Jet tempur Amerika Serikat
Pentagon Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan menolak berkoordinasi dengan Rusia dalam operasi militernya di Suriah selama Kremlin mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad. Meski menolak berkoordinasi, Pentagon minta Rusia melindungi pilot-pilot AS yang beroperasi di Suriah.
Keputusan Pentagon itu disampaikan juru bicara Departemen Pertahanan AS, Letkol Michelle Baldanza. ”AS tidak mengkoordinasikan kegiatan koalisi di Suriah dengan Rusia,” katanya, seperti dikutip kantor berita RIA Novosti, Selasa 6 Oktober 2015.
“Pada tanggal 1 Oktober, DoD (Departemen Pertahanan AS) menggelar konferensi video dengan para pejabat pertahanan Rusia terkait sarana teknis untuk menjamin keamanan pilot kami. Kami menunggu Departemen Pertahanan Rusia untuk menanggapi proposal kami,” lanjut Baldanza.
Rusia memulai serangan udara terhadap basis-basis ISIS dan kelompok teror lain di Suriah sejak 30 September 2015 menyusul permintaan dari Presiden Suriah, Bashar Assad. Sedangkan AS dan koalisinya memulai menyerang ISIS di Suriah sejak tahun lalu meski tanpa mandat Dewan Keamanan PBB dan pihak bewenang Suriah.
Washington selama ini menuding Moskow tidak menyerang ISIS tapi justru menyerang pasukan oposisi moderat Suriah yang dilatih AS. ”Kami prihatin bahwa Rusia terus menargetkan (kelompok) non-ekstremis di Suriah, menunjukkan bahwa mereka menganggap menopang rezim Assad lebih penting daripada melawan ISIS,” ujar Baldanza.
“Kami telah membuat jelas bahwa Rusia harusnya fokus melawan ISIS dengan kegiatan militernya, jika demikian kita akan menyambutnya sebagai hal produktif. Namun, selama aksi militer Rusia difokuskan untuk mendukung rezim Assad, kami tidak bisa dan tidak akan mendiskusikan kerjasama,” imbuh dia.
(Sindo-News/Satu-Islam/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email