Presiden Joko Widodo berfoto bersama warga saat menghadiri penyerahan
Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS) di Kantor Pos Kampung Melayu, Jalan Jatinegara
Barat, Jakarta Timur, Rabu (13/5/2015).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta
masyarakat sabar dan tidak gegabah dalam menanggapi kasus beras
sintetis. Jokowi juga meminta media untuk tidak membesar-besarkan
masalah beras sintetis karena masih dalam tahap penelitian para ahli.
"Kamu enggak usah
gede-gedein,
wong di satu tempat
saja kok. Ini baru dilihat di labnya IPB, di labnya BPOM. Kalau sudah
kami simpulkan, baru kita bicara. Jangan semua bicara, semua bicara,
tetapi membesarkan masalah saja," kata Jokowi saat mengikuti
car free day di Solo, Minggu (24/5/2015).
Jokowi menegaskan akan mencari akar masalah beras sintetis tersebut.
"Yang paling penting, akar masalahnya apa? Dicek
bener. Apakah hanya di Bekasi atau hanya di satu warung saja? Motivasinya apa?" katanya.
Jokowi meragukan peredaran beras plastik tersebut dilatarbelakangi
mencari keuntungan karena harga plastik lebih mahal daripada beras.
"Secara logika, enggak masuk kalau motifnya mencari untung karena harga plastik lebih mahal dari beras," katanya.
Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yusni Emilia Harahap, seperti dikutip harian
Kompas, mengatakan, kasus beras sintetis perlu dituntaskan agar tidak meresahkan masyarakat dan pedagang.
Kasus ini juga menunjukkan bahwa keamanan dan tata niaga pangan perlu
diperbaiki. Asal-usul semua beras yang beredar harus bisa ditelusuri
melalui pendaftaran merek dan pelaku usaha. Lokasi pengemasan beras pun
harus terdaftar sehingga terkontrol.
Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Beras Indonesia Wilayah DKI
Jakarta Nellys Soekidi serta Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh
Indonesia Ngadiran mengatakan, kasus beras sintetis menyebabkan
pendapatan pedagang beras turun sekitar 30 persen. Banyak konsumen yang
memilih membeli beras hanya di toko modern daripada di pasar
tradisional.
Penulis | : Kontributor Surakarta, M Wismabrata |
Editor
|
: Sandro Gatra | |