Pesan Rahbar

Home » » 'Umar Bin Khattab Merujuk Kepada 'Ali as

'Umar Bin Khattab Merujuk Kepada 'Ali as

Written By Unknown on Wednesday 5 April 2017 | 01:20:00


Dalam masalah-masalah yang pelik lagi rumit, ‘Umar bin Al-Khaththâb selalu merujuk kepada Amîrul Mu`minîn ‘Ali bin Abî Thâlib as, dan ada perkataan ‘Umar yang terkelal, “Kalaulah tidak ada ‘Ali niscaya ‘Umar celaka." Atau perkataannya yang lain, "Aku berlindung kepada Allah hidup dalam suatu kaum tanpa adanya engkau wahai Abû Al-Hasan."

Dari Ibnu ‘Abbâs berkata: Telah didatangkan kepada ‘Umar seorang wanita gila yang telah berzina, lalu dia meminta pendapat beberapa orang tentang kasus itu, maka ‘Umar menyuruh orang-orang untuk merajamnya (hukuman mati dengan cara dilempari batu), lalu lewatlah ‘Ali bin Abî Thâlib as kepadanya, maka beliau berkata, “Ada apa dengan orang ini?" Mereka berkata, “Wanita gila dari Banî Fulân telah berzina, maka diperintahkan untuk dirajam." Dia berkata: Maka beliau berkata, "Bawa pulang dia." Kemudian beliau mendatangi ‘Umar, maka beliau berkata, "Wahai ‘Umar, tidakkah kamu tahu bahwa pena diangkat dari tiga orang: Dari orang yang gila hingga dia sembuh, dari orang yang tidur hingga dia bangun, dan dari anak-anak hingga dia dewasa?" ‘Umar berkata, “Ya, tentu." Beliau berkata, "Lalu mengapa wanita itu harus dirajam?" Dia berkata, “Tidak mengapa." Dia berkata: Maka dia melepaskannya. Dia berkata: Maka dia (‘Umar) bertakbîr.

Dari Tsaur bin Zaid Al-Daili: Sesungguhnya ‘Umar bin Al-Khaththâb minta petunjuk tentang minuman keras yang diminum laki-laki, maka ‘Ali bin Abî Thâlib as berkata kepadanya, "Kami melihat bahwa dia didera delapan puluh kali, sebab jika dia minum, dia mabûk, bila dia mabûk, dia maracau, dan jika meracau dia mengadakan kejahatan lain." Lalu ‘Umar menjatuhkan dera delapan puluh kali."

Dari Wabrah Al-Kalbi berkata: Khâlid mengutusku kepada ‘Umar, lalu aku mendatanginya dan dia sedang di masjid bersamanya ‘Utsmân bin ‘Affân, ‘Ali as, ‘Abdurrahmân bin ‘Auf, Thalhah dan Al-Zubair bersandar bersamanya di masjid, lalu aku berkata: Sesungguhnya Khâlid bin Al-Walîd telah mengutusku kepadamu dan dia sampaikan salâm atasmu dan dia mengatakan, “Orang-orang menegak minuman keras dan mereka meremehkan hukuman." Maka ‘Umar berkata, "Mereka ini di sampingmu tanyalah mereka." Maka berkatalah ‘Ali as, "Kami melihatnya bila dia mabûk dia meracau, dan bila meracau dia mengada-adakan kebohongan, dan hukuman atas orang yang mengada-adakan delapan puluh." Maka ‘Umar berkata, “Sampaikanlah kepada kawanmu apa yang telah dia katakana." Maka Khâlid mendera delapan puluh kali.

Dari Abû Sa‘îd Al-Khudri berkata: Kami menunaikan haji bersama ‘Umar bin Al-Khaththâb, tatkala dia memasuki thawâf dia menghadap Hajar (Hajar Aswad), lalu dia berkata, “Aku tahu bahwa kamu itu batu tidak memberikan madarat dan tidak manfaat, kalaulah aku tidak melihat Rasûlullâh saw menciummu, tentu aku tidak menciummu.” Kemudian dia menciumnya, maka berkatalah ‘Ali bin Abî Thâlib as, "Tidak begitu wahai ‘Umar, sesungguhnya dia memberi madarat dan manfaat." Dia berkata, “Dengan apa?” Beliau berkata, "Dengan Kitâb Allah yang maha berkah dan maha tinggi." Dia berkata, "Di mana hal itu dari Kitâb Allah?" Beliau berkata, "Allah ‘azza wa jalla telah berfirman, Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Ãdam dari punggung-punggung mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka berkata: Betul, kami menjadi saksi. Allah telah menciptakan Ãdam dan mengusap punggungnya, lalu meminta mereka berikrar bahwa Dia itu Tuhan dan merka hamba, dan Dia mengambil perjanjian dan sumpah mereka, dan yang demikian itu ditulaiskan dalam raqq, dan adalah batu ini mempunyai dua mata dan satu lidah, maka Dia berfirman kepadanya, Bukalah mulutmu. Dia berkata: maka dia membuka mulutnya, lalu ditelahkan kepadanya raqq itu, dan Dia berfirman, Saksikanlah bagi orang yang menyempurnakan janji padamu dengan penyempurnaan pada hari kiamat. Dan sungguh aku telah mendengar Rasûlullâh saw mengatakan, ‘Akan didatangkan Hajar Aswad pada hari kiamat, dia punya lidah yang fasih memberikan kesaksian bagi orang yang istilâm kepadanya dengan tauhîd, maka dia itu memberikan madarat dan manfaat." Maka ‘Umar berkata, “Aku berlindung kepada Allah hidup dalam suatu kaum yang engkau tidak ada pada mereka wahai Abû Al-Hasan.”

Dari Sa‘îd bin Al-Musayyab berkata: ‘Umar mengumpulkan orang-orang, kemudian dia bertanya pada mereka hari apa dituliskan penanggalan, maka berkatalah ‘Ali bin Abî Thâlib as, “Dari hari Rasûlullâh saw hijrah dan meninggalkan tanah syirik.” Lalu ‘Umar melakukannya.

Dari Al-Sya‘bi berkata: Telah didatangkan seorang wanita yang menikah dalam masa ‘iddah -nya kepada ‘Umar, lalu dia mengambil maharnya dan memasukkannya ke kas negara (bait al-mâl ) dan dia menceraikan di antara keduanya dan berkata, "Keduanya tidak boleh bersatu."

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: