"Ketika pertempuran berakhir kami sampai ke wilayah Zainabiyah, kawan-kawan menyampaikan berita tentang penyebaran gambar kepala Reza yang sudah disembelih pemberontak. Saya juga tak mampu melihat gambar-gambar tersebut karena tidak dapat menahan haru."
Menurut
Kantor Berita ABNA, sejak terjadinya krisis Suriah yang meletus pada
tahun 2011, militan asing dari berbagai Negara dengan berkedok misi
jihad berbondong-bondong masuk ke negeri tersebut. Bukannya membawa
perdamaian malah kelompok-kelompok militan tersebut melakukan berbagai
aksi keji dan dengan bangga dipertontonkan dihadapan dunia. Mulai dari
merusak dan membom masjid-masjid dan tempat-tempat suci umat Islam,
seperti Haram Sayyidah Zainab as, Haram Sayyidah Ruqayyah, makam Abu
Dzar al Ghiffari, makam Uwais al Qarni, dan merusak makam sahabat Nabi
Saw serta menculik jasadnya yang masih utuh. Kekejiannya bukan hanya
sampai disitu, mereka dengan bangga memamerkan penyiksaan yang mereka
lakukan kepada para tahanan, mulai dari memisahkan kepala dari tubuhnya
sampai menguyah-nguyah jantung.
Tahun
2013 lalu, kelompok teroris berupaya meledakkan Haram Sayyidah Zainab
dengan kendaraan yang bermuatan bahan peledak, namun kendaraan tersebut
telah meledak sebelum memasuki gerbang kompleks Haram dan upaya teroris
itu menemukan kegagalan.
Dengan
adanya upaya dan rencana keji tersebut, pengikut mazhab Syiah dari
berbagai Negara berinisiatif menjaga dan mempertahankan Haram Sayyidah
Zainab dan Sayyidah Ruqayyah termasuk tempat-tempat suci lainnya,
termasuk kawasan penduduk sipil di Suriah dengan membentuk pasukan
sukarelawan seperti Brigade Ahlil Haq, Fatimiyyun, Khudan al ‘Aqilah,
Zulfiqar dan Abul Fadh Abbas.
Batalyon
Fatimiyyun yang dibentuk oleh warga muslim Syiah Afghanistan diantara
kesatuan sukarelawan yang bertugas untuk menjaga tempat-tempat suci
Islam di Suriah. Telah ada sejumlah dari anggota Batalyon tersebut yang
gugur syahid dalam menjalankan tugas. Beberapa bulan lalu, 10 jenazah
syuhada dari Batalyon Fatimiyyun di arak di kota Qom, Masyhad, Isfahan
dan Tehran untuk mendapatkan penghormatan terakhir.
Menurut
berita terbaru, teroris Suriah berhasil menangkap anggota Batalyon
Fatimiyyun yang bernama Reza Ismaili, yang kemudian disembelih dan
dilecehkan kepalanya.
Abu
Haidar, salah seorang rekan as Syahid Reza Ismaili menceritakan, “As
Syahid Reza Ismaili adalah seorang warga Afghanistan yang lama menetap
di Iran, sekitar 19 tahun. Beliau pernah belajar di Universitas Ferdowsi
di kota Masyhad Iran. Beliau seorang pemuda yang tampan dan gemar
olahraga. Dia pernah meraih juara di pertandingan bina raga kategori 55
kg di tingkat provinsi Khurasan.”
“As
Syahid Ismaili turut bergabung dengan sukarelawan penjaga Haram
Sayyidah Zainab as dan termasuk dalam anggota Batalyon Fatimiyyun.
Beliau dengan cepat beradaptasi dan menguasai bela diri.” lanjut Abu
Haidar.
Abu
Haidar melanjutkan ceritanya, “Pekan lalu, terjadi pertempuran sengit
dalam operasi mengambil kembali kawasan penduduk Syiah Zamaniyah, di
Timur Ghute, yang berada dalam cengkaman pengganas teroris Takfiri.
Setiap hari kami hanya mempunyai beberapa jam untuk gencatan senjata.
Menyadari salah seorang anggota kami tidak hadir, As-Syahid Ismaili
bergerak ke kawasan pertempuran untuk mencarinya.""Ketika Reza mencari
angggota pasukan yang hilang itu, beliau bertempur dengan pihak musuh
dan mengalami luka. Malangnya disebabkan luka yang parah, beliau tidak
mampu kembali dan menjadi tawanan pemberontak." Jelas Abu Haidar.
Mengenai
akhir pertempuran di Ghute, anggota Batalion Fathimiyun menjelaskan,
"Pagi Ahad lalu, kami berhasil merebut kembali kota kecil Zamaniya dari
kelompok pemberontak, dan kami segera menyisir kawasan untuk mencari
anggota yang hilang dan As-Syahid."
"Ketika kami menemui
jasad Reza Ismaili, kepalanya sudah tidak ada bersama badan. Hal ini
menyebabkan kami semua menangis, sampai kini ketika saya berbicara
dengan anda, kami masih tidak menemui kepalanya.” Ucap Abu Haidar sambil
menahan tangsi.
"Ketika
pertempuran berakhir kami sampai ke wilayah Zainabiyah, kawan-kawan
menyampaikan berita tentang penyebaran gambar kepala Reza yang sudah
disembelih pemberontak. Saya juga tak mampu melihat gambar-gambar
tersebut karena tidak dapat menahan haru."
Jasad tanpa kepala As Syahid Reza Ismaili telah dihantarkan kepada
keluarganya yang menjadi imigran dan pengungsi di Iran. Beliau telah
dimakamkan dengan penuh penghormatan di kota suci Masyhad Iran. Ribuan
orang mengiringi pemakaman jenazah beliau.
Selamat jalan as Syahid tanpa kepala, Imam Husain as akan bangga
kepadamu, dan menyambut ruh sucimu beserta Sayyidah Zainab, Sayyidah
Ruqayah dan Sayyidatina az Zahra alaiha salam.
Sumber: Abna.ir