Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Ja’far Umar Thalib. Show all posts
Showing posts with label Ja’far Umar Thalib. Show all posts

Ja’far Umar Thalib Ancam Kebhinekaan


Panglima Laskar Jihad Ja’far Umar Thalib menegaskan dirinya tidak takut kepada Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Hal ini dinyatakan di hadapan ratusan orang dalam acara tabligh akbar berjudul “Perang Melawan Pluralisme” di Masjid Gede Kauman, Yogyakarta, Minggu (8/6).

Ja’far mengatakan dirinya siap berperang melawan pluralisme karena menurut dia, Islam tidak mengenal paham tersebut. Penolakan dan kecaman untuk hidup dalam keberagaman itu ditujukan juga kepada Raja Kraton Yogyakarta yang dianggap selalu menyerukan pluralisme.

“Umat Islam menentang pluralisme. Biarpun Sultan bilang begitu, saya tidak takut kepada Sultan. Meskipun ratusan Kraton bersatu, saya tidak takut,” katanya.

(baca: Yogyakarta Darurat Intoleransi).


Ia pun mengatakan, salah satu resiko berperang melawan pluralisme adalah ditangkap Polisi. Tapi menurut dia, itu adalah resiko biasa dalam berperang. Ditambah lagi, Ja’far Umar Thalib mengaku tidak punya rasa takut kepada Kapolda. “Meskipun TNI dan Polri melebur, saya tidak takut pada Kapolda.”

Sebelumnya, pengurus Masjid Kauman menolak untuk memberikan izin penyelenggarakan tabligh akbar karena tema yang diusung acara tersebut yaitu “Perang Melawan Pluralisme”. Tema itu dianggap tidak sesuai dengan kondisi Yogyakarta.

“Izin sudah diajukan seminggu lalu, tapi belum ada temanya,” jelas pengurus Masjid Gede Kauman, Budi Setyawan. “Kalau tema yang “Perang Melawan Pluralisme” itu tidak boleh, lalu kemudian mereka menggantinya.”

Kepolisian Yogyakarta juga sudah mengeluarkan izin untuk pelaksanaan tabligh akbar ini, yang akhirnya berubah judul menjadi “Umat Indonesia Bersatu untuk Indonesia yang Maju”.
Saat acara berlangsung, tidak nampak pengamanan ketat dari pihak Kepolisian. Polisi hanya berjaga – jaga disepanjang jalan raya menuju Masjid Gede Kauman.

Masjid Gede Kauman adalah masjid tertua di Yogyakarta. Biasanya Sultan dan keluarganya memilih masjid ini untuk shalat Jumat dan hari raya keagaaman. Masjid yang terletak di alun-alun utara ini hanya berjarak satu kilometer dari tempat tinggal Sultan Hamengku Buwono X.

Editor: Citra Dyah Prastuti
http://www.portalkbr.com/berita/nasional/3274014_4202.html

Ceramah Ja’far Umar Thalib Ancam Toleransi Umat Beragama 


Isi ceramah Panglima Laskah Jihad Jafar Umar Thalib dianggap memprovokasi umat Islam di Yogyakarta untuk menolak toleransi antar umat beragama.

Ceramah tersebut disampaikan dalam Tabligh Akbar yang berlangsung hari Minggu (8/6) di Masjid Kauman, Yogyakarta. Acara tersebut semula berjudul “Perang Melawan Pluralisme”, tapi demi lantas berganti nama menjadi “Umat Indonesia Bersatu untuk Indonesia yang Maju”.

Koordinator Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta (Makaryo) Benny Susanto mengatakan, sikap pemerintah yang mendukung pluralisme dibaca sebagai ‘genderang perang’ oleh kelompok Laskar Jihad.
“Saya hanya menyampaikan apa yang disampaikan Ustad Jafar,” kata Benny. “Jadi bulan Ramadhan dianggap sebagai bulan Jihad. Dan siap-siap saja kalau pluralisme masih disampaikan oleh negara, (yang dianggap sebagai) kaki tangan kafir.”

“Kalau pemerintah Kraton maupun polisi tetap menyebarkan pluralisme, itu berarti genderang perang bagi kelompok seperti mereka.”

Selain ceramah yang dinilai provokatif, Pemerintah Yogyakarta juga dianggap tidak berani turun tangan mengatasi aksi provokasi Panglima Laskar Jihad Jafar Umar Talib. Benny mengaku sudah bertemu dengan Gubernur, Bupati dan Kapolda Yogyakarta untuk menagih ketegasan mereka dalam menyikapi provokasi yang dilontarkan oleh Jafar Umar Thalib. Tapi menurut Benny, pemerintah justru membiarkannya.
“Apakah nggak ada keberanian untuk bersikap tegas, saya nggak tahu. Tapi waktu saya bertemu Gubernur tentang hal ini, katanya sudah berkoordinasi dengan Kapolda. Tapi ya itu sebatas formalitas. Tidak ada sisi upaya represif dari negara sebagai penegak hukum.”

Masjid Kauman di Yogyakarta dianggap sebagai simbol kebhinekaan bagi masyarakat Yogyakarta yang mengusung pluralisme.

http://portalkbr.com/berita/nasional/3274129_4202.html
Sultan Enggan Tanggapi Provokasi Jafar Umar Thalib


Yogyakarta – Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X enggan menanggapi aksi provokatif yang dianggap akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan bertoleransi di Yogyakarta.
Aksi provokatif sebelumnya dilakukan Panglima Laskah Jihad Jafar Umar Thalib saat berceramaah di Masjid Kauman, hari Minggu kemarin (8/6). Ia dianggap memrovokasi umat Islam di Yogyakarta untuk menolak toleransi antarumat beragama.

Menurut Sultan, sekarang ini saatnya semua pihak untuk menahan diri agar kehidupan masyarakat kembali aman.

“Kita saat ini mau menurunkan tensi, jadi sesuatu yang saya harus mengomentari hal seperti itu tidak usahlah itu akan menumbuhkan ketidakpastian dari masyarakat merasa tidak aman, tidak usahlah,” katanya di Kantor Gubernur, Senin (9/6).

Menurut Sultan saat ini koordinasi untuk menjaga keamanan berada di Kepolisian. Segala penindakan hukum merupakan tanggungjawab polisi. “Kita sudah ada MOU (Nota Kesepahaman, red.) dengan penegak hukum di DIY, mestinya itu semua aplikasinya di tangan Polda,” kata Sultan.

Editor: Anto Sidharta
http://portalkbr.com/nusantara/jawabali/3274813_4262.html

Sumber: satu islam.


Terkait Berita: