Penantian yang dijelaskan di sini adalah penantian “Al-Faraj yang dinantikan”, yakni sosok yang akan merealisasikan janji Ilahi, yang kelak akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi kelaliman dan kezhaliman.
Shabestan News Agency, Hujjatul Islam Ali Ridha Panahian dalam kitab “penantian awam, ‘alim dan irfan” beliau menulis :
Sebelum kita membahas tentang masalah penantian Imam Zaman afs, ada baiknya kita membahas dulu tentang pembagian intizhar atau penantian, sehinggga menjadi jelas penanti apa yang ingin kita defenisikan.
Secara umum, intizhar atau penantian terdapat dalam setiap masa dan keadaan, akan tetapi penantian “Al-Faraj” merupakan bentuk penantian yang paling penting, atau dengan kata lain penantian yang paling utama dari penantian apapun juga. Selain itu, menanti “Al-Maw’ud” juga merupakan contoh nyata dalam menanti Al-Faraj.
Banyak di antara penantian-penantian yang masuk dalam kategori penantian Al-Faraj, misalnya seperti menanti datangnya waktu untuk melakukan pertemuan atau urusan penting, menanti dalam mendengarkan jawaban dari suatu pembahasan atau juga menanti untuk melihat orang yang dicintai, ini semua termasuk dalam penantian yang membuka ikatan penantian Al-Faraj.
Orang-orang yang selalu berdoa untuk meminta jalan keluar dari permasalahan, dan menyelesaikan ketidak tenangan dan ketidak bahagiaan, dan juga berharap tentang kebaikan di masa depan, mereka termasuk orang-orang yang menanti Al-Faraj, meskipun tingkatan penantian mereka berbeda-beda.
Pada intinya, penantian yang dijelaskan di sini adalah penantian “Al-Faraj yang dinantikan”, yakni sosok yang akan merealisasikan janji Ilahi, yang kelak akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi kelaliman dan kezhaliman.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email