Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label ABNS KUNO. Show all posts
Showing posts with label ABNS KUNO. Show all posts

Jasa Ustmaniyah Selamatkan Peninggalan Rasulullah


Di era modern, Istana Topkapi di Istanbul, Turki, merupakan salah satu tempat pe nyimpanan benda-benda asli peninggalan Nabi Muhammad SAW . Di sana, warisan berharga ini disimpan secara baik dan terawat.

Istana Topkapi dibangun pada zaman Kesultanan Ottoman yang berkuasa selama empat abad. Pada 1985, Badan PBB untuk Kebudayaan (UNESCO) mendaulat Istana Topkapi sebagai Situs Warisan Dunia.

Selama empat abad, istana ini merupakan rumah bagi kalangan sultan Ottoman sampai Abdul Majid I (1839- 1860). Pembangunannya dimulai pada masa Sultan Mahmud II.

Tepatnya setelah Konstantinopel takluk di bawah kekuasan pasukan Islam pada 1453. Luas kompleks Istana Topkapi adalah 700 meter persegi. Gerbang utamanya berhadapan persis dengan Haghia Sofia.

Bagian dari Istana Topkapi yang menyimpan benda-benda peninggalan Nabi Muhammad mulai berfungsi sejak masa Sultan Salim I pada 1517.

Saat itu, pasukannya berhasil menguasai Mesir. Seperti dijelaskan dalam situs billkent.edu.tr, kompleks tempat penyimpanan itu terdiri atas beragam ruangan yang beratapkan kubah.

Dindingnya dihiasi corak Iznik dari abad ke-16. Selain itu, benda-benda historis itu ditampilkan dalam kotak kayu dengan jendela bening. Di sini, antara lain, dipamerkan beberapa artefak, seperti busur panah milik Nabi serta pedang milik empat khalifah pengganti Rasulullah.

Ada pula mantel yang diyakini merupakan pakaian Nabi . Mantel ini merupakan pemberian Nabi kepada Ka'ab bin Zuhayr. Dua bilah pedang berhiaskan batu mulia milik Nabi Muhammad juga ditampilkan.

Di sini juga tersimpan dan ditampilkan, gumpalan tanah kuburan Rasulullah. Kemudian, beberapa helai janggut Nabi, pecahan gigi Nabi akibat perang Uhud, beserta bekas tapak kaki beliau . Beberapa surat resmi yang bercapkan Nabi Muhammad juga tersimpan dengan baik di Istana Topkapi.

Dalam buku The Sacred Trusts karya Hilmi Aydin dijelaskan bahwa barangbarang milik Nabi itu merupakan warisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi di bawahnya.

Benda-benda peninggalan Rasulullah ini berada di tangan para sahabat atau ada pula yang disimpan para keluarga Rasul (ahlul bait). Mantel Suci (Holy Mantle) atau burda diberikan Nabi Muhammad kepada Ka'b ibn Zuhayr. Anaknya Ka'ab menjual mantel tersebut kepada Muawiyah I, pendiri dinasti Umayyah.

Seiring berjalannya waktu, informasi tentang benda peninggalan Nabi tersebar luas di kota-kota Muslim, seperti Damaskus, Yerusalem, Kairo, Haifa, Kabul, Kashmir, Lahore, dan Karachi. Pada 1327 AH, lebih dari empat puluh helai rambut Nabi diklaim oleh Konstantinopel. Mereka menampilkan peninggalan Nabi tersebut dalam beberapa perayaan.

Sejumlah khalifah menjadikan bendabenda itu sebagai kebanggaan dan menjaganya dengan baik. Saat Sultan Salim I berkuasa atas Mesir, ia memboyong benda-benda peninggalan Nabi dari Alexandria dan pusat kekuasaan Khalifah Abbasiyah di Mesir serta gubernur Makkah, ke Istanbul.

Saat Sultan Salim I berhasil mengalahkan kesultanan Mamluk, maka Mesir dan Hijaz (Mekkah dan Madinah) praktis di bawah kekuasaan Kesultanan Ottoman sejak 1517. Para sultan menjaga barangbarang peninggalan Nabi sebagai amanat untuk peradaban Islam sekaligus simbol kejayaan.

Dalam catatan sejarawan Turki, Evliya Celebi (1611-1682), barang-barang peninggalan Nabi yang diboyong ke Istanbul antara lain terdiri atas jubah Nabi, panji-panji Nabi, pecahan gigi dari Perang Uhud, beberapa helai jenggot beliau, sebuah bendera merah, dan wadah tempat wudhu Nabi .

Selain itu, ada pula sebuah turban serta mushaf Alquran milik Utsman bin Affan yang dibacanya ketika ia dibunuh dalam huru-hara. Pemindahan barangbarang ini juga menandakan pindahnya pusat kekuasaan politik umat Islam ke Istanbul.

Para sultan pengganti Sultan Salim I meneruskan tradisi pemeliharaan bendabenda bersejarah ini hingga abad ke-20 masehi. Mereka mengumpulkannya dari penjuru kota-kota utama di Timur Tengah.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Museum Koleksi Uang Kertas Terbaik


Uang kertas-uang kertas dengan aneka desain dan warna yang pernah digunakan di berbagai negara dunia, disimpan rapi di Museum Uang Kertas, Haram Suci Razavi.

Di bawah ini kita akan melihat beberapa uang kertas terbaik yang disimpan di Museum Uang Kertas, Haram Suci Razavi.


Uang kertas Satu Toman Era Qajar

Uang kertas bersejarah ini termasuk seri kedua uang kertas-uang kertas pertama Iran di masa dinasti Qajar yang dicetak oleh Bank Kerajaan Iran selama tahun 1303-1311 Hs di Inggris.

Desain muka uang kertas ini terdiri dari gambar Nasseruddin Shah Qajar dan gambar latar sebuah singa dan matahari. Nilai uang kertas ini adalah satu toman (mata uang Iran di era kerajaan) dan dibubuhi tandatangan Mouri (direktur bank sentral) dan Walter (kepala kantor pusat bank kerajaan Iran). Tulisan “Hanya bisa dibayarkan di Yazd” yang tertera di uang kertas itu menunjukkan bahwa si pemilik uang kertashanya bisa menukarkan uang kertas itu dengan koin-koin emas dan perak di salah satu cabang bank dimaksud di kota Yazd.


Uang kertas Jerman Bertanda “Surcharge” di Era PD I

Selama pecahnya Perang Dunia Pertama (1914-1918) pemerintah Jerman dengan maksud untuk mencegah terbentuknya aliansi militer Rusia dan Inggris di Timur Tengah, menandatangani kesepakatan dengan kaum revolusioner Iran di Hamedan dan Kermanshah untuk memberi bantuan cuma-cumadalam bentuk uang kertas yang saat itu beredar di Jerman dengan pecahan 5-1000 Mark Jerman. Namun karena di masa itu masyarakat Iran tidak mengenal mata uang dan bahasa Jerman, dan tidak mengetahui nilai tukar setiap lembar uang kertas tersebut, pemerintah Jerman menakar nilai tukar Mark dengan emas dan perak, dan biaya pertukarannya dibayar olah uang yang beredar saat itu di Iran yaitu Qeran, Shahi dan Toman, dan di atas uang kertas itu terdapat cap warna merah.


Uang kertas 1000 Riyal Bank Nasional Iran

Uang kertas ini dicetak di Amerika Serikat di era dinasti Pahevi pertama (1304-1320 Hs) pada bulan Farvardin 1317 Hs atas permintaan Bank Nasional Iran, dan di terbitkan di Iran. Uang kertas bernilai 1000 riyal ini termasuk uang kertas bersejarah Iran yang di bagian muka dan belakangnya dihiasi dengan gambar Nimrokh Shah dan Gunung Damavand. Para pendandatangan uang kertas bernilai setara dengan 10 koin emas Pahlevi itu, adalah Reza Qoli Amir Khosravi (Direktur Bank Nasional Iran) dan Abdolhossein Hajir (inspektur pemerintah).


Uang kertas 10 milyar dolar Zimbabwe

Uang kertas ini diterbitkan pada tahun 2008 oleh Bank Sentral Zimbabwe. Gambar muka dan belakang uang kertas itu adalah batu Chiremba, bendungan dan lokasi tambang. Angka nominal uang kertas Zimbabwe mulai dari satu sen sampai 100 trilyun dolar. Uang kertas 10 milyar dolar Zimbabwe adalah angkat nominal tertinggi dari seluruh koleksi uang kertas yang ada di museum ini, namun nilainya hanya sekitar 2,2 dolar saja.


Uang kertas 50 Toman Kubu Demokrat Azerbaijan

Uang kertas ini adalah seri uang kertas-uang kertas kubu Demokrat Azerbaijan yang mengumumkan kemerdekaan di bawah kepemimpinan Sayid Jafar Pisheravi pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua dan kehadiran pasukan Uni Soviet di wilayah-wilayah Barat Laut Iran dan mencetak serta mengedarkan surat-surat berharga termasuk uang kertas. Kalimat “Azerbaijan Melli Hokumatin Khazane Darliq Sanadi” dan “Elli Toman” tampak di empat sudut uang kertas itu juga tandatangan Bendahara dan Menteri Keuangan.


Uang kertas 10.000 Riyal Bank Sentral Iran dengan Cap Contoh

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, seluruh uang kertas rezim sebelumnya yang dihiasi gambar Shah dan latar bergambar singa dan matahari, dicetak dengan Sucharge (memiliki tanda penambahan nilai setelah pergantian rezim) dan diedarkan. Seri pertama, kedua dan ketiga uang kertas itu masing-masing diedarkan, akan tetapi pada seri keempat, gambar kubah Makam Suci Imam Ridha as menghiasi muka uang kertas menggantikan gambar Shah. Uang kertas 1000 riyal bergambar kubah Makam Suci Imam Ridha as dan pemandangan luar Haram Suci Razavi serta pintu gerbang gedung Majelis Syura Nasional lama di belakangnya, adalah salah satu contoh uang kertas seri keempat yang diterbitkan pasca kemenangan Revolusi Islam Iran yang ditandatangani oleh Ai Ardelan, Menteri Ekonomi dan Keuangan, dan Mohammad Ali Molavi, Direktur Bank Sentral Iran, dengan cap contoh dan nomer seri 000000 dicetak pada tahun 1359 Hs dengan maksud untuk mengkaji ulang desain dan warna serta pengesahan akhir. Tulisan Sucharge “Republik Islam Iran” dan logo “Revolusi Islam” terlihat di gambar latar uang kertas tersebut.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Naskah Baysongqor, Manuskrip Quran Tulisan Tangan Terbesar


Di abad ke-8 Hq, Dinasti Teimuri dan keluarganya berpusat di kota Herat dan Samarkand dan memberi dukungan besar kepada para seniman serta mempelopori aktivitas sejumlah banyak sanggar seni.

Para penguasa Teimuri menaruh perhatian khusus pada seni lukis khas Iran atau Negar Gari dan kaligrafi, perhatian ini menyebabkan hidupnya aliran Shiraz, tercipta dan menyempurnanya khat Nastaaliq dan terbentuknya aliran Herat.

Era Ilkhanat Mongol pertama kali masuk Islam adalah masa dimana permintaan atas karya-karya monumental dan agung serta penulisan naskah-naskah besar sangat diminati dan dengan cara ini, mereka menunjukkan kekuatan dan kebesaran kesultanannya.

Produksi mushaf-mushaf besar Al Quran khususnya di bidang khat Suls, Mohaqeq dan Reyhan dengan kualitas grafiknya dalam penulisan huruf yang besar dan tinggi, atau jika disimpulkan, besarnya dimensi mushaf dan ukiran emas besar, megah dan agung, terbentuk sejak era Saljuki. Mushaf langka Baysongqor adalah karya unik dan khusus yang hingga kini tidak ada yanng biasa menyamainya.

Dalam koleksi perpustakaan dan museum Haram Suci Razavi, disimpan 65 lembar dari naskah Al Quran langka ini yang berisi 53 surat Quran yang dari sisi susunan ayat dan surat dimulai dari ayat pertama surat Ar Ra’d di juz ke-13 dan ditutup dengan surat Al Adiyat di juz ke-30.

Jika dihitung jumlah kata dan baris setiap halaman dan dengan memperhatikan ruang di setiap surat, juga halaman-halaman pendahuluan atau surat wakaf, pembukaan dan nomor kitab, dapat diperkirakan bahwa jumlah halaman sekitar 823 hingga 856, akan tetapi sekitar 97 halaman awal dan sembilan halaman akhir sama sekali tidak tersisa.

Pemindahan seluruh halaman yang tersisa dari mushaf ini dari Makam keturunan Imam, Ibrahim ke perpustakaan Haram Suci Razavi dilakukan pada tahun 1301 Hs. Pada tahun ini, Hossein Agha Khan, Komandan pasukan Timur Khorasan di masa Reza Shah, menemukan 52 halaman cacat, patah dan robek mushaf ini di dalam sebuah kota di Makam keturunan Imam (Imamzadeh) Ibrahim dan setelah Reza Khan mendapat informasi tentang ini, memerintahkan agar mushaf itu dipindahkan ke Haram Suci Razavi agar lebih terjaga dan terawat.

Dari setiap halaman Quran langka ini yang masih bisa dikenali di antaranya adalah: dua bagian yang disimpan di Museum Reza Abbasi, dua halaman lengkap di perpustakaan Kakh Golestan, satu halaman di Museum Nasional Iran, 12 bagian di perpustakaan Nasional Iran, satu halaman di Museum Metropolitan, satu halaman di Kompleks Sudavar (Houston), satu halaman di Kompleks Nasser Khalili, beberapa bagian di tempat-tempat khusus di Italia dan satu bagian di galeri London.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Kolektor AS Hadiahkan Koin Perak Rupee Gurkanian ke Museum Haram Razavi


Seorang kolektor asal Amerika Serikat menghadiahkan koleksi langka koin-koin perak “Rupee” era Kesultanan Gurkanian India (Kesultanan Mughal) ke Departemen koleksi perangko, uang kertas dan koin, Museum Haram Suci Razavi.

Astan News melaporkan, Petugas Departemen koleksi perangko, uang kertas dan koin, Museum Haram Suci Razavi terkait hal ini menjelaskan, koleksi langka dan berharga ini dihadiahkan oleh Nyonya Qamar Bani Hashim atau yang lebih dikenal dengan “Sham’e Mo’men” salah seorang kolektor asal Amerika, ke Museum Imam Ridha as.

