Pesan Rahbar

Home » , , , , , , , , , » Teroris ISIS ada di kubu Prahara di Indonesia dan Sekitarnya

Teroris ISIS ada di kubu Prahara di Indonesia dan Sekitarnya

Written By Unknown on Tuesday 5 August 2014 | 00:40:00

Teroris ISIS ada di kubu Prahara
Foto ini menunjukan Bendera ISIS (warna Hitam), hadir dalam demo yang dipimpin oleh Prabowo di Buderan HI beberapa waktu yang lalu.

Baghdad, LiputanIslam.com – Edward Snowden, mantan mantan kontraktor teknik Amerika Serikat dan karyawan Central Intelligence Agency (CIA) mengungkapkan bahwa lembaga pelayanan intelejen dari tiga negara yaitu Amereka Serikat, Inggris dan Zionis Israel tengah bekerja sama membentuk organisasi teroris. Dari tangan-tangan Mossad, teroris Daulah Islam Irak dan Suriah (ISIS) diciptakan.

Kelompok teroris ini menampung dan menarik segala bentuk ekstremisme dari seluruh dunia dalam satu wadah, dengan menggunakan strategi yang disebut “the hornet’s nest” atau sarang lebah. Demikian laporan http://somdailynews.com/, 11 Juli 2014 yang mengutip media Iran Farsnews.


Dokumen dari American National Security Agency (NSA) yang dibocorkan Snowden, menyebutkan “implementasi terbaru, seperti yang telah diketahui sebelumnya, [dengan menggunakan strategi] berupa sarang lebah yang melindungi kepentingan entitas Zionis. Mereka mengembangbiak-kan “aliran” yang mengusung slogan-slogan Islam seperti berjihad, namun disisi lain, mereka juga menolak keyakinan golongan lain. Dalam dunia Islam, kelompok ini lazim disebut dengan Takfiri.

Sesuai dengan dokumen Snowden, disebutkan bahwa satu-satunya cara untuk melindungi entitas Zionis atau “Negara Yahudi” adalah dengan menciptakan musuh-musuh baru di tempat /negara yang berbatasan dengan Israel. Musuh ini (yaitu teroris) yang akan dimanfaatkan untuk melawan plot anti-Zionis yang sejak awal menolak keberadaan Israel.

Seperti yang diketahui, negara Arab yang konsisten menolak keberadaan Israel adalah Suriah. Sedangkan di Lebanon, terdapat front perlawanan Hizbullah yang juga sangat aktif melawan Israel. Dengan menciptakan ISIS, mau tak mau Suriah dan Hizbullah akan disibukkan untuk melawan kelompok teroris.
Lalu, Abu Bakar al-Bahgdadi juga dilaporkan telah menerima latihan intensif selama setahun oleh Mossad, termasuk belajar teologi dan cara berpidato.

ISIS adalah kelompok teroris turunan Al-Qaeda yang mencengkram wilayah Suriah dan Irak. Mengklaim diri sebagai representasi Islam yang murni, ISIS mempertontonkan tindakan brutalnya ke seluruh dunia. Berbagai ulama Islam menolak ISIS, dan menyatakan bahwa ISIS sama sekali tidak mewakili Islam. (ba)
Kaum takfiri dalam hadist Imam Ali b Abi Tholib as :Hadist di riwayatkan dalam kitab kanzul ummal (kitabnya ahlu sunnah) penghimpun al muttaqi al hindi pada halaman 31530 , sesungguhnya Imam Ali as telh bersabda sebelum seribu tahun lebih : ” Jika kalian melihat bendera2 hitam tetaplah kalian ditempat kamu berada jangan beranjak dan kamu jangan menggerakkan tangan2 dan kaki2 kalian (tetap tenang) , kemudian muncul kaum lemah , tiada yg peduli padanya, hati mereka seperti besi , mereka mengaku pemilik negara “ashhaabul daulah” , tidak pernah menepati janji, berdakwah pada kebenaran tapi mereka bukan ahli kebenaran, namanya dari sebuah julukan , marganya dari nama daerah, rambut mereka tak pernah dicukur panjang seperti rambut perempuan, (jangan bertindak apapun) sehingga terjadi perselisihan diantara mereka , kemudian Allah swt mendatangkan kebenran siapa yang dikehendakinya”.
Nama yg diawali “abu” = julukan.
Marganya dari daerah = Al-nama daerah.
#Abu Bakar Al-Baghdadi : ISIS iraq.
#Abu muhammad al-Juulani : Ai-nusro syria.

Lihat disini kesadisan ISIS: KESADISAN ISIS

Indonesia larang penyebaran ideologi ISIS
Terbaru  4 Agustus 2014 - 18:47 WIB

 Sejumlah warga Indonesia diduga mendukung dan ikut menyebarkan faham ISIS.
 
Pemerintah Indonesia menyatakan, menolak ideologi yang diusung kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah, alias ISIS dan melarang pengembangan ideologinya di Indonesia.

Keputusan menolak faham ISIS diputuskan dalam Klik rapat kabinet yang dipimpin Presiden Yudhoyono, seperti dilaporkan wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan dari Kantor Kepresidenan, Senin (04/08) sore.
Pemerintah Indonesia menyatakan, ISIS bukanlah masalah agama melainkan ideologi atau keyakinan yang dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Menteri koordinator politik hukum dan keamanan, Joko Suyanto, mengatakan, pemerintah dan negara Indonesia menolak dan tidak mengizinkan faham ISIS berkembang di Indonesia.
"Karena tidak sesuai dengan ideologi negara Pancasila, negara kesatuan RI dan Kebhinnekaan kita di dalam negara kesatuan RI," kata Joko Suyanto, dalam keterangan pers, usai rapat kabinet.
Menurutnya, setiap upaya pengembangan faham ISIS dan IS(Islam State) harus dicegah. "Di Indonesia tidak boleh menjadi tempat persemaian faham ISIS atau IS (Islam State)," katanya.
Di Indonesia, sejauh ini telah ada bentuk dukungan oleh sejumlah Klik warga Indonesia terhadap ideologi dan aksi kelompok ISIS.

Hal ini ditandai aksi bai'at atau sumpah yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia termasuk di sebuah kampus di Ciputat, Propinsi Banten.
Beberapa aksi massa di Jakarta juga sempat diwarnai pengibaran bendera ISIS. Ada pula sejumlah situs internet yang menyatakan terang-terangan mendukung kelompok militan Islam tersebut.
Klik Terpidana kasus terorisme Abu Bakar Ba’asyir disebut-sebut pula menyatakan dukungannya kepada ISIS, walaupun belakangan ini diragukan oleh Pemerintah Indonesia.

Terlambat

Dalam bagian lain keterangannya, Menkopolhukam Joko Suyanto mengatakan, pemerintah Indonesia akan memblokir situs-situs yang isinya menyebarkan faham gerakan ISIS, termasuk tayangan video di Youtube.
"Kita sudah memerintahkan untuk memblokadenya," kata Joko.
Pemerintah Indonesia menurut Joko, akan menggelar pula operasi hukum terhadap pendukung ISIS yang terbukti melakukan kekerasan.
Operasi keimigrasian juga akan digelar untuk mencegah warga Indonesia "yang akan bepergian khususnya ke daerah konflik di Timur Tengah atau maupun ke Asia Selatan."

Sekelompok orang berupaya menggelar ba'iat atau sumpah mendukung ISIS di sebuah masjid di Malang, Jatim.

Pengamat masalah terorisme dari Pusat Studi Islam dan Kenegaraan, Universitas Paramadina, Najamudin, mengatakan dia mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia "melarang" ISIS, tetapi langkah ini dianggapnya terlambat.

"Karena, ISIS telah masuk ke Indonesia lewat berbagai macam pintu," kata Najamudin, seraya memberikan beberapa contoh bentuk dukungan oleh sejumlah kelompok militan Islam Indonesia.
"Pemerintah Indonesia kecolongan karena ISIS sudah masuk duluan, baru kemudian sistem dibuat oleh Indonesia," ujarnya kepada BBC Indonesia.

Akibat keterlambatan itu, lanjut Najamudin, kelompok pendukung ISIS telah berkembang dengan cepat di Indonesia. "Gerakan cepat mereka itu sudah mampu merekrut member-member (anggota)."
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, BNPT sebelumnya menyatakan telah ada sejumlah anggota kelompok Klik militan Islam dari Indonesia yang bergabung dengan ISIS, tapi mereka tidak dapat memastikan jumlahnya.

