Gadis Yazidi. ©2014 Merdeka.com
Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kekerasan Seksual dan
Konflik di Suriah Zainab Bangura mengatakan, kelompok militan Negra
Islam Irak dan Suriah (ISIS) menangkap gadis-gadis perawan cantik di
desa-desa untuk dijual ke penawar tertinggi di pasar budak di Kota
Raqqa, Suriah.
Setelah menyerang suatu desa, anggota ISIS kemudian menelanjangi para gadis cantik untuk dites keperawanan dan dinilai tubuhnya lalu mengirim mereka ke pelelangan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/5).
Bangura mendapat informasi itu dari pengakuan para gadis etnis Yazidi di Irak, Suriah, Turki, Libanon, dan Yordania.
Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch (HRW) melaporkan, ISIS melancarkan kejahatan seksual sistematis terhadap kaum perempuan Yazidi pada Agustus tahun lalu setelah menculik 200 gadis mereka dari sebelah utara Irak.
Gadis-gadis cantik itu pertama ditawarkan ke para pemimpin kelompok ISIS lalu kepada para pembantunya baru kemudian ke anggota biasa.
Para pembeli biasanya membawa tiga atau empat gadis dan menahan mereka selama beberapa bulan hingga mereka bosan lalu menjualnya lagi.
"Kami mendengar cerita seorang gadis yang sudah dijual sebanyak 22 kali. Seorang pemimpin ISIS menulis nama dia di tangan gadis itu untuk menunjukkan dia adalah miliknya," kata Bangura.
ISIS juga melarang para gadis itu memakai baju bercadar karena mereka kerap memakai kain cadar itu sebagai alat untuk gantung diri.
Bangura juga menceritakan tentang seorang gadis yang dibakar hidup-hidup karena menolak gaya berhubungan seks ekstrem buat melayani nafsu syahwat para militan.
Setelah menyerang suatu desa, anggota ISIS kemudian menelanjangi para gadis cantik untuk dites keperawanan dan dinilai tubuhnya lalu mengirim mereka ke pelelangan, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (21/5).
Bangura mendapat informasi itu dari pengakuan para gadis etnis Yazidi di Irak, Suriah, Turki, Libanon, dan Yordania.
Lembaga pembela hak asasi Human Right Watch (HRW) melaporkan, ISIS melancarkan kejahatan seksual sistematis terhadap kaum perempuan Yazidi pada Agustus tahun lalu setelah menculik 200 gadis mereka dari sebelah utara Irak.
Gadis-gadis cantik itu pertama ditawarkan ke para pemimpin kelompok ISIS lalu kepada para pembantunya baru kemudian ke anggota biasa.
Para pembeli biasanya membawa tiga atau empat gadis dan menahan mereka selama beberapa bulan hingga mereka bosan lalu menjualnya lagi.
"Kami mendengar cerita seorang gadis yang sudah dijual sebanyak 22 kali. Seorang pemimpin ISIS menulis nama dia di tangan gadis itu untuk menunjukkan dia adalah miliknya," kata Bangura.
ISIS juga melarang para gadis itu memakai baju bercadar karena mereka kerap memakai kain cadar itu sebagai alat untuk gantung diri.
Bangura juga menceritakan tentang seorang gadis yang dibakar hidup-hidup karena menolak gaya berhubungan seks ekstrem buat melayani nafsu syahwat para militan.
(Source)
Post a Comment
mohon gunakan email