Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Namrud bin Kan’aan. Show all posts
Showing posts with label Namrud bin Kan’aan. Show all posts

Biografi Nabi Ibrahim


Nabi Ibrahim hidup sekitar 1997-1822 SM, bersama anaknya, Ismail terkenal sebagai pembangun ka’bah. Ia diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1900 SM untuk kaum Kal’an di Kaldaniyyun Ur, kini Negara Iraq. Ibrahim Salah Satu Nabi dan Rasul Alloh yang mendapat keistimewaan Alloh selain nabi Muhammad saw, nabi Isa dan nabi Musa.

Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar bin Tahur bin Saruj bin Rau’ bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S. Ia dilahirkan di “Faddam A’ram” dalam kerajaan “Babylon” . Kerajaan Babylon saat itu kerajaan yang makmur, sejahtera. Namun dalam kehidupan beragama mereka berada di tingkat jahiliyah. tidak mengenal Tuhan, dan menyembah patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu. Babylon diperintah Raja Namrud bin Kan’aan yang menjalankan pemerintaan dengan tangan besi dan seorang diktaktor. Kekuasaan, kemewahan,kekayaan yang besar ternyata membuatnya semakin tidak puas dengan apa yang diperolehnya. Ia kemudian menasbihkan diri menjadi Tuhan yang harus disembah rakyatnya. Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahirlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjual patung-patung buatannya, namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung -patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata:” Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? “
Sebelum memerangi kekafiran, Nabi Ibrahim lebih dulu mempertebal iman dan keyakinannya, menguatkan hatinya serta membersihkan keraguan dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati. Allah mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain. Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuhnya. Dengan izin Allah datanglah kempat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya. Tercapailah apa yang diinginkan Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan keraguan di dalam iman dan keyakinannya.

Setelah mantap iman, tauhid serta kayakinan tentang keesaan Alloh, Nabi Ibrahim kemudian mulai berdakwah di awali dari kelaurganya. Dengan sikap yang sopan dan tetap menunjukkan rasa hormat kpada orang tuanya, ia menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahwa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya dan meminta orang tuanya untuk tidak menyembah patung. Ayahnya kemudian murka.

Karena Ibrahim telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar. Nabi Ibrahim justru diusir dari rumahnya.

Namun Ibrahim menerima amarah ayahnya dengan sikap tenang. Ibrahim justru berdoa untuk ” Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu.” Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur.

Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak mempengaruhi ketetapan hatinya untuk terus memberi penerangan kepada kaumnya. Dalam setiap kesempatan Ia selalu mengajak kaumnya berdialog tentang kepercayaan yang mereka anut dan ajaran yang ia bawa, namun Ia tetap tidak berdaya menyadarkan umatnya.

Nabi Ibrahim kemudian ingin membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Ketika kota sudah sunyi, dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya Ibrahim menghancurkan semua patung-patung yang ada kecuali Patung yang paling besar. Pada leher patung tersebut dikalungkan sebuah kapak.

Melihat semua patung hancur, penduduk Babylon terperanjat dan menuduh Ibrahim yang menghancurkan patung-patung tersebut. Ibrahim kemudian ditangkap serta di adili secara terbuka disaksikan seluruh rakyat. Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka.

Ibrahim kemudian ditanya oleh seorang hakim. “Apakah engkau yang menghancurkan tuhan-tuhan kami?” Nabi Ibrahim menjawab: “Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. coba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya.”Para hakim terdiam sejenak, melihat yang satu kepada yang lain, berbisik-bisik, Kemudian hakim berjata:” Engkau kan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?” Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:” Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan?
Dari sidang tersebut Ibrahim kemudian di hukum dengan dibakar hidup-hidup. Maka seluruh rakyat berduyun-duyun mengumpulkan kayu bakar. Ibrahim kemudian di bakar dalam kobaran api yang sangat besar dalam keadaan terbelenggu. Namun dengan kekuasaan Alloh Ibrahim tetap hidup dan tidak sedikitpun kulitnya yang lecet terbakar. Semua orang tercenggang dalam rasa heran. Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata kebenaran ajarannya dan membuka mata hati banyak orang untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya sehingga banyak masyarakat yang menjadi pengikut Nabi Ibrahim.

Terkait Berita: