Presiden Rusia Vladimir Putin (Kanan) berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan mereka di Moskow, 18 April 2016. (Foto: AFP)
Rusia akan mendukung upaya Palestina untuk menyelesaikan konflik dengan rezim Israel melalui perundingan, Presiden Vladimir Putin mengatakan.
“Kami akan mendukung usaha Anda untuk membuat langkah-langkah yang lebih efektif yang diperlukan untuk mencapai dialog yang konstruktif dengan Tel Aviv,” kata Putin dalam pembicaraan Senin (18/4/16) dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Moskow.
Presiden Rusia juga mengatakan ia ingin berbicara tentang masalah-masalah regional serta hubungan ekonomi bilateral, terutama dalam konteks membangun komisi antar-pemerintah Rusia-Palestina, pada pertemuan dengan Abbas.
Pemimpin Palestina, selanjutnya mengatakan bahwa ia mendukung diadakan konferensi internasional tentang penyelesaian Timur Tengah.
“Sekarang pertanyaannya kapan diagendakannya konferensi Timur Tengah internasional,” kata Abbas. “Masalah ini sangat penting bagi kami.”
Pembicaraan damai putaran terakhir antara Israel dan Palestina terhenti pada tahun 2014. Kegiatan pemukiman ilegal oleh Tel Aviv dan penolakannya untuk membebaskan tahanan senior Palestina, termasuk di antara alasan utama di balik kegagalan pembicaraan.
Tel Aviv secara resmi menangguhkan pembicaraan dengan Otoritas Palestina pada tanggal 24 April 2014, setelah Abbas mendeklarasikan persatuan dengan gerakan perlawanan Hamas, yang berbasis di Jalur Gaza.
Israel menanggapi deklarasi persatuan itu dengan mengumumkan tender pembangunan 4.800 unit pemukim ilegal di wilayah Palestina yang diduduki.
Pekerja di lokasi konstruksi di pemukiman ilegal Israel di Giv’at Ze’ev dekat kota Ramallah, Tepi Barat, 14 April, 2016 (Foto: AFP)
Palestina menginginkan Tepi Barat menjadi bagian negara merdeka mereka masa depan, dengan Timur al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukotanya. Negara Palestina diakui oleh 136 dari 193 negara anggota PBB.
Banyak analis politik percaya rezim Israel tidak mendukung apa yang disebut solusi dua negara di wilayah Palestina yang diduduki.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon memperingatkan pada Senin bahwa solusi dua negara “tampaknya perlu beberapa dekade,” mengingat ketegangan di wilayah Palestina yang diduduki, kegiatan pemukiman ilegal Israel dan penghancuran atas rumah Palestina.
(AFP/Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email