Sejak awal banyak kalangan yang mengkhawatirkan penyebaran ideologi radikal kelompok ISIS akan membahayakan keberagama masyarakat Indonesia.

Dukungan itu diekspresikan dengan mengenakan simbol yang selama ini dilekatkan dengan ISIS.

Para analis mengatakan Indonesia menghadapi tantangan besar untuk mengatasi meningkatnya ideologi radikal terutama di kalangan anak-anak muda, yang dikhawatirkan bisa mengancam keberagaman.
Klik ISIS dibentuk pada April 2013 dan cikal bakalnya berasal dari al-Qaida di Irak (AQI), tetapi kelompok ini menjadi kelompok jihad utama yang memerangi pasukan pemerintah di Suriah dan membangun kekuatan militer di Irak.

Huruf "S" dalam singkatan ISIS berasal dari bahasa arab "al-Sham", yang merujuk ke wilayah Damaskus (Suriah) dan Irak. Organisasi ini dipimpin oleh Klik Abu Bakr al-Baghdadi.

Dari Mana Sumber Dana ISIS?
Senin, 04 Agustus 2014, 05:12 WI


REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Tak seperti pemberontak di Irak lainnya, Militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tampak lebih berkembang. Bahkan, kelompok militan itu berhasil membangun kekuatan militer.

Pada 2013 lalu, mereka menguasai Kota Raqqa di Suriah, yang merupakan ibukota provinsi pertama yang sukses dikuasai. Selanjutnya, pada Juni 2014, ISIS juga menguasai Mosul, dan mengejutkan dunia.
Amerika Serikat (AS), menyatakan jatuhnya kota kedua terbesar di Irak merupakan ancaman bagi wilayah tersebut. Melihat fakta di atas, sepertinya ISIS memiliki dana cukup besar.

Mengutip BBC, kabarnya kelompok ini mengandalkan pendanaan dari individu kaya di negara-negara Arab, terutama Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad. Kini ISIS pun menguasai sejumlah ladang minyak di wilayah bagian timur Suriah.

Tak hanya itu, ISIS juga dilaporkan menjual benda-benda antik dari situs bersejarah untuk mengumpulkan dananya. Prof Neumann dari King's College London, meyakini sebelum menguasai Mosul pada Juni lalu, ISIS sudah mempunyai dana serta aset senilai 900 juta dolar AS, kemudian meningkat jadi dua milliar dolar AS.

Kabarnya, ISIS pernah pula mengambil ratusan juta dollar dari bank sentral Irak di Mosul. Pascamenguasai ladang minyak di bagian utara Irak, keuangan mereka diperkirakan semakin besar.
Kelompok ini beroperasi secara terpisah dari kelompok jihad lain di Suriah, seperti  al-Nusra Front, afiliasi resmi Alqaidah di Irak. ISIS tak memiliki hubungan baik dengan pemberontak lainnya, bahkan cenderung tegang.

Lihat logo ISIS:



 Bandingkan dengan Ini:


Bukankah diatas adalah simbol mata satu alias dajjal.

"ISIS, Teror Gaya Baru yang Dikembangkan Pihak Anti-Islam"
Minggu, 3 Agustus 2014 | 09:09 WIB 
 Pasukan ISIS berpawai di Raqqa, Suriah, pada awal bulan ini.
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah Teguh Santosa menyatakan, Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) adalah teror gaya baru yang dikembangkan pihak-pihak anti-Islam, yang ingin mendapatkan keuntungan dari distabilisasi kawasan Timur Tengah.
"Kami mengutuk keras aksi kekerasan dan teror yang dilakukan ISIS. Itu bertentangan dengan ajaran Islam," kata Teguh Santosa dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (2/8/2014), seperti dikutip Antaranews.com.

Teguh yakin bahwa ISIS adalah sebuah gerakan politik yang menggunakan topeng agama. Menurut dia, mustahil orang yang peduli dengan tegaknya substansi ajaran Islam berada di belakang gerakan ini.
Pemuda Muhammadiyah menyerukan kepada negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam untuk secara tegas menyikapi gerakan ISIS. Jangan sampai gerakan ISIS menginspirasi umat Islam lain untuk melakukan hal yang sama.

Teguh juga mengingatkan Pemerintah Indonesia dan juga ormas-ormas Islam untuk mewaspadai gerakan ISIS merambah ke Indonesia. Terlebih lagi, telah beredar luas, rekaman berjudul "Join the Ranks", menunjukkan seseorang yang mengaku warga negara Indonesia mengajak orang Indonesia untuk mendukung perjuangan ISIS.

"Kita jangan sampai kecolongan. Ini tak bisa didiamkan. Betul bahwa berserikat adalah hak setiap warga negara. Akan tetapi, cara-cara kekerasan tak bisa ditoleransi. Pemerintah harus tegas terhadap itu," kata pengajar bidang hubungan internasional di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Saifuddin juga menegaskan, ISIS adalah suatu organisasi pergerakan berpaham radikal, yang menggunakan kekerasan demi memperjuangkan sesuatu yang diyakininya.
"Mereka ingin memperjuangkan negara Islam di Irak dan Suriah. Umat Islam Indonesia tak perlu terpengaruh dan ikut-ikutan," katanya.

Menurut dia, ideologi ISIS bertentangan dengan Pancasila karena ISIS menyatakan bahwa Pancasila sebagai thogut (berhala) yang harus diperangi.

"Ini sudah amat kelewat batas. Mengangkat sumpah dan berjanji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing itu bisa menyebabkan kehilangan kewarganegaraan Indonesia. Kita harus mendukung aparat penegak hukum untuk bekerja profesional dalam menanganinya," katanya.


Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Oleh Rubrik Berita / ISIS / Nasional July 31, 2014.

Kelompok pro ISIS di Bundaran HI

Jakarta, LiputanIslam.com – Tidak banyak yang sadar, bahwa organisasi teroris transnasional ISIS telah lahir di Indonesia. Kemunculannya mulai terlihat saat ISIS menggelar deklarasi baiat.
Dari pantauan Liputan Islam, baiat kepada ISIS ditunjukkan pertama kali pada bulan Februari 2014, yang merupakan imbas dari jatuhnya kota Fallujah di Irak ke tangan ISIS. Saat itu juga, ISIS mengumumkan Islamic Emirat (kepemimpinan Islam) pada bulan Januari 2014.

Seperti dilansir Shotussalam, bertempat di Jakarta, ratusan orang yang tergabung dalam Forum Aktifis Syariat Islam (FAKSI) menggelar multaqod da’awi mendukung Daulah Islamiyyah di Iraq dan Syam (ISIS) di masjid Fathullah Universitas Negeri Jakarta (UIN) pada Sabtu malam (08/02/14). Dengan semangat dan penuh euforia kemenangan mereka hadir dari ibu kota Jakarta dan sekitarnya untuk membacakan deklarasi dukungan kepada ISIS dan siap berbai’at kepada Amirul Mukminin ISIS, Syaikh Abu Bakar al-Baghadadi.
Bai’at ini lantas diikuti di berbagai tempat, seperti yang berlangsung di Jakarta, Ciputat, Solo, Malang, hingga Makassar.

Dalam acara “ISIS Masuk Ke Indonesia?” di Metro TV, Kamis 31 Juli 2014, KH Alawi Al-Bantani, seorang ulama muda NU yang keras menentang ISIS, menyatakan bahwa kelompok ISIS menganut ideologi Takfiri ekstrim, yang mengkafirkan kelompok lain yang tidak sepaham dengan mereka.

KH Alawi Al Bantani (foto:LiputanIslam)

“Islam tidak mengajarkan pembunuhan, genosida. Sedangkan bagi kelompok Takfiri, mereka mengkafirkan pihak lain, menghalalkan darah dan hartanya. Mereka adalah ancaman bagi Islam, dan bagi seluruh agama di dunia, termasuk ancaman bagi keutuhan bangsa,” ucapnya.

Kyai Al-Bantani juga menyorot Nineveh, saat ini telah ditinggalkan oleh penduduk yang beragama Kristen, karena ISIS memaksa mereka untuk masuk Islam. Padahal, menurut dia, Islam tidak mengajarkan pemaksaan untuk masuk Islam.

Seperti yang telah diberitakan Liputan Islam, Kota Mosul di provinsi Nineveh, Irak utara, dilaporkan memang telah kosong sepenuhnya dari keberadaan warga Kristen pada Ahad (20/7) setelah militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengusir seluruh penduduk Kristen dari kota tersebut.

“Kota ini tampaknya sudah kosong dari warga Kristen setelah tenggat waktu yang ditetapkan oleh ISIS habis. Dalam tenggat waktu itu ISIS meminta seluruh warga Kristen meninggalkan Mosul atau menyatakan masuk Islam atau membayar jizyah,” lapor reporter kantor berita Anadolu setelah memasuki Mosul, sebagaimana dikutip Rai al-Youm.

Dan, apa solusi yang ditawarkan Kyai Al-Bantani?
“Pemerintah Indonesia harus menindak tegas kelompok-kelompok ekstrim ini,” tegasnya.

WNI Bergabung Dengan ISIS, Kok Bisa?
Marty Natalegawa, Menteri Luar Negeri RI, menyatakan bahwa pihaknya telah bertemu dengan pejabat pemerintah di berbagai negara, dan mengakui bahwa memang ada aliran jihadis dari negara-negara di dunia ke Suriah dan Irak, untuk berjihad.

“Saya nyatakan, memang ada warga negara Indonesia yang berada di Suriah dan Irak, untuk berjihad. Namun, keberangkatan mereka dilakukan tanpa sepengetahuan kementrian luar negeri, “ terangnya.
Bagaimana mengontrol WNI agar tidak bepergian ke daerah konflik? Berikut ini adalah pola masuknya jihadis ke Suriah, yang dilaporkan BBC.

BBC, dalam artikelnya yang berjudul “Syria Conflict: Foreigns Jihadis Use Turkey as Safe House” mengungkapkan bahwa jihadis-jihadis ini menggunakan Turki sebagai “tempat penyeberangan”, sekaligus “rumah yang nyaman” sebelum menuju Suriah. Disebutkan juga, bahwa rute jihadis Turki-Suriah ini sudah sangat terorganisir.

Salah satu jihadis yang berhasil dihubungi BBC, di kawasan Reyhanli, menuturkan bahwa di “rumah nyamannya” telah dihuni oleh sekitar 150 orang dalam 3 bulan terakhir. Atas undangan teman-temannya, 15-20 orang diantaranya berasal dari Inggris.

Para jihadis ini, setibanya di Turki, terlebih dahulu tinggal selama satu atau dua hari di tempat tersebut sebelum menuju Suriah. Sebaliknya, jihadis yang hendak pulang ke negara asalnya, juga menetap di “rumah nyaman” itu sambil menunggu keberangkatan pesawatnya.

Artinya, darimanapun jihadis ini berasal, mereka menggunakan cara yang sama yaitu tidak langsung menuju daerah konflik. Jika di Suriah mereka menggunakan Turki, Yordania,  dan Lebanon sebagai jalan keluar masuk, maka hal serupa pun terjadi di Irak.

Polri Siap Menindak Tegas.
Dan Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto,  menyatakan bahwa beredarnya video jihadis asal Indonesia yang bergabung di ISIS, akan ditindak lanjuti dengan melakukan pengawasan ketat pada kelompok ini.
“Kita di Indonesia kan membebaskan warga negara untuk berserikat dan berkumpul, jadi tidak mungkin kami melarang mereka. Tapi, kami akan mengawasi kelompok ini dengan ketat, dan tidak akan segan-segan menindak tegas jika melakukan aksi anarkis,” ucapnya, seperti ditayangkan di Kabar Malam Metro TV, 1 Agustus 2014.

Alwi Shihab, cendekiawan Muslim dan pakar politik Timur Tengah juga menyatakan bahwa   ISIS sesungguhnya menyimpang dari Islam. Hal senada juga diungkapkan Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi BNPT, juga menyatakan bahwa ISIS itu adalah organisasi ilegal yang memiliki misi utama yaitu mendirikan negara Islam. Menurutnya, di Indonesia, masyarakat dibebaskan untuk berpikir apapun, atau berpendapat apapun, tapi jangan bertindak anarkis.

Menurut Metro TV, peran masyarakat, pemerintah, dan ulama harus digiatkan guna menolak ISIS. Sebagaimana yang terjadi di Malang, deklarasi baiat ISIS sulit dilaksanakan karena adanya penolakan keras dari masyarakat setempat, yang ditindak langsung oleh aparat keamanan. Selain itu, Kementrian Agama RI, juga harus menggandeng ulama moderat, untuk mengajak kelompok radikal ini kembali kepada Islam Indonesia ( Islam yang ramah, toleran – red). [ba]

Video: Berita Hari Ini ~ Ini Alasan ISIS Incar Indonesia - 31 Juli 2014


Muslim Irak mulai bangkit melawan ISIS.
04/08/2014

Sebuah Masjid Sunni di Mosul dihancurkan oleh ISIS.

Ketika kelompok  Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang diinspirasi oleh al-Qaeda telah menghancurkan kuil-kuil kuno agama di Mosul dalam beberapa pekan terakhir, para pendukungnya mulai menentang dan melakukan perlawanan terhadap kelompok militan itu di Irak.

Kelompok militan baru yang disebut Batalion Mosul itu mengklaim telah menikam dan menembak sembilan anggota ekstrimis ISIS dalam beberapa hari terakhir sebagai pembalasan atas penghancuran situs-situs keagamaan.

Sementara itu, warga mengatakan mereka telah memprotes penghancuran sebuah gedung paling bersejarah di kota ini – sebuah menara 800 tahun dikenal secara lokal sebagai al-Hadba.

Banyak warga Mosul awalnya menyambut militan Sunni itu ketika mereka mengambil alih kota itu pada awal Juni, memuji mereka mengusir tentara Irak yang sebagian besar Syiah, yang telah dituduh menganiaya mayoritas penduduk Sunni di kota ini. Tapi, kemarahan warga lokal terhadap ISIS meningkat.

Kota ini telah menderita akibat listrik padam, kekurangan bahan bakar, air bersih, penghancuran kuil dan patung-patung. Pengusiran puluhan ribu orang Kristen dari kota itu dan penghancuran terhadap sebuah situs agama terkenal – makam nabi Yunus, yang menurut Islam, Yahudi dan Kristen – juga muncul kebencian baru.

“Itu benar-benar mengejutkan bagi rakyat Mosul,” kata seorang warga berusia 37 tahun yang tidak menyebutkan identitasnya.

“Orang-orang merasa ditipu oleh ISIS. Ketika mereka pertama kali datang, mereka mengatakan kepada kami. Kami akan membebaskan Anda, tetapi mereka telah berbalik melawan semua orang.”
Ia mengatakan warga berkumpul di makam Yunus untuk melihat apa yang terjadi, beberapa mulai marah kepada para militan. Namun, pada hari berikutnya masjid dan kuil kuno dari dua nabi  juga dihancurkan.
Axel Plathe, perwakilan UNESCO, menjelaskan tindakan itu sebagai “penghancuran sengaja dan sistematis”, yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah modern Irak. Secara total, setidaknya tujuh kuil suci telah diratakan, kata seorang pejabat  di kota itu.

“Pada awalnya, kami mengharapkan mereka hanya meledakkan tempat-tempat warga Syiah,” kata pejabat Urusan Agama kota itu, seraya menambahkan, “Tiga masjid Syiah telah dihancurkan di Mosul, dan lainnya di wilayah terdekat.”

Militan ISIS berpendapat bahwa tempat-tempat suci dan pemakaman adalah berhala bagi umat Islam. Mosul memiliki beberapa sejarah budaya paling beragam di Irak, kata Plathe.
“Ini adalah kota yang dimiliki semua golongan, dimana keanekaragaman budaya dan agama telah ada di sini selama ratusan tahun.”

Penghancuran situs keagamaan itu telah mendorong reaksi meningkat. “Kejadian yang menimpa kuil membuat penduduk lokal  berbalik melawan ISIS,” kata Atheel al-Nujaifi, mantan gubernur Provinsi Ninewe yang meninggalkan kota itu ketika militan mengambil alih.

Imam masjid Sufi itu ditangkap oleh ISIS ketika ia dan jamaah lainnya memprotes penghancuran kuil-kuil di sana, kata Nujaifi. Ia dibebaskan pada Selasa setelah ditahan selama dua hari.
Bulan lalu, UNESCO telah mulai melakukan renovasi untuk menstabilkan menara di masjid tertua di kota itu.
“Ketika orang mendengar penghacuran tersebut, mereka dengan cepat berkumpul dan mencegahnya,” kata Mosul penduduk berusia 37 tahun.

“Mereka sangat marah.” Kejadian itu telah memicu kemarahan dan melakukan perlawanan bersenjata terhadap ISIS, kata Nujaifi. (Sumber: UCA News)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: