Pesan Rahbar

Home » , , , , , » Ajaib, ISIS Terbitkan Kartu Tanda Bukan Kafir

Ajaib, ISIS Terbitkan Kartu Tanda Bukan Kafir

Written By Unknown on Sunday, 31 August 2014 | 23:05:00

foto: kartu tanda bukan kafir.

Mosul, Jika Indonesia memiliki Kartu Tanda Penduduk sebagai tanda pengenal, maka di Timur Tengah sana kita akan menemukan Kartu Tanda Bukan Kafir (KTBK). Ya, kartu ini hanya bisa ditemukan pada ‘Khilafah Islamiyah’ ala ISIS, yang mencaplok beberapa kawasan Irak dan Suriah. (Baca: Muslim Sunni pun Difitnah).

Faisal Djindan, seorang facebooker mengunggah KTBK ini, Senin, 25 Agustus 2014. Ia mempertanyakan ulah ISIS, yang menurutnya tidak pernah ada pada jaman Nabi sekalipun.

“Ada sebuah trobosan baru yang tidak pernah ada dalam sejarah umat manusia bahkan para Nabi dan Rasul pun tidak sampai berpikir seperti yang mereka pikir,“ tulisnya. Berikut ini keterangan pada KTBK:
Kepada pihak yang berwenang, menyatakan bahwa sdr/sdri Mamu al-Juzairi penduduk dari wilayah as-Suwaid telah melalui proses pertobatan dan telah menjalankannya dengan hasil yang baik.

Dengan pertimbangan tersebut diatas, kami memberikan surat persaksian ini dan menyatakan bahwa yang bersangkutan “Bukan Kafir” dan dilarang bagi Tentara Khilafah untuk mencambuknya, atau menyalibnya atau mencercanya sekalipun jika tidak terdapat alasan yang bersifat syar’i. Kecuali dengan bukti bahwa yang bersangkutan telah kembali kepada ‘kezindiqkan’ atau meminta ‘kebebasan’.

Dan Allah-lah yang berada dibalik tujuan.

TTD
ISIS.


KTBK ini, sebagaimana keterangan yang tercantum, berlaku selama tiga bulan. Sehingga juga belum cukup kuat untuk menjadi jaminan keamanan. Setelah masa berlaku habis, apakah para penduduk harus dites ulang kembali, untuk mengetahui apakah ia masih beriman atau tidak?

Organisasi teroris transnasional Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah banyak diketahui melakukan berbagai kejahatan kemanusiaan atas nama agama. Di Irak, mereka membunuhi penduduk sipil, seperti yang terjadi pada etnis Yazidi. Selain itu, mereka juga memusuhi penduduk yang non-Muslim, dan memaksanya untuk memeluk Islam. (Baca: ISIS Bantai dan Tawan Etnis Yazidi).

Tidak hanya itu, mereka juga memaksa para wanita, baik di Irak maupun Suriah, untuk menjadi pelayan kebutuhan biologisnya. Mahdi Darius Nazemroaya, seorang analis terkemuka mengungkapkan bahwa ISIS, menangkapi wanita dan anak perempuan, terlepas dari apapun agamanya, yang berhasil ditangkap akan diperkosa dan dianiaya. Muslim, Kristen, Druze, sama-sama beresiko. Tragisnya, tindakan-tindakan menyimpang ini justru dianjurkan oleh ulama-ulama yang menyimpang dengan mengeluarkan fatwa yang mendukung pemerkosaan. (Baca: Agenda Zionis Menggambar Ulang Peta Timur Tengah).

Yang tak kalah mengerikan, ISIS juga melakukan serangkaian penghancuran yang terstruktur terhadap masjid-masjid di Irak maupun Suriah. Lalu gereja, situs-situs bersejarah hingga makam Nabi dan sahabatnya, juga tak luput dari penghancurkan. (Baca: Potret Kekejaman ISIS: Menghancurkan Masjid-masjid).  http://liputanislam.com/multimedia/potret-kekejaman-isis-jihad-menghancurkan-masjid/
==============================

ISIS Gunakan Teknik Penyiksaan Ciptaan CIA.




Washington DC, Kelompok teroris ISIS menggunakan teknik penyiksaan yang diciptakan oleh dinas inteligen AS, CIA. Demikian laporan media AS terkemuka The Washington Post (WP) sebagaimana dikutip RIA Novosti, Jumat (28/8/2014).

“Setidaknya 4 tawanan ISIS di Suriah, termasuk wartawan AS yang baru saja dieksekusi oleh kelompok ini, mengalami penyiksaan “waterboard” di awal penahanan mereka,” tulis WP mengutip seorang sumber dari kalangan inteligen AS yang tidak disebutkan namanya.

“James Foley adalah salah satu dari 4 tahanan yang di “waterboard” beberapa kali oleh ISIS, yang tampaknya meniru teknik yang digunakan CIA saat menginterogasi para tersangka teroris paska serangan September 11 September 2001,” tambah sumber tersebut.

Waterboarding adalah teknik penyiksaan yang mengkondisikan tahanan berada dalam kondisi tenggelam, termasuk dengan mengguyurkan air dingin di wajah pasien yang terbungkus kain.

Dalam sebuah pengakuan tahun 2008, mantan Direktur CIA Michael Hayden mengatakan bahwa keputusan CIA menerapkan teknik “waterboard” tidak hanya “sesuai hukum, juga merefleksikan kondisi saat itu”.

“Program interogasi tersangka terorisme CIA tidak saja sesuai hukum, juga efektif, yang lahir dari kebutuhan,” kata Hayden.

Teknik itu dan teknik-teknik yang dianggap sebagai penyiksaan telah dilarang sejak tahun 2009.

Washington Post juga menyebutkan keterangan beberapa orang yang menyaksikan penangkapan James Foley, yang menyebutkan adanya penyiksaan terhadap dirinya.
 

Foley yang ditangkap pada November 2012, minggu lalu dipenggal kepalanya oleh ISIS dan video pemenggalannya beredar luas di media massa. Namun publik yang kritis mengetahui bahwa pemenggalan itu adalah kebohongan untuk mendukung kampanye kekejaman ISIS yang berujung pada invasi AS di Irak dan Suriah.

Apalagi setelah pemerintah Suriah memastikan bahwa Foley telah tewas tahun lalu dan menyebutkan informasi itu telah diketahui PBB.

=================================

Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: