Terkadang ketika kita mendengar kata nafsu pikiran kita mengarah bahwa
yang dimaksud dengan nafsu itu hanya nafsu birahi(syahwat) antara laki2
dan perempuan padahal jika kita teliti kembali sebenarnya nafsu itu
terbagi atas tiga bagian.
Bagian pertama yaitu nafsu seksual antara laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya. Bagian kedua nafsu makan yaitu nafsu atau keinginan kita yang berlebihan pada makanan, masalah kedua ini mengajak kita untuk selalu makan, walaupun terkadang perut kita sudah kenyang tetapi masih ada keinginan untuk makan.
Dan bagian yang ketiga adalah nafsu untuk berbicara, nafsu yang kitiga ini kebanyakan disandang oleh kaum hawa, karna merekalah yang biasanya melakukan pekerjaan seperti ngerumpi, qibah (membicarakan kejelekan orang lain) dan menyakiti hati orang lain serta masih banyak lagi pekerjaan yang di lakukan oleh mulut kita kaum hawa yang semua pekerjaan itu dapat mengarahkan kita pada perbuatan dosa.
Pernahkah kita berpikir kalau seandainya nafsu kita berlebihan apakah yang akan terjadi pada kita?. Dan disini saya ingin membahas satu persatu dari permasalah diatas:
Partama: Nafsu seksual (syahwat) antara laki-laki dan perempuan.Tujuan asli Allah swt menciptakan nafsu seksual (syahwat) pada makluknya baik itu manusia atau hewan adalah memperbanyak keturunan. Namun jika nafsu seksual itu tidak di kontrol oleh akal dan keluar dari batas-batas yang sudah di tentukan maka permasalahan ini sesuatu hal yang dapat menghancurkan manusia. Keinginan seksual ketika keluar dari batas-batas yang telah di tentukan atau telah condong pada perbuatan yang berlebihan atau kekurangan (ifrot dan tafrid), mengenai kedua hal ini secara ringkas akan kita bahas.
Berlabihan (ifrot) dalam masalah seksual:
Berlebihan (ifrot) dalam masalah seksual kadang bisa mengakibatakan hawa nafsu mengalahkan kemaslahatan agama, dan mengakibatkan seorang manusia melakukan hal-hal yang yang tidak diinginkan, dan sikap semacam itu adalah perwujudan dari perbuatan hewan, yang mendahulukan syahwatnya dari pada akalnya. Dalam keadaan semacam ini ada dua pilihan, akal kita hilang atau secara global akal itu berada dibawah kendali hawa nafsu. Padahal akal itu diciptakan untuk mengontrol dan memerintah bukan untuk menerima perintah dari hawa nafsu. Dan jika hawa nafsu telah melebihi batas, solusinya adalah rasa lapar, puasa dan pernikahan. Kehilangan (tafrid)dalam masalah seksual: Hilangnya keinginan dalam masalah seksual kemungkinan karna dua penyebab yang pertama adalah kerendahan diri yang berlebihan sehingga dia tidak bisa bergau l(komunikasi) dengan orang lain. Dan yang kedua adalah lemah dalam hubungan dengan lawan jenisnya. Jika orang sudah hilang atau lemah dalam nafsunya maka hal ini tidak berbeda dengan orang yang berlebihan (ifrot) sebab kedua-duanya sudah keluar dari batas-batas yang telah di tentukan. Dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang mengontrol atau menetapkan segala sesuatunya pada tempatnya dan tidak(ifrot dan taprid)
Kedua: Nafsu pada makanan (rakus) Pernahkah kita berpikir bahwa kalau kita makan melebihi batas apa yang akan terjadi pada diri kita? Terkadang perut yang kenyang bisa mengarahkan kita untuk melakukan perbuatan dosa seperti berlabihan dalam masalah seksual, Iri(hasad), ingin dilihat orang (riya), sombong (takabur) , benci, bermusuhan dan masih banyak hal yang lainnya.Sifat rakus menurut riwayat: Nabi muhammad (Saw)bersabda:“Seseorang yang perutnya selalu kenyang tidak akan sampai pada tingkat maknawi”[1]
Dan di lain tempat beliau bersabda: “Gagasan atau pendapat adalah sebagian dari ibadat dan sedikit makan adalah ibadah”[2]
Beliau juga bersabda: “Jangan kamu matikan hati-hatimu dengan banyak makan dan minum, karna sesungguhnya hati itu seperti ladang yang akan rusak jika kebanyakan air.[3]
Dan dalam riwayat yang lain beliau bersabda: “Sesungguhnya setan itu seperti darah yang mengalir dalam tubuh manusia, maka sempitkanlah jalan atau pelintasannya dengan haus dan lapar[4].
Imam Shadiq(as): ““Perut yang penuh karna kerakusan pada makanan akan mengakibatkan suatau kebanjiran,waktu yang paling tepat untuk mendekatkan diri pada Allah SWT adalah disaat perut kita dalam keadaan kosong, akan tetapi disaat perut kita penuh dan kenyang bisa mengakibatkan kita lupa pada Allah SWT”[5]
Dan dalam hadis yang lain beliau berkata: “Manusia tidak ada jalan lain kecuali dia terpaksa untuk makan agar bisa meneruskan kehidupanya,tetapi saat dia makan 1/3 dari perut untuk makanan, 1/3 lagi husus untuk minuman ,dan 1/3 yang lainya untuk bernafas dan janganlah seperti babi tidak ada pekerjaan lain kecuali makan sehingga badanya jadi gemuk[6]
Imam Bagir (as) barsabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dibenci oleh Allah SWT dari perut kekenyangan”
Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan, jika disaat kita makan sesuai dengan kebutuhan, contohnya adalah:
1. Pandangan menjadi tajam, Rasulallah (saw) bersabda :barang siapa menjaga perutnya agar selalu dalam keadaan lapar pikiranya akan tajam dan hatinya pun akan selalu cerah [7].
2. Kebanyakan makan akan menyebabkan hati kita keras,dan manusia keras hati tidak akan merasakan kelezatan berzikir,dan segala munajat yang dia panjatkan tidak akan berpengaruh,dengan demikian memperingan perut dari makanan akan menyebakan cerah hati dan memberikan kelapangan dada. Kalau seandainya hati telah cerah dan dada telah lapang akan megakibatkan manusia mudah terpengaruh segala muanajat yang dia panjatkan dan hatinya dipenuhi dengan cahaya sehingga merasakan kelezatan berzikir.
3. Faidah lain dari perut kosong dan lapar adalah kita bisa merasakan penderitan orang yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, selain itu kita akan selalu ingan akan azabjahanam dan penderitaan disana.Sedangkan seorang manusia yang perutnya selalu dalam keadaan kenyang,dia tidak akan mererasan penderitaan orang-orang yang kelaparan, dan dia akan lupa dengan pendiritaan orang-orang yang ada di sekitarnya..
4. Modal asli seorang manusia hidup di dunia ini adalah waktu dan umur, dengan syarat kedua modal tersebut dipakai dengan baik dan benar. Dalam pandangan Alquran bahwa sesungguhnya manusia itu tenggelam dalam kerugian hanya amal sholehlah yang bisa menyelamatkan dia dari ketenggelaman tersebut. Amal sholeh yang dilakukan dalam keadaan sadar lebih bermanfaat.Dan dengan sedikitnya tidur maka akan memperbanyak kesempatan bagi kita untuk beribadah dan berusaha.
5. Akar segala penyakit adalah banyak mengkonsumsi makanan. Rasulallah (saw) bersabda: “Perut adalah tempat segala penyakit dan menghindarinya adalah akar segala kesembuhan”.[8]
Oleh karena itu, salah satu manfaat sedikit makan adalah menjaga keselamatan, karena suatu penyakit, dapat mengakibatkan seorang manusia mengalami depresi dan tidak membiarkan ia memiliki kesempatan berpikir dan beribadah.Oleh karna itu tugas kita adalah sebisa mungkin menjaga perut kita agar tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan, sebab hal tersebut termasuk hawa nafsu yang tidak terpuji. Adapun mengenai nafsu bagian yang ketiga(nafsu berbicara) akan dibahas pada tulisan yang akan datang. Insya Allah.
[1] Tazkiratul maudhuat hal 151
[2] Mizan alhikmah jilid satu hal 89
[3] Bahirul anwar jilid 63 hal 331
[4] Bahirul anwar jilid 63 hal 332
[5] Wasoil al-syiah jilid 24 hal 239
[6] Wasoil al-syiah jilid 24 hal 240
[7] Majmak Al-bahrin jilid 1 hal 431
[8] Biharul anwar jilid 62 hal 123
Bagian pertama yaitu nafsu seksual antara laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya. Bagian kedua nafsu makan yaitu nafsu atau keinginan kita yang berlebihan pada makanan, masalah kedua ini mengajak kita untuk selalu makan, walaupun terkadang perut kita sudah kenyang tetapi masih ada keinginan untuk makan.
Dan bagian yang ketiga adalah nafsu untuk berbicara, nafsu yang kitiga ini kebanyakan disandang oleh kaum hawa, karna merekalah yang biasanya melakukan pekerjaan seperti ngerumpi, qibah (membicarakan kejelekan orang lain) dan menyakiti hati orang lain serta masih banyak lagi pekerjaan yang di lakukan oleh mulut kita kaum hawa yang semua pekerjaan itu dapat mengarahkan kita pada perbuatan dosa.
Pernahkah kita berpikir kalau seandainya nafsu kita berlebihan apakah yang akan terjadi pada kita?. Dan disini saya ingin membahas satu persatu dari permasalah diatas:
Partama: Nafsu seksual (syahwat) antara laki-laki dan perempuan.Tujuan asli Allah swt menciptakan nafsu seksual (syahwat) pada makluknya baik itu manusia atau hewan adalah memperbanyak keturunan. Namun jika nafsu seksual itu tidak di kontrol oleh akal dan keluar dari batas-batas yang sudah di tentukan maka permasalahan ini sesuatu hal yang dapat menghancurkan manusia. Keinginan seksual ketika keluar dari batas-batas yang telah di tentukan atau telah condong pada perbuatan yang berlebihan atau kekurangan (ifrot dan tafrid), mengenai kedua hal ini secara ringkas akan kita bahas.
Berlabihan (ifrot) dalam masalah seksual:
Berlebihan (ifrot) dalam masalah seksual kadang bisa mengakibatakan hawa nafsu mengalahkan kemaslahatan agama, dan mengakibatkan seorang manusia melakukan hal-hal yang yang tidak diinginkan, dan sikap semacam itu adalah perwujudan dari perbuatan hewan, yang mendahulukan syahwatnya dari pada akalnya. Dalam keadaan semacam ini ada dua pilihan, akal kita hilang atau secara global akal itu berada dibawah kendali hawa nafsu. Padahal akal itu diciptakan untuk mengontrol dan memerintah bukan untuk menerima perintah dari hawa nafsu. Dan jika hawa nafsu telah melebihi batas, solusinya adalah rasa lapar, puasa dan pernikahan. Kehilangan (tafrid)dalam masalah seksual: Hilangnya keinginan dalam masalah seksual kemungkinan karna dua penyebab yang pertama adalah kerendahan diri yang berlebihan sehingga dia tidak bisa bergau l(komunikasi) dengan orang lain. Dan yang kedua adalah lemah dalam hubungan dengan lawan jenisnya. Jika orang sudah hilang atau lemah dalam nafsunya maka hal ini tidak berbeda dengan orang yang berlebihan (ifrot) sebab kedua-duanya sudah keluar dari batas-batas yang telah di tentukan. Dan sebaik-baiknya manusia adalah orang yang mengontrol atau menetapkan segala sesuatunya pada tempatnya dan tidak(ifrot dan taprid)
Kedua: Nafsu pada makanan (rakus) Pernahkah kita berpikir bahwa kalau kita makan melebihi batas apa yang akan terjadi pada diri kita? Terkadang perut yang kenyang bisa mengarahkan kita untuk melakukan perbuatan dosa seperti berlabihan dalam masalah seksual, Iri(hasad), ingin dilihat orang (riya), sombong (takabur) , benci, bermusuhan dan masih banyak hal yang lainnya.Sifat rakus menurut riwayat: Nabi muhammad (Saw)bersabda:“Seseorang yang perutnya selalu kenyang tidak akan sampai pada tingkat maknawi”[1]
Dan di lain tempat beliau bersabda: “Gagasan atau pendapat adalah sebagian dari ibadat dan sedikit makan adalah ibadah”[2]
Beliau juga bersabda: “Jangan kamu matikan hati-hatimu dengan banyak makan dan minum, karna sesungguhnya hati itu seperti ladang yang akan rusak jika kebanyakan air.[3]
Dan dalam riwayat yang lain beliau bersabda: “Sesungguhnya setan itu seperti darah yang mengalir dalam tubuh manusia, maka sempitkanlah jalan atau pelintasannya dengan haus dan lapar[4].
Imam Shadiq(as): ““Perut yang penuh karna kerakusan pada makanan akan mengakibatkan suatau kebanjiran,waktu yang paling tepat untuk mendekatkan diri pada Allah SWT adalah disaat perut kita dalam keadaan kosong, akan tetapi disaat perut kita penuh dan kenyang bisa mengakibatkan kita lupa pada Allah SWT”[5]
Dan dalam hadis yang lain beliau berkata: “Manusia tidak ada jalan lain kecuali dia terpaksa untuk makan agar bisa meneruskan kehidupanya,tetapi saat dia makan 1/3 dari perut untuk makanan, 1/3 lagi husus untuk minuman ,dan 1/3 yang lainya untuk bernafas dan janganlah seperti babi tidak ada pekerjaan lain kecuali makan sehingga badanya jadi gemuk[6]
Imam Bagir (as) barsabda: “Tidak ada sesuatu yang lebih dibenci oleh Allah SWT dari perut kekenyangan”
Ada beberapa manfaat yang akan kita dapatkan, jika disaat kita makan sesuai dengan kebutuhan, contohnya adalah:
1. Pandangan menjadi tajam, Rasulallah (saw) bersabda :barang siapa menjaga perutnya agar selalu dalam keadaan lapar pikiranya akan tajam dan hatinya pun akan selalu cerah [7].
2. Kebanyakan makan akan menyebabkan hati kita keras,dan manusia keras hati tidak akan merasakan kelezatan berzikir,dan segala munajat yang dia panjatkan tidak akan berpengaruh,dengan demikian memperingan perut dari makanan akan menyebakan cerah hati dan memberikan kelapangan dada. Kalau seandainya hati telah cerah dan dada telah lapang akan megakibatkan manusia mudah terpengaruh segala muanajat yang dia panjatkan dan hatinya dipenuhi dengan cahaya sehingga merasakan kelezatan berzikir.
3. Faidah lain dari perut kosong dan lapar adalah kita bisa merasakan penderitan orang yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, selain itu kita akan selalu ingan akan azabjahanam dan penderitaan disana.Sedangkan seorang manusia yang perutnya selalu dalam keadaan kenyang,dia tidak akan mererasan penderitaan orang-orang yang kelaparan, dan dia akan lupa dengan pendiritaan orang-orang yang ada di sekitarnya..
4. Modal asli seorang manusia hidup di dunia ini adalah waktu dan umur, dengan syarat kedua modal tersebut dipakai dengan baik dan benar. Dalam pandangan Alquran bahwa sesungguhnya manusia itu tenggelam dalam kerugian hanya amal sholehlah yang bisa menyelamatkan dia dari ketenggelaman tersebut. Amal sholeh yang dilakukan dalam keadaan sadar lebih bermanfaat.Dan dengan sedikitnya tidur maka akan memperbanyak kesempatan bagi kita untuk beribadah dan berusaha.
5. Akar segala penyakit adalah banyak mengkonsumsi makanan. Rasulallah (saw) bersabda: “Perut adalah tempat segala penyakit dan menghindarinya adalah akar segala kesembuhan”.[8]
Oleh karena itu, salah satu manfaat sedikit makan adalah menjaga keselamatan, karena suatu penyakit, dapat mengakibatkan seorang manusia mengalami depresi dan tidak membiarkan ia memiliki kesempatan berpikir dan beribadah.Oleh karna itu tugas kita adalah sebisa mungkin menjaga perut kita agar tidak mengkonsumsi makanan secara berlebihan, sebab hal tersebut termasuk hawa nafsu yang tidak terpuji. Adapun mengenai nafsu bagian yang ketiga(nafsu berbicara) akan dibahas pada tulisan yang akan datang. Insya Allah.
[1] Tazkiratul maudhuat hal 151
[2] Mizan alhikmah jilid satu hal 89
[3] Bahirul anwar jilid 63 hal 331
[4] Bahirul anwar jilid 63 hal 332
[5] Wasoil al-syiah jilid 24 hal 239
[6] Wasoil al-syiah jilid 24 hal 240
[7] Majmak Al-bahrin jilid 1 hal 431
[8] Biharul anwar jilid 62 hal 123