Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS SENI. Show all posts
Showing posts with label ABNS SENI. Show all posts

Pameran Seni Islam di Museum Dallas Amerika


Pameran koleksi seni Islam dibuka Selasa (18/4), di museum seni kota Dallas, Texas.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari artdaily, dalam pameran ini dipamerkan lebih dari 150 karya seni sejumlah koleksi seni-seni Islam Keir, yang mayoritasnya dipamerkan untuk pertama kalinya.

Bahan yang dipakai dalam karya seni Islam pameran ini adalah bahan-bahan dari kristal, besi-besi mahal, keramik, kain, tikar, kulit, dan kertas.

Demikian juga dalam pameran ini dipamerkan karya kaligrafi dan lukisan miniatur yang mencakup kaligrafi penyepuhan Nezāmi-ye Ganjavī pada abad keenambelas dan halaman Shahnameh Ferdousi dan kendi kristal, dimana jumlahnya di dunia hanya ada tujuh saja.

* Koleksi seni Islam Keir mencakup koleksi pribadi karya seni-seni Islam, yang dikumpulkan oleh Edmund Inger, kolektor karya seni Britania selama 5 dekade, yang menurut para pakar termasuk kolektif terlengkap dari aspek histori dan geografi, yang mencakup sekitar 2 ribu karya dalam 13 abad.

Koleksi ini diserahkan ke museum Dallas pada tahun 2014, dan merubah museum ini menjadi museum seni Islam terbesar ketiga di Amerika. Pameran koleksi seni Islam Keir untuk pertama kalinya diselenggarakan di museum Dallas, dengan topik Ruh dan Jisim, yang mencakup karya agung khazanah seni Islam tahun lalu pada bulan September, di museum Dallas.






(Art-Daily/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Sejumlah Al-Quran Tulisan Tangan di Pelelangan Sotheby London


Pelelangan Sotheby London akan melakukan pelelangan sejumlah al-Quran tulisan tangan dan histori pada 26 April mendatang.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari al-Youm al-Sabi’, pelelangan Sotheby London menyelenggarakan pelelangan dengan topik seni-seni dunia Islam (26/4), dan disitu juga dilelang sejumlah naskah al-Quran dan beragam al-Quran terkait ratusan tahun silam.

Dalam pameran ini juga dilelang buku khazanah doa dan ayat-ayat yang kekunoannya kembali pada abad ke-14 Masehi dan nilainya mencapai 6 – 8 ribu Pound.

Demikian juga, naskah tulisan tangan al-Quran dengan khat Abd ar-Rahmān Jāmī, penyair Persia, yang terkait pada abad ke-16 Masehi, juga dijual dalam pelelangan tersebut dengan harga 2 – 3 ribu Pound.

Dalam pelelangan Sotheby juga ditemukan al-Quran-al-Quran Turki terkait abad ke-7 dan ke-8 Masehi dengan harga 8 – 12 ribu Pound.

Pelelangan Sotheby, demikian juga melelang al-Quran langka pada masa Ottoman dengan khat Mustafa al-Zuhni terkait pertengahan abad ke-18 Masehi dengan harga 20 – 30 ribu Pound, al-Quran Istanbul terkait abad 1124 – 1712 Masehi dengan harga 180 – 250 ribu Pound.



Naskah tulisan tangan al-Quran dari Turki

Naskah tulisan tangan al-Quran dengan khat Abdur Rahmān Jāmī

(Al-Youm-Al-Sabi’/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ternyata Patung di Mabes Polri Bukan Berwajah Gajah Mada

Pematung sudah menyelesaikan badan Gajah Mada, masalahnya mereka tidak tahu pasti bagaimana bentuk wajahnya

Patung Gajah Mada dan Moehammad Jasin.

Di Markas Besar (Mabes) Polri berdiri monumen Gajah Mada. Ternyata, patung itu hanya badan yang Gajah mada, sedangkan wajahnya adalah Moehammad Jasin yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional tahun 2015.

Ceritanya bermula ketika Kepala Kepolisian Negara R.S. Soekanto menugaskan Komisaris Besar R. Umargatab, kepala Pengawasan Aliran Masyarakat (PAM), untuk mencari pematung untuk membuat monumen patung Gajah Mada. Monumen ini akan ditempatkan di halaman depan Mabes Polri. Patung ini harus selesai dan diresmikan pada hari ulang tahun (HUT) Polri, 1 Juli 1962.

Pematung, Catur Prasetya dibantu 30 orang pekerja berhasil menyelesaikan badan patung sebulan sebelum HUT Bhayangkara. Namun, kepalanya belum rampung karena, baik Umargatab maupun pematung tidak tahu pasti wajah Gajah Mada. Sedangkan upacara peresmian tinggal sepekan lagi.

“Sebagai penanggungjawab, dan supaya tidak ditegur oleh Kepala Kepolisian Negara R.S. Soekanto, tanpa menjelaskan tujuannya, Pak Umar meminta foto saya. Saya kira, foto saya itu akan digunakan untuk dokumentasi PAM. Ternyata tidak begitu,” kata Moehammad Jasin dalam Memoar Jasin Sang Polisi Pejuang. Saat itu, Jasin menjabat panglima korps Mobiele Brigade Indonesia (Mobrig, kemudian Brimob). Jasin dijuluki Bapak Brimob.

Umargatab menyerahkan foto Jasin kepada pematung dengan permintaan jangan sekali-kali membocorkannya kepada Soekanto. Maka, jadilah patung Gajah Mada setinggi 17 meter dengan tatakan patung 8 meter berdiri di halaman Mabes Polri, yang wajahnya konon mirip wajah panglima korps Mobrig. “Wajah Pak Jasin mirip dengan wajah Gajah Mada,” kata Umargatab.

“Setelah segalanya selesai,” ujar Jasin, “Pak Umargatab meminta maaf kepada saya karena terpaksa ‘mencuri’ wajah saya untuk menyelesaikan patung tersebut. Beliau juga minta dengan sangat agar saya merahasiakan hal ini. Setelah patung selesai, saya hanya bisa berharap rahasia ini tidak terbuka.”

Pada saat peresmian pada 1 Juli 1962, Jasin dan Umargatab saling curi pandang, khawatir Soekanto gusar setelah melihat hasilnya. Syukurlah, Soekanto tidak masalah dengan patungnya bahkan selesai upacara dia menyampaikan selamat dan terimakasih kepada Umargatab dan pematung.

“Rahasia ini kami pegang seteguh-teguhnya dan baru dibuka setelah Pak Soekanto pensiun,” kata Jasin. “Ternyata beliau tidak marah, bahkan tertawa terbahak-bahak.”

Bila memoar Jasin menyebut inisiatif pembangunan patung Gajah Mada adalah R.S. Soekanto. Sedangkan sumber lain, Ensiklopedi Jakarta, menyebut pemerakarsanya adalah Kepala Kepolisian Negara, R. Soekarno Djojonegoro, pengganti Soekanto. Dan peresmiannya oleh Presiden Sukarno pada 1 Juli 1962.

Wajah Gadjah Mada memang diselimuti kontroversi. Banyak kisah beredar menyebutkan wajah mahapatih kerajaan Majapahit itu mirip dengan wajah sejarawan Mohamad Yamin, sang penulis kisah Gadjah Mada. Kisah wajah Gadjah Mada ini bermula dari penemuan pecahan gerabah berwajah seorang pria yang diperkirakan sangat terkemuka di zamannya. Para arkeolog berdebat tentang siapa pemilik wajah tersebut. Yamin datang dengan penafsiran kalau wajah itu adalah milik Gadjah Mada. Sampai saat ini tak seorang pun dapat membuktikan apakah wajah itu milik Gadjah Mada, sebagaimana pula orang tak bisa membuktikan bahwa itu bukan muka Gadjah Mada.

(Historia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Museum Seni Dekorasi Tashkent

Museum seni dekorasi Tashkent terletak di pusat kota ini. Dalam pembangunan museum tersebut menggunakan seni-seni Islam dan Uzbekistan.












(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Saat Kemiskinan Dikalahkan oleh Kecintaan Membaca Al-Quran/Karya yang Tak Dijual


Kaligrafer India menganggap kecintaan terhadap al-Quran sebagai satu-satunya faktor kemajuan seninya; ia tidak bersedia menjual karya Quraninya meski dalam kondisi susah.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari calligraphycrafts, Irshaad Hussain Farooqi, pertama dan satu-satunya seniman Mosaik di atas kayu di India, yang telah berhasil membuat seni kaligrafi di atas papan kayu dan berhasil meraih hadiah-hadiah nasional dan internasional kaligrafi di negara tersebut.

