Pesan Rahbar

Home » » Raisi: Peran Perempuan Mukmin dalam Kebangkitan dan Transformasi Islam, Menonjol

Raisi: Peran Perempuan Mukmin dalam Kebangkitan dan Transformasi Islam, Menonjol

Written By Unknown on Wednesday, 7 September 2016 | 14:47:00


Perwalian Haram Suci Razavi dalam acara penganugerahan penghargaan dunia Goharshad yang pertama, menganggap peran perempuan Mukmin dan penderma dalam berbagai kebangkitan-kebangkitan amal baik dunia dan transformasi besar serta penting Dunia Islam, cukup menonjol.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Rabu (31/8) siang dalam acara penganugerahan penghargaan dunia Goharshad di Aula Qods, Haram Suci Razavi menilai peran perempuan dalam meningkatkan derajat manusia dan berlanjutnya gerakan-gerakan kebaikan, sangat penting.

Ia menuturkan, banyak langkah-langkah besar dan baik yang dilakukan oleh para pria penderma sepanjang sejarah, awal dan sumbernya adalah seorang ibu, istri dan saudari-saudari Mukmin.

Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan menganggap peran agung para perempuan di sebagian besar kebangkitan pembebasan dan gerakan Ilahi serta Tauhid, sungguh menonjol. Ia juga menyinggung peran perempuan di era perang pertahanan suci (agresi militer Irak ke Iran) dan menuturkan, di era perang yang dipaksakan, kita menyaksikan peran besar para ibu dan istri yang bukan saja tidak menghalangi para pria dan pemuda untuk berangkat ke medan tempur, bahkan menjadi pendorong jihad untuk membela Islam.

Anggota Majelis Khobregan (Dewan Ahli Kepemimpinan Iran) juga menyinggung pengorbanan yang dilakukan oleh perempuan-perempuan Mukmin di negara-negara Muslim dunia.

“Kedewasaan para perempuan Muslim tidak hanya tampak di Iran saja, tapi contoh-contohnya seperti istri dan kelurga terhormat Syeikh Zakzaky, banyak terdapat di Dunia Islam, peran mereka dalam perlawanan dan ketabahan mengurus ulama besar dan para mujahid, sangat bernilai dan tidak bisa dibantah,” paparnya.


Wakaf, Rahasia Keabadian dan Kelanggengan Manusia

Selanjutnya Raisi menyinggung kedudukan tinggi Wakaf dan menyebut pewakaf besar pertama Islam adalah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Fatimah Zahra sa.

“Dua orang besar ini adalah teladan bagi seluruh pria dan wanita di alam semesta ini di seluruh abad dan berbagai bangsa, keduanya menunjukkan bahwa perempuan dan laki-laki dalam masalah-masalah kemuliaan manusia, amal kebaikan, kesempurnaan dan perjalanan menuju Tuhan, tidak ada bedanya sama sekali,” ujarnya.

Anggota Majelis Khobregan Iran itu menambahkan, wakaf adalah faktor penyuci dan pengokoh jiwa manusia serta rahasia keabadian dan kelanggengan manusia.

Ia menerangkan, wakaf di sepanjang sejarah umat manusia, selalu menjadi faktor penting untuk membangun dan menyebarluaskan ajaran-ajaran agama dan memperkuat persatuan Muslimin dalam jalan dakwah budaya Islam.

Menurut Raisi, poros perputaran ekonomi Haram Suci Razavi berdiri di atas dua landasan, wakaf dan nazar.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam aktivitas-aktivitas ekonomi termasuk langkah-langkah sekunder Haram Suci Razavi, masalah yang tetap kokoh dari dulu hingga sekarang di tempat suci ini adalah konsep wakaf dan nazar.

Hujatulislam Raisi mengungkapkan bahwa Goharshad adalah salah satu pelajar madrasah Islam Nabi Muhammad Saw dan Imam Ali as.

Dari kehidupan perempuan mulia ini, kata Raisi, kita memahami bahwa ajaran-ajaran Islam tidak terbatas pada satu kaum, suku, etnis dan kelas sosial tertentu. Setiap orang yang mengejar nilai-nilai agama dan pembentukan diri dengan hati bersih, cahaya nurani dan hidayah Islam memasuki hatinya dan akan menjadi sumber perubahan dalam sejarah. Bahkan jika tidak memiliki keluarga yang relijius, saleh dan terkemuka.

Raisi menilai Masjid Goharshad sebagai tempat yang berpengaruh besar dalam penyebarluasan hukum-hukum Ilahi.

“Perubahan yang dialami Nyonya Goharshad di bawah ajaran-ajaran Islam, membawa berkah seperti Masjid Jami Goharshad yang dinamai dengan namanya dan disumbangkan kepada masyarakat Islam,” imbuhnya.

Perwalian Haram Suci Razavi mengutip nasihat-nasihat Nyonya Goharshad kepada para pewakaf masjid dan menuturkan, nasihat-nasihat beliau terkait metode pembiayaan dan bahwa Nyonya Goharshad berpesan masjid harus dikelola oleh para keturunan Imam Ridha as, menunjukkan pemikiran dan keyakinan beliau sehingga sebuah pusat bagi para pecinta Ahlul Bait as dapat tercipta.

Anggota Dewan Ahli Kepemimpinan Iran itu menilai penganugerahan penghargaan dunia Goarshad dengan tolok ukur amal baik para perempuan berprestasi dunia Islam, sebagai sebuah langkah efektif yang terwujud berkat bantuan Imam Ridha as.

Menurut Raisi, penghargaan ini adalah sebuah gerakan simbolik dan mengatakan, penghargaan ini tidak bisa menjangkau seluruh perempuan berprestasi, ilmuwan dan pewakaf Dunia Islam, akan tetapi diupayakan untuk mendorong para perempuan Mukmin dan penderma, untuk bekerja keras menyebarkan budaya agama dan amal kebaikan, membantu kaum fakir miskin dan jihad fi sabilillah dengan harta dan jiwanya.

Dalam acara ini empat perempuan Iran yang masing-masing bernama Fatemeh Saadat Navab Savafi, seorang mujahid revolusioner dan pengurus yayasan kebudayaan Syahid Navab Safavi, Simin Dokht Vahidi, ibu syair revolusioner “Loubat Geranpaye”, dokter ahli bedah dan penderma di bidang kedokteran dan Khadija Nizaei, anggota Dewan Pimpinan Badan Amal nasional Iran, menerima penghargaan dunia Goharshad.

Selain itu, Maftunah Atam, salah satu aktivis perempuan Turki dan ketua perhimpunan Fathimah Zahra sa, Shole Shakib, dokter dan pejuang Bahrain, Nazanin Karim, ketua jaringan perempuan Syiah di Kenya dan Halimah Kholf Saleh Jeibouri, pejuang Irak dalam perang melawan kelompok teroris Takfiri, adalah perempuan-perempuan non-Iran yang mendapat penghargaan dunia Goharshad.

Di akhir acara, putri Syeikh Zakzaky, Pemimpin gerakan Islam Nigeria beserta enam saudaranya yang syahid juga mendapat penghargaan.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: