Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Tantowi Yahya. Show all posts
Showing posts with label Tantowi Yahya. Show all posts

Tantowi Yahya: Pemahaman Ideologi Pancasila kepada Generasi Muda tidak Boleh Berhenti

Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya saat melakukan kegiatan Sosialiasi Empat Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Kecamatan Cilincing, Rabu (6\5/2015).

Pemerintah DKI Jakarta tidak boleh mengabaikan pembinaan terhadap generasi muda. Sebaliknya, program-program yang memberdayakan generasi muda harus ditingkatkan.
"Saya berharap pemerintah DKI Jakarta meningkakan anggaran untuk program pembangunan generasi muda agar punya integritas dan kemampuan (skill) yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja," kata Tantowi Yahya dalam kegiatan Sosialiasi Empat Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Kecamatan Cilincing, Rabu (6\5/2015).

Dihadapan sekitar 100 pengurus Karang Taruna se-Kecamatan Cilincin Tantowi mengungkapkan, di tengah kekisruhan dana APBD DKI Jakarta 2015, pemerintah DKI Jakarta juga harus fokus mengedepankan program pembinaan mental generasi muda.

Saat ini, ujarnya, situasi di Jakarta semakin tidak kondusif, ada fenomena begal di mana-mana, peredaran minuman keras yang semakin tidak terkendali hingga munculnya paham radikalisme seperti ISIS.

Untuk mencegah hal-hak negatif tadi, tambah Tantowi, selain program spiritual, program pembinaan generasi muda yang dibutuhkan adalah pembinaan karakter bangsa. Program tersebut bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan juga ideologi bangsa.
"Penanaman ideologi Pancasila,kepada generasi muda tidak boleh berhenti tapi harus terus berlanjut dan berkesinambungan," ujar Tantowi.

Menurut Tantowi kegiatan Sosialiasasi Empat Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dapat mencegah timbulnya paham radikalisme seperti ISIS.
"Dengan menanamkan Empat Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara kepada generasi muda, saya yakin kedaulatan bangsa dapat tetap terjaga," pungkas Tantowi.

Kegiatan sosialisasi empat konsensus dasar, dibuka oleh Camat Cilincing Wawan Budi Rahman. Yang menarik, saat sesi pertanyaan, salah seorang peserta, Heriyanto Ketua Karang Taruna Kelurahan Marunda menanyakan kesiapan Tantowi untuk bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menjawab pertanyaan tersebut, dengan diplomatis Tantowi mengatakan untuk sementara ini dia masih fokus dengan tugas sebagai wakil rakyat masyarakat DKI Jakarta, khususnya Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

(Source)

Tantowi Yahya Kunjungi Israel Secara Rahasia

Tantowi Yahya dan rombongan saat berkunjung ke Israel. Foto ini dipublikasikan oleh israelhayom.com

Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya kunjungi  Israel. Hal ini terungkap oleh sebuah media setempat Israelhayom.com yang mengungkap kedatangan Tantowi Yahya, salah seorang anggota Komisi I DPR ini dengan judul "High-ranking Indonesian delegation secretly visits Israel pada 10 Juni lalu.

Dalam tulisan itu menyebut Tantowi Yahya sebagai pimpinan delegasi. Dalam situs itu juga memajang foto Tantowi Yahya bersama rombongan.
"Delegasi tingkat tinggi Indonesia. Kunjungi Israel secara rahasia, pekan lalu. Negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia itu tak punya hubungan diplomatik dengan Israel," tulisan Israelhayom.com

Kunjungan Tantowi Yahya dan rombongan disebut kunjungan yang pertama kali. Dan sebagai kunjungan dari Asia Tenggara pertama yang dilakukan ke negara Israel.

Dijelaskan dalam situs tersebut, pertemuan itu difasilitasi organisasi Yahudi Australia "pro-zionis" yang punya hubungan baik dengan juru bicara parlemen Israel, Knesset, Yuli Edelstein. Tak dijelaskan tujuan dari kunjungan Tantowi Yahya tersebut.

Tantowi: Saya ke Israel untuk Ketahui Proses Perdamaian


Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengaku pergi ke Israel selama 4 hari untuk memenuhi suatu undangan dari pemerintah setempat. Undangan itu berkaitan dengan penyampaian proses perdamaian antara Israel dengan Palestina.

Tantowi menjelaskan, dirinya hadir atas undangan pribadi bersama beberapa perwakilan dari perguruan tinggi dan lembaga think tank di Indonesia. Kunjungan tersebut berlangsung selama empat hari, terhitung sejak 27 Mei sampai 1 Juni 2013.
"Diundang oleh Australian-Jewish Association berkunjung ke Israel selama 4 hari," kata Tantowi saat dihubungi pada Selasa (11/6/2013) malam.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar ini menuturkan, dalam kunjungan itu, rombongan dari Indonesia dipertemukan dengan sejumlah pihak. Mulai dari anggota parlemen, pemerintah, akademisi, dan perwakilan masyarakat Israel.

