Selain tokoh-tokoh inti sahabat Rasulullah -semisal Abu Dzar al Ghifari, Salman Alfarisi, Miqdad, Ammar bin Yasir, Hudzaifah al Yamani, Usamah bin Ziad (para sahabat yang diumpamakan oleh Rasulullah sebagai bintang-bintang itu), dan masih banyak lagi, tokoh-tokoh Syi'ah lainnya -yang tersebar dalam ragam bidang dan domain, antara lain:
Dari Kalangan Sahabat:
[1] Abdullah ibn Abbas. Ialah orang pertama dari kaum Syiah yang mendiktekan tafsir Al-Qur’an. Seluruh ulama Syiah telah mengungkapkan fakta dan memberikan kesaksian mereka atas kesyiahan Ibn Abbas (w.67H). menjelasng wafatnya, beliau berikrar di dalam doanya; “Ya Allah, Sungguh aku memohon kedekatan diriku kepadamu dengan kesetiaanku pada kepemimpinan Ali ibn Abi Thalib”.
[2] Jabir ibn Abdullah Al-Anshari; (w.70H) berada di jajaran pertama dari silsilah kedudukan para mufassir.
[3] Abdullah Bin Mas’ud.
[4] Ubay bin Ka’ab bin Qais Al-Ansyhari, yang pertama menyusun Fadhailul Qur’an (Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an)
Dari Kalangan Tabi’in Dan Tabi’:
[a] Bidang Tafsir:
[5] Sa’id ibn Jubair (w.94H); tabi’in yang paling ulung di bidang tafsir, sebagaimana kesaksian Qotadah, As-Suyuthi, Ibnu Khalqan. Kepadanya Abullah ibn Ishaq belajar qiroah (bacaan Al-Qur’an). Ia amat menguasai Al-Qur’an, ilmu Nahwu dan berbagai cabang ilmu bahasa Arab. Said ibn Jubair r.a yang pertama mengarang buku seputar ilmu Tafsir.
[6] Abu Soleh atau Mizan Bashri (w.100H) murid Ibnu Abbas di bidang Tafsir Al-Qur’an.
[7] Thawus ibn Kisan Abu Abdillah Al-Yamani (w.106H). Ia mempelajari tafsir pada Ibnu Abbas. Syeikh Ahmad ibn Taimiyah menganggapnya sebagai oang yang paling mengusai tafsir, sebagaimana yang dicatat pula di dlam Al-Itqon oleh Jalaluddin As-Suyuthi. Dan Ibnu Qutaibah di dalam kitab Al-Ma’arif memberikan kesaksian atas kesyiahan Thawus.
[8] As-Sudi Al-Kabir Islmail ibn Abdurrahman Al-Kufi (w.127H), . Di dalam Al-Ithqon, As-Suyuthi mengatakan: “Karya tafsir terbaik adalah tafsir tafsir Ismail As-Sudi. Darinyalah para Imam-imam mazhab menukil banyak riwayat”.
[9] Muhammad ibn As-Saib ibn Bysr Al-Kalbi (w.146H), disebutkan Ibn Nadim tatkala ia mengurut nama kitab-kitab yang dikarang berkenaan dengan tafsir Al-Qur’an.
[10] Jabir ibn Yazid Al-Ja’fi (w.127H), seorang tokoh di bidang tafsir Al-Qur’an. Ia mempelajari ilmu ini dari Imam Muhammad Baqir
[b] Ilmu Qiro’ah
[11] Sa’id ibn Al-Musayyab (w.70H). Ia belajar tafsir pada Ali ibn Abi Thalib dan Ibnu Abbas. Seorang imam qiroah di madinah dan telah dinukil dari Ibnu Al-Madaini bahwa “Aku tidak mengenal dari kaum tabi’in yang lebih luas ilmu dan wasasannya daripada Sa’id ibn Al-Musayyab”.
[12] Aban ibn Taghlab Ar-Ruba’i Abu Said Atau Abu Umaimah Al-Kufi (w.141H). Pelopor di berbagai bidang ilmu Al-Qur’an, Fiqih dan Hadis. Aban juga memiliki bacaan tersendiri yang masyhur di kalangan para Qori. Ibnu Nadim dalam Al-Fehrest menyebutkan karangan Aban mengenai ilmu Qira’ah, diantaranya kitab Ma’anil Qur’an, Kitabul Qira’ah dan Kitab minal Ushul mengenai ilmu Riwayat menurut mazhab Syiah.
[13] Hamzah ibn Habib, salah seorang Pencetus tujuh bacaan, yang mengarang kitab Al-Qira’ah. Ibn Nadim mengatakan “Al-Qira’ah adalah kitab yang ditulis oleh Hamzah ibn Habib; salah seorang dari tujuh sahabat terdekat Imam Ja’far Ash-Shadiq”.
[c] Ahkamul Qur’an
[14] Muhammad ibn As-Saib Al-Kalbi w.146H; seorang sabahat Imam Muhammad Baqir a.s. yang pertama kali menulis ilmu Ahkamul Qur’an, Ibn Nadim di dalam Al-Fehrest mengatakan: “Kitab Ahkamul Qur’an yang ditulis oleh Al-Kalbi telah diriwayatkannya sendiri dari Ibn Abbas”.
[d] Gharib al-Qur’an
[15] Aban ibn Taghlab (w.141H), yang pertama menyusun Gharib al-Quran
[16] Abu Ubaidah
[17] Muammar ibn Al-Mutsanna (w.209H).
[18] Abu Ja’far Ar-Rawasi.
[19] Abu Utsman Al-Mazani (w. 248 H), Al-Farra’ (w.207 H), dan Ibnu Duraid Al-Kufi (w321); seorang ahli sastra Arab.
[e] Ma’anil Qur’an (makna-makna Al-Quran)
[20] Aban ibn Taghlab (w.141H), yang pertama menyusun ma’anil Quran
[21] Abu ja’far Ar-Rawasi dan Yahya Ibn Ziyad Al-Farra’ (w.207 H) Ibnu Nadim mengatakan: “Kitab Ma’anil Qur’an yang dikarang oleh Ar-rawasi dan kitab Ma’anil Qur’an yang disusun oleh Al-Farra’ untuk Umar ibn Bakar. Kedua penulis ini adalah dari kaum Syiah”.
[f] Nawadirul Qur’an (Kelangkaan Al-Qur’an)
[22] Ali ibn Husein ibn Fidhal (Tokoh Syiah abad ketiga). Ibnu Nadim mengatakan: “Syeikh Ali ibn Ibrahim ibn Hasyim yang menyusun kitab tentang Nawadirul Qur’an adalah seorang Syiah. Ali ibn hasan ibn Fidhal yang menulis kitab di bidang yang sama juga dari kaum Syiah. Begitu pula, Abu Nashr Al-‘Ayyasyi yang juga mengarang dibidang tersebut adalah seorang Syiah”.
[g] Mutasyabihul Qur’an (tentang makna-makna samar di dalam Al-Qur’an)
[23] Hamzah ibn habib Az-ziyad Al-Kufi (w.156H) yang pertama menyusunnya. Ibnu Nadim mengatakan: “Kitab Mutasyabihul Qur’an adalah karya Hamzsh ibn Habib, dan ia dalah salah satu dari tujuh sahabat dekat Imam Ja’far Ash-Shadiq”.
[24] Muhammad ibn Ahmad Al-Wazir yang hidup semasa dengan Syeikh Ath-Thusi. Ia memiliki kitab Mutasyabihul Qur’an.
[25] Syeikh Rasyiduddin Muhammad ibn Ali ibn Syar-Asyub Al-Mazandarani (w.288).
[h] Maqthu’ul Qur’an wa Maushuluhu (sambungan dan putusan ayat-ayat Al-Qur’an)
[26] Pertama kali disusun oleh Syeikh Hamzah ibn Habib. Muhammad ibn Ishaq (Ibnu Nadim) menyebutkan di dalam kitab Al-Fehrest bahwa sebuah kitab Maqthu’ul Qur’an wa Maushuluhu adalah karya Hamzah ibn Habib; salah seorang tujuh sahabat dekat Imam Ja’far Ash-Shadiq.
[i] Titik-titik huruf dan tanda-tanda baca (i’rab)
[26] Abul Aswad al-Duali diakui tidak hanya dalam Syiah tapi juga Sunni yang pertama yang meletakkan serta menjaganya dari tahrif (distorsi) menyusun i’rab, dan di sebagian buku adalah Yahya ibn Ya’mur Al-‘Idwani; yaitu murid Abul Aswad.
[27] Yahya mempelajari Nahwu pada Abul Aswad al-Duali. Dan ia dikenal sebagai seorang tokoh dari jajaran pertama kaum Syiah yang mengakui kedudukan tinggi Ahlulbait.
[j] Majazul Qur’an (Metaforika Al-Qur’an)
[28] Yahya Ibn Ziyad Al-Farra’ (w.207 H) yang pertama kali menyusunnya. Kitab Majazatul Qur’an lainnya karya Sayyid Syarif Radhi Al-Musawi [29] , saudara Sayyid Al-Murtadha. Adapun Manna Al-Qattan menyebut Al’Izz bin Abdul Salam (w.660H)
[k] Amtsalul Qur’an (pribahasa Al-Qur’an)
[30] Syeikh Muhammad ibn Muhammad ibn Al-Junaid. Ibnu Nadim menyebutkan: “Kitab Amtsalul Qur’an pertama adalah karya Ibnu Junaid”.
[l] Fadhailul Qur’an (Keutamaan-keutamaan Al-Qur’an)
[31] Ubay ibn Ka’ab Al-Anshari, seorang sahabat Nabi Saw menurut Ibnu Nadim adalah pelopor bidang ini.
[32] Al-Hasan ibn Ali ibn Abu Hamzah Al-Bathayini, Muhammad ibn Khalid Al-Barqi (hidup di masa Imam Ali Ar-Ridha), Ahmad ibn Muhammad Al-Yasari (hidup di jaman Khalifah Dzahir dan Imam Hasan Al-Askari), Muhammad ibn Mas’ud Al-‘Ayyasyi, Ali ibn Ibrahim ibn Hasyim, Syeikh Al-Kulaini dan Ahmad ibn Muhammad ibn Ammar Abu Ali Al-Kufi (w.346 H)
[m] Asba’ul Qur’an (Tujuh Bacaan Al-Qur’an)
[33] Hamzah ibn Habib Al-Kufi Az-Ziyab; salah seorang dari tujuh tokoh pembaca Syiah. Ibnu Nadim menyebutkan kitab Asba’ul Qur’an dan kitab Hudud Ayil Qur’an, dan mengatakan bahwa kitab tersebut adalah karya Hamzah. Dan sejauh ini, saya tidak mengetahui seorang pun yang mendahului Hamzah dalam mengarang kitab tentang ilmu ini.
Beberapa karya di atas menunjukan kepeloporan Syiah dalam bidang ilmu-ilmu al-Quran di masa lalu yang hingga kini masih tetap relevan –berbeda dalam bidang ilmu kalam dan fiqih yang masih tetap menyisakan pertentangan hingga saat ini. Dan kepeloporan Syi'ah dalam bidang-bidang lainnya akan dibahas dan dikodifikasi lebih lanjut.
(Teras-Erwin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email