Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label DKI. Show all posts
Showing posts with label DKI. Show all posts

Tantowi Yahya: Pemahaman Ideologi Pancasila kepada Generasi Muda tidak Boleh Berhenti

Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya saat melakukan kegiatan Sosialiasi Empat Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Kecamatan Cilincing, Rabu (6\5/2015).

Pemerintah DKI Jakarta tidak boleh mengabaikan pembinaan terhadap generasi muda. Sebaliknya, program-program yang memberdayakan generasi muda harus ditingkatkan.
"Saya berharap pemerintah DKI Jakarta meningkakan anggaran untuk program pembangunan generasi muda agar punya integritas dan kemampuan (skill) yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja," kata Tantowi Yahya dalam kegiatan Sosialiasi Empat Konsensus Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Kecamatan Cilincing, Rabu (6\5/2015).

Dihadapan sekitar 100 pengurus Karang Taruna se-Kecamatan Cilincin Tantowi mengungkapkan, di tengah kekisruhan dana APBD DKI Jakarta 2015, pemerintah DKI Jakarta juga harus fokus mengedepankan program pembinaan mental generasi muda.

Saat ini, ujarnya, situasi di Jakarta semakin tidak kondusif, ada fenomena begal di mana-mana, peredaran minuman keras yang semakin tidak terkendali hingga munculnya paham radikalisme seperti ISIS.

Untuk mencegah hal-hak negatif tadi, tambah Tantowi, selain program spiritual, program pembinaan generasi muda yang dibutuhkan adalah pembinaan karakter bangsa. Program tersebut bertujuan untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan juga ideologi bangsa.
"Penanaman ideologi Pancasila,kepada generasi muda tidak boleh berhenti tapi harus terus berlanjut dan berkesinambungan," ujar Tantowi.

Menurut Tantowi kegiatan Sosialiasasi Empat Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dapat mencegah timbulnya paham radikalisme seperti ISIS.
"Dengan menanamkan Empat Konsensus Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara kepada generasi muda, saya yakin kedaulatan bangsa dapat tetap terjaga," pungkas Tantowi.

Kegiatan sosialisasi empat konsensus dasar, dibuka oleh Camat Cilincing Wawan Budi Rahman. Yang menarik, saat sesi pertanyaan, salah seorang peserta, Heriyanto Ketua Karang Taruna Kelurahan Marunda menanyakan kesiapan Tantowi untuk bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menjawab pertanyaan tersebut, dengan diplomatis Tantowi mengatakan untuk sementara ini dia masih fokus dengan tugas sebagai wakil rakyat masyarakat DKI Jakarta, khususnya Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

(Source)

INILAH AKIBATNYA JIKA SEORANG NON MUSLIM MENJADI PEMIMPIN MUSLIM


Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil ahok adalah Gubernur DKI jakarta keturunan Tionghoa Dan pemeluk agama kristen protestan. Ia Berhasil Menjadi Pemimpin Di daerah yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

Karena keturunan tionghoa dan beragama kristen banyak ormas ormas islam melakukan demo menolak ahok karena khawatir ahok akan menjual harkat dan martabat bangsa ini kepada negara china dan melakukan kristenisasi di tengah masyarakat jakarta yang mayoritas penduduknya pemeluk agama islam.

Ormas FPI bahkan menggelar demonstrasi " TOLAK AHOK" setiap sehabis sholat jumat dan bahkan kini FPI menjadi ormas islam yang paling terdepan menolak ahok sebagai gubernur jakarta karena ahok bukan seorang muslim.

Bahkan sekarang FPI sudah punya Gubernur sendiri bernama KH. Fahrurrozi Ishaq untuk menandingi Ahok sebagai Gubernur DKI jakarta yang sah secara konstitusi
Isu isu agama terus menerus dihembuskan oleh ormas FPI dkk Demi tercapainya cita cita mereka menumbangkan ahok dari jabatannya sebagai gubernur DKI jakarta.

Namun masyarakat Jakarta dan luar jakarta tentu tidak akan serta merta dan begitu mudah termakan isu SARA yang dihembuskan FPI dkk untuk memojokkan Ahok sebagai Gubernur Yang anti Islam
Ahok lewat program programnya berhasil membuktikan bahwa dirinya bukan musuh islam sebagaimana yang dikatakan FPI dkk. ahok berani mengatakan bahwa FPI lah yang ia musuhi bukan islam.

Berikut ini adalah Bukti Bukti Bahwa ahok Bukan seorang pemimpin yang anti islam:
1. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Hadiahi Kuncen Makam Wijaya Kusuma Umroh Gratis
(baca :Penjaga Makam Ini Dapat Hadiah Umrah Gratis dari Ahok )
2. Walau Ahok Seorang Non muslim Namun Ia juga mau mengeluarkan zakat dari hasil Gajinya sebagai Wagub DKI.jumlahnya tidak sedikit yaitu 25 juta ( baca: Ahok Bayar Zakat Rp 25 Juta )
3. Di bulan Ramadhan , Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama Santuni 5.000 Anak Yatim Muslim
(baca: Basuki Tjahaja Purnama Santuni 5.000 Anak Yatim)
4. Ahok Lakukan Safari Ramadhan Sekaligus bantuan santunan secara simbolis kepada 1000 anak yatim Anak Yatim (baca : Ahok santuni 1000 anak yatim muslim)
5.Di Belitung, Ahok pernah hajikan 100 orang ( baca Ahok pernah hajikan 100 orang)
6 .Ahok Ingin Anak-Anak DKI Khatam Al Quran di Usia 12 Tahun ( baca : Ahok Ingin Anak-Anak DKI Khatam Al Quran di Usia 12 Tahun)
7. Ahok Ingin anak anak muda di jakarta gemar ke masjid untuk mengaji Alquran (baca: Ahok ingin anak anak muda jakarta gemar ngaji di masjid )
8. Ahok janji hadiahkan laptop ke remaja yang bikin masjid ramai ( baca: Ahok janji hadiahkan laptop ke remaja yang bikin masjid ramai)
9. Ahok siapkan rp 10 triliun buat bangun ruang terbuka hijau di masjid (baca: Bangun RTH di Masjid, Ahok Siapkan Rp 10 Triliun)
10. Ahok Janji Hajikan Marbot Masjid yang Mengerti Tafsir Alquran ( baca: Ahok Janji Hajikan Marbot Masjid yang Mengerti Tafsir Alquran)

Dari sepuluh hal tindakan ahok di atas sudah sangat jelas bahwa ahok itu bukan pemimpin non muslim yang anti islam dan masyarakat akan bisa menilai sendiri segala tindak tanduk ahok selama ini yang sangat dekat dengan umat islam dan jauh sekali dari tuduhan FPI dkk yang menyebut ahok anti islam.

Mubalig KH Ramdhan Effendi atau yang akrab disapa Anton Medan mengatakan meski bukan Islam, tapi tindakan Ahok itu Islami.
"Lihat saja dulu waktu masih sama Jokowi, orang kebanjiran di bantaran sungai, dipindahkan dan diberi rusun, Islam itu mengajarkan untuk memecahkan masalah bukan cari dan tambah masalah." ujar anton medan.

Anton Medan meminta agar umat islam bisa memahami Perbedaan antara pemimpin umat dan pemimpin bangsa.
Manurut Anton medan kalau pemimpin umat ya harus seorang muslim tapi kalau pemimpin bangsa itu pemimpin majemuk.
"Kalau pemimpin umat memang harus Muslim karena dia yang memimpin jemaah untuk menentukan hal ibadah dan yang berhubungan dengan ritual, kalau pemimpin bangsa itu pemimpin majemuk, dasarnya undang-undang, konstitusi, dipilih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak," ujarnya.

(Source)

Ahok: Ngaku PKL Begitu Dites Tak Bisa Masak

Sejumlah pedagang merapihkan dagangannya yang dijual PKL Monas di area Lenggang Jakarta, Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (19/5/2015). Pedagang mulai menjajakan dagangannya di area Lenggang Jakarta yang merupakan lokasi relokasi untuk menampung 339 PKL di Kawasan Monas meski peresmiannya molor hingga setahun. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati kios di area Lenggang Jakarta IRTI Monas telah melalui proses seleksi terlebih dahulu.
"PKL yang di luar, tidak bisa masuk lagi ke sini, sudah tentu kita usir. Anda harus cari berdagang di tempat lain. Karena waktu ini diplot, mereka banyak yang menandai, akhirnya masih banyak yang kosong. Ini sudah diseleksi semua," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (22/5/2015).

Dikatakan dia, sebelumnya hampir ada 1.000 pedagang yang mendaftar menjadi PKL di Lenggang Jakarta.
Kemudian dilakukan tes, sehingga Pemprov DKI tahu mana PKL yang sebenarnya dan bukan.
"Jadi kami tahu, mana yang distributor, mana cuma tukang nyewain lapak, mana yang punya lebih dari dua unit. Semua dikeluarkan. Sudah dikeluarkan semua, sudah diseleksi masuk," ucapnya.

Meskipun masih ada kebocoran dalam proses seleksi untuk PKL di Lenggang Jakarta, tetapi akhirnya mereka mundur dengan sendirinya.
"Ternyata ada orang yang cuma mendaftar jadi PKL satu nama, tapi dia hanya berpikiran mungkin untuk dijual lagi lapaknya.Makanya waktu dilatih masak, diproses, ketahuan tidak bisa masak, tidak bisa diupgrade. Lama-lama dia kabur, begitu tahu lapak ini tidak bisa dijual," ungkapnya.

Ada lebih dari 5 orang yang mengembalikan kios di Lenggang Jakarta.
"Begitu desak kita buka, tidak bisa masak, dia ketakutan," ucapnya.

(Source)

Ahok: Apa Pantas PNS Digaji Rp 12 Juta Kerjanya Cuma Fotokopi?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan pemberian tunjangan kinerja daerah (TKD) dinamis kepada pegawai negeri sipil (PNS) setimpal dengan pekerjaan yang telah diberikan. Ia menginstruksikan kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk benar-benar mengontrol anak-anak buahnya bekerja.

"Jangan sampai nanti formulir ditulis kerjaannya hanya fotokopi saja. Apa pantas PNS digaji Rp 12 juta kerjanya cuma fotokopi? Kalau memang nyatanya ada PNS yang kerjanya cuma itu, ya nanti dia dialihkan ke kerjaan yang lebih berguna," kata Basuki saat memberi pengarahan dalam konsultasi publik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2016 di Balai Agung, Balai Kota, Senin (25/5/2015).

Basuki menginstruksikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Sekda DKI Saefullah untuk melakukan penyisiran terhadap para PNS di Ibu Kota. Pasalnya, staf terendah di Pemprov DKI mendapat gaji yang lebih besar dibanding karyawan perusahaan swasta, yakni mencapai Rp 9 juta tiap bulannya.

"Kalau kerjanya enggak pantas, cabut saja semua TKD-nya. (Sebanyak) 20.000 PNS enggak jelas kerjanya. Kalau TKD-nya dicabut, makin untung DKI. Tidak pantas menghabiskan Rp 20 triliun untuk menggaji orang-orang yang enggak melakukan apa pun di DKI," kata Basuki.

Basuki menceritakan pengalamannya ketika baru menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sebagai Wagub, dia diberikan 20 orang staf untuk menerima surat dan aduan masyarakat. Kemudian, Basuki merampingkan jumlah stafnya itu. Akhirnya, dia memilih tiga staf yang paling pintar.

Hasilnya, proses surat masuk lebih cepat dikerjakan oleh tiga orang dibanding 20 orang. Pasalnya, saat dikerjakan 20 orang, surat untuknya lebih lama masuk karena harus berputar-putar dahulu proses administrasinya.

"Badan Kepegawaian Daerah (BKD) juga harus lebih kencang seleksinya. Buat pejabat yang sudah dijadikan staf, kalau masih 'main-main', cabut habis saja TKD-nya. Dia cuma dapat gaji pokok. Kasarnya, relakan saja dia pensiun dini daripada dikasih TKD besar," kata Basuki.

Penulis : Kurnia Sari Aziza

(Source)

Pengunjuk Rasa Ngamuk, Pagar Rumah Ahok Dijebol

Ribuan warga yang mengaku dari Kawasan Pinangisa Ancol, geruduk kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).

Sejumlah warga yang mengaku dari Pinangsia Bantaran Kali Ancol geruduk kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).

Ahok tak kunjung keluar, warga menjebol kunci pintu pagar perumahan Ahok.
"Tigaa... Duaaa...Satuu...Dorooong!" teriak yang berunjuk rasa.

Hasil pengamatan Wartakota.tribunnews.com, warga tak hanya mendorong pagar, namun juga mengamuk dan menendang-nendang pagar dengan emosi.
Mereka memaksa Ahok untuk keluar dari rumahnya dan bertemu dengan ribuan warga yang mengaku terkena gusuran tersebut.

"Pegaang pagaaar...Hituung ...Tigaaa, duaa, satuuu! Doorooong!"
Saat warga mendorong pagar setinggi 3 meter itu, gembok yang mengunci pagar tersebut jebol.
Pihak kepolisian dan security perumahan setempat tersebut langsung berbaris dan bersiaga di depan pagar.
Saat pintu pagar hampir terbuka lebar, warga gusuran ini langsung bertepuk tangan dan mengolok-olok Ahok berkali-kali.

Pihak kepolisian masih mengamankan sekitar lokasi.
Para warga sesekali dua kali mencoba mendorong kembali pagar tersebut. Aksi yang hampir anarkis ini, membuat warga pengunjung Waduk Pluit dan warga sekitar menonton aksi mereka.

Penulis: Panji Baskhara Ramadhan

(Source)

Jokowi Minta Kasus Beras Plastik Jangan Dibesar-besarkan

Presiden Joko Widodo berfoto bersama warga saat menghadiri penyerahan Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) di Kantor Pos Kampung Melayu, Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2015).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat sabar dan tidak gegabah dalam menanggapi kasus beras sintetis. Jokowi juga meminta media untuk tidak membesar-besarkan masalah beras sintetis karena masih dalam tahap penelitian para ahli.

"Kamu enggak usah gede-gedein, wong di satu tempat saja kok. Ini baru dilihat di labnya IPB, di labnya BPOM. Kalau sudah kami simpulkan, baru kita bicara. Jangan semua bicara, semua bicara, tetapi membesarkan masalah saja," kata Jokowi saat mengikuti car free day di Solo, Minggu (24/5/2015).
Jokowi menegaskan akan mencari akar masalah beras sintetis tersebut.

"Yang paling penting, akar masalahnya apa? Dicek bener. Apakah hanya di Bekasi atau hanya di satu warung saja? Motivasinya apa?" katanya.

Jokowi meragukan peredaran beras plastik tersebut dilatarbelakangi mencari keuntungan karena harga plastik lebih mahal daripada beras.

"Secara logika, enggak masuk kalau motifnya mencari untung karena harga plastik lebih mahal dari beras," katanya.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yusni Emilia Harahap, seperti dikutip harian Kompas, mengatakan, kasus beras sintetis perlu dituntaskan agar tidak meresahkan masyarakat dan pedagang.

Kasus ini juga menunjukkan bahwa keamanan dan tata niaga pangan perlu diperbaiki. Asal-usul semua beras yang beredar harus bisa ditelusuri melalui pendaftaran merek dan pelaku usaha. Lokasi pengemasan beras pun harus terdaftar sehingga terkontrol.

Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia Wilayah DKI Jakarta Nellys Soekidi serta Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia Ngadiran mengatakan, kasus beras sintetis menyebabkan pendapatan pedagang beras turun sekitar 30 persen. Banyak konsumen yang memilih membeli beras hanya di toko modern daripada di pasar tradisional.


Penulis: Kontributor Surakarta, M Wismabrata
Editor : Sandro Gatra 

(Source)

Ide Cemerlang Ahok Berantas Korupsi Di Indonesia Bikin Koruptor Marah Besar


Era Reformasi sudah berjalan selama 17 tahun, namun kasus korupsi tetap saja mewabah di Indonesia. Menghadapi masalah tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku punya cara untuk mengatasinya. Salah satu caranya adalah dengan membatasi transaksi tunai.

Basuki atau akrab disapa Ahok mengatakan pemberantasan korupsi dapat dengan menggunakan model transaksi non-tunai. Namun, perubahan ini pasti akan mendapatkan perlawanan dari oknum-oknum yang dirugikan.

"Pembatasan menarik uang kontan itu idenya (untuk mengikis korupsi). Tapi nanti ada perlawanan dari koruptor-koruptor pasti keras itu," katanya usai meresmikan RPTRA Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/15).

Dia menjelaskan, rencana pembatasan transaksi tunai tengah dilakukan di Pemprov DKI Jakarta. Harapannya jika memang ini berjalan, maka pemerintah pusat dapat mengimplementasikannya di seluruh Indonesia.

"Harusnya di seluruh indonesia juga orang tidak bisa tarik kontan uang lebih dari jumlah 1 kali UMP. Nanti Presiden jika mau bisa pelan-pelan seperti itu saja. Bisa juga (pembatasan tarik uang kontan) diterapkan di cakupan nasional. Jadi semua harus transaksi melalui rekening bank," ujarnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan, jika seluruh transaksi dilakukan melalui uang digital, maka rekap transaksi dapat terlacak. Tujuannya untuk mempermudah pemerintah mengawasi transaksi yang dianggap mencurigakan.

"Dengan pembatasan dan transaksi melalui rekening jadi dapat ketahuan siapa. Misalnya, kamu mau menyogok Rp 1 miliar nanti menarik uangnya bagaimana? Dicurigai nanti," tutup Ahok.

(Source)

Tender Siluman, Sebuah Kejahatan Terorganisasi

Mulanya saya tidak percaya  sewaktu seseorang yang ikut dalam proses lelang di sebuah pemprov diancam akan ditusuk. Bukan cuma diancam.

Di Bogor tahun 2008 seorang peserta lelang ditusuk betulan begitu ia memasukkan berkas penawaran (Pikiran Rakyat, 28/7). Lalu di Riau, panitia lelang juga ditusuk mafia lelang. Tetapi begitu membaca berita tentang pemenang-pemenang tender siluman di Pemprov DKI beserta lokasi kantornya beberapa hari ini, menjadi amat jelas.

Terang saja kita sering merasa pemerintah tidak hadir. Jalan-jalan di kampung diurus warga sendiri-sendiri, swasembada. Supaya kampungnya aman, warga  harus mencantol kabel PLN secara ilegal dengan lampu neon urunan warga.

Kita juga sering melihat betapa “bodohnya” pemerintah memberikan hibah peralatan yang sama sekali tak bisa dipakai. Pengusaha UMKM mendapat alat potong tempe, tetapi pisaunya kebesaran. Rumah sakit mendapatkan alat-alat kesehatan, tetapi jarumnya setebal jarum suntik  sapi, sarung tangan operasi untuk ukuran tangan orang Afrika, atau plester operasi yang lengket. Praktik seperti itu sudah lama kita dengar dan lihat sendiri.

Di kampung tempat saya tinggal di Jatimurni-Bekasi, warga masyarakat menaruh kaleng-kaleng sumbangan untuk merawat para janda dan anak yatim yang seharusnya diurus negara. Keamanan, sampah, penerangan, kegiatan sosial, bahkan pendidikan dan lingkungan hidup, hampir semuanya diurus warga tanpa keterlibatan pemerintah.

Tapi kalau hal ini ditanyakan pada gubernur atau walikota, mereka tidak terima. Pasalnya, Pak Guberbur atau Pak Wali (merasa) sudah bekerja keras.

Sekarang borok-borok yang sudah lama kita rasakan itu dibuka oleh Gubernur DKI. Saya berharap kita tidak buru-buru menutup kasus ini. Kita harus memasang lampu terang-terang di tengah-tengah sarang tikus, memasang jerat yang kuat dan memasang sistem pencegahan baru yang tak bisa lagi ditembus oleh siluman-siluman liar. Negeri ini tengah disandera para “mafioso” dari atas sampai ke bawah.

Penjahat Mengusir Si Baik
Hampir semua kontraktor tahu persis bahwa sebagian besar (sekitar 90 persen) peserta lelang barang-barang dan jasa pemerintah adalah pengusaha abal-abal. Selain alamat kantornya tidak jelas, pengurusnya pun tak banyak dikenal. Apalagi kehandalan teknisnya. Mereka umumnya punya beberapa bendera (perusahaan) yang dipakai dengan satu tujuan: memenangkan lelang.

Pada saat memasukkan dan pembukaan dokumen lelang yang dilakukan secara terbuka, mereka pun mengutus orang-orang berwajah garang. Kata-kata mereka sangat pedas, membuat nyali orang-orang baik cepat ciut. Jumlah mereka amat banyak. Kuat membentak, bahkan mengancam peserta lelang baru yang bersusah payah membangun reputasi dan kualitas.

Tetapi jangan salah, ada juga di antara mereka yang bertugas menggarap orang-orang baik itu agar bersiap-siap menjadi subkontraktor. Kadang mereka bekerjasama dengan panitia lelang. Maksud saya, kalau tak bisa diajak bekerjasama, mereka pun diberi ancaman yang serius.

Anda mungkin pernah membaca, panitia lelang di Riau yang ditusuk oleh seorang peserta lelang yang merasa terancam karena ia menduga panitia punya jagoan lain.

Jadi panitia lelang boleh saja punya “jagoan” calon pemenang. Tetapi pemenang yang sebenarnya tidak bisa lain selain para pemain yang sudah memasang pasukan lapangan tadi. Karena kewalahan, tak jarang terbentuklah sebuah persekongkolan. Pengusaha-pengusaha baik dikalahkan mafia, yang mengatur lelang bersama panitia.

Bila dulu subkontraktor bisa menerima 70 persen dari nilai proyek, maka pengamatan saya, kini mereka hanya menerima sekitar 30 persen saja. Maka tak heran kalau sekolah-sekolah yang tak memerlukan UPS dipaksa menerima barang yang harga sebenarnya hanya beberapa juta rupiah saja yang telah di mark up menjadi Rp 5 miliar hingga Rp 6 miliar.

Mengapa saya ingin agar kasus yang tengah terjadi di DKI ini dibuat terang benderang? Jawabnya adalah karena penyakit ini sesungguhnya merata terjadi di hampir semua provinsi dan kabupaten.
Setidaknya ada tiga dampak besar.  
Pertama, barang-barang yang diberikan negara bukanlah barang yang dibutuhkan rakyat, yang berakibat rakyat tak pernah merasakan kehadiran pemerintahnya.
Kedua, negara selalu dirugikan. Harga yang dibayar sangat mahal untuk barang berkualitas sangat buruk. Bayangkan saja nilai sebesar Rp 1,302 triliun yang dipakai untuk membangun kawasan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) atlet di Hambalang, akhirnya berakhir dengan terbengkalainya proyek tersebut.

Ketiga, pemain-pemain itu semakin kuat, semakin membesar akumulasi modalnya dan merasuk ke pusat-pusat pengambilan keputusan di atas. Kalau gubernur/ bupati atau walikota bersih, mereka akan menekan panitia-panitia lelang hingga satu level di bawah kepala dinas. Kalau mereka sudah dikawal oleh e-precurement dan sulit dimanipulasi, maka mereka akan membeli orang-orang di legislatif.
Kalau e-budgeting sudah terjadi, maka terjadilah upaya-upaya pemakzulan. Tak mustahil pula mereka sudah punya cukup uang untuk “nyaleg” dan terpilih, sehingga banyak yang telah menjadi bagian dari legislator atau pejabat yang sudah sering kita dengar peranannya.

Inilah sebenarnya musuh besar Republik Indonesia pasca-reformasi yang harus kita perangi bersama-sama. Saya ingin mengajak orang-orang partai politik yang merasa dirinya masih bersih untuk ikut berperang melawan para begal yang merusak nasib jutaan warganya lewat proses lelang.
Kita, warga negara Indonesia, bukan tengah membela Ahok, melainkan membela kepentingan kita sebagai warganegara. Janganlah kita pura- pura bodoh membaca kejadian ini hanya karena kita melihat dengan kacamata kepentingan atau ideologis. Ini adalah sebuah kejahatan terorganisir.

Prof Rhenald Kasali (kompas.com)

Prof. Rhenald Kasali 
adalah Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pria bergelar PhD dari University of Illinois ini juga banyak memiliki pengalaman dalam memimpin transformasi, di antaranya menjadi pansel KPK sebanyak 4 kali, dan menjadi praktisi manajemen. Ia mendirikan Rumah Perubahan, yang menjadi role model dari social business di kalangan para akademisi dan penggiat sosial yang didasari entrepreneurship dan kemandirian. Terakhir, buku yang ditulis berjudul Self Driving: Merubah Mental Passengers Menjadi Drivers.

Ini 7 Alasan Penyebab 57 PNS DKI Dibebas Tugaskan Oleh Ahok Hari Ini


Sebanyak 57 pejabat eselon III dan IV PNS DKI distafkan alias demosi hari ini. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika mengatakan sedikitnya ada 7 alasan yang menyebabkan mereka diturunkan jabatannya.

"Kita ada beberapa kriteria. Kriteria yang pertama itu kalau dia mengundurkan diri pasti kita ganti. Kalau di bulan awal kemarin yang mundur kita bina, begitu mereka masih ingin mundur, kita ganti," ujar Agus kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2015).

Faktor kedua, lanjut Agus, PNS yang sakit hingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan optimal. Kemudian alasan ketiga adalah memiliki masalah yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, seperti melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ataupun terlibat skandal.

"Yang keempat, tentu ini sudah melalui pemeriksaan inspektorat adalah mereka yang bermain-main dengan uang. Bisa sogok, bisa upeti dan bisa penyuapan. Jadi rambu-rambunya ini. Yang kelima, tidak disiplin. Tidak hadir (absen dalam waktu) lama," urainya.

Alasan keenam dikarenakan ada 'main' dengan proyek-proyek Pemprov DKI. Terakhir, ketidakikutsertaannya dalam berbagai kerja bakti di lingkungan Pemprov.

"Misalnya ada kerja bakti membersihkan saluran air, PU Air (Dinas Tata Air) harus hadir disitu. Camat lurah pasti punya catatan sapa saja pejabat eselon III dan IV yang nggak hadir di situ," pungkasnya.

Dari data yang diperoleh wartawan, 57 PNS DKI yang distafkan hari ini berasal dari 10 SKPD yang berbeda. Jumlah SKPD terbesar yang distafkan Ahok berasal dari Dinas Pelayanan Pajak yakni sebanyak 3 orang.

Selain itu terdapat masing-masing 2 pejabat eselon III dari Bappeda, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), dan Dinas Penataan Kota yang terkena demosi. Selanjutnya dari BKD, BPLHD, Dinas Kependudukan, Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan Gedung, dan Dinas Perhubungan dan Transportasi masing-masing didemosi satu pejabat.

Di eselon IV ada 41 orang yang diturunkan jabatannya. Mereka berasal dari 19 SKPD di DKI Jakarta.
Terdapat 8 pejabat eselon IV dari Dinas Penataan yang distafkan bulan ini. Di mana, SKPD dari Kota Administrasi Jakarta Timur terkena demosi dengan total mencapai 7 orang.

Sebanyak 3 pejabat dari Badan Perpustakaan dan Arsip, Dinas Pendidikan dan Dinas Bina Marga juga ditafkan Ahok. Sementara itu, Dinas Tata Air, Kominfomas dan Kebersihan harus rela 'membuang' dua pejabat eselon IV-nya akibat demosi.

Terakhir, 11 eselon IV yang distafkan masing-masing dinas, seperti Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, Dinas Olahraga dan Pemuda, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, serta SKPD Kota Administrasi Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan dan Kepulauan Seribu.

(detik.com)

Ahok: Selama Saya Menjabat, tidak Ada Zona Nyaman Untuk Nyolong Duit


Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tidak akan membiarkan para pejabat DKI bermain anggaran. Ia pun mengaku tidak segan mencopot jabatan pejabat DKI yang bermasalah.
"Tidak ada zona nyaman, bisa dicopot (pejabat) yang kerja tidak sesuai harapan," kata Ahok sapaan akrab Basuki saat pelantikan pejabat eselon III dan IV di Balai Kota Jakarta, Senin (18/5/15).

Ahok telah melantik 649 pejabat eselon tiga dan empat yang baru di halaman Balai Kota Jakarta. Terdapat 109 pejabat eselon tiga yang masuk ke dalam promosi, rotasi dan mutasi. Sedangkan eselon empat berjumlah 539 pejabat.

"Saya bagikan operasional saya untuk bisa kerja dengan baik. Tapi banyak yang tidak suka dengan saya karena agama, suku, etnis. Kalau saya jadi Gubernur yang korupsi akan nambah penderitaan," ujar Basuki.

Ahok mengatakan ia tidak akan mentolerir kesalahan para pejabat baik dari hal yang kecil maupun besar. Bahkan seorang Camat harus dapat mencermati lingkungan sekitar, di mana tempat yang tak layak dan lainnya.

"Saya lebih memilih memecat PNS sebanyak mungkin, karena kalau banyak orang juga tidak akan efisien. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk pejabat yang baru dilantik, semoga bisa mewujudkan Jakarta Baru," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.(republika.co.id)

Trotoar Dijadikan Akik, Ahok Ancam Pidanakan Warga

ILUSTRASI. Berbagai macam batu akik dipajang dalam pameran batu mulia bertema, Demam Batu di lobi gedung Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Senin (21/4/2015). Pameran yang diikuti oleh pengrajin dari 24 Provinsi ini akan berlangsung hingga Jumat (24/4/2015) mendatang. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

Basuki Tjahaja Purnama meminta warga ibu kota untuk tidak merusak fasilitas publik demi mendapatkan bongkahan batu akik.

Gubernur DKI Jakarta Basuki mengatakan, warga dapat dipidana jika ketahuan sampai merusak atau menggali trotoar hanya demi mendapat bongkahan batu dan diperdagangkan.

Pria yang akrab disapa Ahok itu pun baru mengetahui ada beberapa warga yang mencoba memahat bongkahan batu di trotoar di Jalan Mandala, Tomang, Jakarta Barat.

"Harus ditangkap itu. Kalau ketahuan sama kami, (akan) dipidanakan," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (8/5/2015).

Basuki mengatakan, warga tidak hanya mendapat sanksi karena telah melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Bahkan, lanjut Basuki, warga yang mengambil bongkahan batu itu bisa dipidana dengan delik pencurian.
"Saya dengar malah bukan hanya itu (bongkar trotoar). Malahan ada batu-batu di sungai dibongkarin orang," kata Basuki. (Source)

Warga Gila Batu Akik, Trotoar Pun Dicongkel

Puluhan warga ramai - ramai menyambangi keberadaan batu akik jumbo di Jalan Mandala Raya RT 07 / RW 04 Kelurahan Tomang, Jakarta Barat.

Laporan wartawan WARTA KOTA, Andika Panduwinata

Puluhan warga ramai-ramai menyambangi keberadaan batu akik jumbo di Jalan Mandala Raya RT 07/RW 04 Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Batu akik berukuran raksasa ini tadinya tergeletak bebas di trotoar jalan.
Batu tersebut kini dibawa ke Kantor Kelurahan Tomang demi pengamanan.

Tapi masyarakat tetap saja mengorek trotoar demi mendapatkan bongkahan batu akik jumbo itu.
Pengamatan Warta Kota di lokasi, trotoar terlihat rusak akibat congkelan dari para warga.
Bahkan di pendestrian ini hingga menimbulkan lubang menganga tepat di keberadaan batu akik ini.

"Saya penasaran, makanya datang ke sini. Dapat informasi dari televisi," ujar Aziz (24) warga Palmerah yang datang ke Jalan Mandala Raya, Tomang pada Sabtu (9/5/2015).
Bahkan tak hanya Aziz, Budi (19) pun datang jauh - jauh dari Jakarta Utara untuk mengorek bongkahan batu akik jumbo.

Keringat pun mengalir deras di pelipisnya saat menggali trotoar tempat keberadaan batu akik.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menghimbau kepada warga Ibu Kota untuk tak merusak fasilitas publik demi mendapatkan bongkahan batu akik.

Basuki mengatakan, warga dapat dipidana jika ketahuan sampai merusak atau menggali trotoar hanya demi mendapat pecahan batu dan diperdagangkan.

"Harus ditangkap itu. Kalau ketahuan sama kami, akan dipidanakan," kata pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota pada Jumat (8/5/2015).

(Source)

Marbut Masjid Terharu Diberangkatkan Umrah oleh Ahok


Menurut Kantor Berita ABNA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melepas 30 marbut atau penjaga masjid berangkat umrah ke Tanah Suci, Mekkah. Salah seorang marbut masjid yang turut berangkat umrah, Suweha (68), merasa terharu karena impiannya berdoa di depan Kabah segera terwujud.

"Mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pak Gubernur berkat kebaikan serta perhatian Bapak, kami para marbut dapat menunaikan ibadah umrah. Sungguh satu hal yang tak pernah kami bayangkan, kecuali sebatas mimpi kami sebagai marbut bisa ibadah di Tanah Suci," kata Suweha yang sudah bekerja selama 10 tahun sebagai marbut Masjid Abu Toyib Papanggo, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, di Balaikota, Selasa (16/12/2014). "Tetapi, sekarang bukan hanya bayangan dan impian. Kini (umrah) menjadi kenyataan, kami bahagia bangga bercampur haru," lanjut Suweha.

Lebih lanjut, ia mengaku senang karena marbut masjid kini dipandang sebagai pekerjaan yang mulia karena pemerintah memberi perhatian lebih atas kinerja marbut.

Selain diberangkatkan umrah, lanjut dia, marbut dengan mudah dapat bertemu pimpinan, yakni Gubernur DKI Jakarta. Kepada Ahok, ia mengatakan, masih ada ribuan marbut yang menunggu untuk diberangkatkan umrah. Ia berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tiap tahunnya.

"Kami marbut yang akan menunaikan umrah mendoakan semoga Gubernur serta seluruh jajaran Pemprov DKI sukses dalam mengemban tugas. Semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh warga Jakarta. Amin," harap Suweha.

Selain memberangkatkan marbut masjid umrah, Ahok juga secara simbolis memberi buku tabungan insentif kepada marbut se-DKI Jakarta.

Teriak Habib Rizieq: Dasar Ahok goblok! Ahok goblok!

Habib Rizieq pimpin ribuan demonstran FPI (Front Pembela Islam) melabrak ke Balai Kota setelah sebelumnya sudah mendatangi Gedung DPRD DKI Jakarta. FPI senang mengaku senang karena semakin mendapatkan dukungan dari DPRD untuk melengserkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebelum resmi dilantik menjadi gubernur.
Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Musthafa Ya’kub: FPI Jangan Buat Kemunkaran Baru dengan Caci Maki Ahok
“Alhamdulillah kita sudah di terima bapak-bapak DPRD, dan apa yang dilakukan oleh beberapa fraksi DPRD sama dengan suara kita. Allahu Akbar!,” kata Ketua Umum FPI Habib Rizieq saat keluar dari Gedung DPRD, Senin (10/11).

Habib Rizieq didampingi tiga orang anggota FPI lainnya disambut petinggi DPRD M Taufik dan Haji Lulung. Mereka sempat melakukan pertemuan tertutup di dalam gedung sebentar.

Illustrasi: Foto Habib Rizieq

“Saya dengar Ahok enggak mau turun beraudiensi dengan para demonstran. Kita dateng ke sini buat apa? Buat dialog apa lengserkan Ahok? Buat apa?,” tanya Rizieq kepada ratusan demonstran di depan Gedung DPRD.

“Lengserkan Ahok! Lengserkan!” sambut massa FPI.
Dasar Ahok goblok! Ahok goblok!” teriak Rizieq lagi.

Hingga kini massa FPI sudah meninggalkan Gedung DPRD dan langsung menuju ke Balai Kota. Mereka berjalan dengan pengamanan ratusan personel Satpol PP dan anggota polisi.

Imam Besar Masjid Istiqlal: FPI Jangan Buat Kemunkaran Baru dengan Caci Maki Ahok

Imam Besar Masjid Istiqlal Ali Musthafa Ya’qub meminta FPI tak mencaci maki Ahok atau Basuki T Purnama dalam aksi unjuk rasanya. Ali mengingatkan jangan sampai aksi unjuk rasa justru membuat kemunkaran baru.

“Beramar maruf nahi munkar jangan menimbulkan kemunkaran yang baru,” kata Ali yang juga ahli bidang syariah dan ilmu hadist lulusan Universitas King Saud ini saat berbincang, Senin (10/11/2014).
Ali menyayangkan bila dalam unjuk rasa FPI sampai mencaci maki dan mengata-ngatai Ahok dengan kata-kata yang tak pantas.

“Itu dilarang menurut hukum agama,” terang lulusan pesantren Tebu Ireng ini.
Menurut dia, sebagai muslim, FPI harus menunjukkan sikap yang baik dan terpuji. Jangan sampai justru menodai kesantunan umat Islam.

“Jangan anarkis, jangan mencaci maki dan sebagainya. Silakan demo asalkan sesuai koridor hukum positif dan hukum Islam,” terang Ali yang juga Ketua Lembaga Pengkajian Hadis Indonesia (LepHi) ini.
“Amar maruf nahi munkar diwajibkan, tapi ada persyaratan yakni tidak membuat kemunkaran yang baru,” tutup dia.

Unjuk rasa FPI di balai kota dan DPRD DKI diwarnai orasi kebencian pada Ahok. Mulai mengajak menimpuki Ahok bila masuk ke kampung-kampung sampai mengancam menurunkan Ahok dengan kekerasan.

Jokowi Minta Ulama Luruskan Kelompok Radikal


Jakarta, Presiden Indonesia terpilih Joko Widodo atau akrab disebut Jokowi meminta para kiai dan ulama mampu memantau kondisi riil dan kalau ada kaum radikal, bisa meluruskan kembali dengan pendekatan agama.

Demikian dikatakan Jokowi dalam acara halal bihalal dan sesarehan pra munas dan konbes NU yang dihadiri oleh para kiai dan ulama serta pengurus wilayah NU dari seluruh Indonesia. Acara tersebut diselenggarakan di pesantren Al Hikam Depok, Sabtu (30/8).

“Peran NU dan ulama besar sekali dalam meluruskan hal yang bengkok,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut ia juga mengungkapkan, meskipun menjabat sebagai presiden, ia akan terus berusaha selalu dekat dengan rakyat.

“Yang sulit sebagai pamimpin adalah bisa mendengar, melihat dan merasakan persoalan di masyarakat. Kalau duduk di kursi dan tanda tangan saja, semua orang bisa,” ujarnya.
Karena itu, pengamanan yang dilakukan oleh paspamres akan didesain agar dirinya bisa tetap dekat dengan rakyat.

Ia mencontohkan, saat menjadi gubernur DKI Jakarta, ia mendapat laporan dari bawahannya bahwa kemiskinan hanya 3.8 persen dan ia tidak percaya angka tersebut karena sering blusukan. Ketika diminta data yang lebih lengkap, ternyata mereka yang rentan miskin mencapai 37 persen sehingga secara keseluruhan orang yang miskin mencapai 41.8 persen.

Ia menilai, ada upaya untuk melakukan penghalusan bahasa dan basa-basi untuk menutup realitas yang sebenarnya.
“Kalau miskin, ya disebut miskin saja,” tegasnya.

Penggunaan data yang salah, bisa menyebabkan pengambilan kebijakan yang salah. Ia mencontohkan, jika menggunakan data 3,8 persen untuk membagikan kartu Jakarta Sehat, maka yang dapat hanya sekitar 300 ribu orang, tetapi ketika yang rentan miskin dimasukkan, maka ada sekitar 4.3 juta penduduk Jakarta yang mendapatkan fasilitas Jakarta Sehat.

Selama ini, katanya, banyak persoalan yang sebenarnya sederhana dibuat menjadi rumit dan akhirnya menjadi rumit betul.

Sebelum pulang, Jokowi yang memakai kopiah dan kemeja putih tersebut kemudian bersalam-salaman dengan seluruh hadirin sebagaimana tradisi halal bihalal. Para hadirin sangat antusias bisa bersalaman dengan presiden terpilih tersebut.(mukafi niam)

(NU Online)

Terkait Berita: