Son GokuJuly 29th, 2014,
ISLAMTOLERAN.COM-Gerindra
bagaimanapun juga adalah salah satu partai yang termasuk cepat di dalam
pertumbuhannya. Dibandingkan dengan Golkar dan PDIP, Gerindra diyakini
akan bisa menjadi nomor 1 di pilpres 5-10 tahun lagi.
Dengan icon penyatunya Prabowo Subianto, Gerindra menjadi partai
tersolid hampir tanpa celah korupsi di kadernya. Memang ada kasus
menimpa kredibilitas Pius dan Desmond.
Baru Ikut di pemilu 2009 , sekarang tahun 2014 sudah berhasil
mendapatkan dukungan kurang lebih 10%. Gerindra menjadi sasaran
penghancuran dari partai-partai yang sudah berdiri lama tetapi hilang
kredibilitasnya.
Sebut saja PKS dan PPP ataupun PAN, ketiga pertai ini sudah bertarung
cukup lama di pemilu legislatif. Tetapi tahun 2014 ini, 3 partai ini
bahkan kalah suara hampir 3-4 persen. Apalagi Hanura yang waktu
berdirinya hampir bersamaan dengan Gerindra.
Gerindra yang ditunjang dengan kekuatan kader solid dari berbagai
golongan, suku, rasa dan agama, disertai kader ataupun kepala daerah yg
didukungnya sangat bersinar, sebut saja Ahok dan Ridwan Kamil,
mengangkat elektabilitas partai berlambang Garuda tersebut.
Dengan dana dari Hasyim yang juga salah satu konglomerat besar
Indonesia, Gerindra bahkan tidak pernah wani piro utk kepala daerah yang
didukungnya di
pilkada.Tidak seperti PKS yang sudah terkenal mata duitan, Gerindra terkenal bersih.
Kebesaran Gerindra menjadi salah satu ketakutan dari partai-partai
yang melempem. Akhirnya sekarang di tahun 2014 dilakukanlah target
penghancuran. PKS adalah partai yang paling oportunis dan masyarakat
sudah tau.
Jangankah Demokrat dan SBY, Tuhan pun mereka jual . Menggunakan
ayat-ayat dan kemunafikan isi dakwah yang enak didengar, serta
pencitraan Anis Matta, PKS berhasil menipu grassroot yang tidak ngerti
agama.
Tetapi kebusukan dan kemunafikan tidak bisa menipu kalangan
berpendidikan tinggi. Akhirnya tahun ini, target 3% hanya menjadi
angan-angan.
Begitu melihat Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto, PKS harus punya kendaraan untuk melakukan operasi penghancuran.
Dua partai sekaligus disasar menjadi sasaran penghancuran. PDIP dan
Gerindra. Dengan isu-isu PKI yg difitnahkan kepada PDIP , publik
dicitrakan bahwa kubu Prabowo-Hatta secara overall-lah yang
melakukannya.
Padahal akun-akun anonim serta website-website berafiliasi dengan PKS lah yang menjadi dalang penyebaran fitnah PKI kepada PDIP.
masih ingat tidak waktu pilkada 2012 ? Jokowi-Ahok bahkan Prabowo sudah dituduh sebagai antek konglomerat Cina.
Jadi saya yakinkan bahwa bukan Gerindra sebagai dalang utama
penyebaran black campaign terhadap Jokowi-JK, tapi cyber2 army PKS
seperti ratu adil, triomacan2000 (klan PKS keadilan), voa-islam,
dakwatuna.
Akhirnya yang dikecam adalah Prabowo Subianto dan Gerindra. Akhirnya
simpati kepada Prabowo menjadi berkurang. Di dalam tim koalisi pun PKS
penuh ulah. Lihat saja komentar Fahri Hamzah kader PKS.
Seandainya Fahri tidak berkicau “Sinting” kepada “Jokowi dalam usulan
hari santri”, Prabowo diyakini masih bisa meraih suara dari swing
voters, terutama di daerah Jawa Timur. Berkat Fahri Hamzahlah, Prabowo
akhirnya kena getah.
Pasca pilpres, ulah PKS makin bertambah. Dengan rilis REAL COUNT
palsu yang diambil dari 5 Juli 2014, PKS mencoba menipu media dan massa.
Yang tertipu bukanlah media dan publik, tapi kader dan grassroot PKS
sendiri.
Sekali lagi Prabowo kena getah hasil dusta operasi PKS ! PKS yang
mempunyai cyber army memiliki tugas mencuci tangan hasil perbuatan kotor
para majikannya.
Lagi-lagi PKS berbohong soal bukti kecurangan yg isinya 10 truk,
ternyata setelah sampai di MK, bukti hanya 4 bundle. Lagi-lagi Prabowo
dan Gerindra kena getah.
Mahfud MD yg harusnya mempunyai kewenangan besar tim koalisi merah
putih pun dikadalin berkali-kali oleh PKS. Tagihan Mahfud MD soal
data-data bukti kecurangan KPU tidak bisa disediakan PKS, ujung-ujungnya
Mahfud MD disingkirkan.
Kini PKS meninggalkan luka mendalam bagi publik , dan akhirnya
netizen menjadi gerah.Gerakan tolak PKS di pemerintahan dibunyikan. Kini
sasaran penghancuran mereka hampir berhasil. Nama baik Prabowo Subianto
dan Gerindra makin tergerus populalitasnya.
Secara platform saja, PKS dan Gerindra ibarat bumi dan langit. Tetapi
Prabowo terlalu lemah terhadap PKS dengan mengajaknya berkoalisi.
PKS sudah jelas terbukti mempunyai agenda wahabisme internasional
walaupun tidak pernah diakui mereka sendiri, tapi secara doktrin, PKS
ibarat saudara dekat wahabi.
Agenda jangka pendek PKS adalah singkarkan dulu partai-partai yang
berplatform nasionalis. Dengan memberikan label LIBERALIS, SEKULER,
ATHEIS , PKI.
Propaganda PKS sedikit banyak membohongi umat Islam di Jawa Barat
untuk tidak memilih Jokowi dan PDIP (karena PDIP pemenang pemilu 2014) ,
tapi untuk Jateng dan Jatim serangan tersebut dibendung oleh NU
terutama afiliasinya di PKB.
Untuk serangan ke Gerindra tidak keliatan kasat mata karena mereka
memang sedang gerogoti Gerindra dari dalam. Tuh liat aja kampanye
pilpres Prabowo. Motor utama mereka PKS.. mana kader-kader Gerindra ?
Sepertinya tenggelam oleh superioritas elit-elit PKS.
Bagi PKS, tidak ada kawan di Indonesia, bahkan PKB, PPP dan PAN yang
mengusung asas Islam moderat pun adalah musuh. SBY dan Demokrat
setidaknya sudah merasakan manuver PKS.
SBY bahkan mau ditarik ke pusaran kasus daging import sapi oleh PKS.
Untung saja SBY secara cepat menetralisir di depan publik. Tapi
imbasnya, keraguan publik terhdp SBY masih tinggi. Itu juga karena SBY
diindikasikan mengetahui kasus Century dan Hambalang.
PKS tidak menjadi beban jika kali ini capres yang disupportnya kalah,
yang penting senjata- senjata mereka sudah dimuntahkan ke PDIP dan
Jokowi.
PDIP adalah satu- satunya partai kader yang solid yang tentunya
menjadi saingan utama PKS yg juga terkenal dengan kader militan. Isu PKI
yang ditembakkan PKS ke PDIP secara tidak langsung berdampak jangka
panjang dengan menanamkan kecurigaan terhadap PDIP dan Jokowi , terutama
sasaran kampanye hitamnya adalah warga- warga NU yang orang tua mereka
menjadi korban kebiadaban PKI di Jawa Timur.
Tapi kalau menang, ya syukur bisa masuk ke pemerintahan untuk membuat
kebijakan-kebijakan yang pro dengan agenda partai dan golongan mereka
sendiri seperti yg sudah dijalankan saat ini.
Masih banyak lagi muslihat-muslihat partai berkedok dakwah ini. Yang
pasti, sasaran utama mereka secara politis adalah PDIP dan Gerindra,
sasaran dakwah mereka adalah mengPKS-kan orang NU dan Muhammadiyah.
Setelah pemilu 2014 ini, partai mana yang akan menjadi sasaran operasi penghancuran PKS? Kita liat saja.
Untuk Prabowo Subianto, recovery dari keterpurukan citra yang sudah
dibangun bertahun-tahun semakin sukar pasca pilpres ini. Semoga Gerindra
kembali bangkit dan pintar2 mencari teman koalisi.
PENULIS:
politikanal.blogspot.com
http://www.islamtoleran.com/operasi-penghancuran-gerindra-oleh-pks/