"Kecintaan terhadap kalam wahyu Ilalhi menyebabkan dirinya tidak bersedia menjual karya-karya al-Qurannya meski dalam kondisi keuangan yang sangat sukar dan miskin,” ucapnya.

Farooqi menambahkan, Allah senantiasa sayang dengan saya, dan setiap kali saya berada dalam kesulitan, seolah-olah malaikat turun kepada saya, dan melarang saya untuk menjual karya al-Quran beharga tersebut.


Mengenal Kaligrafi

Farooqi lahir di kota Sikar di propinsi Rajasthan India dan menggemari seni ini sedari kecil dengan terpengaruh oleh karya seni salah satu kerabat dekatnya, Mastan Baba, kaligrafer India.

Pada masa remaja, tekanan pendidikan di universitas menyebabkan redupnya minat kaligrafi dan Farooqi setelah lulus dari universitas Rajasthan pada tahun 1983, ia menamatkan pendidikannya pada tahun 1984 dalam jurusan jurnalistik, kemudian mendaftar di universitas penerbangan Jaipur di propinsi Rajasthan. Namun setelah dua semester dan mendapat ijazah pilot khusus, dikarenakan miskin harapan menjadi pilotnya tidak terealisasikan.

Farooqi terpaksa pindah ke New Delhi untuk mengatasi problem keuangan dan sibuk bekerja di rumah penerbitan harian Donyae No dan Daily Awam dengan gaji minim.

Kendati bekerja siang malam dan tidak kenal lelah, bahkan tidak memiliki satu sen pun di sakunya, namun tawakkal kepada Allah tidak pernah kehilangan dalam dirinya.


Inisiatif Kaligrafi di atas Kayu untuk Pertama Kalinya di India

Farooqi bekerja keras menjadi jurnalis di New Delhi dan dengan himpitan kemiskinan ia telah kehilangan hasrat masa kecilnya. Suatu hari secara kebetulan pandangannya tertuju pada sebuah pameran kaligrafi dan dengan melihat karya indah para seniman, sekali lagi percikan hasrat lamanya kembali terkobar dan dengan bertolak bahwa ia melihat baik tentang perubahan dan inovasi, di benaknya ia mencari ganti kaligrafi di atas kertas, dan tidak lama kemudian ia merintis gaya modern kaligrafi di atas kayu untuk pertama kalinya di India.


Ia memutuskan, pertama-tama mempelajari dasar-dasar kaligrafi di atas kertas dan mendaftar di akademik Ghalib Dehlawi (Mirza Asadullah Beg Khan, yang masyhur dengan Mirza Ghalib atau Ghalib Dehlawi, salah seorang penyair dan penulis berbahasa Persia dan Urdu abad ke 13 di samudra India) untuk mempelajari kaligrafi dan dalam waktu dua tahun ia berhasil mempelajari kaligrafi Islam.


Asmaul Husna; Kaya Mosaik Pertama

Farooqi menghiasi karyanya dalam bentuk guci air minum dengan 99 nama Allah (Asmaul Husna).


Di semua kaligrafi Islam adalah sebuah seni dua dimensi, namun di atas papan harus berdasarkan tiga dimensi, dan Farooqi satu-satunya orang yang berhasil memulai seni ini dari bentuk simpel sampai bentuk yang paling pelik.


Menyabet Hadiah Nasional Kaligrafi

Setelah bertahun-tahun, akhirnya kesuksesan karya-karya Faroqi terlihat dan pada tahun 2009 ia berhasil meraih hadiah nasional dan hadiah Maulana Qazi Sajjad Hussain (tokoh yang banyak melakukan perjalanan ke pelbagai negara, termasuk Iran dan telah menerjemahkan banyak karya, khususnya Gulistan, Bustan Alawi, Akhlak Mohseni, Diwan Hafiz dan Masnawi).


Farooqi mengatakan, hadiah nasional meski sebagai bukti potensi dan kemampuan saya dalam kaligrafi, namun ini adalah karunia dan anugrah Allah yang telah memberikan kemampunan kepada tangan pendosa saya ini sehingga dapat membuat karya-karya semacam ini.

Dan untuk selanjutnya ia berhasil menyabet sederetan hadiah populer lainnya, seperti hadiah tahunan lembaga Maharana Mewar, hadiah lembaga Aseem Asha, dan hadiah Tagore.

Ia berkeyakinan kaligrafi di atas kayu adalah gaya modern, yang mana disitu dengan melihat esensi kayu, kalimat dengan tanpa menyalahi udang-undang kaligrafi dan ukiran dan semua ukiran-ukiran geometris berdasarkan pokok-pokok keseimbangan.


Karya-karya Al-Quran

Karya-karya mosaik al-Quran Farooqi disertai dengan batu-batu permata dan sepuhan adalah sebagai berikut:

- Mosaik dua dimensi dan tiga dimensi surah Al-Fatihah dengan gaya Sults, dimana dalam desain tersebut terkait kecintaan mendalam kepada tanah air.

- Kaligrafi Ayat Kursi dengan gaya Diwani.

- Kaligrafi surah At-Tin, al-Insyirah, al-Kautsar, al-Quraisy dan al-Ikhlas.

- Desain Asma Allah, Haq, Huwa, Hayy.

- Desain lebih dari seratus ayat al-Quran dan Asmaul Husna dengan pelbagai corak khat kaligrafi Islam.

Karya Irshaad Farooqi yang dipamerkan dalam pameran nasional dan internasional, seperti pameran Oman, Bangladesh, dan Bangkok.

Pada hari-hari ini ia sibuk mempelajari pelbagai gaya kaligrafi Islam, seperti Kufi, Tuluts dan Diwani.

Farooqi berencana mendirikan sebuah yayasan untuk mengajar dan sebuah pameran permanen untuk menghidupkan corak modern mosaik.

Ia merekomendasikan pemerintah India agar menyelenggarakan pemeran-pameran kaligrafi di pelbagai titik penting ibukota tersebut, sehingga pengetahuan masyarakat umum akan corak langka ini semakin bertambah.

Farooqi mengatakan tujuan akhir seni kaligrafi di atas kayu adalah publikasi pesan perdamaian, persamaan, persaudaraan dan persatuan dan berkeyakinan nilai-nilai ini, khususnya di era baru yang berbaur dengan kebencian, perang dan krisis, adalah hal yang penting yang tidak dapat dipungkiri.

(Calligraphycrafts/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Peninggalan Umat Muslim di Istana Kesenian Sisilia


Istana Cuba di Palermo yang terletak di pulau Sisilia Italia merupakan contoh arsitek Islam dan Arab di Eropa, sebuah khazanah yang menyimpan karya-karya kaum muslim.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Islamsyory, tahun 827 Masehi pulau Sisilia di bawah pemerintahanBizantium, namun penguasanya (Ominius) yang menyadari konspirasi Romawi untuk membunuhnya, meminta bantuan kaum muslim dan kaum muslim pun bergegas membantunya dan memasuki Sisilia lewat Tunisia. Denganmerintis dan membangun kota Palermo, termasuk kota terbesar kota Sisilia, dengan koeksistensi dan kehidupan berdampingan, memiliki peran signifikan dalam pengembangan peradaban dan perekonomiannya.

Saat ini ketika kita melewati gang-gang tempat lama Palermo, maka dapat kita jumpai nama-nama jalan yang ada di papan dengan tiga bahasa Arab, Ibrani dan Italia. Kaum muslim dengan menggali sungai, telah merubah kawasan yang kering menjadi kebun yang bergelimang dengan air dan dengan memindahkan pohon-pohon kurma, pistachio, strawberry, pisang, persik, saffron dan tumbuh-tumbuhan yang belum ditanam di tempat tersebut, kawasan miskin kering dirubah menjadi sumber-sumber kekayaan dan dihiasi dengan sejumlah istana-istana legendaris dan masjid mewah serta kota Palermo menjadi pusat pemerintahan muslim dan pusat peradaan dan kebudayaan di Sisilia.


Istana Cuba di Palermo terletak di kota utama dan markas kawasan otonom Sisilia Italia. Istana ini dibangun oleh para arsitek dan seniman muslim untuk Ruggeru II, raja Sisilia.

Istana megah ini dibangun pada tahun 1180 Masehi dan dianggap sebagai contoh riil kreativitas muslim di kawasan ini, yang sampai sekarang telah menjaga peninggalan dan potongan-potongan seperti tulisan-tulisan Arab,lengkungan dan kubah kaum muslim.

Menurut laporan, para arsitek muslim menggali sekitar istana untuk menjadikannya lebih indah, dan membangun sebuah danau buatan, yang semakin memperindah istana tersebut.

Galeri kuno Istana Cuba, di Tengah ada Danau buatan

Ketakjuban Kelompok Viking akan Kreativitas Kaum Muslim

Setelah penaklukan pulau Sisilia oleh bangsa Viking (suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal sebagai perompak) dan setelah runtuh dan lemahnya pemerintah di kawasan tersebut, mereka akhirnya memasuki pulau tersebut. Bangsa Viking merasa takjub dengan kemajuan dan peradaban kaum muslim yang ada di kawasan tersebut.

Untuk kemajuan dan perkembangan Sisilia kaum muslim telah mengupayakan dari semua aspek sehingga perbedaan antara kawasan ini dengan negara-negara lainnya yang berafiliasi dengan Bizantium dapat diketahui.

Kaum muslim membangun bangunan-bangunan mentereng dan mengaktifkan jalur-jalur perdagangan. Merekaberusaha memperbaiki tanah dan ladang, mendatangkan pelbagai jenis tumbuhan dan hewan ke kawasan tersebut serta menciptakan seni dan pelbagai kesusasteraan dan kemajuan.

Kaum muslim demikian juga membuat lingkar pendidikan di sejumlah masjid dan mulai mengajarkan khat dan abjat dan al-Quran dan menyelesaikan pendidikan dalam pelbagai ilmu agama dan non agama; dengan demikian merekamengalami kemajuan dalam semua bidang dan kawasan tersebut memiliki perbedaan mencolok dengan negara-negara lainnya yang berafiliasi dengan Bizantium.


Menurut laporan, sangat berbeda sekali saat Arab masuk ke pulau tersebut dan saat mereka keluar serta apa yang telah disaksikan oleh bangsa Viking.

Bangsa Viking adalah bangsa yang cerdas, dan karenanya ia tidak melakukan sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara Spanyol dengan negaranya (karena saat penaklukan Spanyol, para pendeta mengeluarkan hukum bahwa kaum muslim adalah najis, dan karya mereka juga najis dan tidak ada yang dapat mensucikannya kecuali api. Dengan demikian mereka memerintahkan untuk menghancurkan tembok dan membakarnya, dengan demikian peradaban Spanyol mengalami kemunduran 8 abad).

Bangsa Viking berkeyakinan lebih baik menjaga peradaban Arab. Dengan demikian mereka melakukan dialog dengan kaum muslim dan menggunakan apa yang telah ditinggalkan di Sisilia dan menjalin komunikasi baik dengan mereka, namun mereka tidak menerima agama Islam, karena gambaran tentang Islam yang ada di benak mereka sangat sukar untuk dihapus.

Meski demikian, bukti-bukti kehidupan Arab – Islam di pulau ini sangat terlihat kentara dan jika bangsa Viking tidak menerima Islam dan menerimanya sebagai sebuah agama, maka masa kemajuan peradaban ini semakin panjang.

Menurut para peneliti, pada abad-abad berikutnya populasi muslim menurun dan pulau tersebut kehilangan sinerginya. Pada abad ke 16 Masehi, dengan ditemukannya Amerika, pusat gravitasi Eropa dipindah dari Mediterania ke Amerika dan Sisilia keluar dari garis ekspedisi internasional dan posisinya di Eropa dan bahkan di Italia semakin terkucilkan.

(Islam-Syory/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Inovatif Dalam Seni Kaligrafi Al-Quran


Naser al-Mozani, seniman visual yang tinggal di Irak menciptakan metode baru dalam penulisan kaligrafi ayat-ayat al-Quran dan menamainya dengan Khat Kursi.


Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari mustaqila.com, Naser al-Mozani dalam metode ini menulis kaligrafi huruf dan ayat-ayat dengan kombinasi khat dan lukisan serta berdasarkan kaidah-kaidah inovatif.

Ia menulis papan kaligrafi al-Quran dalam pelbagai ukuran dan karena membaca ayat-ayat di papan amatlah sukar, lantas di bawah setiap papan disertakan ayat sehingga pembaca mengerti teks ayat tersebut.

Naser al-Mozani baru-baru ini menyelenggarakan sebuah pameran di auditorium perusahaan pengembangan media Burj Bābil (Menara Babel), di Baghdad, yang mana jenis ini merupakan pameran pertama di Irak.

Al-Mozani di acara pembukaan pameran mengatakan, untuk pertama kalinya papan-papan saya dipamerkan di Irak dan dalam pameran tersebut dipamerkan 20 karya seni.

Ia menambahkan, saya berupaya membuat khat baru untuk para penggemar kaligrafi Arab dan setelah upaya sekitar 10 tahun, maka saya menemukan sebuah metode baru dalam penulisan huruf, yang baru. Pengenalan dengan seni lukis membantu saja dalam hal ini.

Al-Mozani menegaskan, dalam metode ini, dimana seni visual juga ikut di dalamnya dan sejatinya kombinasi antara kaligrafi dan lukisan, dapat menulis satu ayat dengan beragam bentuk.

Ia yang menamakan khat barunya dengan Khat Kursi mengatakan, saya memiliki dua alasan untuk hal ini; pertama kecintaan saya akan ayat al-Kursi dan kedua fokus pada dua landasan (kursi) atau lebih dalam kombinasi papan-papan kaligrafi.

Seniman visual ini sampai sekarang telah menyelenggarakan lebih dari 45 pameran di negara Eropa dan Arab, sementara para seniman lain juga ikut bekerjasama dengannya dalam penyelenggaraan pameran tersebut.




Nasir Al-Mozani tengah menjelaskan karya-karya pamerannya

(IQNA/Berbgai-Sumber-Lain/ABNS)

Gambar Pertama Al-Quran Al-Akbar; Mushaf Tertinggi Dunia


Mushaf tertinggi dunia di Indonesia yang dinamakan Al-Quran Al-Akbar setiap tahunnya mendapat banyak pengunjung, yang berkunjung ke Palembang, Sumatera Selatan untuk melihat rupa kayu tersebut, gambar seni manusia yang dipamerkan untuk pertama kalinya.

Menurut laporan IQNA, seperti dikutip dari Al-Masrawy, pembuatan Al-Quran kayu raksasa ini dimulai tahun 2002, oleh sekelompok kaligrafer, pemahat, tukang kayu dan seniman, di bawah bimbingan sekolah Islam Ihsaniyah. Al-Quran ini dipahat di atas potongan-potongan kayu jenis Tembesu, yang anti rayap dan sangat kuat.


Terdapat 30 juz ayat suci Al-Quran yang berhasil dipahat/diukir ala khas Palembang dalam lembar kayu dan menghabiskan kurang lebih 40 meter kubik kayu tembesu dengan biaya tidak kurang Rp 2 miliar, dimana masing-masing lembaran, ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter dan tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter.


Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Setiap lembar terpahat ayat suci Al-Quran pada warna dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna kuning dengan ukiran motif kembang di bagian tepi ornamen khas Palembang yang sangat indah dipandang dan enak dibaca. Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar tujuh tahunan.


Menurut direktur Ihsaniyah, gagasan pembuatan Al-Quran Terbesar ini tercetus pada tahun 2002, setelah penulis merampungkan pemasangan kaligrafi pintu dan ornamen Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan. Dari sana terpikir untuk membuat Mushaf Al-Quran dengan ornamen dan ukiran khas Palembang. Maka di malam bulan Ramadhan, tergambar dalam pikiran penulis sebuah Al-Quran raksasa yang terbuat dari kayu dan menjadi mushaf yang terbesar di dunia.





(Al-Masrawy/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Jembatan Ponton Salah Satu Karya Umat Islam


Muslim mengembangkan jembatan gantung bersuspensi terbuat dari tali dan kayu, seperti yang ada di Cina dan dipakai di sejumlah wilayah Islam. Jembatan gantung merupakan fasilitas penyeberangan utama untuk kawasan pegunungan di Andalusia, Iran (Persia), dan Afrika Utara (al-Maghribi).

