Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Syeikh Mahmud Syaltut. Show all posts
Showing posts with label Syeikh Mahmud Syaltut. Show all posts

29 Rabiul Awal, Pembentukan Dar At-Taqrib Baina Al-Madzahib Al-Islamiyah di Kairo


Tanggal 29 Rabiul Awal 1336 Hq, dibentuk Dar at-Taqrib Baina al-Madzahib al-Islamiyah di Kairo, Mesir. Lembaga ini dibentuk dengan tujuan mendekatkan mazhab-mazhab Islam. Pembentukan lembaga ini diprakarsai oleh Syeikh Mahmoud Syaltut, Syeikh al-Azhar dan Ayatullah al-Udzma Boroujerdi, marji terbesar Syiah.

Sebelumnya, tokoh-tokoh seperti Jamaluddin al-Afghani, Syeikh Muhammad Abduh, Syeikh Muhammad Husein Kasyif al-Ghita, Syeikh Abdulmajid Salim dan Sheikh Mohammad Taqi Qommi telah melakukan pembicaraan di bidang ini.

Pasca terbentuknya Dar at-Taqrib Baina al-Madzahib al-Islamiyah, lembaga ini mempublikasikan majalah Risalah al-Islam. Majalah ini memuat artikel-artikel ilmiah tentang mazhab-mazhab Islam. Lembaga ini juga aktif menerbitkan buku dan melakukan penelitian mendalam tentang pendapat mazhab-mazhab Islam dalam pelbagai masalah fiqih serta penyusunan kaidah-kaidah fiqih baru.

Muhammad Abdurrahman wafat

Tanggal 29 Rabiul Awal 584 Hijriah, Muhammad bin Abdurrahman Khorasani yang dikenal dengan nama Tajuddin, seorang ahli fikih, ulama besar dan penulis kenamaan wafat di kota Damaskus. Ia termasuk pakar hadis dan sastrawan terkemuka di zamannya.

Tajuddin meninggalkan banyak karya penulisan di antaranya sebuah kitab penjelasan atau syarah atas kitab Maqamat yang ditulis dalam lima jilid. Karya ini adalah karya terbesar yang ditinggalkan oleh ulama besar ini. Tajuddin dimakamkan di lereng gurung Qasiyun di Damaskus.

Syeikh Mahmud Syaltut, Penggagas Ide Pendekatan antar Mazhab


Syekh Mahmud Syaltut adalah seorang ulama, ahli tafsir dan mufti di Kairo. Beliau juga dikenal sebagai penyeru persatuan umat islam. Sebelum dikenal sebagai pemikir dan teolog besar, beliau sudah dikenal sebagai seorang fakih dan pelopor pendekatan antar mazhab Islam.

Beliau telah melakukan langkah-langkah dasar dalam pembenahan pandangan Islam dan pendekatan antar mazhab dengan ide-idenya yang maju. Jasa-jasa beliau dalam hal ini sangatlah besar dan mendasar. Dalam salah satu fatwanya yang paling bersejarah, beliau sebagai ulama besar Ahli Sunah dan mufti Al-Azhar mengumumkan diperbolehkannya mengikuti mazhab Syi’ah.

Syekh Mahmud Syaltut lahir pada tahun 1310 H. di Buhairah, Mesir. Setelah menyelesaikan pendidikannya di universitas Iskandariah Mesir, beliau mengajar di universitas tersebut lalu pindah ke universitas Al-Azhar. Di sana beliau terus berkembang dan maju hingga pada akhirnya pada tahun 1378 H. menjadi mufti umum Al-Azhar. Beliau terus mengemban tanggung-jawab ini hingga wafat pada tahun 1383 H.

Syekh Syaltut seorang fakih yang bijak dan tidak fanatik. Beliau telah melakukan usaha-usaha yang sangat berpengaruh dalam upaya pendekatan mazhab-mazhab Islam. Para ulama dan pembesar Ahli sunah dan Syi’ah juga mendampingi beliau dalam mewujudkan hal ini.



Beliau sempat surat-menyurat dan berdialog dengan tokoh-tokoh besar (Syi’ah) seperti Muhammad Husein Kasyiful Ghita, sayyid Abdul Husein Syarafuddin Amili, dan ayatullah sayyid Husein Borujerdi. Beliau juga telah melakukan banyak hal dalam usaha pendekatan antar mazhab, antara lain:

1. Menyebarkan pemikiran pendekatan antar mazhab Islam untuk menghilangkan pertikaian dan mendirikan yayasan pendekatan antar mazhab Islam di Kairo yang bernama "Dar Al-Taqrib wa Nasyri Majallah Risalah Al-Islam".

2. Mengumpulkan dan mengoreksi validitas hadis-hadis yang sama antara Ahli Sunah dan Syi’ah, yang berhubungan dengan pendekatan antar mazhab.

3. Memasukkan fikih Syi’ah dalam mata pelajaran fikih Islam komperatif untuk mahasiswa universitas al-Azhar.

4. Dan, yang terpenting adalah fatwa beliau yang telah membenarkan mazhab syi’ah sebagai salah satu mazhab yang sah dan boleh diikuti. Padahal, sampai saat itu belum ada ulama besar dari Ahli Sunah maupun mufti Al-Azhar yang pernah memberikan fatwa seperti itu. Dengan fatwa ini beliau telah menunjukkan kebesarannya dan memperkecil jarak antar mazhab. Karena pentingnya fatwa bersejarah Syeikh Syaltut tentang pembenaran mazhab syiah ini, kami akan membawakan teks fatwa tersebut:

Seseorang telah bertanya, “Sebagian masyarakat berpendapat bahwa setiap muslim harus mengikuti salah satu fikih dari empat mazhab agar amal ibadah dan muamalahnya sah. Sedangakan Syi’ah Imamiyah dan Syi’ah Zaidiyah tidak termasuk dalam empat mazhab tersebut. Apakah anda sepakat dengan pendapat ini dan mengharamkan mengikuti mazhab Syi’ah Itsna Asyariyah (Dua Belas Imam atau Imamiyah)?

Syekh Syaltut menjawab,

1) Agama islam tidak memerintahkan umatnya untuk mengikuti mazhab tertentu. Setiap muslim boleh mengikuti mazhab apapun yang benar riwayatnya dan mempunyai kitab fikih khusus. Setiap muslim yang mengikuti mazhab tertentu dapat merujuk ke mazhab lain (mazhab apapun) dan tidak ada masalah.

2) Mazhab Ja’fari yang dikenal sebagai mazhab Syi’ah Dua Belas Imam adalah mazhab yang secara syariat boleh diikuti seperti mazhab-mazhab Ahli Sunah lainnya.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya umat islam memahami hal ini dan meninggalkan fanatisme buta terhadap mazhabnya, karena agama dan syariat Allah tidak mengikuti mazhab tertentu dan tidak pula terpaku pada mazhab tertentu, akan tetapi semua pemimpin mazhab adalah mujtahid dan ijtihad mereka sah di mata Allah Swt. Setiap muslim yang bukan mujtahid dapat merujuk kepada mazhab yang mereka pilih. Ia boleh mengikuti hukum-hukum fikih dari mazhab yang dipilih itu dan dalam hal ini tidak ada perbedaan antara ibadah dan muamalah.

Dar Al-Taqrib.

Syekh Syaltut adalah seorang tokoh besar dan pendiri “Dar Al-Taqrib bayna Al-Madzahib Al-Islamiyah” Mesir. Lembaga ini adalah sebuah institusi yang berusaha mewujudkan pendekatan dan persaudaraan serta menghilangkan perpecahan dan perselisihan yang ada antara Ahli Sunah dan Syi’ah. Yayasan ini juga memiliki misi memperkuat hubungan antara mazhab-mazhab islam; sebuah pusat pergerakan yang pada akhirnya menjadi dasar pikiran berdirinya “Majma-e Jahoni-e Taghrib-e Mazaheb-e Islami” (Forum Internasional Pendekatan Mazhab-mazhab Islam) di Iran.

Pimpinan Universitas Al-Azhar.

Beliau menjadi wakil rektor universitas tersebut pada tahun 1957 M. Pada bulan Oktober tahun 1958 beliau diangkat menjadi rektor universitas oleh presiden. Beliau mengemban tanggung-jawab ini hingga akhir hayatnya. Pemimpin besar dan cendekiawan ini wafat pada umurnya yang ke 70 di malam Jum’at tanggal 26 Rajab tahun 1383 H., yang bertepatan dengan tanggal 12 September 1963 M.

Hasil karya beliau yang populer antara lain:

Tafsir Al-Qur’an Al-Karim

Nahju Al-Qur’an fi Bina Al-mujtama’

Al-Islam, Al-Aqidah wa Al-Syariah

Al-Fatawa

Al-Qital fi Al-Islam

Min Tawjihat Al-Islam

Muqaronah Al-Madzahib fi Al-Fiqh

Fiqh Al-Qur’an

http://www.taqrib.info/indonesia

Terkait Berita: