Presiden AS
Barrack Obama (REUTERS / Kevin Lamarque).
Liputan6.com , Washington DC - Presiden Amerika
Serikat Barack Obama mendeklarasikan dukungannya atas agresi militer yang
dilancarkan Israel ke Gaza, Palestina. Menurut dia, langkah itu perlu dilakukan
Israel untuk mempertahankan diri dari serangan roket Hamas Palestina.
"Kami
mendukung upaya militer mereka (Israel) untuk memastikan roket dari Hamas tidak
meluncur," ujar Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih, Washington
DC, seperti dimuat Fox News, Sabtu (19/7/2014).
Dia
menjelaskan, tidak akan ada negara yang ingin negaranya terus-terusan diserang
roket dari perbatasan dan serangan dari terowongan militan. Sama halnya dengan
Israel. Namun demikian, Presiden ke-44 AS itu juga mendesak Israel untuk
meminimalkan serangan yang memicu korban jiwa di Gaza.
"Saya
juga tegaskan Amerika Serikat dan sekutu kami sangat memperhatikan risiko
bertambahnya warga tak bersalah yang menjadi korban jiwa," kata Obama.
"Bagi
saya, serangan militer ini merupakan operasi yang dilakukan untuk membuat
kesepakatan terkait serangan terowongan (Hamas). Dan kami berharap, risiko
jatuhnya korban jiwa bisa dikurangi," tandas Obama.
Perdana
Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menurunkan ribuan tentara beserta
persenjataan militer ke daratan Gaza. Dia juga menegaskan, pihaknya akan
memperluas serangan darat untuk menghancurkan terowongan yang dibangun Hamas
untuk menyerang Israel.
"Tadi
malam (Kamis), kita mulai operasi darat untuk menghancurkan terowongan yang
menghubungkan jalur Gaza ke Israel. Dan tidak mungkin kita bisa
menghancurkannya hanya dari udara," ujar Netanyahu, seperti dimuat BBC.
Sementara,
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Israel menghentikan operasi daratnya
di Jalur Gaza. Karena tindakan itu akan menyebabkan lebih banyak korban jiwa
dan merumitkan usaha-usaha untuk menghentikan konflik itu.
"Israel
harus menghentikan operasi daratnya di Jalur Gaza," kata Abbas dalam satu
pidato di hadapan kelompok intelektual Mesir dan wartawan di Kairo, yang
dikutip MENA. "Operasi ini hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan
darah dan merumitkan untuk menghentikan agresi (Israel)."
Konflik
Israel dan Palestina terbaru ini dipicu oleh kasus penculikan. Sebelumnya tiga
pemuda Israel tewas usai diculik kelompok yang disebut berasal dari Hamas.
Kemudian remaja Palestina diculik dan dibakar hidup-hidup hingga berujung
saling serang antara Hamas dan Israel. (Rizki
Gunawan).
Post a Comment
mohon gunakan email