Mohammad Hossein Yazdinejad, Petugas Departemen koleksi perangko, uang kertas dan koin, Museum Haram Suci Razavi menuturkan, koin-koin yang dihadikan dari Nyonya Qamar Bani Hashmi, salah seorang peziarah Imam Ridha as, berasal dari era Sultan Farakhsir dan Mohammad Shah dari kekaisaran Gurkanian, India.

Ia menambahkan, koleksi koin hadiah ini dicetak pada tahun 1127-1144 Hijriyah di kota Atawa, Gwalior, Akhtarnagar, Kura, Mustaqar Al Khilafah, Shahabad dan Kannauj.

Terkait penggalan syair di salah satu koin itu, Yazdinejad menuturkan, di atas salah satu koin tersebut terukir penggalan syair berbahasa Persia yang berbunyi, “Sekke Zad az Haq Beresim Varzad/Padeshah Bahr va Farakhsir”, yang menunjukkan penting dan luasnya bahasa Persia di semenanjung India.

Sehubungan dengan kemasyhuran dan kredibilitas koleksi perangko, uang kertas dan koin, Museum Haram Suci Razavi di antara para kolektor Iran dan luar Iran, Yazdinejad menerangkan, koleksi hadiah ini dapat dimanfaatkan oleh para peneliti dalam riset-riset sejarah dan budayanya di karya ilmiah mereka, setelah didaftarkan dan didokumentasikan.

Koleksi koin Museum Haram Haram Suci Razavi dengan koleksi koin-koin bersejarah Iran yang cukup banyak dan negara-negara dunia lain, setiap tahun didatangi ratusan ribu pengunjung dan warga sekitar Haram Suci Razavi, wisatawan lokal dan luar negeri, para kolektor koin dari seluruh penjuru Iran dan dunia, mahasiswa juga para peneliti.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Naskah Al-Quran Kuno di Museum Jammu dan Kashmir

Kepala Menteri Jammu dan Kashmir India mengunjungi museum

Musem Jammu dan Kashmir yang dibangun oleh organisasi pariwisata dan dengan kerjasama himpunan Moinul Islam Jammu dan Kashmir merupakan khazanah tafsir-tafsir al-Quran dalam pelbagai bahasa, naskah tulisan tangan kuno, linimasa beografi Rasulullah (Saw) dan naskah-naskah tulisan tangan al-Quran dan buku-buku Islam.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari India Tribune, museum ini dibangun oleh otoritas pariwisata dengan kerjasama himpunan Moinul Islam Jammu dan Kashmir.

Kerajinan tangan, naskah tulisan tangan dan warisan-warisan seni Asia Tengah, Tibet dan Kashmir disimpan dalam museum tersebut, yang sebagian darinya kekunoannya mencapai 400 tahun.

Tafsir-tafsir al-Quran dengan pelbagai bahasa, naskah tulisan tangan kuno, linimasa beografi Rasulullah (Saw), naskah tulisan tangan al-Quran dan buku-buku Islam termasuk karya-karya yang dipamerkan dalam museum tersebut.

Naim Akhtar, menteri pendidikan Jammu dan Kashmir juga hadir dalam acara pembukaan museum tersebut.

Mehbooba Mufti, ketua menteri Jammu dan Kashmir India di awal kunjungan ke kawasan Ladakh, setelah menjabat ketua menteri Jammu dan Kashmir membuka museum seni-seni Asia Tengah di kota Leh.

Mehbooba Mufti, dengan memberikan donasi untuk membantu perluasan museum tersebut menegaskan, kita harus menjaga akar-akar budaya untuk generasi mendatang sehingga mereka bertalian dengan akar-akar dan mengambil pelajaran dari masa lalu.

(India-Tribune/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Papirus Kuno Penyelaras Riwayat Al-Quran Siksa Firaun


Al-Quran memiliki kisah-kisah histori orang-orang terdahulu yang dituturkan sebagai ibrat dan mauidzah bagi manusia dan cerita Nabi Musa (As) dan Firaun memiliki jumlah ayat terbanyak.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Masrawy, saat Firaun memaksakan kelaliman dan dosanya serta kafir terhadap keagungan Tuhan yang Esa; nabi Musa (As) memberikan peringatan kepadanya (yang mengklaim Tuhan) tentang azab-azab Allah, barang kali ia dapat ternasehati dan mendapat petunjuk. Allah telah berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 132 dan 133, "Mereka berkata: "Bagaimanapun kamu mendatangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu. Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.”

Dengan terjemahan naskah kuno papirus yang ditemukan, maka semakin membuktikan kebenaran riwayat-riwayat al-Quran tentang peristiwa histori tersebut. Pada permulaan abad 18 Masehi ditemukanlah papirus kuno 17 halaman di kawasan dekat piramida Mesir, namun tanggal penulisan naskah ini tidak diketahui secara mendetail. Museum nasional di Leiden Belanda membeli papirus tersebut pada tahun 1828 Masehi. Naskah kuno ini adalah papirus tentang Firaun yang dicatat dengan nomor 344 di museum tersebut dan termasuk salah satu naskah papirus terpenting yang mengisahkan tentang sejarah Bani Israil dan membuktikan bahwa kawasan tersebut tertimpa paceklik selama bertahun-tahun sampai tibanya masa Nabi Yusuf (As).

Naskah kuno ini demikian juga sebagai pengafirmasi ayat-ayat azab, yang diceritakan oleh al-Quran terkait Firaun. Papirus tersebut ditulis dengan khat Hieroglifi dan diberi nama The Papyrus Ipuwer dan pada tahun 1908 Masehi diterjemahkan dari bahasa Hieroglifi ke dalam bahasa Inggris.

Gardiner, peneliti dan pakar Mesir kuno menerjemahkan naskah tersebut dalam bahasa Inggris, dan di situ ditulis:

"Wabah menjangkiti semua tempat. Darah menumpahi semua tempat, sungai (Nil) seperti darah akibat kebinasaan yang terjadi, masyarakat lelah seperti benang yang terputus dan merasakan bencana yang panjang….di istana tidak ada berita tentang makanan, semisal gandum, angsa, ikan… biji-biji tanaman semuanya musnah… kebingungan dan jeritan-jeritan mengerikan telah memenuhi semua tempat….tidak memungkinkan untuk keluar dari istana dan selama 9 hari seseorang tidak dapat mengenal raut seseorang yang dikenali…. Tanah dilanda banjir dan badai dan Mesir kuno mengalami kehancuran…darah memenuhi semua tempat dan wabah telah menjangkiti semua tempat…apa yang kita perbuat dengan mumi-mumi? Mesir kuno kering dan tidak dapat ditanami….semua rumah hancur…dan ini adalah Firaun; dalam kondisi hilang, yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

Perlu diperhatian bahwa The Papyrus Ipuwer menceritakan banyak hal dalam menyifati kondisi-kondisi Mesir dan Firaun yang dituturkan dalam kitab suci al-Quran; yaitu wahyu yang diturunkan yang diingkari oleh Firaun dan akhirnya Allah menenggelamkannya di laut beserta pasukannya.


Deskripsi Al-Quran tentang Azab Para Firaun

Allah swt dalam beberapa tempat menurunkan ayat dan bukti-buktinya kepada kaum Firaun, meski dalam bentuk azab, barang kali mereka dapat sadar, namun ironisnya mereka sama sekali tidak pernah beriman. Allah swt pertama-tama menimpakan mereka paceklik dan kemudian siksaan-siksaan yang lebih berat dan lebih pedih secara berturut-turut, yang diisyaratkan dalam surat Al-A’raf ayat 133. Pertama Allah berfirman, Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan. Taufan dari kata Thauf yang berartikan eksistensi yang berputar dan mengelilingi, kemudian segala kejadian yang meliputi manusia dinamai dengan taufan. Namun dalam bahasa Arab, mayoritas menamainya dengan banjir dan gelombang berputar dan menghancurkan, yang merusak rumah-rumah dan mencabut pepohonan.

Kemudian setelah itu Allah berfirman, Kami mengirimkan belalang pada tanaman dan tumbuh-tumbuhan.

Dalam riwayat disebutkan, karena terlalu banyaknya belalang pada tetumbuhan dan tanaman, sampai-sampai menghabisi semua tangkai dan daun yang ada, bahkan menyakiti badan mereka, sampai-sampai mereka berteriak dengan kencang.

Setiap kali bala turun, lantas mereka berlindung pada Musa (As) dan meminta agar dihentikan bala yang ada, setelah taufan dan belalang, mereka juga meminta hal tersebut dan nabi pun mengabulkannya dan bala pun sirna, namun mereka tetap congkak dan sombong.

Kemudian Allah menurunkan kutu.

Adapun yang dimaksud dengan kutu? Nampaknya adalah sebuah penyakit tumbuhan yang menyerang semua tanaman dan merusak semuanya.

Saat gelombang bala ini tiba dan mereka tetap tidak beriman, kemudian Allah menurunkan katak, sampai-sampai menjadi sebuah bala bagi kehidupan mereka.

Semua tempat penuh dengan katak besar dan kecil, bahkan di dalam rumah-rumah, kamar, hidangan dan bejana-bejana makan telah mengganggu mereka, sampai-sampai dunia bagi mereka terasa sempit, namun mereka tetap tidak tunduk dan pasrah diri.

Kemudian Allah menurunkan darah.

Sebagian berpendapat penyakit mimisan telah menjalar dan semua tertimpa bala tersebut.

Namun mayoritas perawi dan penafsir mengatakan, sungai Nil berwarnakan darah, sampai-sampai tidak dapat dipakai!

Dan diakhir Allah berfirman, Kami tunjukkan tanda-tanda, mukjizat nyata dan bukti-bukti kebenaran Musa kepada mereka, namun mereka tetap congkak dan tidak menerima kebenaran dan mereka adalah kaum yang sombong dan pendosa.

Kita membaca dalam sebagian riwayat: bala tersebut terjadi dalam satu tahun, yakni taufan dan banjir setahun, tahun berikutnya belalang makanan, tahun berikutnya hama tanaman dll.

Namun kita membaca dalam sebagian riwayat yang lain, semua ini jaraknya tidak lebih dari satu bulan.

Ala kulli hal, tidak perlu dipungkiri bahwa hal itu terjadi di pelbagai musim dan secara terpisah-pisah, sehingga menjadi kesempatan yang cukup untuk berfikir dan penyadar.

Perlu diketahui bahwa kita membaca dalam riwayat-riwayat: bala tersebut hanya menimpa para Firaun saja dan tidak mengenai Bani Israil.

Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah sebuah mukjizat, namun hal itu dapat dijustifikasi secara ilmiah dengan poin-poin di bawah ini; karena kita membaca:

Di sebuah negara dengan kriteria Mesir, merupakan titik indah terbaik dan yang menjadi perhatian adalah dua sisi sungai Nil yang besar, yang dipegang oleh para Firaun dan kaum Koptik, istana-istana yang indah, rumah-rumah yang menjulang dan taman-taman yang subur dan ladang-ladang yang makmur dibangun di kawasan tersebut, dan sudah pasti Bani Israil yang menjadi budak mereka, berada di kawasan-kawasan yang jauh dan tinggal di sahara-sahara dan tempat yang minim air.

Sudah semestinya saat taufan dan banjir melanda, tempat yang berbahaya adalah yang lebih dekat dengan dua sisi sungai Nil yang besar, dan demikian juga katak-katak muncul dari sungai dan bekas plasma sungai terlihat di rumah-rumah para Firaun, dan belalang serta hama tumbuhan juga sudah pasti menuju ke kawasan yang lebih hijau dan lebih subur.

(Masrawy/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Ahli Sejarah: Dinar Alat Tukar Uang Bernilai Stabil


Dinar yang menjadi nilai tukar uang umat Islam pada masa lalu memiliki nilai intrinsik berupa emas. Para ahli sejarah pun mencatat adanya alat tukar tersebut membuat nilainya stabil dengan alat tukar lainnya.

Tidak ada istilah atau fenomena inflasi dan deflasi pada masa tersebut. Pada saat ini pun, nilai seekor kambing masih sama dengan ketika masa Rasulullah SAW, yakni berkisar 1 dinar atau Rp 2,2 juta.

Tujuh ratus tahun sebelum Adam Smith menulis buku The Wealth of Nation, seorang ulama bernama Abu Hamid al-Ghazali telah membahas fungsi uang dalam perekonomian. Beliau menjelaskan, fungsi uang adalah sebagai alat untuk melancarkan pertukaran dan menetapkan nilai wajar dari pertukaran tersebut.

Uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna. Apabila fungsi dari uang itu sendiri telah berubah dari esensi dasarnya, akan mengakibatkan terjadinya inflasi dan deflasi.

Kendati demikian, emas pada awalnya memang bukanlah alat tukar dari bangsa Arab. Transaksi ekonomi bangsa Arab sebelum mengenal dan menggunakan emas adalah barter. Emas, dalam konteks ini dinar dan dirham, merupakan mata uang miliki bangsa Romawi dan Persia.

Kata dinar sendiri berasal dari bahasa Romawi, yakni denarius, sedangkan dirham berasal dari bahasa Persia, yakni drachma. Beredarnya dirham dan dinar di Jazirah Arab dibawa oleh para pedagang Arab yang berdagang di Syam (di bawah pengaruh Romawi) dan Yaman (di bawah pengaruh Persia).

Sebelumnya, bangsa Arab berdagang secara barter dan tidak pernah memproduksi mata uang sendiri. Akhirnya, bangsa Arab pun mengadopsi dinar dan dirham sebagai sistem mata uang mereka.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Pembukaan Pameran Manuskrip Al-Quran Kuno di Amerika


Gerbang pameran besar pertama manuskrip al-Quran kuno dibuka untuk para wartawan sejak Kamis (20/10) di kota Washington. D.C, Amerika dan akan terus berlanjut sampai Minggu (23/10).

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Turk Press, pameran terbesar manuskrip al-Quran Kuno dan khat-khat al-Quran membuka pintu-pintunya kepada para wartawan dan pemilik media sejak Kamis lalu.

Kunjungan umum pameran tersebut diselenggarakan di gedung Arthur. M. Sackler, institusi museum Smithsonian Washington, dan dimulai hari sabtu (22/10).

Lebih dari 60 manuskrip al-Quran berharga dari pelbagai negara Arab dan demikian juga Turki, Iran, Afghanistan dipamerkan dalam pameran tersebut.

Institusi museum Smithsonian Washington hari Rabu (19/10) dengan mengeluarkan sebuah statemen mengumumkan, pameran ini diselenggarakan dengan moto Seni Al-Quran: Khazanah Museum Seni-seni Islam dan Turki.

Dalam statemen tersebut dikemukakan, pameran ini terselenggara dengan koordinasi museum seni Turki dan Islam Istanbul dan kementerian kebudayaan dan pariwisata Turki dan di situ dipamerkan manuskrip al-Quran lebih dari satu millenium, dari akhir-akhir abad ke-7 sampai abad ke-8 Masehi.

Institusi museum Smithsonian Washington dalam statemennya mengisyaratkan tentang diberikan informasi-informasi terkait mekanisme pemindahan al-Quran dari tahap lisan sampai tahap penulisan kepada para pengunjung. "Pameran ini merupakan pameran tunggal yang memamerkan manuskrip-manuskrip khat, yang akan mengisahkan industri dan penulisnya,” ungkapnya..

Pameran pertama manuskrip al-Quran kuno di Amerika terselenggara atas prakarsa perusahaan Koç Holding, Turki.







(Turk-Press/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mengenal 10 Koin Terbaik Koleksi Museum Haram Suci Razavi


Museum koin, Haram Suci Razavi dipenuhi koin-koin berharga yang pernah digunakan pada berbagai peninggalan sejarah.

Warisan yang mengingatkan kita akan sejarah kuno tanah ini. Sekarang kami ajak anda untuk menyaksikan koin-koin terbaik museum ini dan mengenal sebagian kecil dari warisan-warisan berharga yang disimpan di kompleks Makam Suci Imam Ridha as.


Dirham-dirham Semasa Imam Ridha as Menjabat Putra Mahkota

Setelah Imam Ali bin Musa Al Ridha as diangkat sebagai Putra Mahkota Ma’mun Abbasi (198-218 Hq) pada tanggal 7 Ramadhan 201 Hq, dicetak koin emas (dinar) dan perak (dirham) untuk mengenang peristiwa itu atas nama Imam Ridha as. Tulisan yang tertera di atas koin itu terdiri dari tujuh baris berbunyi:( Lillah/Muhammad Rasulullah/Al Ma’mun Khalifatullah/Mimma Amara bihi Al Amir Al Ridha/ Wali Ahd Muslimin Ali bin Musa/bin Ali bin Abi Thalib/Dzu Riasatain). Tulisan di tepi koin berbunyi: (Muhammad Rasulullah Arsalahu Bil Huda dan Din Al Haq Liyudhirahu Ala Din Kulihi wa Lau Kariha Al Musyrikun).

Sementara tulisan di belakang koin berbunyi: (La ila/Allahu Wahdah/La Syarika lahu/Al Masyriq). Tulisan di dalam lingkaran belakang koin: (Bismillah Dharaba Hadza Al Dirham Bi Samarqand Sanahu Isnaini wa Miatain) dan tulisan di luar lingkaran belakang koin adalah: (Lillah Al Amr min Qabl wa min Ba’d wa Yaumaidzin Yafruhu Al Mu’minin bi Nasrillah).

Koin-koin masa ketika Imam Ridha as menjadi Putra Mahkota dicetak di kota Marv, Fars, Esfahan, Samarqand, Mohammadiyeh (Rey) dan Nishabur sekitar tahun 202-204 Hq. Beberapa sampel koin ini yang dicetak di Esfahan, Samarqand dan Mohammadiyeh pada tahun 202 dan 203 Hq, disimpan di Museum Koin, Haram Suci Razavi.


Shekel-shekel Perak Era Achaemenid

Cyrus Agung, pendiri kekaisaran Achaemenid (530-550 SM) setelah mengalahkan Croesus, Raja Lydia dan menduduki kota Sardis pada tahun 547 SM, menemukan pencetakan koin di wilayah itu dan ia melanjutkan pencetakan koin tersebut. Koin Iran kuno pertama bergambar raja-raja kekaisaran Achaemenid dan dicetak pada masa kekuasaan Darius Pertama (486-522 SM). Ia mencetak koin-koin emas yang dinamakannya Darik atau Zarik (dengan berat sekitar 8,5 gram) dan koin-koin perak yang dinamai Shekel (dengan berat sekitar 5,5 gram). Gambar muka koin adalah Raja Achaemenid dengan anak panah dan busurnya, atau tombak, dan belakang koin menunjukkan sebuah cekungan persegi panjang.


Tetradrachm Perak Iskandar Ketiga dari Makedonia

Iskandar Agung Ketiga Makedonia (323-336 SM) adalah pendiri negara Makedonia yang di dunia Barat dikenal sebagai Alexander The Great dan di Iran dikenal dengan Iskandar Gojasteh, pada tahun 331 SM mengalahkan pasukan Iran yang dipimpin Darius Ketiga dan mengakhiri kekuasaan dinasti terakhir kekaisaran Achaemenid dan merampas seluruh harta kekayaan dan wilayah dinasti ini. Gambar muka koin perak Tetradrachm (empat dirham) adalah Iskandar Ketiga Makedonia, siluet Herkol, ksatria mitos Yunani kuno dengan tutup kepala terbuat dari kulit singa dan belakang koin terdapat gambar Zeus (dewa agung Yunani kuno) dan nama Iskandar dalam bahasa Yunani.


Drachm Perak Farhad Kelima, Raja Arsacid

Farhad Kelima (2-4 SM) adalah putra Farhad Keempat (Phraates IV dan Permaisuri Moza /Musa), menduduki tahta setelah membunuhayahnya. Gambar muka koin ini adalah siluet Farhad Kelima dengan janggut panjang dan rambut keriting di kedua sisinya, dua malaikat yang sedang membawarantai Shahriari ke arahnya. Di bagian belakang koin, terdapat siluet Ratu Moza (Musa) memakai mahkota megah dan kalung mutiara yang merupakan salah satu model perhiasan dan seni pembuatan perhiasan di era Sasanid. Koin ini dicetak di kota Ragha (Rey hari ini) di masa kekuasaan enam tahun Raja Farhad Kelima, dinasti Arsacid.


Koin Perak Setengah Obol, Raja Peroz

Peroz adalah raja dari dinasti Sasanid ke-17 dan putra Yazgerd II Sasanid (438-457 M) yang menduduki tahta kerajaan Iran setelah mengalahkan saudara mudanya, Hormizd Ketiga (457-459 M). Era kekuasaan Peroz yang berlangsung selama 26 tahun, diwarnai dengan kekeringan dan paceklik parah yang terjadi selama tujuh tahun. Di antara koin-koin dinasti Sasani, Iran yang dipajang di Museum Koin, Haram Suci Razavi, tiga Drachm perak berasal dari masa Raja Peroz Sasanid tanpa tanggal, yang dicetak di kota Darabgerd, Iranshahr dan Veh-Ardashir. Koin perak setengah Obol juga merupakan salah satu koin lain yang berasal dari era Sasanid yang dicetak tanpa tanggal. Koin ini memiliki berat lebih ringan dari 1/3 gram dan berdiameter 26,12 milimeter yang merupakan koin Sasani teringan dan terkecil yang ada di museum ini.


