Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Ibnu Hibban. Show all posts
Showing posts with label Ibnu Hibban. Show all posts

Allah SWT Selalu Menuruti Kehendak Sayyidina Umar… Penguasa bani Umayyah dan bani Abbas tak henti-henti berusaha ngotot menampilkan Sayyidina Umar sebagai sosok pribadi agung yang selalu disanjung Allah SWT


Allah SWT Selalu Menuruti Kehendak Sayyidina Umar.

Penguasa bani Umayyah dan bani Abbas tak henti-henti berusaha ngotot menampilkan Sayyidina Umar sebagai sosok pribadi agung yang selalu disanjung Allah SWT….dan diserahi tugas mengontrol, mengarahkan dan  menegur bahkan memerintah dan melarang Nabi pilihan-Nya Muhammad saw. setiap kali beliau melanggar atau menyebrang dari jalan Allah!

Setiap kali Nabi mulia saw. menyalahi Sayyidina Umar dan tidak menuruti kehendaknya, Allah segera mengutus Jibril membawa ayat teguran pedas bahkan tidak jarang juga disertai ancaman keras akan menyiksa beliau saw.

Kisah-kisah konyol pengagungan Sayyidina Umar yang disertai penghinaan kepada Nabi mulia saw. itu disebut oleh ulama Ahlusunnah dengan istilah muwafaqâtu Umar/kesesuaian Umar dengan Allah atau keserasian kehendak Allah dengan apa yang dimaukan Umar!

Para ulama Ahlusunnah begitu antusis membangun keyakinan dan juga hukum atas nama Islam dengan mendasarkannya kepada riwayat-riwayat muwafaqâtu Umar kendati riwayat-riwayat tentangnya adalah palsu –seperti telah dibuktikan para ulama dan juga sangat menghina Nabi saw. dan sangat membahayakan keyakinan akan kesucian Al Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan atas Nabi pilihan-Nya…. Namun kecintaan mereka kepada Sayiidina Umar telah membutakan mata hati dan menulikan telinga serta mematikan sikap sensitifitas mereka demi membela kehormatan Nabi mulia Muhammad saw.

Dalam kesemptan ini, saya tidak akan menyibutkkan Anda dengan meneliti riwayat-riwayat muwafaqâtu Umar yang konyol itu… tetapi saya ajak Anda menyaksikan bagaimana para ulama Ahlusunnah itu sedemikian rupa menyanjung Sayyidina Umar sehingga apapun yang ia lakukan selalu dilegalkan dan didukung serta disembadani Allah SWT… apa yang menjadi kegemaran Sayyidina Umar, Allah pasti segera menurunkan Jibril-Nya untuk membawakan ayat Al Qur’an melegalkan yang yang menajdi kegemaran Sayyidina Umar… tidak terkecuali kegemarannya dalam melampiasakan syahwat birahinya di ranjang dengan istri terkasihnya… Allah segera menurunkan ayat A Qur’an untuk memberkahi gaya sek Sayyidina Umar yang kata ulama Ahlusunnah, semua gerak-gerikn dan tutur katanya menjadi cerminan kehendal Allah dan Allah selalu mengawalnya dengan dua malaikat yang membimibingnya kepada kebeikan dan kebenaran sejati…

Umar Gemar Mendatangi Istrinya dari Belakang Dan Allah pun Segera Mendukungnya!
Sampai-sampai untuk gaya sek dan senggama kegemaran Sayyidina Umar pun terpaksa Allah segera menurunkan ayat suci Al Qur’an-Nya untuk menurutinya… Allah tidak ingin mengecewakan Sayyidina Umar!

Jalaluddin as Suyuthi meriwayatkan dari Imam Ahmad, Abdu ibn Humaid, at Turmduzi dan ia menilainya sebagai hadis hasan, an Nasa’i, Abu Ya’la, Ibnu Jarir ath Thabari, Ibnu al Mundzir, Ibnu Abi Hâtim, Ibnu Hibbân, ath Thabarani, dan al Kharâithi dalam kitab Masâwi’ul Akhlâq, al Baihaqi dalam Sunan-nya dan adh Dhiyâ’ al Maqdisi dalam al Mukhtârah-nya dari sahabat Ibnu Abbas ra. ia berkata, “Umar datang menemui Rasulullah saw. dan berkata, ’Wahai Rasulullah, aku telah celaka.’ Apa yang menyebabkamu celaka? Tanya Nabi saw. Umar menjawab, ‘Aku balik tungganganku[1] tadi malam (maksudnya aku datangi ia dari belakang).

Nabi terdiam tidak memjawabnya. Maka segera Allah mewahyukan kepada rasul-Nya ayat:

ِنِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَ قَدِّمُواْ لِأَنْفُسِكُمْ وَ اتَّقُوا اللهَ وَ اعْلَمُوْا أَنَّكُمْ مُّلاَقُوْهُ وَ بَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Istri-istrimu adalah ladang (benih) kalian. Maka, datangilah ladang kalian itu kapan pun dan di mana pun kalian kehendaki, dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk diri kalian. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kalian kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman.(QS. Al Baqarah;223).

Nabi saw. bersabda, “Datangi istrimu dari depan atau dari belakang tetapi hindarinya lubang dubur dan di saat ia dating bulan.”[2]

Tentunya setelah itu Sayyidina Umar menjadi legah dan tidak lagi gelisah serta dihantui rasa takut melakukannya lagi sebab ternyata Allah pun segera melegalkan apa yang menjagi kegemaran beliau ra.
Demikianlah Anda saksikan bagaimana Allah segera menurunkan ayat yang melegalkan kegemaran sayyidina Umar dan mengusir kegelisahannya… dan karena beliau adalah seorang dari Khulafa’ Rasyidin yang wajib diikuti dan yang sunnahnya disejajarkan dengan sunnah Nabi mulia saw., maka adalah sunnah juga beriqtidâ’/meneladani Sayyidina Umar dalam segala urusan termasuk yang satu ini…. sebagai bukti kesetiaan kepada beliau ra.


Referensi:
[1] Kata al Mubarakfûri, Sayyidina Umar memilih kata tersebut sebagai kata pinjam untuk menunjuk istrinya. Maksudnya Umar ia mendatangi istrinya dari belakang walaupun ia memasukkannya di qubul. Pemaknaan itu baik, walaupun terus terang tidak ada bukti dari teks itu sendiri… sebab teksnya mengatakan bahwa sayyidina Umar membalik tunggangannya, tidak ada sebutan bahwa ia berhubungan badan dengan mendatangi istrinya di lubang depan… Lagi pula jika ia ia yang lakukan, mestinya ia tidak perlu khawatir dan takut celaka… sebab ia sah-sah saja. Allah A’lam. Namun yang pasti apa yang dilakukan sayyidina Umar ini telah membawa keberkahan dengan diturunkannya ayat yang menjelaskan hukum  masalah ini…. Dan kita pun mengerti bepata besar perhatian Allah sehingga apa yang menjadi kegemaram Sayyidina Umar segera dilegalkan secara syar’i.
[2] Tafsir ad Durr al Mantsûr,1/469. Baca juga keterangan al Mubarakfûri dalam Tuhfah al Ahwadzi, syarah at Turmudzi,8/323-324, pada hadis dengan nomer 4064.

MENJELANG MATINYA MUAWIYAH MENJADI GILA


Oleh: Ahirah Aisyah

(*) Ath Thabari meriwayatkan bahwa Muawiyah dalam sakitnya mengalami naffâtsât! Semua itu adalah akibat dosa dan kejahatanya dalam membangkang dan memberontak kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib dan kemudian mrampas kekhalifahan dan memaksakan kekuasaannya atas umat Islam dengan tangan besi!
Sakitnya yang ganas tersebut juga akibat dari dosa-dosanya membunuh para sahabat seperti Hujur bin Adiy dan kawan-kawan!

Muawiyah seakan atau boleh jadi menyaksikan ruh-ruh suci dan bayang-bayang mereka mengejar-ngejarnya!

Ia seakan melihat sesuatu yang menakutkannya. Ia menjerit-jerit ketakutan! Ia mengomel-ngomel dengan kata-kata yang tidak dipahami! Meminta-minta minum,setelah diberinya minum berkali-kali namun ia pun tak terpuaskan dahaganya!

Sampai-sampai ia tak sadarkan diri, terkadang sehari dan terkadang dua hari baru siuman! Setelah siuman ia pun menjerit-jerit:
“Apa urusanku denganmu, hai Hujur bin ‘Adiy! Apa urusanku denganmu, hai ‘Amr bin Hamq! Apa urusanku denganmu, hai putra Abu Thalib!”
[Ath Thabari, Târîkh, Jilid 4, Hlm 241]

(*) Ibnu Katsir –yang sangat dikenal membela Muawiyah dan bani Umayyah, musuh- musuh Khalifah Ali dengan berbagai cara dan dengan seribu satu alasan palsu- telah melaporkan dalam kitab al Bidâyah wa an Nihâyah –nya [Jilid 8, Hlm 52, Cet.Dâr al Hadîts- Cairo] bahwa Ibnu Jarir ath Thabari [Jilid 4, Hlm 191] meriwayatkan:
“Menjelang matinya, Muawiyah mengalami “yugharghir,” mengeluarkan suara dari kerongkongannya seakan suara binatang yang sedang disembelih sambil berkata: ‘Sesungguhnya hariku darimu sangat panjang, hai Hujur bin Adiy!’ Ia ulanginya tiga kali!”

(*) Dalam kitab al Futûh, Ibnu al Atsum meriwayatkan bahwa menjelang matinya Muawiyah menangis karena apa yang ia alami. Dalam sakitnya itu ia menyaksikan banyak hal yang tidak menggembirakannya! Sampai-sampai ia mengoceh seperti ocehan seorang yang sedang sekarat.

Ia berkata: “Beri aku minum! Beri aku minum!”
Ia pun minum banyak air tapi tidak terpuaskan rasa hausnya!
Bahkan terkadang ia tak sadarkan diri seharian dan terkadang dua hari.

Ketika ia siuman dari sekaratnya itu ia menjerit-jerit: “Apa urusanku denganmu, hai Hujur bin ‘Adiy! Apa urusanku denganmu, hai ‘Amr bin Hamq! Apa urusanku denganmu hai, putra Abu Thalib!! .
[Ibnu al Atsîr, al Kâmil, Jilid 3, Hlm 338]

(*) Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa Yazid mati pada tahun 64H ketika berumur 38 tahun. "Telah dikatakan bahwa Yazid bin Muawiyah mabuk semalaman. Ia bangun menari-nari dan kemudian jatuh rebah, kepalanya menujam ke bawah. Otaknya pecah terburai, lalu mati."
[Ibnu Hibban, as-Tsiqāt, Jilid 2, Hlm 314]

(*) Thanks khusus buat Zainal Abidin Salleh

Terkait Berita: