Sebuah kantor berita transregional mengkonfirmasikan larangan
bagi media massa Arab Saudi untuk mempublikasikan segala bentuk kritikan
terhadap serangan negara ini ke Yaman.
Associated
Press (19/4) melaporkan, media massa Arab Saudi dilarang meliput
serangan jet-jet tempur negara itu ke Yaman jika bertentangan atau
berbeda dengan prinsip-prinsip yang telah didikte para pejabat keamanan
Riyadh.
Berdasarkan laporan ini, para aktivis HAM Arab Saudi menyinggung kondisi keamanan yang mencekik di negara itu sejak agresi udara Saudi ke Yaman.
Media-media cetak maupun audio-visual Arab Saudi terfokus pada serangan ke Yaman namun pada saat yang sama, mereka harus tetap menjaga prinsip bahwa serangan udara ke Yaman merupakan bagian dari perang anti-Iran dan sekutunya di Suriah, Irak dan Lebanon.
Dalam hal ini, di Bahrain tiga orang telah ditangkap karena memprotes ketelibatan negara mereka dalam agresi Saudi ke Yaman.
Seorang aktivis HAM Arab Saudi yang sekarang sedang menanti pengadilan, dalam hal ini mengatakan, segala bentuk protes dan kritikan terhadap serangan Arab Saudi ke Yaman atau tuntutan reformasi, akan dinilai sebagai aksi spionase dan pengkhianatan terhadap negara.
Associated Press menambahkan, alarm tanda bahaya untuk Arab Saudi telah berdering dan perubahan struktur keamanan di negara itu serta penentuan Muhammad bin Nayef sebagai pangeran mahkota, merefleksikan kekhawatiran keamanan yang mendalam di Arab Saudi.
Sumber: IRIB Indonesia
Post a Comment
mohon gunakan email