Kegiatan dalam kunjungan itu, kata Tantowi, rombongan disibukkan dengan berbagai kegiatan seminar dan dialog. Karena tujuan utama dari kunjungan tersebut adalah untuk mengetahui proses perdamaian Israel dengan Palestina yang sedang berlangsung.

Meski Indonesia tak memiliki hubungan bilateral dengan Israel, namun Tantowi merasa perlu ikut dalam rombongan karena dirinya merupakan Anggota Komisi I yang fokus pada persoalan pertahanan, luar negeri, dan informasi.

"Saya ikut karena penting bagi untuk mendengarkan penjelasan dari petinggi Israel terkait proses perdamaian tersebut. Dalam berbagai dialog dengan nara sumber tersebut, kami menyimpulkan bahwa Israel belum berlaku adil terhadap Palestina. Mana ada perdamaian tanpa keadilan," ujarnya.

(Source)

Ini Alasan Tantowi Yahya Sebut Israel Tidak Memusuhi Islam


Politisi Partai Golkar Tantowi Yayha mengakui kunjungannya ke Israel.
Kedatangannya kesana, Tantowi Yahya mengaku ditemani oleh para pemimpin redaksi surat kabar nasional.
"Saya bersama dengan wapemred Tempo, Kompas, Jakarta Post, Antv, Dekan Fakultas politik universitas Paramadina dan exc director Habibie Centre. Diundang oleh Australian-Israel Association ke Israel untuk melihat melihat proses perdamaian Israel-Palestina dan perkembangan terkini Arab Spring," ujar Tantowi dalam penjelasannya, khusus kepada Tribun Rabu (12/6/2013).

"Undangan ini dilayankan terkait dengan inisiatif perdamaian terkini yang diinisiasi oleh Amerika. Sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar, mereka merasa penting mengundang representasi Indonesia. Kami dipertemukan dengan para petinggi negara tersebut, parlemen, kalangan media, akademisi, LSM sampai masyarakat biasa," papar Tantowi.

Dalam kunjungan itu, Tantowi menjelaskan juga dipertemukan dengan pejabat dari Palestina.
Dari berbagai pertemuan yang dilakukan, ujarnya lagi, kemudian bisa disimpulkan persepsi akan perdamaian itu sendiri berbeda antara pemerintah Israel dengan kalangan masyarakat di Indonesia.
"Dalam kunjungan ini, kami juga melihat bagaimana Israel masih memberlakukan Palestina secara tidak adil. Mereka juga dengan mudahnya melanggar kesepakatan, hal yang banyak dikeluhkan oleh kalangan internasional. Selama disana kami juga diajak ke pemukiman (settlement) yang selama ini jadi sumber masalah dan ternyata banyak diantaranya berupa perumahan mewah," Tantowi menjelaskan.

Meski menganggap Isreal belum adil, namun Tantowi meyakinkan Israel tidaklah memusuhi Islam.
Diungkap, 30 persen penduduk Israel beragama Islam. Tantowi juga memastikan kedatangannya ke Israel bukan kapasitasnya sebagai anggota perwakilan Komisi I DPR.
"Islam juga terwakili di parlemen. Dari 120 anggota parlemen, 8 diantaranya representasi dari Islam. Saya hadir dalam kapasitas pribadi, tidak mewakili partai dan DPR. Saya ikut karena sebagai anggota komisi 1 yang membidangi luar negeri," katanya.

"Saya perlu mengetahui informasi dari pihak mereka sebagai tambahan dari informasi yang saya terima dari pejabat Palestina ketika kom 1 berkunjung ke Palestina thn 2010 dan 2013 lalu," pungkas Tantowi Yahya seraya menegaskan, kedatangannya ke Israel bukan kunjungan rahasia. (Sumber)

(Source)

TANTOWI YAHYA ANTEK ISRAEL!!


Di tengah dukungan Pemerintah Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya berkunjung ke ISRAEL sejak 27 Mei hingga 1 Juni 2013. Tantowi Yahya selama empat hari pergi ke Israel untuk memenuhi undangan Australian-Jewish Association guna melihat proses perdamaian ISRAEL-PALESTINA dan perkembangan terkini Arab Spring. Politisi Golkar ini memimpin delegasi Indonesia mengunjungi Israel. Bersamanya sejumlah wapimred media massa termasuk Dekan Fakultas politik Universitas Paramadina dan Director Habibie Center. 
 
Tantowi Yahya mengaku saat melakukan kunjungan ke “Israel” ditemani oleh para pemimpin redaksi surat kabar nasional. “Saya bersama dengan Wapemred Tempo, Kompas, Jakarta Post, ANTV, Dekan Fakultas politik Universitas Paramadina dan Eksekutif Director Habibie Centre,” ungkap Tantowi, seperti dikutip Tribunnews.com, Rabu 12 Juni  2013.

Dalam kunjungan tersebut, Tantowi Yahya dan rekanannya itu dipertemukan dengan petinggi Israel. Mulai dari parlemen, pemerintahan, kalangan kampus, media dan masyarakat biasa. Kepergian Tantowi ke negara Yahudi itu menuai kritik dari berbagai pihak lantaran sikap Indonesia selama ini yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Apa pun alasannya, kunjungan Tantowi Yahya Cs ke negara penjajah Zionis “ISRAEL” merupakan bentuk PENGKHIANATAN terhadap bangsa Indonesia. Dalam konstitusi bangsa Indonesia, pembukaan UUD 45, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. ‘ISRAEL’ adalah negara PENJAJAH.

Kunjungan Tantowi Yahya itu jelas menyakiti warga dunia khususnya umat Islam yang telah menjadi korban keganasan Zionis “ISRAEL”. Sungguh sulit untuk dipercaya kalau kunjungan itu bertujuan mendamaikan ISRAEL-PALESTINA. Dalam keyakinan agama Yahudi, Palestina itu bagian dari “ISRAEL”. Bagaimana orang Indonesia mau mendamaikan?

Tantowi mengaku kedatangannya ke Israel bukan dalam kapasitas PRIBADI sebagai anggota perwakilan Komisi I DPR. Anehnya, pernyataan dia “dalam kapasitas PRIBADI” bertentangan dengan pernyataan selanjutnya bahwa dia ikut karena merupakan anggota Komisi I DPR.

“Saya hadir dalam kapasitas pribadi, tidak mewakili partai dan DPR. Saya ikut karena SEBAGAI ANGGOTA KOMISI I yang membidangi luar negeri. Saya perlu mengetahui informasi dari pihak mereka sebagai tambahan dari informasi yang saya terima dari pejabat Palestina ketika Komisi I berkunjung ke Palestina tahun 2010 dan 2013 lalu,” pungkas Tantowi Yahya.

Terkait hal ini, Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab, mengecam keras, Habib mendesak Badan Kehormatan (BK) DPR RI untuk memeriksa Tantowi Yahya, apa motif Tantowi mengunjungi ‘ISRAEL’ di tanah jajahan Palestina, padahal Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan ‘ISRAEL’ ?.

“Tantowi Yahya dan Gerombolannya dalam kunjungan mereka ke Parlemen Israel tidak berhak mengatas-namakan Indonesia, karena “KUNJUNGAN ILEGAL” tersebut telah melukai hati Umat Islam Indonesia, sekaligus sudah melecehkan amanat Muqaddimah UUD 1945 yang Anti Penjajahan”, kata Habib Rizieq kepada redaksi fpi.or.id, Rabu 3 Sya’ban 1434 H/ 12 Juni 2013 M.

Yang lebih mengherankan, Tantowi meyakinkan ISRAEL tidaklah memusuhi Islam. Alasannya di Israel juga ada anggota parlemen perwakilan Islam. Diungkap, 30 persen penduduk Israel beragama Islam. Menurut Tantowi, Islam juga terwakili di parlemen, dari 120 anggota parlemen, 8 di antaranya representasi dari Islam.
“BK DPR RI dan PARTAI GOLKAR harus menyidang Tantowi dan memecatnya dari anggota Komisi I DPR RI dan dari Golkar. Bagaimana bisa Tantowi menyatakan bahwa ISRAEL tidak memusuhi Islam ?! Apa dia buta dan tuli, sehingga tidak tahu bahwa ISRAEL itu menjajah negeri Islam Palestina, dan berulangkali menistakan kesucian Masjidil Aqsha, serta sering membombardir Gaza yang mengakibatkan banyak korban luka dan cacat bahkan mati dari kalangan wanita dan anak-anak umat Islam yang tidak berdosa ??!! Heran, kok Golkar meletakkan orang yang mengalami “KETERBELAKANGAN INTELEKTUAL” sebagai anggota DPR RI”, lanjut Habib Rizieq.

Diberitakan sebelumnya, tujuh delegasi dari Indonesia telah mengunjungi ISRAEL atas undangan Australian-Israel Association, untuk melihat proses perdamaian Israel-Palestina.

Terkait Berita: