Pada bulan Januari 1990, Ayatullah Khaery, seorang ulama Iran,
berkunjung ke Indonesia dalam rangka silaturahmi dengan ormas-ormas
Islam di Indonesia. Dalam satu kunjungannya ke PP Muhammadiyah di
Jakarta, beliau memberikan ceramah tentang pentingnya persatuan dan
ukhuwah di kalangan umat Islam tanpa membeda-bedakan madzhab yang
dianutnya. Berikut cuplikan dari ceramah Beliau.
...........
Masalah
persatuan merupakan masalah yang amatpenting bagi umat Islam Indonesia.
Karena, hanya dengan persatuan maka pelaksanaan dakwah Islam bisa
berjalan dengan lancar, penuh semangat, serta memungkinkan diterimanya
sumbangan-sumbangan pemikiran dari luar dengan baik.
Di sini
tentunya kita tidak akan berbicara tentang perbedaan madzhab, atau
membicarakan kejelekan madzhab lain dengan hujjah yang membenarkan
madzhabnya sendiri, tanpa disertai bukti-bukti yang sahih. Kalau i’ikad
baik semacam ini tidak ada pada semua pihak, maka semua orang tidak akan
puas terhadap bentuk pengadilan ini. Apalagi bila setiap pertanyaan
tidak terjawab dengan jelas dan komprehensif. Kalau kita sudah bisa
menerima kebenaran yang disampaikan oleh kelompok lain, maka kita akan
termasuk orang-orang yang mencari ilmu dari sumber aslinya, seperti yang
digambarkan oleh al-Qur’an:
“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacaah kitabku ini.” (QS 69:19)
Pembahasan
yang bermanfaat bagi kita adalah pembahasan tentang keutamaan saling
berbagi ilmu dan pengalaman serta saling mendidik di anatara berbagai
madzhab, bukan pembahasan tentang kelebihan madzhab satu terhadap
madzhab lain. Pembahasan tentang kelebihan madzhab satu terhadap madzhab
yang lain merupakan benih-benih prasangka buruk, perpecahan, permusuhan
dan kegagalan. Allah berfirman:
“Dan taalah kepada Allah dan
Rasulnya, dan janganlah kalian berbantah-bantahan yang menyebabkan
kalian gentar dan kehilangan kekuatan. Dan bersabarlah, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS 3:103).
Oleh
karenanya, sekarang kita memilih membahas kautamaan saling berbagi ilmu
dan mendidik antara satu madzhab dengan madzhab yang lain. Siapa yang
mau mengambil pelajaran dari saudaranya, dialah yang akan maju.
Sebaliknya, siapa yang menutup diri dan tidak mau (mampu) melaksanakan
hal tersebut, maka ia akan ketinggalan. Maka yang ketinggalan harus
mengambil pelajaran dari yang sudah maju, dan tidak perlu khawatir
terhadap kemajuan saudaranya, karena (saudaranya itu) tidak mungkin akan
menjadi saingan yang merugikan dirinya. Dalam hal ini Allah berfirman:
“Merekalah orang-orang yang bersegera untuk melakukan kebaikan, dan merekalah yang lebih dulu memperolehnya." (QS 23:61)