Drachm Perak Raja Kavadh II Sasanid

Kavadh II (Shirvieh) setelah ayahnya Raja Khosrou II (Khosrou Parviz) mundur pada tahun 628 M, menduduki tahta kerajaan. Gambar di muka koin adalah siluet Kavadh II dan tulisan namanya, dan di belakang koin tampak gambar sebuah kotak api dan dua pendeta Zoroaster serta sebuah tulisan tahun dan tempat dicetaknya koin tersebut dengan khat Pahlevi. Koin ini dicetak pada tahun kedua kekuasaan Kavadh II di Zarab-Khane Ney (Neyhavand).

Dirham Perak Oljaito dengan Nama 12 Imam Syiah

Sultan Mohammad Khodabande Oljaito (703-716 Hq) adalah sultan dinasti Il-Khan Mongol ke-8 yang berkuasa setelah Ghazan Khan. Koin ini dicetak di kota Kashan, di akhir kekuasaan Il-Khan Mongol ini dan setelah ia meyakini mazhab Syiah. Tulisan di muka koin "Dharaba fi Ayami Al Daulah Al Maula Al Sultan Al Aadzam Malik Al Raqab Al Umam Oljaito Sultan Ghiaths Al Dunya wa Al Din Khodabande Mohammad Khaladullah Mulkaha" dan tulisan di belakang koin berbunyi "La ilaha ilallahu Muhammad Rasulullah Ali Waliullah Allahuma Shali Ala Muhammad wa Ala Al Hassan waAl Hussein dan Ali wa Muhammad wa Jafar wa Musa wa Ali wa Muhammad wa Ali wa Al Hassan wa Muhammad". Oljaito semasa kecil diberi nama Kristen, Nikolai Ta'mid, akan tetapi kemudian ia memeluk agama Budhha dan setelah itu masuk Islam dengan mazhab Hanafi, dan setelah berdebat dengan Allamah Hilli dan Nizamuddin Moraghei, ia memilih Syiah sebagai mazhabnya dan memerintahkan agar ke-12 nama Imam Syiah ditulis di muka koin-koin yang digunakan di masa itu.


Koin Dua Dirham Perak Sati Beg Khatun

Sati Beg Khatun adalah putri Abu Saeed, Il-Khan Besar ke-9 dan terakhir Mongol. Ia adalah satu-satunya Il-Khan (bawahan atau wakil Khan/Raja Mongol) perempuan yang mengklaim kekuasaan atas paksaan orang-orang di sekitarnyapada tahun 739 Hq dan di akhir tahun yang sama menjadi penguasa Mongol. Koin langka dua dirham perak Sati Beg Khatun dicetak pada tahun 739 Hq di kota Hisn dan memiliki berat 33,1 gram. Dar Al Dharb Hisn merupakan salah satu kota penuh berkah Diyarbakir yang berusia 800 tahun. Tulisan di muka koin "Al Saltanah Al Adilah Sati Beg Khatun Khaladallah Mulkaha" di tengah koin dan "Fi Sanah Tis'a wa Salasina wa Sab'amiah" di sekelilingnya dan tulisan di belakang koin berbunyi "La Ilahailallah" di lingkaran tengah dan nama Nabi, Muhammad Al Amin, Rasulullah di empat lingkaran sekitar lingkaran pusat dan nama Khulafau Rashidin.


Koin Emas Mardavij Ibn Aali Ziyar

Mardavij ibn Aali Ziyar (315-323 Hq) adalah pendiri dinasti Aali Ziyar (315-471 Hq) yang berkuasa di wilayah Utara Iran, Jurjan, Qazvin dan Tabarestan (Amol, Sari dan Astarabad). Koin dinar Mardavij dicetak di kota Al Basrah (Neyhavand) pada tahun 322 Hq. Tulisan di muka koin"Lillah Al Amr min Qabl wa Ba'd Yaumaidzin Yafrahu Al Mu'minun Binasrillah Bismillah Dharaba Hadza Al Dinar Bimahi Al Basrah Sanata Isnaini wa Isyrina wa Salasamiah" dan "Laillahailallahu Wahdahu La Syarika lahu Abu Al Qassim bin Amir Al Mu'minin Mardavij bin Ziyar" dan tulisan di belakang koin "Muhammad Rasulullah Arsalahu bi Al Huda wa Din Al Haq liyudhirahu ala Al Din kulihi walau kariha Al Musryikun".


Koin-koin Perak Maftouli (Lari) Shah Tahmasib Pertama Safavi

Di era dinasti Safavi selain dikeluarkan koin-koin biasa, juga koin-koin Lari yang bentuknya mirip dengan penjepit rambut. Kedua sisi koin memiliki tulisan serupa koin-koin Safavi lainnya, di satu sisi koin bertuliskan "Tahmasib Al Safavi Al Husseini Khaladallahu Mulkahu" dan di sisi yang lainnya tertulis "La illaha ilallahu Muhammad Rasulullah Ali Waliullah". Koin-koin ini untuk pertama kalinya dicetak di Lar dan hal ini menyebabkannya lebih dikenal dengan Lari. Koin-koin perak Lari Shah Tahmasib Pertama Safavi yang terdapat di Museum Pusat Haram Suci Razavi memiliki berat 80,4 gram sampai 94,4 gram dan panjang sekitar 74,49 sampai 7,56 milimeter dan tebal sekitar 42,2 hingga 50,2 milimeter.


Dirham Perak Ali bin Buyeh (Emad Al Daulah 320-338 Hq)

Aali Buyeh adalah putra-putra keturunan Abu Shoja Buyeh putra Fana Khosrou dan merupakan penguasa wilayah-wilayah Muslim Syiah di Utara Iran yang di abad ketiga dan keempat Hijriyah Qamariyah, bersamaan dengan melemahnya kekhalifahan Abbasiyah, berhasil merebut sejumlah besar wilayah Iran dan pusat kekhalifahan Islam. Koin-koin Aali Buyeh terdapat di Museum Koin, Haram Suci Razavi yang semuanya adalah hadiah, dalam rentang waktu antara tahun 324-405 Hq dan dicetak di sejumlah pusat pencetakan koin (zarab-khane). Dirham perak Ali bin Buyeh (Emad Al Daulah 320-338 Hq) adalah koin Aali Buyeh tertua yang disimpan di Museum Koin, Haram Suci Razavi yang tertulis nama Khalifah Abbasi Al Radzi billah, koin ini dicetak pada tahun 324 Hq.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Museum Koleksi Uang Kertas Terbaik


Uang kertas-uang kertas dengan aneka desain dan warna yang pernah digunakan di berbagai negara dunia, disimpan rapi di Museum Uang Kertas, Haram Suci Razavi.

Di bawah ini kita akan melihat beberapa uang kertas terbaik yang disimpan di Museum Uang Kertas, Haram Suci Razavi.


Uang kertas Satu Toman Era Qajar

Uang kertas bersejarah ini termasuk seri kedua uang kertas-uang kertas pertama Iran di masa dinasti Qajar yang dicetak oleh Bank Kerajaan Iran selama tahun 1303-1311 Hs di Inggris.

Desain muka uang kertas ini terdiri dari gambar Nasseruddin Shah Qajar dan gambar latar sebuah singa dan matahari. Nilai uang kertas ini adalah satu toman (mata uang Iran di era kerajaan) dan dibubuhi tandatangan Mouri (direktur bank sentral) dan Walter (kepala kantor pusat bank kerajaan Iran). Tulisan “Hanya bisa dibayarkan di Yazd” yang tertera di uang kertas itu menunjukkan bahwa si pemilik uang kertashanya bisa menukarkan uang kertas itu dengan koin-koin emas dan perak di salah satu cabang bank dimaksud di kota Yazd.


Uang kertas Jerman Bertanda “Surcharge” di Era PD I

Selama pecahnya Perang Dunia Pertama (1914-1918) pemerintah Jerman dengan maksud untuk mencegah terbentuknya aliansi militer Rusia dan Inggris di Timur Tengah, menandatangani kesepakatan dengan kaum revolusioner Iran di Hamedan dan Kermanshah untuk memberi bantuan cuma-cumadalam bentuk uang kertas yang saat itu beredar di Jerman dengan pecahan 5-1000 Mark Jerman. Namun karena di masa itu masyarakat Iran tidak mengenal mata uang dan bahasa Jerman, dan tidak mengetahui nilai tukar setiap lembar uang kertas tersebut, pemerintah Jerman menakar nilai tukar Mark dengan emas dan perak, dan biaya pertukarannya dibayar olah uang yang beredar saat itu di Iran yaitu Qeran, Shahi dan Toman, dan di atas uang kertas itu terdapat cap warna merah.


Uang kertas 1000 Riyal Bank Nasional Iran

Uang kertas ini dicetak di Amerika Serikat di era dinasti Pahevi pertama (1304-1320 Hs) pada bulan Farvardin 1317 Hs atas permintaan Bank Nasional Iran, dan di terbitkan di Iran. Uang kertas bernilai 1000 riyal ini termasuk uang kertas bersejarah Iran yang di bagian muka dan belakangnya dihiasi dengan gambar Nimrokh Shah dan Gunung Damavand. Para pendandatangan uang kertas bernilai setara dengan 10 koin emas Pahlevi itu, adalah Reza Qoli Amir Khosravi (Direktur Bank Nasional Iran) dan Abdolhossein Hajir (inspektur pemerintah).


Uang kertas 10 milyar dolar Zimbabwe

Uang kertas ini diterbitkan pada tahun 2008 oleh Bank Sentral Zimbabwe. Gambar muka dan belakang uang kertas itu adalah batu Chiremba, bendungan dan lokasi tambang. Angka nominal uang kertas Zimbabwe mulai dari satu sen sampai 100 trilyun dolar. Uang kertas 10 milyar dolar Zimbabwe adalah angkat nominal tertinggi dari seluruh koleksi uang kertas yang ada di museum ini, namun nilainya hanya sekitar 2,2 dolar saja.


Uang kertas 50 Toman Kubu Demokrat Azerbaijan

Uang kertas ini adalah seri uang kertas-uang kertas kubu Demokrat Azerbaijan yang mengumumkan kemerdekaan di bawah kepemimpinan Sayid Jafar Pisheravi pasca berakhirnya Perang Dunia Kedua dan kehadiran pasukan Uni Soviet di wilayah-wilayah Barat Laut Iran dan mencetak serta mengedarkan surat-surat berharga termasuk uang kertas. Kalimat “Azerbaijan Melli Hokumatin Khazane Darliq Sanadi” dan “Elli Toman” tampak di empat sudut uang kertas itu juga tandatangan Bendahara dan Menteri Keuangan.


Uang kertas 10.000 Riyal Bank Sentral Iran dengan Cap Contoh

Pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, seluruh uang kertas rezim sebelumnya yang dihiasi gambar Shah dan latar bergambar singa dan matahari, dicetak dengan Sucharge (memiliki tanda penambahan nilai setelah pergantian rezim) dan diedarkan. Seri pertama, kedua dan ketiga uang kertas itu masing-masing diedarkan, akan tetapi pada seri keempat, gambar kubah Makam Suci Imam Ridha as menghiasi muka uang kertas menggantikan gambar Shah. Uang kertas 1000 riyal bergambar kubah Makam Suci Imam Ridha as dan pemandangan luar Haram Suci Razavi serta pintu gerbang gedung Majelis Syura Nasional lama di belakangnya, adalah salah satu contoh uang kertas seri keempat yang diterbitkan pasca kemenangan Revolusi Islam Iran yang ditandatangani oleh Ai Ardelan, Menteri Ekonomi dan Keuangan, dan Mohammad Ali Molavi, Direktur Bank Sentral Iran, dengan cap contoh dan nomer seri 000000 dicetak pada tahun 1359 Hs dengan maksud untuk mengkaji ulang desain dan warna serta pengesahan akhir. Tulisan Sucharge “Republik Islam Iran” dan logo “Revolusi Islam” terlihat di gambar latar uang kertas tersebut.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Menikmati Keindahan Quran Tulisan Tangan Dua Imam Suci di Museum Razavi


Di hari-hari menjelang kesyahidan Imam Hussein as di padang Karbala, dua naskah Al Quran tulisan tangan yang dinisbatkan kepada Imam Hussein as dan Imam Sajjad as mendapat sambutan positif dari para pengunjung Pustaka Quran dan barang-barang langka, Haram Suci Razavi.

Astan News melaporkan, petugas Museum Al Quran dan Barang-barang Langka, Haram Suci Razavi mengatakan, naskah Quran langka ini ditulis oleh Imam Hussein as dengan khat Kufi tujuh baris dengan ukuran isi 5,6 x 12 cm, dalam 83 lembar yang terbuat dari kulit rusa berwarna alami dengan dimensi 8,10 x 5,15 cm, di halaman akhir terpampang kalimat penutup bertuliskan “Katabahu Hussein ibni Ali”.

Mohammad Reza Saqi juga mengatakan bahwa manuskrip bernilai ini memiliki jilid kulit pada kedua sisinya, dan bagian luarnya Sageri Meshki sementara bagian dalamnya Timaj Argavani.

Ia menambahkan, karya Quran ini diawali dengan ayat 72 surat Al Kahfi “Qaala Alam Aqul….” dan ditutup dengan ayat 135 surat Taha “ Wa man Ihtada…”.

Terkait manuskrip langka Quran tulisan tangan penuh berkah Imam Sajjad as, ia menuturkan, karya agung ini ditulis dengan khat Kufi 16 baris dengan ukuran isi 6,9 x 5,15 cm, dalam 361 lembar yang terbuat dari kulit rusa berwarna krem dengan dimensi 8,20 x 32 cm dan memiliki jilid Sageri Meshki.

Saqi melanjutkan, karya langka ini diawali dengan ayat 180 surat Al Baqarah dan ditutup dengan surat An Naas, di halaman terakhir tertulis surat An Naas dalam tiga baris dan tulisan penutup “Katabahu Al Muntadhar bi wa’dihi Ali bin Al Hussein bin Ali bin Abi Thalib”.

Ia menegaskan, keberadaan Quran-quran dan naskah-naskah Al Quran langka serta bernilai dengan tulisan tangan para Imam Maksum as, termasuk Imam Ali as, Imam Hassan as, Imam Hussein as, Imam Sajjad as dan Imam Ridha as di pustaka Al Quran dan barang-barang langka, Haram Suci Razavi menyebabkan setiap tahun pustaka ini dikunjungi oleh banyak pengunjung dari dalam dan luar negeri.

Pustaka Al Quran dan barang-barang langka, Haram Suci Razavi terletak di Serambi Kowsar, Haram Suci Razavi dibuka untuk umum setiap hari, hari Sabtu hingga Rabu pukul 8 – 12:30, hari Kamis mulai pukul 8 – 11:30 dan hari Jumat beserta hari-hari libur lainnya mulai pukul 8 – 12.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Khazanah Al-Quran Tulisan Tangan Langka di Masjid Singapura


Masjid Ba’alwie di Singapura bertahun-tahun menjadi tuan rumah khazanah manuskrip tulisan tangan langka al-Quran dan buku-buku Islam.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Yoho News, manuskrip tulisan tangan ini dikumpulkan oleh al-Marhum ayah dari seorang imam jamaah masjid sekarang ini, Habib Hasan Alatas, selama bertahun-tahun.

Ayahnya yang menyimpan manuskrip ini di rumah, pada awal-awal dekade 1980 Masehi berkehendak untuk memindahkannya ke masjid sehingga semua orang dapat melihatnya dan mereka bisa lebih mengetahui tentang Islam dan kehadirannya di Singapura.

Dalam koleksi ini terlihat beragam jenis manuskrip al-Quran terkait pelbagai abad dan ditulis di atas berbagai bahan, dimana paling terkunonya adalah sebuah manuskrip tulisan tangan terkait abad imperatur Ottoman.

Kekunoan al-Quran yang ditulis di atas kulit domba ini dan marginalnya dihiasi dengan lukisan-lukisan emas kembali pada 600 tahun silam.

Demikian juga, al-Quran dan buku-buku tulisan tangan Islam yang disimpan di khazanah ini didatangkan dari pelbagai negara seperti Turki, Arab Saudi, Indonesia, Cina, Mongol ke Singapura.

Manuskrip-manuskrip ini disimpan dalam tiga vitrin kaca besar di dalam masjid dan banyak upaya dilakukan untuk menjaganya dari kerusakan-kerusakan yang diakibatkan dari pengaruh cuaca dan lain-lain.



(Yoho-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Peninggalan Islam di Andalusia


Selasa hari ini, 21 Syawal, bertepatan dengan hari penaklukan Andalusia (Spanyol) oleh balatentara Islam beberapa kurun lalu.

Setelah berhasil menaklukkan kawasan Maghrib, Muslimin berniat menguasai Andalusia. Dan niat ini terwujud setelah mereka berhasil menaklukkan Jabal Al-Thariq pada 21 Syawal 92 pada masa kekuasaan Walid bin Abdul-Malik.

Dari sejak dahulu kala, peninggalan Islam di Andalusia masih bisa kita nikmati, sekalipun Islam sudah tidak berkuasa lagi di negeri ini.

Dari sekian peninggalan Islam yang masih tegak berdiri di Andalusia hingga masa kini, kita bisa menyaksikan beberapa masjid di bawah ini:
1. Masjid Cordoba; terletak di kota Cordoba dan merupakan salah masjid terindah dan terbesar di Andalusia. Masjid ini dibangun pada tahun 92 Hijriah.
2. Masjid Cristo de la Luz; lebih dikenal dengan sebutan Masjid Nur Al-Masih dan dibangun pada tahun 390 Hijriah. Setelah Kristen berkuasa pada tahun 1805 Masehi, masjid ini dirubah menjadi gereja.
3. Masjid Al-Khairah; menara masjid ini berukuran setinggi 97.5 meter.





(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Dimana Al-Quran Khat Terkecil Dunia?


Naskah khat Al-Quran terkecil terkait tahun 1100 H.Q yakni lebih dari 300 tahun silam, yang dianggap sebagai paling langka dan paling berharganya naskah khat Al-Quran khat sejarah Yaman sekarang ini sudah teridentifikasi.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari al-Masrawi, mushaf ini dengan panjang 4.1 cm, sehingga sampai saat ini merupakan naskah khat Al-Quran terkecil dan tertua di dunia.

Ketua markas naskah khat dan penghidup warisan kebudayaan Yaman dengan mengafirmasi hal ini mengatakan, sekarang ini belum jelas mushaf ini ditulis oleh siapa dan terkait di kawasan Yaman mana.

Al-Quran khat ini yang usang dengan berlalunya masa dan dampak kunonya benar-benar terlihat dari atas sampul dan halamannya berada diambang kehancuran dan membutuhkan perbaikkan secepatnya sehingga nilai karya bersejarah ini terjaga dan tetap utuh untuk para generasi mendatang.


Al-Quran khat Yaman terkecil ini bergambarkan desain-desain tiada tara dan warna-warna tumbuhan alami, dimana setiap orang yang melihat dengan jelas dapat melihatnya di atas halaman-halaman mushafnya.

(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Mozaik Kapal Nabi Nuh Ditemukan di Tempat Ibadah Yahudi


Tim arkeologi telah menemukan kepingan kaca berwarna atau mozaik kapal Nabi Nuh pada tempat ibadah kuno Yahudi di Huqoq, Israel.

Dalam ekskavasi selama Juni lalu, arkeolog menemukan dua panel lantai mozaik zaman Romawi akhir sekitar abad kelima.

Satu panel mozaik menunjukkan kapal Nuh yang dilengkapi dengan pasangan hewan, yaitu macan, macan tutul, dan beruang. Sedangkan satu panel kuno lainnya menggambarkan tentara ditelan ikan besar di sekitar kapal terbaik di Laut Merah.

Direktur ekskavasi yang juga peneliti dari Universitas North Carolina Amerika Serikat Jodi Magness mengatakan, mozaik tersebut tergolong sangat langka pada periode waktu tersebut.

"Yang saya tahu, hanya dua adena mozaik yang merupakan bagian dari Laut Merah dalam tempat ibadah kuno Yahudi," jelas dia kepada National Geographic.

Dua adegan yang dimaksud yaitu gambar dinding di Dura Europos, sekarang Suriah dan satunya ada di Wadi Hamam di Israel. Tapi kedua mozaik yang diketahui itu sangat tidak terawetkan dan terpisah-pisah. Magness mengatakan suasana mozaik kapal Nuh yang ditemukan tergolong tak biasa.

Peneliti menggali situs di Huqoq sejak 2012. Selama empat tahun ekskavasi, arkeolog telah menemukan beberapa mozaik yang menggambarkan kisah dalam Injil.

Kemudian belakangan penggalian menemukan mozaik pertama yang tak terkait Injil di tempat ibadah kuno Yahudi tersebut. Mozaik tak terkait Injil itu di antaranya yang menggambarkan pertemuan antara dua tokoh laki-laki penting yang diduga Alexander Agung dan Imam Besar Yahudi.

Selama ini mozaik yang ditemukan arkeolog ditemukan di bagian lorong timur tempat ibadah Yahudi tersebut. Peneliti tak yakin apakah mozaik itu berlanjut di bagian tengah tempat ibadah. Alih-alih, arkeolog malah menemukan dua mozaik kapa Nuh dan Laut Merah.

Selain mozaik, penggalian juga menemukan koin kuno berusia 2300 tahun.

Selanjutnya peneliti akan mengamankan mozaik itu dan akan menguruk kembali area yang diekskavasi. Jadwal penggalian selanjutnya akan dilakukan pada musim panas 2017.

(VIVA/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)

Terkait Berita: