Oleh: Ahirah Aisyah
(*) Ath Thabari meriwayatkan bahwa Muawiyah dalam sakitnya mengalami naffâtsât! Semua itu adalah akibat dosa dan kejahatanya dalam membangkang dan memberontak kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib dan kemudian mrampas kekhalifahan dan memaksakan kekuasaannya atas umat Islam dengan tangan besi!
Sakitnya yang ganas tersebut juga akibat dari dosa-dosanya membunuh para sahabat seperti Hujur bin Adiy dan kawan-kawan!
Muawiyah seakan atau boleh jadi menyaksikan ruh-ruh suci dan bayang-bayang mereka mengejar-ngejarnya!
Ia seakan melihat sesuatu yang menakutkannya. Ia menjerit-jerit
ketakutan! Ia mengomel-ngomel dengan kata-kata yang tidak dipahami!
Meminta-minta minum,setelah diberinya minum berkali-kali namun ia pun
tak terpuaskan dahaganya!
Sampai-sampai ia tak sadarkan diri, terkadang sehari dan terkadang dua hari baru siuman! Setelah siuman ia pun menjerit-jerit:
“Apa urusanku denganmu, hai Hujur bin ‘Adiy! Apa urusanku denganmu, hai ‘Amr bin Hamq! Apa urusanku denganmu, hai putra Abu Thalib!”
[Ath Thabari, Târîkh, Jilid 4, Hlm 241]
(*) Ibnu Katsir –yang sangat dikenal membela Muawiyah dan bani Umayyah, musuh- musuh Khalifah Ali dengan berbagai cara dan dengan seribu satu alasan palsu- telah melaporkan dalam kitab al Bidâyah wa an Nihâyah –nya [Jilid 8, Hlm 52, Cet.Dâr al Hadîts- Cairo] bahwa Ibnu Jarir ath Thabari [Jilid 4, Hlm 191] meriwayatkan:
“Menjelang matinya, Muawiyah mengalami “yugharghir,” mengeluarkan suara dari kerongkongannya seakan suara binatang yang sedang disembelih sambil berkata: ‘Sesungguhnya hariku darimu sangat panjang, hai Hujur bin Adiy!’ Ia ulanginya tiga kali!”
(*) Dalam kitab al Futûh, Ibnu al Atsum meriwayatkan bahwa menjelang matinya Muawiyah menangis karena apa yang ia alami. Dalam sakitnya itu ia menyaksikan banyak hal yang tidak menggembirakannya! Sampai-sampai ia mengoceh seperti ocehan seorang yang sedang sekarat.
Ia berkata: “Beri aku minum! Beri aku minum!”
Ia pun minum banyak air tapi tidak terpuaskan rasa hausnya!
Bahkan terkadang ia tak sadarkan diri seharian dan terkadang dua hari.
Ketika ia siuman dari sekaratnya itu ia menjerit-jerit: “Apa urusanku denganmu, hai Hujur bin ‘Adiy! Apa urusanku denganmu, hai ‘Amr bin Hamq! Apa urusanku denganmu hai, putra Abu Thalib!! .
[Ibnu al Atsîr, al Kâmil, Jilid 3, Hlm 338]
(*) Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Yazid mati pada tahun 64H ketika berumur 38 tahun. "Telah dikatakan bahwa Yazid bin Muawiyah mabuk semalaman. Ia bangun menari-nari dan kemudian jatuh rebah, kepalanya menujam ke bawah. Otaknya pecah terburai, lalu mati."
[Ibnu Hibban, as-Tsiqāt, Jilid 2, Hlm 314]
(*) Thanks khusus buat Zainal Abidin Salleh
Sampai-sampai ia tak sadarkan diri, terkadang sehari dan terkadang dua hari baru siuman! Setelah siuman ia pun menjerit-jerit:
“Apa urusanku denganmu, hai Hujur bin ‘Adiy! Apa urusanku denganmu, hai ‘Amr bin Hamq! Apa urusanku denganmu, hai putra Abu Thalib!”
[Ath Thabari, Târîkh, Jilid 4, Hlm 241]
(*) Ibnu Katsir –yang sangat dikenal membela Muawiyah dan bani Umayyah, musuh- musuh Khalifah Ali dengan berbagai cara dan dengan seribu satu alasan palsu- telah melaporkan dalam kitab al Bidâyah wa an Nihâyah –nya [Jilid 8, Hlm 52, Cet.Dâr al Hadîts- Cairo] bahwa Ibnu Jarir ath Thabari [Jilid 4, Hlm 191] meriwayatkan:
“Menjelang matinya, Muawiyah mengalami “yugharghir,” mengeluarkan suara dari kerongkongannya seakan suara binatang yang sedang disembelih sambil berkata: ‘Sesungguhnya hariku darimu sangat panjang, hai Hujur bin Adiy!’ Ia ulanginya tiga kali!”
(*) Dalam kitab al Futûh, Ibnu al Atsum meriwayatkan bahwa menjelang matinya Muawiyah menangis karena apa yang ia alami. Dalam sakitnya itu ia menyaksikan banyak hal yang tidak menggembirakannya! Sampai-sampai ia mengoceh seperti ocehan seorang yang sedang sekarat.
Ia berkata: “Beri aku minum! Beri aku minum!”
Ia pun minum banyak air tapi tidak terpuaskan rasa hausnya!
Bahkan terkadang ia tak sadarkan diri seharian dan terkadang dua hari.
Ketika ia siuman dari sekaratnya itu ia menjerit-jerit: “Apa urusanku denganmu, hai Hujur bin ‘Adiy! Apa urusanku denganmu, hai ‘Amr bin Hamq! Apa urusanku denganmu hai, putra Abu Thalib!! .
[Ibnu al Atsîr, al Kâmil, Jilid 3, Hlm 338]
(*) Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Yazid mati pada tahun 64H ketika berumur 38 tahun. "Telah dikatakan bahwa Yazid bin Muawiyah mabuk semalaman. Ia bangun menari-nari dan kemudian jatuh rebah, kepalanya menujam ke bawah. Otaknya pecah terburai, lalu mati."
[Ibnu Hibban, as-Tsiqāt, Jilid 2, Hlm 314]
(*) Thanks khusus buat Zainal Abidin Salleh
Post a Comment
mohon gunakan email