Berdasarkan
arahan-arahan Al-Qur’an dan beberapa hadis yang menjelaskan orang-orang
yang ditugaskan oleh Allah Swt., mereka memiliki kedudukan yang
berbeda-beda:
a. Kedudukan Kenabian (Nubuwah)
Kedudukan
kenabian adalah sebuah kedudukan penerimaan wahyu dari Allah Swt.. Oleh
karena itu, nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu dan
menyampaikannya kepada orang-orang yang menghendakinya.
b. Kedudukan Kerasulan (Risâlah)
Kedudukan
kerasulan adalah kedudukan yang mengemban tugas penyampaian wahyu,
penyebaran hukum-hukum Tuhan, dan pembinaan jiwa-jiwa manusia melalui
pengajaran ilmu dan menyucian diri. Oleh karena itu, rasul adalah orang
yang bertugas untuk mengajak manusia kepada Tuhan dengan segenap upaya
serta memanfaatkan segala fasilitas yang ada. Ia berusaha untuk
mengusung sebuah revolusi budaya, pemikiran dan ideologi.
c. Kedudukan Kepemimpinan (Imâmah)
Imâmah adalah
kepemimpinan umat. Sejatinya, imam adalah seorang yang -dengan
membentuk sebuah pemerintahan Ilahi dan memperoleh kekuasaan yang
diperlukan- berupaya untuk menerapkan hukum-hukum Tuhan di muka bumi.
Dan sekiranya tidak mampu secara resmi mendirikan pemerintahan, ia tetap
harus berupaya semaksimal kemampuan yang dimilikinya.
Dengan
kata lain, tugas-tugas imam adalah menjalankan ketentuan Ilahi,
sementara tugas-tugas rasul adalah menyampaikan ketentuan-ketentuan ini.
Atau, rasul “menunjukkan jalan”, dan imam “mengantarkan sampai ke
tujuan”.
Jelas
bahwa kebanyakan para nabi, seperti Nabi saw., memiliki ketiga
kedudukan di atas. Nabi saw., di samping memperoleh wahyu dan
menyampaikannya, juga bertugas dan berupaya membentuk sebuah
pemerintahan dalam rangka penerapan hukum-hukum Ilahi, dan
menggelontorkanya melalui jalan batin dalam pembinaan jiwa.
Singkatnya, imâmah merupakan
kepemimpinan yang berdimensi bendawi dan maknawi, jasmani dan ruhani,
lahir dan batin. Imam adalah kepala pemerintahan dan pemimpin
masyarakat, pemimpin agama, pembina akhlak, pemimpin lahir dan batin.
Dari
satu sisi, imam memimpin orang-orang yang memiliki kelayakan menempuh
jalan kesempurnaan dengan kekuatan spiritual. Dengan kekuatannya, ia
mengajarkan orang-orang yang buta aksara dan dengan kekuasaan
pemerintahannya atau kekuatan hukum lainnya, ia menerapkan asas keadilan