SAN’A – Pertahanan Yaman memastikan bahwa Fahd bin Turki bin Abdulaziz Al-Saud tewas bersama 18 tentara Saudi dalam bentrokan dengan suku Hamedan dan menguasai pos militer terbesar di perbatasan.
Sumber tertentu melaporkan kepada situs Evening Press bahwa pos menara militer Saudi adalah salah satu pos militer paling penting di wilayah Najran dan memiliki pertahanan rudal serta peralatan militer canggih dan strategis yang terletak di wilayah Yaman serta Arab Saudi. Kendati memiliki penjagaan yang ketat, namun sekelompok orang bersenjata dari suku Yaman mampu menguasainya.
Dalam perkembangan terbaru, situs September Net milik Kementerian Pertahanan Yaman kemarin menyebutkan bahwa Mayor Jenderal di angkatan bersenjata Saudi, Fahd bin Turki bin Abdulaziz Al Saud, tewas malam kemarin saat melakukan inspeksi ke pos terdepan di perbatasan Saudi-Yaman, tepatnya di desa Magdah . Situs itu menambahkan Pangeran Fahd bin Turki tewas dalam bentrokan di mana Kementerian Pertahanan Saudi mengakui tiga perwiranya tewas dan lainnya luka-luka.
Sumber tersebut merilis bahwa sejumlah pangeran berkumpul di kediaman Turki bin Abdulaziz Al Saud, untuk berbelasungkawa dan bersimpati kepada keluarga Pangeran.
Perlu dicatat bahwa pejuang suku Yaman, Sabtu (11/4) menguasai pos militer pertama Saudi yang berbatasan dengan distrik Baqem di provinsi Saada. Para pejuang suku Takhya menyerbu lokasi menara militer Saudi di perbatasan dekat distrik Baqem setelah pembunuhan terhadap empat pemuda suku itu. Sore harinya para pejuang berhasil menguasai lokasi tersebut.,
Pada edisi kemarin, Koran al-Ula mengutip bahwa para pejuang mampu membunuh 18 tentara Saudi sedangkan sisanya melarikan diri ke dalam wilayah Saudi. Para pejuang Takhya telah merampas persenjataan dan kendaraan dari pos militer tersebut.
Sumber: http://www.masapress.net/
Disadur dari: http://www.salafynews.com/