Sejarawan Ibnu Hawqal memberikan informasi tentang jembatan sejenis itu di atas Sungai Tab, Iran, pada abad ke-10. Ia menyatakan, sungai itu dilewati sebuah jembatan kayu yang ketinggiannya di atas air sekitar 10 hasta. Buku Medieval Islamic Civilzation karya Josef W Meri mengungkapkan dua jenis bahan pembuat jembatan.

Biasanya, ujar dia, umat Islam menggunakan struktur batu (qantara) dan kayu. Jembatan-jembatan itu berfungsi menghubungkan dua kawasan yang dipisahkan sungai atau jurang. Selain itu, ada pula jembatan berbentuk lengkung terbuat dari batu lazim yang biasa ditemui di kota-kota Islam masa itu.

Jembatan jenis ini terbilang kokoh dan beberapa di antaranya sanggup bertahan selama berabad-abad. Misalnya, jembatan abad ke-8 yang terdapat di Afganistan. Namun, kata Donald Hill dan Ahmad Hassan, tak setiap jenis jembatan diterapkan di wilayah-wilayah Islam. Semua disesuaikan dengan kondisi alam.

Pada kawasan perbukitan atau pegunungan, diutamakan jembatan dari kayu dan tali, sedangkan di perkotaan atau dataran, dimungkinkan adanya jembatan dari batu atau batu bata. Beberapa jembatan merupakan perpaduan bahan kayu dan batu. Batu memperkuat struktur jembatan dan dijadikan penyangga, bentangannya terdiri atas balok-balok kayu.

Jembatan ponton atau jembatan apung mewujud sebagai salah satu karya umat Islam. Banyak referensi mengenai jembatan ini dalam tulisan-tulisan ilmuwan Muslim. Jenis ini sangat dikenal di Irak yang digunakan untuk menyeberangi dua sungai dan saluran-saluran irigasi.

Pada abad ke-10, ada dua jembatan ponton di atas Sungai Tigris, Baghdad, Irak. Tapi, hanya satu jembatan yang digunakan. Sedangkan jembatan lainnya rusak dan kemudian tak terpakai lagi karena jarang orang memanfaatkannya.

(Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kaligrafi Al-Quran Khat Irani di Pameran Internasional Sharjah


Sayid Mohammed Vahid Musawi Jazayeri, kaligrafer dan peneliti Iran memamerkan kaligrafi-kaligrafi Quraninya di pameran internasional buku Sharjah.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari harian GToday, khat pameran internasional al-Quran buku Sharjah dihidupkan dengan dihadiri oleh kaligrafer, peneliti, grafis, pakar khat Kufi, Sayid Mohammed Vahid Musawi Jazayeri.

Javad Jazayeri memamerkan karyanya dalam tiga bentuk khat Kufi: khat Kufi Masyriqi, khat Kufi Maghribi, dan khat Kufi Qurani.

Ia memamerkan tigapuluh juz al-Quran, yang ia tulis di atas kertas kuno khusus dan disepuh dengan tinta emas dan menyampul dengan kayu serta kulit-kulit bernilai.

Papan surah Al-Qadr ditulis di atas kulit kambing dengan khat Kufi dan disepuh dengan tinta emas, juga termasuk karya lain yang dipamerkan olehnya di Sharjah, sementara penulisan dan penyepuhannya memerlukan waktu dua pekan.

Khat Kufi termasuk salah satu khat tertua bahasa Arab, yang terbentuk pada abad pertama hijriah di kota Kufah Irak.

Vahid Jazayeri adalah seorang peneliti khat Kufi, yang melakukan penelitian dengan mengunjungi sejumlah masjid di kawasan-kawasan Islam seperti Istanbul Turki, Kufah Irak, kota-kota selatan Iran dan sebagian kota-kota Arab.

Ia demikian juga menelaah khat Tsuluts dan Nasakh dan juga mengajar khat-khat tersebut.

Vahid Jazayeri menyelenggarakan program dan pelbagai workshop edukasi untuk menghidupkan khat Kufi dan dalam dua dekade upayanya untuk khat Kufi, akhirnya ia mendapatkan penghargaan tingkat pertama seni, yang setara dengan doktor kebanggaan.

Pameran internasional buku Sharjah menjamu para peminat dari tanggal 2 – 12 November.




(G-Today/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: