H Mustofa Bisri (Foto: Kompas)
Dua jam setengah setelah KH A Mustofa Bisri ditetapkan kiai Ahlul Halli wal Aqdi di ruang sidang utama Alun-alun Jombang, ucapan selamat hingga doa berdatangan di akun Twitternya.
Mereka adalah pengagum sosok yang dikenal sebagai penyair, selain sebagai kiai berpengaruh di kalangan warga nahdhiyin. Di Muktamar ke-33 Jombang, laki-lak yang biasa disapa Gus Mus ini menjadi bintang.
Nama Gus Mus menjadi populer setelah meredakan ketegangan tentang penerapan AHWA di kalangan muktamirin. Gus Mus menyampaikan pidatonya dengan berurai air mata. Sontak suasana muktamar yang hiruk pikuk menjadi hening. Muktamirin pun terlihat khusyuk menyimak petuah Gus Mus.
“Saya menangis karena kita organisasi yang selama ini mengkritik keras praktik-praktik buruk politik di negeri ini. Ternyata kita sendiri digambarkan media-media seperti itu,” urainya.
Namanya menghiasai media massa, media online hingga medsos. Belum usai publik berhenti membicarakannya, Gus kembali mejadi buah bibir. Ditengah tarik menarik mengisi jabatan Rais Aam PBNU, Gus Mus menyatakan tidak bersedia melanjutkan jabatan sebagai Rais Aam.
Sidang pleno yang mengumumkan hasil musyawarah AHWA di Alun-alun Jombang Rabu malam 5 Agustus 2015 dan mengumumkan KH Mustofa Bisri sebagai Rais Aam NU periode 2015-2020.
Sebelum membacakan putusan AHWA tersebut, pemimpin sidang, Syaifullah Yusuf, membacakan surat yang ditulis Gus Mus untuk disampaikan kepada muktamirin. Isi suratnya itu menyatakan, dirinya tidak sanggup menjadi Rais Aam.
Ketidaksediaan ini dianggap sebagai sikap tawadu Gus Mus yang tak berambisi menduduki jabatan di NU. Namun, untuk mengantisipasi jika Gus Mus tetap tidak bersedia, anggota AHWA menunjuk pemimpin sidang AHWA, KH Ma’ruf Amin, sebagai wakil Rais Aam. Hingga menjalang Muktamar ke-33 NU di Jombang ditutup, Gus Mus tetap tidak bersedia meneruskan jabatan Rais Aam.
Gus Mus dekat dengan para seniman. Ia kenal dengan si ‘Burung Merak’ Rendra ataupun penyair Goenawan Mohamad. Ia juga kenal dengan musisi Franky Sahilatua dan juga Iwan Fals. Sebagai musisi Iwan Fals mengagumi karya-karya Gus Mus.
Salah satu puisi Gus Mus ‘Aku Menyayangimu’ pernah dinyanyikan Iwan Fals sebagai penutup pada konser musik di Ancol, pertengahan 2003. Puisi Gus Mus itu menjadi muara kedekatan jiwa keduanya.
Kiai kharismatis yang juga budayawan ini, selain dikenal sebagai penyair, cerpenis, dan penulis kolom, pelukis. Sebagai pelukis, ia pernah melukis dengan berjudul ‘Berzikir Bersama Inul.’
Dalam lukisan itu, Gus Mus, sapaan akrabnya, menggambarkan dirinya duduk bersila bersama 14 kiai lainnya, mengelilingi Inul yang sedang “ngebor”. Lukisan berukuran 60 x 70 cm itu dipamerkan di ruang Ash-Shofa Masjid Agung Al-Akbar, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Gus Mus lahir di Rembang, Jawa Tengah, 10 Agustus 19944. Pemimpin Pondok Pesantren Raudhatul Thalibin, Leteh, Rembang, dan menjadi Rais Syuriah PBNU. Gus Mus kemudian meneruskan jabatan KH Sahal Mahfudz yang wafat pada 25 Januari 2014 sebagai Rais Aam PBNU.
(Kompas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email