalah-Mu, Engkau utamakan dia atas para nabi-Mu. Engkau mengutusnya untuk hamba- hamba- Mu dari jin dan manusia, Engkau taklukan untuknya timur dan barat, Engkau naikkan ia di atas Buraq dan Engkau memi’raj-kannya ke langit-Mu. Engkau membekalinya dengan ilmu akan hal-hal yang lalu dan yang akan datang hingga penghujung ciptaan-Mu, lalu engkau menangkan ia terhadap para musuhnya dengan rasa takut dikhianati mereka dan Engkau lindungi (wali-wali-Mu) dengan Jibril, Mikail dan para malaikat (khusus)-Mu, Engkau janjikan kemenangan agamanya atas seluruh agama, walaupun kaum musyrikin enggan menerimanya.

وَذلِكَ بَعْدَ أَنْ بَوَّأْتَهُ مُبَوَّأَ صِدْقٍ مِنْ أَهْلِهِ ، وَجَعَلْتَ لَهُ وَلَهُمْ «أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذي بِبَكَّةَ مُبارَكاً وَهُدًى لِلْعالَمينَ × فيهِ آياتٌ بَيِّناتٌ مَقامُ إِبْراهيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كانَ آمِناً»(4) ، وَقُلْتَ «إِنَّما يُريدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهيراً» (5) .

Setelah Engkau tempatkan ia bersama kebenaran dan pemiliknya, Engkau jadikan baginya dan mereka (rumah pertama didirikan yang terletak di Mekkah, rumah yang diberkati dan petunjuk bagi alam semesta; di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan-Mu, maqam Ibrahim, barang siapa yang masuk di dalamnya akan merasa aman)[4], dan Engkau berfirman: (sesungguhnya Allah hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya). [5]

ثُمَّ جَعَلْتَ أَجْرَ مُحَمَّدٍ صَلَواتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ مَوَدَّتَهُمْ في كِتابِكَ فَقُلْتَ «قُلْ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْراً إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبى»(6) ، وَقُلْتَ «ما سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْ»(7)، وَقُلْتَ «ما أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ إِلّا مَنْ شاءَ أَنْ يَتَّخِذَ إِلى رَبِّهِ سَبيلاً»(8) ، فَكانُوا هُمُ السَّبيلَ إِلَيْكَ ، وَالْمَسْلَكَ إِلى رِضْوانِكَ . فَلَمَّا انْقَضَتْ أَيَّامُهُ أَقامَ وَلِيَّهُ عَلِيَّ بْنَ أَبي طالِبٍ صَلَواتُكَ عَلَيْهِما وَآلِهِما هادِياً ، إِذْ كانَ هُوَ الْمُنْذِرَ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هادٍ ، فَقالَ وَالْمَلَأُ أَمامَهُ مَنْ كُنْتُ مَوْلاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلاهُ ، أَللَّهُمَّ والِ مَنْ والاهُ ، وَعادِ مَنْ عاداهُ ، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَهُ ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَهُ .

Kemudian Engkau jadikan upah (risalah) Muhammad saw di dalam kitab-Mu, adalah cinta kasih kepada mereka. Maka Engkau berfirman: (katakanlah (wahai Muhammad) bahwa aku tidak menghendaki upah apa pun selain kecintaan kepada kerabatku)[6], dan Engkau berfirman: (upah apa pun yang kau minta adalah untuk kalian juga)[7]

serta Engkau pun berfirman:

(Aku tidaklah mengharapkan balasan dari kalian, kecuali bagi mereka yang mencari jalan Tuhan.)[8] Mereka itulah jalan kearah-Mu dan pengantar menuju ridha-Mu.

Maka tatkala akhir hayatnya menjelang, Nabi saw menunjuk Ali bin Abi Thalib as sebagai wali dan penerusnya, shalawat dan salam tercurah padanya. Ia (Ali) pemberi peringatan dan pemberi petunjuk, yang di tengah kehadiran khalayak. Rasulullah bersabda:

(Barang siapa yang menjadikanku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya; Tuhanku, cintailah para pencintanya, musuhilah para musuhnya, tolonglah para penolongnya, tinggalkanlah orang yang meninggalkannya).

وَقالَ مَنْ كُنْتُ أَنَا نَبِيَّهُ فَعَلِيٌّ أَميرُهُ . وَقالَ أَنَا وَعَلِيٌّ مِنْ شَجَرَةٍ واحِدَةٍ وَسائِرُ النَّاسِ مِنْ شَجَرٍ شَتَّى ، وَأَحَلَّهُ مَحَلَّ هارُونَ مِنْ مُوسى ، فَقالَ لَهُ أَنْتَ مِنّي بِمَنْزِلَةِ هارُونَ مِنْ مُوسى إِلّا أَنَّهُ لا نَبِيَّ بَعْدي ، وَزَوَّجَهُ ابْنَتَهُ سَيِّدَةَ نِساءِ الْعالَمينَ ، وَأَحَلَّ لَهُ مِنْ مَسْجِدِهِ ما حَلَّ لَهُ ، وَسَدَّ الْأَبْوابَ إِلّا بابَهُ .

Dalam sabda lainnya: (Barang siapa yang menjadikanku nabinya, maka Ali pemimpin baginya) Rasulullah juga bersabda: (Aku dan Ali dari satu pohon, sedang selainnya berasal dari pohon yang beraneka ragam), Kedudukannya seperti Harun disamping Musa, sebagaimana sabda Rasulullah: (Engkau di sampingku seperti Harun mendampingi Musa, kecuali tiada nabi setelahku). Putri Rasulullah, wanita agung junjungan seluruh alam berkata padanya: (Aku halalkan bagimu memasuki mesjid, sebagaimana telah halal bagimu). Semua pintu terbuka baginya, rahasia ilmu berada padanya.

ثُمَّ أَوْدَعَهُ عِلْمَهُ وَحِكْمَتَهُ فَقالَ أَنَا مَدينَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌّ بابُها ، فَمَنْ أَرادَ الْمَدينَةَ وَالْحِكْمَةَ فَلْيَأْتِها مِنْ بابِها ، ثُمَّ قالَ أَنْتَ أَخي وَوَصِيّي وَوارِثي ، لَحْمُكَ مِنْ لَحْمي ، وَدَمُكَ مِنْ دَمي ، وَسِلْمُكَ سِلْمي ، وَحَرْبُكَ حَرْبي ، وَالْإيمانُ مُخالِطٌ لَحْمَكَ وَدَمَكَ ، كَما خالَطَ لَحْمي وَدَمي .

Rasululah bersabda: (Aku adalah kota ilmu dan ali pintunya. Maka, barang siapa hendak memasuki kota ilmu harus melalui pintunya). (Lalu dikatakan) Engkaulah saudaraku, washiku dan pewarisku, dagingmu dari dagingku dan darahmu dari darahku, damaimu juga damaiku, perangmu juga perangku, keyakinan telah bercampur dengan daging dan darahmu, sebagaimana darah dan dagingku bercampur.

وَأَنْتَ غَداً عَلَى الْحَوْضِ خَليفَتي ، وَأَنْتَ تَقْضي دَيْني ، وَتُنْجِزُ عِداتي ، وَشيعَتُكَ عَلى مَنابِرَ مِنْ نُورٍ مُبْيَضَّةً وُجُوهُهُمْ حَوْلي فِي الْجَنَّةِ وَهُمْ جيراني . .

Engkau khalifahku di telaga (Haudh) kelak, engkau yang melunasi hutang dan memenuhi janjiku, para pengikutmu akan berada di atas panggung yang terbuat dari cahaya, sehingga wajah mereka putih berseri-seri di sekelilingku di dalam sorga. Merekalah para tetanggaku.

وَلَوْلا أَنْتَ يا عَلِيُّ لَمْ يُعْرَفِ الْمُؤْمِنُونَ بَعْدي ، وَكانَ بَعْدَهُ هُدًى مِنَ الضَّلالِ ، وَنُوراً مِنَ الْعَمى ، وَحَبْلَ اللَّهِ الْمَتينَ ، وَصِراطَهُ ‏الْمُسْتَقيمَ ، لايُسْبَقُ بِقَرابَةٍ في رَحِمٍ ، وَلا بِسابِقَةٍ في دينٍ ، وَلا يُلْحَقُ في مَنْقَبَةٍ مِنْ مَناقِبِهِ يَحْذُو حَذْوَ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِما وَآلِهِما

Wahai Ali, seandainya tak ada engkau, orang mukmin tak dapat dikenal sepeninggalanku kelak. Dialah petunjuk jalan dari kesesatan sepeninggalannya, cahaya dari kebutaan, tali Allah yang kokoh dan jalan-Nya yang lurus, kerabat terdekat dan pemeluk Islam pertama, tak ada seorang pun yang menyamai kepiawaiannya, mengikuti jejak langkah Rasul saw.

وَيُقاتِلُ عَلَى التَّأْويلِ ، وَلا تَأْخُذُهُ فِي اللَّهِ لَوْمَةُ لائِمٍ ، قَدْ وَتَرَ فيهِ صَناديدَ الْعَرَبِ ، وَقَتَلَ أَبْطالَهُمْ ، وَناوَشَ ذُؤْبانَهُمْ ، فَأَوْدَعَ قُلُوبَهُمْ أَحْقاداً بَدْرِيَّةً وَخَيْبَرِيَّةً وَحُنَيْنِيَّةً وَغَيْرَهُنَّ ، فَأَضَبَّتْ عَلى عَداوَتِهِ ، وَأَكَبَّتْ عَلى مُنابَذَتِهِ حَتَّى قَتَلَ النَّاكِثينَ وَالْقاسِطينَ وَالْمارِقينَ .

Ia berperang untuk meluruskan ta’wil yang salah tanpa peduli cercaan siapapun. Ditakuti oleh para ‎pembesar Arab, keberanian mereka sirna dihadapannya. Maka hati mereka penuh kedengkian dan ‎dendam di perang Badar, Hunain, serta peperangan lainnya. Bersama dengan orang-orang zalim, ‎mereka membencinya dan memutus perjanjian dengannya. ‎

وَلَمَّا قَضى نَحْبَهُ وَقَتَلَهُ أَشْقَى الْآخِرينَ ، يَتْبَعُ أَشْقَى الْأَوَّلينَ ، لَمْ يُمْتَثَلْ أَمْرُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ فِي الْهادينَ بَعْدَ الْهادينَ ، وَالْاُمَّةُ مُصِرَّةٌ عَلى مَقْتِهِ ، مُجْتَمِعَةٌ عَلى قَطيعَةِ رَحِمِهِ ، وَ إِقْصاءِ وُلْدِهِ إِلَّا الْقَليلَ مِمَّنْ وَفى لِرِعايَةِ الْحَقِّ فيهِمْفَقُتِلَ مَنْ قُتِلَ ، وَسُبِيَ مَنْ سُبِيَ ، وَاُقْصِيَ مَنْ اُقْصِيَ ‏ .

Tatkala ajal menjemputnya, ia dibunuh oleh orang celaka yang mengikuti para pendahulunya. Perintah Rasulullah tentang para hadi (imam pemberi petunjuk) tidak ditaati, sedangkan umat tetap membencinya dan bersepakat untuk memutuskan tali kerabatnya dengan mengasingkan para putranya. Kecuali sedikit orang yang setia menjaga dan mempertahankan hak mereka. (Sehingga [para imam] ada yang terbunuh, ada yang tertawan dan ada pula yang di asingkan).

، وَجَرَى الْقَضاءُ لَهُمْ بِما يُرْجى لَهُ حُسْنُ الْمَثُوبَةِ ، إِذْ كانَتِ الْأَرْضُ للَّهِ يُورِثُها مَنْ يَشاءُ مِنْ عِبادِهِ ، وَالْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقينَ ، وَسُبْحانَ رَبِّنا إِنْ كانَ وَعْدُ رَبِّنا لَمَفْعُولاً ، وَلَنْ يُخْلِفَ اللَّهُ وَعْدَهُ ، وَهُوَ الْعَزيزُ الْحَكيمُ .

Berlakulah ketentuan (Qadha) atas mereka dengan harapan pahala dan balasan yang baik dari Allah. Karena bumi adalah milik Allah, Dia wariskan kepada hamba yang di kehendaki-Nya dan akhir dari semuanya itu adalah milik orang-orang yang bertaqwa. (Maha Suci Tuhan kami karena janji-Nya akan terwujud). Sekali-kali Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

فَعَلَى الْأَطائِبِ مِنْ أَهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ وَعَلِيٍّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِما وَآلِهِما فَلْيَبْكِ الْباكُونَ ، وَ إِيَّاهُمْ فَلْيَنْدُبِ النَّادِبُونَ ، وَلِمِثْلِهِمْ فَلْتُذْرَفِ الدُّمُوعُ ، وَلْيَصْرُخِ الصَّارِخُونَ ، وَيَضِجَّ الضَّاجُّونَ ، وَيَعِجَّ الْعاجُّونَ .

Maka untuk orang-orang suci dari keluarga Muhammad dan Ali (shalawat Allah atas keduanya). Maka menangislah wahai para penangis, (untuk mereka) merataplah wahai para peratap, untuk mereka teteskanlah air mata, untuk mereka menjeritlah si penjerit, untuk mereka berteriaklah si peneriak, untuk mereka histerislah orang yang histeris.

، أَيْنَ الْحَسَنُ أَيْنَ الْحُسَيْنُ، أَيْنَ أَبْناءُ الْحُسَيْنِ، صالِحٌ بَعْدَ صالِحٍ، وَصادِقٌ بَعْدَ صادِقٍ، أَيْنَ السَّبيلُ بَعْدَ السَّبيلِ ، أَيْنَ الْخِيَرَةُ بَعْدَ ‏الْخِيَرَةِ ، أَيْنَ الشُّمُوسُ الطَّالِعَةُ ، أَيْنَ الْأَقْمارُ الْمُنيرَةُ ، أَيْنَ الْأَنْجُمُ الزَّاهِرَةُ ، أَيْنَ أَعْلامُ الدّينِ وَقَواعِدُ الْعِلْمِ

Di manakah al-Hasan? Di manakah al-Husain? Di manakah putra-putra al-Husain? Yang saleh setelah yang saleh, yang jujur setelah yang jujur. Manakah jalan kebenaran setelah jalan kebenaran? Di manakah pilihan setelah pilihan? Dimanakah matahari-matahari yang terbit? Di manakah bulan-bulan yang bersinar? Di manakah bintang-bintang yang terang? Di manakah lambang-lambang agama dan pondasi-pondasi ilmu?

أَيْنَ بَقِيَّةُ اللَّهِ الَّتي لاتَخْلُو مِنَ الْعِتْرَةِ الْهادِيَةِ ، أَيْنَ الْمُعَدُّ لِقَطْعِ دابِرِ الظَّلَمَةِ ، أَيْنَ الْمُنْتَظَرُ لِإِقامَةِ الْأَمْتِ وَالْعِوَجِ ، أَيْنَ الْمُرْتَجى لِإِزالَةِ الْجَوْرِ وَالْعُدْوانِ ، أَيْنَ الْمُدَّخَرُ لِتَجْديدِ الْفَرائِضِ وَالسُّنَنِ ، أَيْنَ الْمُتَخَيَّرُ لِإِعادَةِ الْمِلَّةِ وَالشَّريعَةِ ، أَيْنَ الْمُؤَمَّلُ لِإِحْياءِ الْكِتابِ وَحُدُودِهِ ، أَيْنَ مُحْيي مَعالِمِ الدّينِ وَأَهْلِهِ .

Di manakah baqiyyatullah yang tak pernah sunyi dari keluarga petunjuk kebenaran? Di manakah orang yang dipersiapkan untuk menumpas kezaliman?Di manakah yang di nanti-nanti untuk meluruskan penyimpangan? Di manakah harapan penghapus kezaliman dan permusuhan? Di manakah sang pembaharu fardhu dan sunnah? Di manakah yang terpilih sebagai pemulih agama dan syari’at? Di manakah harapan penghidup Al-Qur’an dan hukum-hukumnya? Di manakah pelita kehidupan agama dan pemeluknya?

أَيْنَ قاصِمُ شَوْكَةِ الْمُعْتَدينَ ، أَيْنَ هادِمُ أَبْنِيَةِ الشِّرْكِ وَالنِّفاقِ ، أَيْنَ مُبيدُ أَهْلِ الْفُسُوقِ وَالْعِصْيانِ وَالطُّغْيانِ، أَيْنَ حاصِدُ فُرُوعِ الْغَيِّ وَالشِّقاقِ، أَيْنَ طامِسُ آثارِ الزَّيْغِ وَالْأَهْواءِ . أَيْنَ قاطِعُ حَبائِلِ الْكِذْبِ وَالْإِفْتِراءِ ، أَيْنَ مُبيدُ الْعُتاةِ وَالْمَرَدَةِ ، أَيْنَ مُسْتَأْصِلُ أَهْلِ الْعِنادِ وَالتَّضْليلِ وَالْإِلْحادِ ، أَيْنَ مُعِزُّ الْأَوْلِياءِ وَمُذِلُّ الْأَعْداءِ ، أَيْنَ جامِعُ الْكَلِمَةِ عَلَى التَّقْوى .

Di manakah pencabut akar kekuatan yang melampaui batas? Di manakah penghancur bangunan syirik dan kemunafikan? Di manakah pembinasa orang-orang fasik, ahli maksiat dan kezaliman? Di manakah pemangkas jejak-jejak penyimpangan dan kedurjanaan? Di manakah penebas ranting-ranting kesesatan dan perselisihan? Di manakah pemotong tali-tali dusta dan kebohongan? Di manakah pembinasa si congkak dan durjana? Di manakah pembasmi kaum pembangkang, kesesatan dan kekafiran? Di manakah pemulia para auliya’ dan penghina para musuh? Di manakah pemersatu kalimat atas taqwa?

أَيْنَ بابُ اللَّهِ الَّذي مِنْهُ يُؤْتى ، أَيْنَ وَجْهُ اللَّهِ الَّذي إِلَيْهِ يَتَوَجَّهُ الْأَوْلِياءُ ، أَيْنَ السَّبَبُ الْمُتَّصِلُ بَيْنَ الْأَرْضِ وَالسَّماءِ ، أَيْنَ صاحِبُ يَوْمِ الْفَتْحِ وَناشِرُ رايَةِ الْهُدى ، أَيْنَ مُؤَلِّفُ شَمْلِ الصَّلاحِ وَالرِّضا.

Di manakah pintu Allah yang harus didatangi ? Di manakah wajhullahi tempat menghadap para ‎auliya’? Di manakah penghubung antara bumi dan langit? Di manakah pemilik hari kemenangan (Fathul ‎Makkah) dan pengibar bendera hidayah? Di manakah pemersatu kebajikan dan keridhaan? ‎

أَيْنَ الطَّالِبُ بِذُحُولِ الْأَنْبِياءِ وَأَبْناءِ الْأَنْبِياءِ ، أَيْنَ الطَّالِبُ بِدَمِ الْمَقْتُولِ بِكَرْبَلاءَ ، أَيْنَ الْمَنْصُورُ عَلى مَنِ اعْتَدى عَلَيْهِ وَافْتَرى ، أَيْنَ الْمُضْطَرُّ الَّذي يُجابُ إِذا دَعا ، أَيْنَ صَدْرُ الْخَلائِقِ ذُو الْبِرِّ وَالتَّقْوى ، أَيْنَ ابْنُ النَّبِيِّ الْمُصْطَفى وَابْنُ عَلِيٍّ الْمُرْتَضى وَابْنُ خَديجَةَ الْغَرَّاءِ وَابْنُ فاطِمَةَ الْكُبْرى .

Di manakah penuntut darah para nabi dan putra-putra mereka? Di manakah penuntut darah orang yang terbunuh di karbala? Di manakah si pembela para pelaku penganiayaan atas mereka dan para pendustanya? Di manakah penolong kesulitan yang tatkala diminta lalu mengabulkannya? Di manakah pemimpin para makhluk yang bajik dan bertakwa? Dimanakah putra Nabi al-Musthofa, putra Ali Murtadha, putra Khadijah al-Gharra, putra Fatimah Az-Zahra al-Kubra.

بِأَبي أَنْتَ وَاُمّي وَنَفْسي لَكَ الْوِقاءُ وَالْحِمى ، يَابْنَ السَّادَةِ الْمُقَرَّبينَ ، يَابْنَ النُّجَباءِ الْأَكْرَمين ، يَابْنَ الْهُداةِ الْمَهْدِيّينَ ، يَابْنَ الْخِيَرَةِ الْمُهَذَّبينَ ، يَابْنَ الْغَطارِفَةِ الْأَنْجَبينَ ، يَابْنَ الْأَطائِبِ الْمُطَهَّرينَ ، يَابْنَ الْخَضارِمَةِ الْمُنْتَجَبينَ ، يَابْنَ الْقَماقِمَةِ الْأَكْرَمينَ .

Demi ayah, ibu dan jiwaku, hanya untukmulah perlindungan dan pembelaan (ku). Wahai putra para pemimpin-pemimpin (yang dekat dengan Allah), wahai putra orang-orang mulia, wahai putra para petunjuk kebenaran, wahai putra para pilihan yang terdidik, wahai putra orang-orang terhormat yang mulia,

يَابْنَ الْبُدُورِ الْمُنيرَةِ ، يَابْنَ السُّرُجِ الْمُضيئَةِ ، يَابْنَ الشُّهُبِ الثَّاقِبَةِ ، يَابْنَ الْأَنْجُمِ الزَّاهِرَةِ ، يَابْنَ السُّبُلِ الْواضِحَةِ ، يَابْنَ الْأَعْلامِ اللّائِحَةِ ، يَابْنَ الْعُلُومِ الْكامِلَةِ ، يَابْنَ السُّنَنِ الْمَشْهُورَةِ ، يَابْنَ الْمَعالِمِ الْمَأْثُورَةِ .

wahai putra orang-orang bersih yang suci. Wahai putra para pembesar yang mulia, wahai putra purnama-purnama bersinar, wahai putra pelita-pelita terang, wahai putra lampu-lampu pijar angkasa, wahai putra bintang-bintang yang bersinar, wahai putra jalan nan terang, wahai putra tanda-tanda yang jelas,

يَابْنَ الْمُعْجِزاتِ الْمَوْجُودَةِ ، يَابْنَ الدَّلائِلِ الْمَشْهُودَةِ ، يَابْنَ الصِّراطِ الْمُسْتَقيمِ ، يَابْنَ النَّبَإِ الْعَظيمِ ، يَابْنَ مَنْ هُوَ في اُمِّ الْكِتابِ لَدَى اللَّهِ عَلِيٌّ حَكيمٌ . .

wahai putra ilmu-ilmu yang sempurna, wahai putra cara- cara terkenal, wahai putra tanda yang ‎melekat, wahai putra mukjizat yang tak berakhir, wahai putra dalil-dalil yang tak terlupakan, wahai ‎putra jalan yang lurus, wahai putra nabi yang agung, wahai putra yang disebutkan dalam Um al-Kitab, ‎di hadapan Tuhan tinggi dan bijak. ‎


Yaumul Ghadir

يَابْنَ الْآياتِ وَالْبَيِّناتِ ، يَابْنَ الدَّلائِلِ الظَّاهِراتِ ، يَابْنَ الْبَراهينِ الْواضِحاتِ الْباهِراتِ ، يَابْنَ الْحُجَجِ الْبالِغاتِ ، يَابْنَ النِّعَمِ ‏السَّابِغاتِ ، يَابْنَ طه وَالْمُحْكَماتِ ، يَابْنَ يس وَالذَّارِياتِ ، يَابْنَ الطُّورِ وَالْعادِياتِ ، يَابْنَ مَنْ دَنى فَتَدَلَّى فَكانَ قابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنى ‏دُنُوّاً وَاقْتِراباً مِنَ الْعَلِيِّ الْأَعْلى

Wahai putra ayat dan bayinah, wahai putra dalil-dalil yang jelas, wahai putra burhan yang terang, wahai putra hujah-hujah yang menghunjam, wahai putra segala nikmat yang melimpah, wahai putra Thaha dan ayat muhkam, wahai putra Yasin, wahai putra Dzariyah, wahai putra Thur dan ‘Adiyat. Wahai putra yang (didekatkan antara dia dengan Allah, lebih dekat dari dua ujung busur panah), sangat dekat dengan (Allah) dzat yang maha tinggi.

لَيْتَ شِعْري أَيْنَ اسْتَقَرَّتْ بِكَ النَّوى ، بَلْ أَيُّ أَرْضٍ تُقِلُّكَ أَوْ ثَرى ، أَبِرَضْوى أَوْ غَيْرِها أَمْ ذي طُوى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ أَرَى الْخَلْقَ وَلاتُرى ، وَلا أَسْمَعَ لَكَ حَسيساً وَلا نَجْوى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ تُحيطَ بِكَ دُونِيَ الْبَلْوى وَلايَنالَكَ مِنّي ضَجيجٌ وَلا شَكْوى .

Oh, di manakah gerangan tempat kau berada? Tanah dan bumi manakah tempat kau berpijak? Radhawa-kah ia atau lainnya atau mungkin pula di bukit Thuwa? Sungguh berat rasanya bagiku melihat manusia-manusia, sedang engkau tak terlihat olehku, dan tak kudengar bisikan maupun rintihanmu. Sungguh berat penderitaanku atas segala musibah yang menimpamu, sedang rintihan dan ratapanku tak berguna bagimu.

بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ مُغَيَّبٍ لَمْ يَخْلُ مِنَّا ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ نازِحٍ ما نَزَحَ عَنَّا ، بِنَفْسي أَنْتَ اُمْنِيَّةُ شائِقٍ يَتَمَنَّى ، مِنْ مُؤْمِنٍ وَمُؤْمِنَةٍ ذَكَرا فَحَنَّا ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ عَقيدِ عِزٍّ لا يُسامى ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ أَثيلِ مَجْدٍ لايُجارى ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ تِلادِ نِعَمٍ لاتُضاهى ، بِنَفْسي أَنْتَ مِنْ نَصيفِ شَرَفٍ لايُساوى .

Demi jiwaku, engkaulah si ghaib yang tak pernah lepas dari kami. Demi jiwaku, engkaulah si jauh yang pernah jauh dari kami. Demi jiwaku, engkaulah harapan si pengharap, baik mukmin maupun mukminah yang selalu mengingat tergetar olehmu. Demi jiwaku, engkaulah puncak kemuliaan yang tak terlampaui. Demi jiwaku, engkaulah puncak kehormatan yang tak tenilai. Demi jiwaku, engkaulah sumber kenikmatan tiada banding. Demi jiwaku, engkaulah padanan kesempurnaan yang tak terbandingi.

إِلى مَتى أَحارُ فيكَ يا مَوْلايَ ، وَ إِلى مَتى وَأَيَّ خِطابٍ أَصِفُ فيكَ وَأَيَّ نَجْوى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ اُجابَ دُونَكَ وَاُناغى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ أَبْكِيَكَ وَيَخْذُلَكَ الْوَرى ، عَزيزٌ عَلَيَّ أَنْ يَجْرِيَ عَلَيْكَ دُونَهُمْ ما جَرى .

Sampai kapankah kegelisahanku menantimu wahai penghuluku? sampai kapankah? Dengan untaian kata-kata dan ungkapan apakah kututurkan kegundahanku? Berat kiranya bagiku mendapat jawaban pembicaraanmu. Berat kiranya bagiku menangisimu sedang orang-orang menghinakanmu. Berat rasanya bagiku apa yang menimpamu dan bukannya menimpa mereka.

هَلْ مِنْ مُعينٍ فَاُطيلَ مَعَهُ الْعَويلَ وَالْبُكاءَ ، هَلْ مِنْ جَزُوعٍ فَاُساعِدَ جَزَعَهُ إِذا خَلا ، هَلْ قَذِيَتْ عَيْنٌ فَساعَدَتْها عَيْني عَلَى الْقَذى ، هَلْ إِلَيْكَ يَابْنَ أَحْمَدَ سَبيلٌ فَتُلْقى ، هَلْ يَتَّصِلُ يَوْمُنا مِنْكَ بِغَدِهِ بِعِدَةٍ فَنَحْظى .

Adakah yang menolongku, hingga kuperpanjang ratapan dan tangisanku ini? Adakah orang yang merintih hingga kubantu rintihannya jika ia telah kehabisan? Adakah air mata yang kering hingga kubantu ia dengan air mataku? Adakah jalan untuk menemuimu wahai keturunan Ahmad? Akankah suatu hari kita kan berjumpa?

مَتى نَرِدُ مَناهِلَكَ الرَّوِيَّةَ فَنَرْوى ، مَتى نَنْتَقِعُ مِنْ عَذْبِ مائِكَ فَقَدْ طالَ الصَّدى ، مَتى نُغاديكَ وَنُراوِحُكَ فَنُقِرَّ عَيْناً ، مَتى تَرانا وَنَراكَ وَقدْ نَشَرْتَ لِواءَ النَّصْرِ تُرى .

Kapankah kiranya kami datang ke telagamu untuk kami meminumnya? Kapankah kiranya kami dapat ‎menikmati segarnya airmu? Sungguh telah lama rasanya dahaga ini? Kapankah kita berkumpul ‎sepanjang hari sehingga tenteram hati kami ini? Kapankah kita dapat saling bertatap muka? Sungguh ‎panji kemenanganmu telah tampak. ‎

أَتَرانا نَحُفُّ بِكَ وَأَنْتَ تَاُمُّ الْمَلَأَ وَقَدْ مَلَأْتَ الْأَرْضَ عَدْلاً ، وَأَذَقْتَ أَعْدائَكَ هَواناً وَعِقاباً ، وَأَبَرْتَ الْعُتاةَ وَجَحَدَةَ الْحَقِّ ، وَقَطَعْتَ ‏دابِرَ الْمُتَكَبِّرينَ ، وَاجْتَثَثْتَ اُصُولَ الظَّالِمينَ ، وَنَحْنُ نَقُولُ الْحَمْدُ للَّهِ‎ ‎رَبِّ الْعالَمينَ‎ .

Apakah kau melihat kami mengelilingimu di saat kau pimpin manusia, dan telah kau bentangkan keadilan di muka bumi, kau timpakan atas musuh-musuhmu azab dan kehinaan. Engkau binasakan orang yang melampaui batas dan penentang kebenaran. Engkau musnahkan orang-orang congkak dan kau cabut akar-akar kezaliman. Ketika itulah kami berucap,”Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam”.

أَللَّهُمَّ أَنْتَ كَشَّافُ الْكُرَبِ وَالْبَلْوى ، وَ إِلَيْكَ أَسْتَعْدي فَعِنْدَكَ الْعَدْوى ، وَأَنْتَ رَبُّ الْآخِرَةِ وَالدُّنْيا ، فَأَغِثْ يا غِياثَ الْمُسْتَغيثينَ عُبَيْدَكَ الْمُبْتَلى ، وَأَرِهِ سَيِّدَهُ يا شَديدَ الْقُوى ، وَأَزِلْ عَنْهُ بِهِ الْأَسى وَالْجَوى ، وَبَرِّدْ غَليلَهُ يا مَنْ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوى ، وَمَنْ إِلَيْهِ الرُّجْعى وَالْمُنْتَهى .

Ya Allah, Engkaulah pelepas segala kesulitan dan petaka. Kepada-Mu-lah kumohon pertolongan, karena hanya dari-Mu-lah pertolongan itu, dan Engkaulah Tuhan dunia dan akhirat. Maka, tolonglah hamba-Mu ini, wahai penolong hambamu yang dilanda musibah. Pertemukanlah dengan pemimpinnya yang Maha kuat. Hilangkanlah dari rasa keputus-asaan, sejukkanlah rasa dahaganya, wahai penguasa ‘Arsy, yang menjadi tempat kembali dan berlabuh.

أَللَّهُمَّ وَنَحْنُ عَبيدُكُ التَّائِقُونَ إِلى وَلِيِّكَ الْمُذَكِّرِ بِكَ وَبِنَبِيِّكَ ، خَلَقْتَهُ لَنا عِصْمَةً وَمَلاذاً ، وَأَقَمْتَهُ لَنا قِواماً وَمَعاذاً ، وَجَعَلْتَهُ لِلْمُؤْمِنينَ مِنَّا إِماماً ، فَبَلِّغْهُ مِنَّا تَحِيَّةً وَسَلاماً ، وَزِدْنا بِذلِكَ يا رَبِّ إِكْراماً ، وَاجْعَلْ مُسْتَقَرَّهُ لَنا مُسْتَقَرّاً وَمُقاماً ، وَأَتْمِمْ نِعْمَتَكَ بِتَقْديمِكَ إِيَّاهُ أَمامَنا ، حَتَّى تُورِدَنا جِنانَكَ وَمُرافَقَةَ الشُّهَداءِ مِنْ خُلَصائِكَ .

Ya Allah, kami adalah hamba-hamba yang merindukan wali-Mu yang mengingatkan kami kepada-Mu, dan kepada Nabi-Mu. Engkau jadikan dia benteng dan tempat kami bernaung, Engkau tegakkan ia sebagai pelindung dan pengayom bagi orang-orang mukmin di antara kami sebagai pemimpin. Maka sampaikanlah salam hormat kami kepadanya dan tambahkanlah dengan itu kehormatan bagi kami, Wahai Tuhan kami.

Jadikanlah kemapanannya pada kami, kemapanan yang kokoh, sempurnakanlah nikmat-Mu dengan menjadikannya pemimpin kami, hingga Engkau anugerahkan pada kami surga-Mu dan diiringi para syuhada yang ikhlas kepada-Mu.

أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلى حُجَّتِكَ وَوَلِيِّ أَمْرِكَ ، وَصَلِّ عَلى جَدِّهِ مُحَمَّدٍ رَسُولِكَ السَّيِّدِ الْأَكْبَرِ ، وَصَلِّ عَلى أَبيهِ السَّيِّدِ الْقَسْوَرِ ، وَحامِلِ اللِّواءِ فِي الْمَحْشَرِ ، وَساقي أَوْلِيائِهِ مِنْ نَهْرِ الْكَوْثَرِ ، وَالْأَميرِ عَلى سائِرِ الْبَشَرِ ، اَلَّذي مَنْ آمَنَ بِهِ فَقَدْ ظَفَرَ وَشَكَرَ ، وَمَنْ لَمْ يُؤْمِنْ بِهِ فَقَدْ خَطَرَ وَكَفَرَ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَعَلى أَخيهِ وَعَلى نَجْلِهِمَا الْمَيامينِ الْغُرَرِ ، ما طَلَعَتْ شَمْسٌ وَما أَضاءَ قَمَرٌ . (9)

Ya Allah limpahkanlah salawat dan salam pada hujah dan wali amri-Mu, limpahkanlah salawat dan salam kepada Muhammad, kakeknya (para imam) dan utusan-Mu sang pemimpin agung, kepada ayahandanya (Ali as) sang pemberani yang mengibarkan bendera di padang mahsyar, yang membawakan cawan pemuas dahaga para pencintanya dari telaga kautsar, pemimpin seluruh umat manusia, kemenanganlah bagi yang beriman, bahaya dan kufur bagi yang tidak beriman, shalawat dan salam untuknya, saudaranya, dan keturunannya yang baik dan mulia, sebagaimana matahari menerangi dan bulan memancarkan sinarnya.

وَعَلى جَدَّتِهِ الصِّدّيقَةِ الْكُبْرى ، فاطِمَةَ الزَّهْراءِ بِنْتِ مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفى ، وَعَلى مَنِ اصْطَفَيْتَ مِنْ آبائِهِ الْبَرَرَةِ ، وَعَليْهِ أَفْضَلَ وَأَكْمَلَ وَأَتَمَّ وَأَدْوَمَ وَأَكْثَرَ وَأَوْفَرَ ما صَلَّيْتَ عَلى أَحَدٍ مِنْ أَصْفِيائِكَ ، وَخِيَرَتِكَ مِنْ خَلْقِكَ ، وَصَلِّ عَلَيْهِ صَلاةً لا غايَةَ لِعَدَدِها ، وَلا نِهايَةَ لِمَدَدِها ، وَلا نَفادَ لِأَمَدِها .

Kepada neneknya Shiddiqah Kubra yang agung, Fatimah Zahra putri Muhammad al-Mustafa. Kepada para pilihan-Mu dari para pendahulunya yang baik. Baginya salawat-Mu yang utama, sempurna, langgeng dan melimpah, dari salawat yang Engkau anugerahkan kepada siapapun juga dari pilihan-Mu, dan pilihan-Mu dari ciptaan-Mu. Curahkanlah kepadanya salawat-Mu yang tak terbilang, yang tak terbatas dan tak berakhir.

أَللَّهُمَّ وَأَقِمْ بِهِ الْحَقَّ ، وَأَدْحِضْ بِهِ الْباطِلَ ، وأَدِلْ بِهِ أَوْلِيائَكَ ، وَأَذْلِلْ بِهِ أَعْداءَكَ ، وَصِلِ اللَّهُمَّ بَيْنَنا وَبَيْنَهُ وُصْلَةً تُؤَدّي إِلى مُرافَقَةِ سَلَفِهِ ، وَاجْعَلْنا مِمَّنْ يَأْخُذُ بِحُجْزَتِهِمْ ، وَيَمْكُثُ في ظِلِّهِمْ ، وَأَعِنَّا عَلى تَأْدِيَةِ حُقُوقِهِ إِلَيْهِ ، وَالْإِجْتِهادِ في طاعَتِهِ ، وَاجْتِنابِ مَعْصِيَتِهِ

Ya Allah, dengannya tegakkanlah kebenaran, hancurkanlah kebatilan. Menangkanlah wali-wali-Mu dan ‎hinakanlah musuh-musuh-Mu. Sambungkanlah tali penghubung antara kami dengannya. Agar kami ‎dapat berkumpul dengan para pendahulunya. Jadikanlah kami orang-orang yang berlari kepadanya ‎dan bernaungan di bawahnya. Bantulah kami dalam menunaikan hak-haknya, bersungguh-sungguh ‎dalam mentaatinya dan menjauhi larangannya.

وَامْنُنْ عَلَيْنا بِرِضاهُ ، وَهَبْ لَنا رَأْفَتَهُ وَرَحْمَتَهُ ، وَدُعاءَهُ وَخَيْرَهُ ، ما نَنالُ بِهِ سَعَةً مِنْ رَحْمَتِكَ ، وَفَوْزاً عِنْدَكَ ، وَاجْعَلْ صَلاتَنا بِهِ مَقْبُولَةً ، وَذُنُوبَنا بِهِ مَغْفُورَةً ، وَدُعاءَنا بِهِ مُسْتَجاباً ، وَاجْعَلْ أَرْزاقَنا بِهِ مَبْسُوطَةً ، وَهُمُومَنا بِهِ مَكْفِيَّةً ، وَحَوائِجَنا بِهِ مَقْضِيَّةً ، وَأَقْبِلْ إِلَيْنا بِوَجْهِكَ الْكَريمِ .

Anugerahkan kepada kami keridhaannya, limpahkanlah ‎kepada kami kelembutan, kasih sayang dan ‎doa serta kebaikannya. Sehingga keluasan rahmat-Mu ‎dan kesuksesan di sisi-Mu dapat kuperoleh ‎dengannya. Dan dengannya diterimalah shalat kami. ‎ampunilah dosa-dosa kami, kabulkanlah doa kami. ‎limpahkanlah rezeki kepada kami. cukupilah ‎keperluan kami dan penuhilah hajat dan kebutuhan kami. ‎Tataplah kami dengan wajah-Mu yang mulia. ‎

وَاقْبَلْ تَقَرُّبَنا إِلَيْكَ ، وَانْظُرْ إِلَيْنا نَظْرَةً رَحيمَةً نَسْتَكْمِلُ بِهَا الْكَرامَةَ عِنْدَكَ ، ثُمَّ لاتَصْرِفْها عَنَّا بِجُودِكَ ، وَاسْقِنا مِنْ حَوْضِ جَدِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ ، بِكَأْسِهِ وَبِيَدِهِ رَيّاً رَوِيّاً ، هَنيئاً سائِغاً ، لا ظَمَأَ بَعْدَهُ ، يا أَرْحَمَ الرَّاحِمينَ .

Terimalah pendekatan kami kepada-Mu. Pandanglah kami dengan pandangan penuh rahmat sehingga kami dengan pandangan itu bisa menyempurnakan kemuliaan kami disisi-Mu. Kemudian jangan Engkau memalingkannya dari kami demi kemurahan-Mu. Dan berilah kepada kami minuman dari telaga Haudh milik kakeknya saw. dengan cawan dan tangannya, minuman yang menyegarkan dan menyenangkan, yang tak akan menimbulkan rasa dahaga lagi selama-lamanya. Wahai yang maha penyayang dari para penyayang”.

(Dokumentasi/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: