Khalifa Ali (Karramallahu wajhahu) di Mata Ibnu Taimiyah
Seperti telah diketahui bersama ucapan Ibnu Hajar tentang sikap para ulama terhadap Ibnu Taimyah, bahwa di antara mereka ada yang memvonisnya sebagai munafiq karena berbagai stitmennya yang miring dan menghina Imam Ali (karramallahu wajhahu)… kata-kata keji dan tuduhan palsu tidak sungkan-sungkan ia alamatkan kepada Sayyidina Ali ra.
Di bawah ini perhatikaan komentar-komentar sumbang Ibnu Taimiyah tentang Sayyidina Ali ra.
Ali ra. Berparang Bukan Demi Menegakkan Kalimatullah, Tapi Demi Kekuasaan dan Menguasai Harta!
Semua mengatahui bahwa Imam Ali ra. Adalah seorang sahabat mulia dan menantu kesayangan Nabi saw…. jasa-jasanya terhadap Islam tak terhitung…. Ketaqwaanya bukan hal yang perlu diperdebatkan…. Ketulusannya demi kebaikan umat Islam tidak ada yang menyangsikannya…
Ketika para sahabat memilihnya sebagai khalifah setelah kematian Khalifah Utsman ibn Affân, pemberontakan mulai dikobarkan oleh sebagian rakyanya yang dipimpin oleh sebagian sahabat… Mu’awiyah ibn Abi Sufyan membangkang dan menolak mengakui kekhalifaan Sayyidina Ali ra. yang telah dipilih oleh mayoritas kaum Muhajirin dan Anshar, kecuali beberapa gelintir orang saja! Semua dengan alasan menuntut balas kematian Utsman Setelahnya, kaum Khawarij juga memberontak.
Tiga peperangan besar yang dikobarkan oleh para pemberontak atas Khalifah yang sah! Mereka yang menyulut api peperangan, bukan Sayyidina Ali ra.
Hukum memerangi Khalifah yang sah sudah jelas dalam Islam, ditambah lagi dengan hadis-hadis shahih dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda bahwa“memerangi Ali adalah sama dengan memerangi aku!” “Ali bersama kebenaran dan kebenaran bersama Ali” “Ali bersama Al Qur’an dan Al Qur’an bersama Ali” dan ucapan Ali ra. bahwa Nabi saw. telah memerintahnya untuk memerangi tiga golongan yaitu Nâkitsîn (yang melepas ikatan baiat), Qâsithîn (yang membangkang) dan Mâriqîn (yang melesit keluar agama)!
Dan apa yang dilakukan Imam Ali ra. adalah sesuai dengan aturan Islam dan tuntunan Nabi Muhammad saw. Para pemberontaklah yang harus dipersalahkan dalam sikap memberontak!!
Tetapi, buat Ibnu Taimiyah, peperangan yang disulut musuh-muusuh Ali ra. Justeru menjadi kesempatan yang tidak boleh dilewatkan begitu saja tanpa menghina dan menuduh Imam Ali ra. dengan tuduhan keji dan membuat bulu roma kita berdiri dari kebejatan ucapan dan analisa serta vonis kemunafikan yang ia lontarkan dengan tanpa tanggung jawab….
Dalam menilai peperangan Imam Ali ra., Ibnu Taimiyah bertaka:
kemudian dalam kesempatan lain ia lebih meningkatkan tensi kecamannya atas Imam Ali ra. Yang menghalalkan darah-darah kaum Muslimin dengan tanpa izin Allah dan Rasul-Nya! Membunuh mereka hanya demi kekuasaannya semata! Walaupun seperti kebiasaannya, ia meminjam mulut kaum Nawâshib untuk menghujat Ali dan Syi’ahnya!وَعليٌ قاتَلَ لِيُطاعَ و يَتَصَرّفُ في النفوسِ و الأموال، فكيف يُجعَلُ هذا قتالاً غلى الدينِ؟!
“Ali berperang agar ia dita’ati dan berbuat sekehendaknya terhadap jiwa-jiwa dan harta-harta, lalu bagaimana peperangan seperti itu dijadikan peperangan demi agama?!” (Minhâj as Sunnah,8/329).
Ibnu Taimiyah begitu menikmati ketika menyajikan kecaman kaum Nawâshib, dan terkadang kecaman itu ia yang meramunya hanya saja ia nisbatkan kepada mereka!
Di sini Ibnu Taimiyah berkata,
“Jika kaum Nawâshib berkata kepada kaum Rafidhah: Ali telah menghalalkan darah-darah kaum Muslimin dengan tanpa perintah Allah dan Rasul-Nya hanya demi kekuasaan, sementara Nabi saw. telah bersabda:.
“mencaci maki seorang Muslim adalah kefasikan dan memeranginya adalah kekafiran.” Dan “jangan kalian kembali kafir sepeninggalku, sebagian dari kalian membunuh sebagian yang lain.” Maka Ali adalah kafir karena sebab itu! Maka hujjah kalian (Rafidhah) tidak lebih kuat dari hujjah kau Nawâshib…. “ (Minhâj as Sunnah,4/499-500)
Ibnu Taimiyah juga membebankan ke pundak Imam Ali ra. Tangung jawab kerusakan dan korban yang banyak dari kalangan umat Islam dalam peparangan tersebut!
Ia berkata:
“Sesungguhnya Ali berperang demi wilayah/kekuasaan, dan karenanya banyak jiwa mati terbunuh. Pada masa kekuasaannya tidak pernah terjadi peperangan melawan kaum kafir tidak juga menaklukkan negeri-negeri mereka! Dan kaum Muslimin tidak semakin membaik… “ (Minhâj as Sunnah,6/191)Peperangan Imam Ali ra. menurut Ibnu Taimiyah Hanya menambah perpecahan di tengah-tengah ummat Islam! (Minhâj as Sunnah,7/243).
Semua yang salah hanya Ali ra…. Para pemberontak tidak patut dipersalahkan dan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang terjadi dan dampak-dampaknya!!
Demikianlah Ibnu Taimiya menilai Imam Ali ra.!!
Lalu salahkan para ulama Ahlusunnah yang menvonisnya sebagai gembong kaum Munafik?!
Apa yang saya sajikan di atas baru setetes dari kejahatan mulut si anak taimiyah itu. Pada edisi berikutnya, Anda akan menyaksikan lebih banyak lagi!
Jadi janganlah Anda heran jika kaum Wahhabiyah, Nawâshib Modern; para pengikut dan pemuja kesesatan akidah Ibnu Taimiyah sekarang juga menghembuskan nafas beracun dan memuntahkan luapan kebencian mereka kepada Imam Ali dan keturunan beliau!
Sebab seperti disabdakan Nabi mulia: Tiada mencintai Ali melainkan orang mukmin dan tiada membencinya melaikan orang munafik!! Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahihnya:
وَ الذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ و بَرَأَ النَّسَمَةَ إنَّهُ لَعَهْدُ النَّبِيِّ الأُمِّيْ أَنَّهُ : لاَ يُحِبُّنِيْ إلاَّ مُؤْمِنٌ ولاَ يُبْغِضُنِيْ إلا مُنافِقُ.
“Demi Dzat Yang membelah biji-bijian dan menciptakan makhluk bernyawa, ini adalah ketetapan Nabi yang Ummi kepadaku bahwa tiada mencintaiku kecuali mukmin dan tiada membenciku kecuali munafik.”(Diriwayatkan Oleh Imam Muslim, Hadis senada juga diriwayatkan Imam Ahmad, An Nasa’i, At Turmudzi, Ibnu Majah Dll).
Post a Comment
mohon gunakan email