Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Show all posts
Showing posts with label Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Show all posts

Poros Kekuatan Baru: Jokowi, Moeldoko, Gatot dan Sutiyoso


Hari Rabu (8/7/2015) Gatot dan Sutiyoso dilantik oleh Jokowi. Dengan demikian rencana konsolidasi strategis Jokowi tercapai dengan gilang-gemilang. Ia berhasil membuat TNI mendukungnya 100% tanpa keraguan. Deal-deal dengan TNI dengan prinsip give and take berhasil dilakukan oleh Jokowi . Setelah TNI dikuasai Jokowi, maka langkah selanjutnya adalah Reshuffle kabinet yang akan dilakukan setelah lebaran. Dalam reshuffle itu nantinya, Moeldoko akan menjadi Menkopolkam menggantikan Tedjo. Kinerja Tedjo yang suam-suam kuku dan takut kepada Polri, akan digantikan oleh Moeldoko yang cerdas, garang, berani dan berwibawa. Seterusnya Jokowi akan memilih Moeldoko menjadi Cawapresnya pada Pilpres 2019 mendatang. Sedangkan Ahok harus lebih bersabar dulu menjadi salah satu menterinya seperti Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara atau Kepala Bulog seperti yang sering diguyonkannya.
 
Penunjukkan Gatot Nurmantyo atas rekomendasi Moeldoko, membuat posisi TNI semakin solid mendukung Jokowi. Gatot adalah rekan emas Moeldoko di angkatan darat. Dalam beberapa hari ke depan, Kepala Staf Angkatan Darat dan disusul Pangkostrad akan ditunjuk sesuai dengan keinginan dan kesepakatan Moeldoko dan Gatot plus Jokowi dan Sutiyoso. Dengan konsolidasi yang hebat itu, maka praktis Jokowi, Moeldoko, Gatot plus Sutiyoso telah menggenggam TNI di bawah kendali mereka. Dengan kata lain TNI adalah Jokowi dan Jokowi adalah TNI.

Jokowi yang dipandang sebelah mata selama ini karena berasal dari sipil, ternyata mempunyai kalkulasi politik yang amat jenius. Jokowi tahu betul bahwa KMP yang digawangi oleh Aburizal Bakri dan Prabowo mempunyai potensi besar untuk menjatuhkannya. Demikian juga KIH yang digawangi oleh Megawati, Surya Paloh dan Jusuf Kalla akan dengan mudah menggoyang dan mendikte posisi Jokowi. Maka jalan satu-satunya untuk menetralisir mereka adalah membuat poros baru yang lebih superior yakni menggandeng Jenderal-jenderal TNI yang di belakangnya ada ratusan ribu tentara. Jokowi paham betul bahwa jika tentara di sebuah negara mendukung penuh Presiden, maka betapapun nafsu DPR, partai politik, Pengadilan, Kejaksaan, PTUN, Mahkamah Agung, bahkan Kepolisian bersengkokol dan berkoar-koar menjatuhkan seorang Presiden, itu tidak berarti sama sekali jika berhadapan dengan tentara. Itu hanya omong kosong, nyaring bunyinya.

Sejak Jokowi berhasil menjadi RI 1, Jokowi telah belajar sejarah dari negara Thailand yang kerap dilanda kudeta. Ternyata pihak yang mempunyai kekuatan untuk melengserkan Presiden adalah tentara, bukan DPR, MPR, Partai Politik atau Kepolisian. Demikian juga di negara Pakistan, Philipina, Kamboja, Mesir dan negara lainnya. Sehebat apapun anggota DPR, MPR, Pengadilan, Polisi, Partai Politik jika tidak didukung oleh tentara maka sama dengan Singa ompong, tak bergigi dan omong kosong. Di negara –negara yang sering dilanda kudeta, malah anggota-anggota DPR, ketua partai politik, para hakim dan jaksa ditangkapi dan dimasukkan ke dalam penjara. Nyatanya mereka-mereka itu tidak mampu berbuat banyak di hadapan tentara selain hanya meratapi nasibnya. Itulah fakta yang telah dipelajari Jokowi.

Maka tepatlah strategi Jokowi yang merapat dengan TNI. Dengan TNI di belakang Jokowi, maka sekuat apapun DPR yang dikomandoi oleh Fadli Zon, Fakhri Hamzah, Bambang Soesatyo, tidak berarti apa-apa di hadapan tentara. Demikian juga PDIP sebagai pendukung Jokowi yang berkoar-koar ingin menjatuhkan Jokowi, tidak terlalu digubris oleh Jokowi. Alasannya jelas TNI solid di belakangnya. Para politisi yang tidak mempunyai kekuatan militer pasti akan takut bergidik di hadapan TNI Gatot dan BIN-nya Sutiyoso.

Dengan melantik Gatot dan Sutiyoso Hari ini (8/7) maka lengkaplah kekuatan dahsyat Jokowi. Jokowi akan melanjutkan keberaniannya dengan amat perkasa berhadapan dengan DPR, KMP pun KIH. Sebelumnya Jokowi sudah berani melawan KIH maupun KMP, pasca konsolidasi dengan Moeldoko. Hanya sesaat setelah ikrar setia Moeldoko kepadanya, Jokowi membatalkan pelantikan Budi Gunawan sebagai Kapolri dan mengecam Budi Gunawan pasca penangkapan Novel oleh Budi Waseso. Selanjutnya, Jokowi berturut-turut tidak menggubris DPR yang ingin merevisi Undang-undang Pilkada, UU KPK. Pun keinginan DPR mengajukan dana aspirasi ditolak mentah-mentah oleh Jokowi. Demikian juga Jokowi tidak terlalu menggubris permintaan PDIP untuk melakukan reshuffle kabinet lebih cepat. Malahan Jokowi mempertontokan kekompakannya (5/7) dengan Menteri Rini yang dicap PDIP sebagai pengkhianat.

Resminya Gatot sebagai Panglima TNI praktis menjadikan TNI sangat solid di belakang Jokowi. Maka dengan kekuatan baru itu plus Moeldoko dan Sutiyoso serta Luhut Pandjaitan, maka ke depan Jokowi sudah berani melakukan Reshuffle kabinet. Jokowi berani untuk mengatakan tidak kepada Megawati, Jusuf Kalla dan Surya Paloh. Jokowi akan berani untuk tidak mereshuffle Menteri Rini, Andy Widjajanto dan mengganti Luhut Panjaitan sebagaimana diingikan oleh PDIP. Malah sebaliknya Jokowi akan berani mengganti Menteri Tedjo, Yasonna Laoly atau Puan Maharani, puteri Megawati sendiri dan bersiap menantang PDIP bersama KIHnya. Ke depan, Jokowi akan berani membuat kebijakan baru baik disetujui atau tidak disetujui oleh DPR, KIH ataupun KMP. TNI dan BIN akan menjadi benteng sekaligus singa yang meraung-raung untuk menakut-nakuti anggota DPR dan elit-elit partai yang berani menentang Jokowi.

Selamat datang kekuatan poros baru di antara KIH-KMP: Jokowi, Moeldoko, Gatot, Sutiyoso.

Asaaro Lahagu : Googling.by@Amasufi

(Mahdi News/ABNS)

INILAH AKIBATNYA JIKA SEORANG NON MUSLIM MENJADI PEMIMPIN MUSLIM


Basuki Tjahaja Purnama atau yang biasa dipanggil ahok adalah Gubernur DKI jakarta keturunan Tionghoa Dan pemeluk agama kristen protestan. Ia Berhasil Menjadi Pemimpin Di daerah yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

Karena keturunan tionghoa dan beragama kristen banyak ormas ormas islam melakukan demo menolak ahok karena khawatir ahok akan menjual harkat dan martabat bangsa ini kepada negara china dan melakukan kristenisasi di tengah masyarakat jakarta yang mayoritas penduduknya pemeluk agama islam.

Ormas FPI bahkan menggelar demonstrasi " TOLAK AHOK" setiap sehabis sholat jumat dan bahkan kini FPI menjadi ormas islam yang paling terdepan menolak ahok sebagai gubernur jakarta karena ahok bukan seorang muslim.

Bahkan sekarang FPI sudah punya Gubernur sendiri bernama KH. Fahrurrozi Ishaq untuk menandingi Ahok sebagai Gubernur DKI jakarta yang sah secara konstitusi
Isu isu agama terus menerus dihembuskan oleh ormas FPI dkk Demi tercapainya cita cita mereka menumbangkan ahok dari jabatannya sebagai gubernur DKI jakarta.

Namun masyarakat Jakarta dan luar jakarta tentu tidak akan serta merta dan begitu mudah termakan isu SARA yang dihembuskan FPI dkk untuk memojokkan Ahok sebagai Gubernur Yang anti Islam
Ahok lewat program programnya berhasil membuktikan bahwa dirinya bukan musuh islam sebagaimana yang dikatakan FPI dkk. ahok berani mengatakan bahwa FPI lah yang ia musuhi bukan islam.

Berikut ini adalah Bukti Bukti Bahwa ahok Bukan seorang pemimpin yang anti islam:
1. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama Hadiahi Kuncen Makam Wijaya Kusuma Umroh Gratis
(baca :Penjaga Makam Ini Dapat Hadiah Umrah Gratis dari Ahok )
2. Walau Ahok Seorang Non muslim Namun Ia juga mau mengeluarkan zakat dari hasil Gajinya sebagai Wagub DKI.jumlahnya tidak sedikit yaitu 25 juta ( baca: Ahok Bayar Zakat Rp 25 Juta )
3. Di bulan Ramadhan , Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama Santuni 5.000 Anak Yatim Muslim
(baca: Basuki Tjahaja Purnama Santuni 5.000 Anak Yatim)
4. Ahok Lakukan Safari Ramadhan Sekaligus bantuan santunan secara simbolis kepada 1000 anak yatim Anak Yatim (baca : Ahok santuni 1000 anak yatim muslim)
5.Di Belitung, Ahok pernah hajikan 100 orang ( baca Ahok pernah hajikan 100 orang)
6 .Ahok Ingin Anak-Anak DKI Khatam Al Quran di Usia 12 Tahun ( baca : Ahok Ingin Anak-Anak DKI Khatam Al Quran di Usia 12 Tahun)
7. Ahok Ingin anak anak muda di jakarta gemar ke masjid untuk mengaji Alquran (baca: Ahok ingin anak anak muda jakarta gemar ngaji di masjid )
8. Ahok janji hadiahkan laptop ke remaja yang bikin masjid ramai ( baca: Ahok janji hadiahkan laptop ke remaja yang bikin masjid ramai)
9. Ahok siapkan rp 10 triliun buat bangun ruang terbuka hijau di masjid (baca: Bangun RTH di Masjid, Ahok Siapkan Rp 10 Triliun)
10. Ahok Janji Hajikan Marbot Masjid yang Mengerti Tafsir Alquran ( baca: Ahok Janji Hajikan Marbot Masjid yang Mengerti Tafsir Alquran)

Dari sepuluh hal tindakan ahok di atas sudah sangat jelas bahwa ahok itu bukan pemimpin non muslim yang anti islam dan masyarakat akan bisa menilai sendiri segala tindak tanduk ahok selama ini yang sangat dekat dengan umat islam dan jauh sekali dari tuduhan FPI dkk yang menyebut ahok anti islam.

Mubalig KH Ramdhan Effendi atau yang akrab disapa Anton Medan mengatakan meski bukan Islam, tapi tindakan Ahok itu Islami.
"Lihat saja dulu waktu masih sama Jokowi, orang kebanjiran di bantaran sungai, dipindahkan dan diberi rusun, Islam itu mengajarkan untuk memecahkan masalah bukan cari dan tambah masalah." ujar anton medan.

Anton Medan meminta agar umat islam bisa memahami Perbedaan antara pemimpin umat dan pemimpin bangsa.
Manurut Anton medan kalau pemimpin umat ya harus seorang muslim tapi kalau pemimpin bangsa itu pemimpin majemuk.
"Kalau pemimpin umat memang harus Muslim karena dia yang memimpin jemaah untuk menentukan hal ibadah dan yang berhubungan dengan ritual, kalau pemimpin bangsa itu pemimpin majemuk, dasarnya undang-undang, konstitusi, dipilih berdasarkan kompetensi dan rekam jejak," ujarnya.

(Source)

Ahok: Ngaku PKL Begitu Dites Tak Bisa Masak

Sejumlah pedagang merapihkan dagangannya yang dijual PKL Monas di area Lenggang Jakarta, Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (19/5/2015). Pedagang mulai menjajakan dagangannya di area Lenggang Jakarta yang merupakan lokasi relokasi untuk menampung 339 PKL di Kawasan Monas meski peresmiannya molor hingga setahun. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menempati kios di area Lenggang Jakarta IRTI Monas telah melalui proses seleksi terlebih dahulu.
"PKL yang di luar, tidak bisa masuk lagi ke sini, sudah tentu kita usir. Anda harus cari berdagang di tempat lain. Karena waktu ini diplot, mereka banyak yang menandai, akhirnya masih banyak yang kosong. Ini sudah diseleksi semua," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di IRTI Monas, Jakarta Pusat, Jumat (22/5/2015).

Dikatakan dia, sebelumnya hampir ada 1.000 pedagang yang mendaftar menjadi PKL di Lenggang Jakarta.
Kemudian dilakukan tes, sehingga Pemprov DKI tahu mana PKL yang sebenarnya dan bukan.
"Jadi kami tahu, mana yang distributor, mana cuma tukang nyewain lapak, mana yang punya lebih dari dua unit. Semua dikeluarkan. Sudah dikeluarkan semua, sudah diseleksi masuk," ucapnya.

Meskipun masih ada kebocoran dalam proses seleksi untuk PKL di Lenggang Jakarta, tetapi akhirnya mereka mundur dengan sendirinya.
"Ternyata ada orang yang cuma mendaftar jadi PKL satu nama, tapi dia hanya berpikiran mungkin untuk dijual lagi lapaknya.Makanya waktu dilatih masak, diproses, ketahuan tidak bisa masak, tidak bisa diupgrade. Lama-lama dia kabur, begitu tahu lapak ini tidak bisa dijual," ungkapnya.

Ada lebih dari 5 orang yang mengembalikan kios di Lenggang Jakarta.
"Begitu desak kita buka, tidak bisa masak, dia ketakutan," ucapnya.

(Source)

Ahok: Apa Pantas PNS Digaji Rp 12 Juta Kerjanya Cuma Fotokopi?

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan pemberian tunjangan kinerja daerah (TKD) dinamis kepada pegawai negeri sipil (PNS) setimpal dengan pekerjaan yang telah diberikan. Ia menginstruksikan kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk benar-benar mengontrol anak-anak buahnya bekerja.

"Jangan sampai nanti formulir ditulis kerjaannya hanya fotokopi saja. Apa pantas PNS digaji Rp 12 juta kerjanya cuma fotokopi? Kalau memang nyatanya ada PNS yang kerjanya cuma itu, ya nanti dia dialihkan ke kerjaan yang lebih berguna," kata Basuki saat memberi pengarahan dalam konsultasi publik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2016 di Balai Agung, Balai Kota, Senin (25/5/2015).

Basuki menginstruksikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan Sekda DKI Saefullah untuk melakukan penyisiran terhadap para PNS di Ibu Kota. Pasalnya, staf terendah di Pemprov DKI mendapat gaji yang lebih besar dibanding karyawan perusahaan swasta, yakni mencapai Rp 9 juta tiap bulannya.

"Kalau kerjanya enggak pantas, cabut saja semua TKD-nya. (Sebanyak) 20.000 PNS enggak jelas kerjanya. Kalau TKD-nya dicabut, makin untung DKI. Tidak pantas menghabiskan Rp 20 triliun untuk menggaji orang-orang yang enggak melakukan apa pun di DKI," kata Basuki.

Basuki menceritakan pengalamannya ketika baru menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sebagai Wagub, dia diberikan 20 orang staf untuk menerima surat dan aduan masyarakat. Kemudian, Basuki merampingkan jumlah stafnya itu. Akhirnya, dia memilih tiga staf yang paling pintar.

Hasilnya, proses surat masuk lebih cepat dikerjakan oleh tiga orang dibanding 20 orang. Pasalnya, saat dikerjakan 20 orang, surat untuknya lebih lama masuk karena harus berputar-putar dahulu proses administrasinya.

"Badan Kepegawaian Daerah (BKD) juga harus lebih kencang seleksinya. Buat pejabat yang sudah dijadikan staf, kalau masih 'main-main', cabut habis saja TKD-nya. Dia cuma dapat gaji pokok. Kasarnya, relakan saja dia pensiun dini daripada dikasih TKD besar," kata Basuki.

Penulis : Kurnia Sari Aziza

(Source)

Pengunjuk Rasa Ngamuk, Pagar Rumah Ahok Dijebol

Ribuan warga yang mengaku dari Kawasan Pinangisa Ancol, geruduk kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).

Sejumlah warga yang mengaku dari Pinangsia Bantaran Kali Ancol geruduk kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).

Ahok tak kunjung keluar, warga menjebol kunci pintu pagar perumahan Ahok.
"Tigaa... Duaaa...Satuu...Dorooong!" teriak yang berunjuk rasa.

Hasil pengamatan Wartakota.tribunnews.com, warga tak hanya mendorong pagar, namun juga mengamuk dan menendang-nendang pagar dengan emosi.
Mereka memaksa Ahok untuk keluar dari rumahnya dan bertemu dengan ribuan warga yang mengaku terkena gusuran tersebut.

"Pegaang pagaaar...Hituung ...Tigaaa, duaa, satuuu! Doorooong!"
Saat warga mendorong pagar setinggi 3 meter itu, gembok yang mengunci pagar tersebut jebol.
Pihak kepolisian dan security perumahan setempat tersebut langsung berbaris dan bersiaga di depan pagar.
Saat pintu pagar hampir terbuka lebar, warga gusuran ini langsung bertepuk tangan dan mengolok-olok Ahok berkali-kali.

Pihak kepolisian masih mengamankan sekitar lokasi.
Para warga sesekali dua kali mencoba mendorong kembali pagar tersebut. Aksi yang hampir anarkis ini, membuat warga pengunjung Waduk Pluit dan warga sekitar menonton aksi mereka.

Penulis: Panji Baskhara Ramadhan

(Source)

Ide Cemerlang Ahok Berantas Korupsi Di Indonesia Bikin Koruptor Marah Besar


Era Reformasi sudah berjalan selama 17 tahun, namun kasus korupsi tetap saja mewabah di Indonesia. Menghadapi masalah tersebut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku punya cara untuk mengatasinya. Salah satu caranya adalah dengan membatasi transaksi tunai.

Basuki atau akrab disapa Ahok mengatakan pemberantasan korupsi dapat dengan menggunakan model transaksi non-tunai. Namun, perubahan ini pasti akan mendapatkan perlawanan dari oknum-oknum yang dirugikan.

"Pembatasan menarik uang kontan itu idenya (untuk mengikis korupsi). Tapi nanti ada perlawanan dari koruptor-koruptor pasti keras itu," katanya usai meresmikan RPTRA Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (21/5/15).

Dia menjelaskan, rencana pembatasan transaksi tunai tengah dilakukan di Pemprov DKI Jakarta. Harapannya jika memang ini berjalan, maka pemerintah pusat dapat mengimplementasikannya di seluruh Indonesia.

"Harusnya di seluruh indonesia juga orang tidak bisa tarik kontan uang lebih dari jumlah 1 kali UMP. Nanti Presiden jika mau bisa pelan-pelan seperti itu saja. Bisa juga (pembatasan tarik uang kontan) diterapkan di cakupan nasional. Jadi semua harus transaksi melalui rekening bank," ujarnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan, jika seluruh transaksi dilakukan melalui uang digital, maka rekap transaksi dapat terlacak. Tujuannya untuk mempermudah pemerintah mengawasi transaksi yang dianggap mencurigakan.

"Dengan pembatasan dan transaksi melalui rekening jadi dapat ketahuan siapa. Misalnya, kamu mau menyogok Rp 1 miliar nanti menarik uangnya bagaimana? Dicurigai nanti," tutup Ahok.

(Source)

Ahok Vs Ridwan Kamil, Mana Yang Bakal Loe Pilih?


Nama Ridwan Kamil digadang bakal muncul dalam bursa pemilihan Gubernur DKI 2 tahun lagi. Kira-kira sanggup nggak nih lawan Ahok?

Masih sekitar 2 tahun lagi sebelum akhirnya Ahok turun dari jabatannya sebagai penguasa tertinggi Jakarta. Meskipun demikian, udah ada tuh nama-nama yang digadang bakal bersaing dengan mantan Bupati Bangka Belitung tersebut. Di antara banyak nama yang paling santer adalah Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil. Banyak alasan kenapa sosok yang sering disapa Kang Emil ini layak bersaing dengan Ahok.

Mulai dari perfomance-nya di KAA yang mengundang takjub sampai menegur anak muda yang ramai di Instagram beberapa waktu lalu, merupakan sedikit dari banyak hal yang udah dilakukan Ridwan Kamil. Ibarat match liga champion antara Real madrid dan Juventus, kalau dibikin head to head kayak gimana sih dua tokoh ini?

Popularitas
Kalau ngomongin popularitas keduanya, boleh tuh dibilang imbang. Ahok banyak banget pendukungnya, begitu pula dengan Ridwan Kamil yang begitu dijunjung tinggi sama warga Bandung. Tapi, dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Cyrus, Ahok menang telak dengan meraih 35,5 persen dari total suara soal. Kang Emil hanya mendapatkan sekitar 14,8 persen aja. Namun demikian, Ridwan Kamil jauh lebih unggul di ranah sosmed.

Inovasi
Keduanya punya otak brilian dan pemikiran revolusioner. Ahok sangat matang perencanaan dan eksekusinya meskipun terhambat masalah waktu sehingga realisasinya belum banyak kelihatan. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Ridwan Kamil yang sering banget membuat inovasi unik mulai app anti begal hingga mobil sampah keren. Tapi, soal pengelolaan level gubernur, Ahok jelas lebih unggul.

Haters
Yup, nggak cuma artis doang, para pejabat kita juga punya haters. Bahkan mereka sering banget jadi bahan obrolan di sosmed buat dikulik aibnya. Dilihat dari sisi haters, Ridwan Kamil menang telak Bro! Buktinya, hampir jarang banget tuh yang ngobrolin Kang Emil baik di diskusi terbuka maupun di sosmed. Berbeda dengan Ahok yang meskipun dielu-elukan banyak orang tapi nggak kurang-kurang yang mencemoohnya.
Persaingan keduanya sangat imbang kalau dirata-rata. Jadi, bisa diartikan siapa pun nggak ada yang mendominasi. Kalau dua nama ini benar-benar muncul di bilik TPS, mana yang bakal loe pilih Bro?

(Source)

Ahok sindir Jokowi: Presiden yang sekarang terlalu sopan


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selalu disalahkan oleh warga saat ada proyek galian di pinggir jalan atau trotoar. Karena pada akhirnya, jalan tersebut tidak dapat rapi seperti semula, tetapi malah menimbulkan lubang atau gundukan.

Basuki atau akrab disapa Ahok menjelaskan, perilaku tersebut banyak dilakukan oleh perusahaan, mulai dari PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Perusahaan Gas Negara (PGN) hingga Telkom.

Mereka saat diingatkan bukannya koperatif tetapi malah mengancam. Sebab tidak ada sanksi yang dapat diberikan kepada perusahaan yang melakukan hal tersebut.

"Kamu berani enggak potong kabelnya PLN? Nongol dan ditanam di dalam gotnya kita. Nah kita diteken gitu. Begitu datang banjir, turun airnya pelan, orang maki-maki ke saya bilang saluran enggak cukup. Bukan saluran enggak cukup, banyak kabel di dalem. Belum lagi sampah," jelasnya dalam pidato saat meresmikan Moving Bed Bio-film Reactor (MBBR) di Gedung Logistik PT Palyja, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).

Menurutnya, kebijakan untuk memberikan sanksi tegas hanya bisa diberikan oleh Presiden Joko Widodo. Namun, mantan Bupati Belitung Timur ini menilai, rekan kerjanya dahulu itu terlalu sopan dalam memberikan teguran.

"Kalau saya jadi Presiden, saya panggilin tuh dirut-dirutnya langsung saya pecat karena Jakarta terlalu macet. Presiden yang sekarang terlalu sopan sih," tutupnya.

(Source)

Ini 7 Alasan Penyebab 57 PNS DKI Dibebas Tugaskan Oleh Ahok Hari Ini


Sebanyak 57 pejabat eselon III dan IV PNS DKI distafkan alias demosi hari ini. Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika mengatakan sedikitnya ada 7 alasan yang menyebabkan mereka diturunkan jabatannya.

"Kita ada beberapa kriteria. Kriteria yang pertama itu kalau dia mengundurkan diri pasti kita ganti. Kalau di bulan awal kemarin yang mundur kita bina, begitu mereka masih ingin mundur, kita ganti," ujar Agus kepada wartawan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/5/2015).

Faktor kedua, lanjut Agus, PNS yang sakit hingga tidak dapat menjalankan tugasnya dengan optimal. Kemudian alasan ketiga adalah memiliki masalah yang bertentangan dengan nilai-nilai moral, seperti melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ataupun terlibat skandal.

"Yang keempat, tentu ini sudah melalui pemeriksaan inspektorat adalah mereka yang bermain-main dengan uang. Bisa sogok, bisa upeti dan bisa penyuapan. Jadi rambu-rambunya ini. Yang kelima, tidak disiplin. Tidak hadir (absen dalam waktu) lama," urainya.

Alasan keenam dikarenakan ada 'main' dengan proyek-proyek Pemprov DKI. Terakhir, ketidakikutsertaannya dalam berbagai kerja bakti di lingkungan Pemprov.

"Misalnya ada kerja bakti membersihkan saluran air, PU Air (Dinas Tata Air) harus hadir disitu. Camat lurah pasti punya catatan sapa saja pejabat eselon III dan IV yang nggak hadir di situ," pungkasnya.

Dari data yang diperoleh wartawan, 57 PNS DKI yang distafkan hari ini berasal dari 10 SKPD yang berbeda. Jumlah SKPD terbesar yang distafkan Ahok berasal dari Dinas Pelayanan Pajak yakni sebanyak 3 orang.

Selain itu terdapat masing-masing 2 pejabat eselon III dari Bappeda, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), dan Dinas Penataan Kota yang terkena demosi. Selanjutnya dari BKD, BPLHD, Dinas Kependudukan, Dinas Pendidikan, Dinas Perumahan dan Gedung, dan Dinas Perhubungan dan Transportasi masing-masing didemosi satu pejabat.

Di eselon IV ada 41 orang yang diturunkan jabatannya. Mereka berasal dari 19 SKPD di DKI Jakarta.
Terdapat 8 pejabat eselon IV dari Dinas Penataan yang distafkan bulan ini. Di mana, SKPD dari Kota Administrasi Jakarta Timur terkena demosi dengan total mencapai 7 orang.

Sebanyak 3 pejabat dari Badan Perpustakaan dan Arsip, Dinas Pendidikan dan Dinas Bina Marga juga ditafkan Ahok. Sementara itu, Dinas Tata Air, Kominfomas dan Kebersihan harus rela 'membuang' dua pejabat eselon IV-nya akibat demosi.

Terakhir, 11 eselon IV yang distafkan masing-masing dinas, seperti Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, Dinas Olahraga dan Pemuda, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perindustrian dan Energi, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, serta SKPD Kota Administrasi Jakarta Pusat, Utara, Barat, Selatan dan Kepulauan Seribu.

(detik.com)

Ahok: Selama Saya Menjabat, tidak Ada Zona Nyaman Untuk Nyolong Duit


Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan tidak akan membiarkan para pejabat DKI bermain anggaran. Ia pun mengaku tidak segan mencopot jabatan pejabat DKI yang bermasalah.
"Tidak ada zona nyaman, bisa dicopot (pejabat) yang kerja tidak sesuai harapan," kata Ahok sapaan akrab Basuki saat pelantikan pejabat eselon III dan IV di Balai Kota Jakarta, Senin (18/5/15).

Ahok telah melantik 649 pejabat eselon tiga dan empat yang baru di halaman Balai Kota Jakarta. Terdapat 109 pejabat eselon tiga yang masuk ke dalam promosi, rotasi dan mutasi. Sedangkan eselon empat berjumlah 539 pejabat.

"Saya bagikan operasional saya untuk bisa kerja dengan baik. Tapi banyak yang tidak suka dengan saya karena agama, suku, etnis. Kalau saya jadi Gubernur yang korupsi akan nambah penderitaan," ujar Basuki.

Ahok mengatakan ia tidak akan mentolerir kesalahan para pejabat baik dari hal yang kecil maupun besar. Bahkan seorang Camat harus dapat mencermati lingkungan sekitar, di mana tempat yang tak layak dan lainnya.

"Saya lebih memilih memecat PNS sebanyak mungkin, karena kalau banyak orang juga tidak akan efisien. Saya juga mengucapkan terima kasih untuk pejabat yang baru dilantik, semoga bisa mewujudkan Jakarta Baru," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.(republika.co.id)

Trotoar Dijadikan Akik, Ahok Ancam Pidanakan Warga

ILUSTRASI. Berbagai macam batu akik dipajang dalam pameran batu mulia bertema, Demam Batu di lobi gedung Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Senin (21/4/2015). Pameran yang diikuti oleh pengrajin dari 24 Provinsi ini akan berlangsung hingga Jumat (24/4/2015) mendatang. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA

Basuki Tjahaja Purnama meminta warga ibu kota untuk tidak merusak fasilitas publik demi mendapatkan bongkahan batu akik.

Gubernur DKI Jakarta Basuki mengatakan, warga dapat dipidana jika ketahuan sampai merusak atau menggali trotoar hanya demi mendapat bongkahan batu dan diperdagangkan.

Pria yang akrab disapa Ahok itu pun baru mengetahui ada beberapa warga yang mencoba memahat bongkahan batu di trotoar di Jalan Mandala, Tomang, Jakarta Barat.

"Harus ditangkap itu. Kalau ketahuan sama kami, (akan) dipidanakan," kata Basuki, di Balai Kota, Jumat (8/5/2015).

Basuki mengatakan, warga tidak hanya mendapat sanksi karena telah melanggar Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

Bahkan, lanjut Basuki, warga yang mengambil bongkahan batu itu bisa dipidana dengan delik pencurian.
"Saya dengar malah bukan hanya itu (bongkar trotoar). Malahan ada batu-batu di sungai dibongkarin orang," kata Basuki. (Source)

Warga Gila Batu Akik, Trotoar Pun Dicongkel

Puluhan warga ramai - ramai menyambangi keberadaan batu akik jumbo di Jalan Mandala Raya RT 07 / RW 04 Kelurahan Tomang, Jakarta Barat.

Laporan wartawan WARTA KOTA, Andika Panduwinata

Puluhan warga ramai-ramai menyambangi keberadaan batu akik jumbo di Jalan Mandala Raya RT 07/RW 04 Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Batu akik berukuran raksasa ini tadinya tergeletak bebas di trotoar jalan.
Batu tersebut kini dibawa ke Kantor Kelurahan Tomang demi pengamanan.

Tapi masyarakat tetap saja mengorek trotoar demi mendapatkan bongkahan batu akik jumbo itu.
Pengamatan Warta Kota di lokasi, trotoar terlihat rusak akibat congkelan dari para warga.
Bahkan di pendestrian ini hingga menimbulkan lubang menganga tepat di keberadaan batu akik ini.

"Saya penasaran, makanya datang ke sini. Dapat informasi dari televisi," ujar Aziz (24) warga Palmerah yang datang ke Jalan Mandala Raya, Tomang pada Sabtu (9/5/2015).
Bahkan tak hanya Aziz, Budi (19) pun datang jauh - jauh dari Jakarta Utara untuk mengorek bongkahan batu akik jumbo.

Keringat pun mengalir deras di pelipisnya saat menggali trotoar tempat keberadaan batu akik.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menghimbau kepada warga Ibu Kota untuk tak merusak fasilitas publik demi mendapatkan bongkahan batu akik.

Basuki mengatakan, warga dapat dipidana jika ketahuan sampai merusak atau menggali trotoar hanya demi mendapat pecahan batu dan diperdagangkan.

"Harus ditangkap itu. Kalau ketahuan sama kami, akan dipidanakan," kata pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota pada Jumat (8/5/2015).

(Source)

Marbut Masjid Terharu Diberangkatkan Umrah oleh Ahok


Menurut Kantor Berita ABNA, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama melepas 30 marbut atau penjaga masjid berangkat umrah ke Tanah Suci, Mekkah. Salah seorang marbut masjid yang turut berangkat umrah, Suweha (68), merasa terharu karena impiannya berdoa di depan Kabah segera terwujud.

"Mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pak Gubernur berkat kebaikan serta perhatian Bapak, kami para marbut dapat menunaikan ibadah umrah. Sungguh satu hal yang tak pernah kami bayangkan, kecuali sebatas mimpi kami sebagai marbut bisa ibadah di Tanah Suci," kata Suweha yang sudah bekerja selama 10 tahun sebagai marbut Masjid Abu Toyib Papanggo, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, di Balaikota, Selasa (16/12/2014). "Tetapi, sekarang bukan hanya bayangan dan impian. Kini (umrah) menjadi kenyataan, kami bahagia bangga bercampur haru," lanjut Suweha.

Lebih lanjut, ia mengaku senang karena marbut masjid kini dipandang sebagai pekerjaan yang mulia karena pemerintah memberi perhatian lebih atas kinerja marbut.

Selain diberangkatkan umrah, lanjut dia, marbut dengan mudah dapat bertemu pimpinan, yakni Gubernur DKI Jakarta. Kepada Ahok, ia mengatakan, masih ada ribuan marbut yang menunggu untuk diberangkatkan umrah. Ia berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin tiap tahunnya.

"Kami marbut yang akan menunaikan umrah mendoakan semoga Gubernur serta seluruh jajaran Pemprov DKI sukses dalam mengemban tugas. Semoga Allah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada seluruh warga Jakarta. Amin," harap Suweha.

Selain memberangkatkan marbut masjid umrah, Ahok juga secara simbolis memberi buku tabungan insentif kepada marbut se-DKI Jakarta.

Terkait Berita: