Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Sibth bin Jauzai. Show all posts
Showing posts with label Sibth bin Jauzai. Show all posts

Aisyah keluar rumah tanpa izin suaminya


Sibth bin Jauzai, salah seorang ulama besar Ahlu Sunah. Ia menulis banyak kitab terkenal. Ia selalu sibuk di masjid-masjid baghdad berceramah menyampaikan wejangan-wejangannya untuk memberi petunjuk kepada masyarakat sekitarnya. Ia wafat pada tahun 597 di Baghdad.[1]

Salah satu kriteria khas Imam Ali bin Abi Thalib as adalah, ia sering berkata kepada semua orang: “Tanyalah kepadaku sebelum kalian kehilangan aku.”
Ucapan itu adalah ucapan khas Imam Ali as dan Imam-Imam setelahnya. Siapapun selain mereka yang berkata seperti itu pasti ujungnya malu sendiri.

Ada sebuah dialog antara Sibth bin Jauzi dengan seorang perempuan pemberani. Pada suatu hari, Sibth bin Jauzi mengaku sangat pintar dan berkata “Wahai orang-orang, tanyalah apapun kepadaku sebelum kalian kehilangan aku.” Padahal saat itu banyak sekali hadirin yang duduk di sekitar mimbarnya.

Lalu seorang perempuan dari bawah mimbar berkata, “Beritahu aku, apakah hadits ini benar atau tidak; hadits yang mengatakan bahwa sekelompok Muslimin telah membunuh Utsman bin Affan lalu jenazahnya dibiarkan begitu saja sampai tiga hari dan tak satupun ada yang bersedia mengangkatnya untuk dikubur?”
Sibth bin Jauzi menjawab, “Ya, memang benar.”

Perempuan: “Apakah hadits ini juga benar; ada hadits yang mengatakan bahwa ketika Salman Al Farisi berada di Madain dan meninggal di sana, Imam Ali as dari Kufah datang ke Madain lalu menshalati jenazah Salman, mengkafani dan menguburkn jenazahnya karena ia tidak mau jenazah Salman tergeletak begitu saja?”
Sibth bin Jauzi: “Ya, benar hadits itu.”
Perempuan: “Lalu mengapa Ali bin Abi Thalib yang saat itu juga berada di Madinah tidak mau datang mengurusi jenazah Utsman bin Affan untuk dimandikan, dikafani dan dikuburkan? Padahal keduanya sahabat nabi? Kalau begitu pasti salah satu di antara mereka ada yang salah: Kalau bukan Ali yang salah karena tidak mau menguburkan orang yang beriman, berarti Utsman bukanlah orang yang beriman sehingga Ali tidak bersedia mengurus jenazahnya?[2]

Sibth bin Jauzi diam sejenak. Karena jika ia menyebut salah satu dari keduanya salah, berarti ia telah menentang keyakinannya bahwa keduanya adalah kahlifah yang benar. Oleh karena itu ia berkata:
“Wahai perempuan, jika engkau datang ke sini tanpa izin suamimu lalu engkau banyak berbicara dengan orang yang bukan muhrim seperti aku, maka semoga Tuhan melaknatmu. Namun jika engkau datang dengan izin suamimu, maka semoga Allah melaknat suamimu.”

Perempuan itu heran dan berkata: “Apakah Aisyah pergi ke luar rumah untuk berperang melawan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal telah minta izin terlebih dahulu kepada nabi atau tidak?”
Sibth bin Jauzi juga tidak bisa menjawab pertanyaannya. Karena jika ia menjawab bahwa Aisyah tidak meminta izin untuk keluar rumah, berarti ia telah menyalahkan Aisyah. Namun jika ia menjawab bahwa nabi mengizinkannya ke luar rumah, berarti ia telah menyalahkan Ali bin Abi Thalib.
Ia tidak berkata apa-apa. Lalu tak lama kemudian turun dari mimbarnya dan pulang ke rumah.[3]


Referensi:
[1] Safinatul Bihar, jilid 1, halaman 193.
[2] Namun akhirnya tiga hari kemudian ada sebagian orang yang secara diam-diam menggotong jenazahnya dan dikuburkan di belakang Baqi’, kuburan orang-orang Yahudi. (Tarikh, Thabari, jilid 9, halaman 143.
[3] Biharul Anwar, jilid 29, halaman 647.

Terkait Berita: