Rusia menilai hasil serangan udara Koalisi Internasional Anti-Kelompok Teroris-Takfiri ISIS di Suriah dan Irak belum mencapai hasil yang diharapkan.
Dalam konferensi pers di Moskow, Alexander Lukashevich, juru bicara
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis (11/12) mengatakan, Suriah
adalah negara yang paling mengalami kerugian terbesar dalam perang
melawan terorisme yang mengancam Timur Tengah dibandingkan dengan
negara-negara lainnya. Demikian ditulis situs jaringan Russia al-Youm.
Ia menambahkan, meski serangan udara AS terhadap ISIS telah melewati 80 hari, namun serangan yang dilakukan tanpa kesepakatan pemerintah Suriah itu hingga sekarang belum mencapai hasil yang diharapkan.
Lukashevich menegaskan, hasil negatif dari serangan Koalisi Internasional Anti-ISIS di Suriah adalah pelanggaran kedaulatan negara ini.
Rusia, lanjutnya, menekankan penyelesaian politik dan diplomatik atas krisis Suriah dan penghentian kekerasan untuk mendukung rakyat negara itu.
Jubir Kemlu Rusia juga menegaskan dukungan negaranya kepada upaya Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah. (IRIB Indonesia/RA)
Ia menambahkan, meski serangan udara AS terhadap ISIS telah melewati 80 hari, namun serangan yang dilakukan tanpa kesepakatan pemerintah Suriah itu hingga sekarang belum mencapai hasil yang diharapkan.
Lukashevich menegaskan, hasil negatif dari serangan Koalisi Internasional Anti-ISIS di Suriah adalah pelanggaran kedaulatan negara ini.
Rusia, lanjutnya, menekankan penyelesaian politik dan diplomatik atas krisis Suriah dan penghentian kekerasan untuk mendukung rakyat negara itu.
Jubir Kemlu Rusia juga menegaskan dukungan negaranya kepada upaya Staffan de Mistura, Utusan Khusus PBB untuk Suriah. (IRIB Indonesia/RA)
Post a Comment
mohon gunakan email