Sekelompok aktivis hak asasi manusia setelah melakukan penyelidikan melaporkan bahwa sekitar 1.500 orang telah tewas selama 16 bulan terakhir oleh polisi Amerika.
Suatu lembaga Amerika melansir suatu laporan dengan tema ‘Orang-orang
yang terbunuh oleh polisi’, polisi Amerika telah membunuh 1.500 orang
sejak awal bulan Januari 2014 hingga 30 April 2015.
Menurut laporan itu, jumlah korban kekerasan dan kebrutalan polisi bisa lebih tinggi dari angka itu karena penelitian ini hanya mencakup data-data yang disetujui.
Berita terbunuhnya orang-orang kulit hitam Amerika oleh polisi negara ini dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi tema utama pemberitaan media.
Di antara para korban ini disebutkan nama-nama seperti Michael Brown yang terbunuh di Missouri, Eric Garner di New York, dan Freddie Grey di Baltimore.
Peristiwa ini menyebabkan terciptanya ketegangan etnis dan meluasnya protes anti Rasisme di seluruh Amerika.
Para pengunjuk rasa menyoal penegakan keadilan oleh pengadilan Amerika dan menyerukan untuk mengadili para polisi yang melakukan kejahatan dan kekerasan terhadap kaum kulit hitam.
Menurut analisis Washington Post, hanya 24 persen dari perwira polisi yang telah didakwa dalam sepuluh minggu terakhir karena penembakan tanpa alasan yang jelas kepada orang-orang.
(Shabestan)
Menurut laporan itu, jumlah korban kekerasan dan kebrutalan polisi bisa lebih tinggi dari angka itu karena penelitian ini hanya mencakup data-data yang disetujui.
Berita terbunuhnya orang-orang kulit hitam Amerika oleh polisi negara ini dalam beberapa bulan terakhir telah menjadi tema utama pemberitaan media.
Di antara para korban ini disebutkan nama-nama seperti Michael Brown yang terbunuh di Missouri, Eric Garner di New York, dan Freddie Grey di Baltimore.
Peristiwa ini menyebabkan terciptanya ketegangan etnis dan meluasnya protes anti Rasisme di seluruh Amerika.
Para pengunjuk rasa menyoal penegakan keadilan oleh pengadilan Amerika dan menyerukan untuk mengadili para polisi yang melakukan kejahatan dan kekerasan terhadap kaum kulit hitam.
Menurut analisis Washington Post, hanya 24 persen dari perwira polisi yang telah didakwa dalam sepuluh minggu terakhir karena penembakan tanpa alasan yang jelas kepada orang-orang.
(Shabestan)