Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Tuhan. Show all posts
Showing posts with label Tuhan. Show all posts

Tuhan dan Roti


Ibu: “Tahukah engkau bahwa Tuhan ada di sana ketika engkau mencuri roti dari dapur?”
“Ya”
“Dan Ia mengawasimu sepanjang waktu?”
“Ya”
“Kaupikir, apa yang Ia katakan kepadamu?”
“Ia berkata, ‘Tidak ada orang lain di sini, hanya kita berdua – ambillah dua’.”[]

Gereja Hutan

Pada suatu waktu dulu, ada hutan, di mana burung-burung bernyanyi di waktu siang, dan serangga di waktu malam. Pepohonan tumbuh segar dan bunga-bunga berkembang dan segala macam mahkluk berkeliaran dalam kebebasan.

Dan semua orang, yang masuk di dalamnya, masuk dalam kesunyian, tempat kediaman Tuhan, yang bersemayam dalam keheningan dan keindahan alam.

Tetapi kemudian tiba masa ketidak-sadaran, ketika menjadi mungkin bagi orang untuk membangun gedung seribu kaki tingginya dan merusak sungai dan hutan dan gunung dalam sebulan. Lalu rumah-rumah ibadat dibangun dari kayu-kayu hutan dan dari batu-batu di bawah tanah hutan. Kubah, menara dan puncak menara menjulang tinggi di langit. Udara penuh dengan suara dan lonceng, dengan doa dan nyanyian dan khotbah.

Dan Tuhan tiba-tiba tak punya rumah.[]

Naik ke Surga Atau Mati
Seorang pastor masuk ke tempat minum dan menjadi marah karena ada banyak sekali anggota jemaahnya yang ada di sana. Ia mengumpulkan mereka dan membawa masuk ke gereja.

Kemudian dengan sungguh-sungguh ia berkata, “Semua yang ingin masuk surga, maju ke sebelah kiri.” Semua maju ke sebelah kiri, kecuali satu orang yang tetap tinggal di tempatnya.

Pastor memandang orang itu dengan galak dan berkata, “Engkau tidak ingin masuk surga?” “Tidak,” kata orang itu. “Apakah engkau bermaksud tetap berdiri di situ dan mengatakan kepada saya bahwa engkau tidak ingin masuk surga kalau engkau mati?”

“Tentu saya ingin masuk surga kalau saya mati. Saya pikir pastor mau ke surga sekarang!”[]

Putra Seorang Rabbi Menjadi Kristen

 Rabbi Abraham hidup sebagai teladan. Dan ketika tiba waktunya, ia meninggalkan dunia ini, diiringi puji berkat jemaahnya, yang telah menganggap dia sebagai orang suci dan sumber penyebab utama semua berkat, yang mereka terima dari Tuhan.

Tidak lain di seberang sana, sebab para malaikat keluarga menyongsong dia dengan sambutan puji-pujian. Selama pesta itu rabbi nampak menunduk dan sedih. Ia memegang kepala di tangannya dan tidak mau dihibur. Ia akhirnya dibawa di hadapan Tahta Pengadilan, di mana ia merasa diliputi Cintakasih agung yang tanpa batas dan ia mendengar Suara lembut-mesra tiada taranya berkata, “Apakah yang membuat engkau sedih, putraku?”

“Tuhan Yang Tersuci,” jawab rabbi, “Aku tidak layak akan semua kehormatan, yang dilimpahkan padaku ini. Meski aku dianggap teladan bagi umat, tentu ada sesuatu yang keliru di dalam hidupku, sebab anakku tunggal, tak peduli teladan dan ajaranku, meninggalkan kepercayaan kami dan menjadi seorang Kristen.”

“Jangan ini merisaukan engkau, anakku. Aku tahu betul bagaimana perasaanmu, sebab aku punya anak, yang berbuat hal yang sama.”[]

Awas, Kalau Kulihat Kau Berdoa
Gereja atau Sinagoga itu harus mengumpulkan dana untuk bisa berjalan. Nah, ada sebuah sinagoga Yahudi di mana orang tidak mengedarkan peti dana seperti di gereja-gereja Kristen.

Cara mereka mencari dana dengan menjual karcis tempat pada hari Pesta-pesta besar, sebab di situ jemaat yang datang banyak dan orang bersikap murah hati. Pada hari seperti itu anak kecil datang ke Sinagoga untuk mencari ayahnya, tetapi petugas tidak mengizinkannya masuk, karena ia tidak punya karcis.

“Tetapi,” kata si anak, “ini perkara penting sekali.”
“Semua berkata begitu,” jawab petugas, tak tergerakkan.

Anak jadi putus-asa dan mulai mendesah: “Maaf tuan, biar aku masuk. Ini soal hidup atau mati. Hanya satu menit saja.”

Petugas melunak! “Yah, sudah, kalau penting sekali,” katanya. “Tetapi awas, kalau kulihat engkau berdoa.”

Agama teratur tertib, sayangnya punya banyak kelemahan juga.[]

Source: Anthony de Mello SJ, “Doa Sang Katak 1”, Yogyakarta: Kanisius, Cet. 12, 1996).

Piknik Instan Atas Nama Tuhan


Betapa berubahnya Mekah. Duduk di salah satu sudut Masjidil Haram ketika matahari meredakan panasnya, kita bisa merasakan bayang-bayang sebuah bangunan yang menjangkau langit dari arah Selatan. Memang: di seberang gerbang Baginda Abdul Aziz, berdiri sebuah super-gedung, (baru diresmikan Agustus tahun ini), yang disebut Abraj al Bait.

Raksasa ini lebih dari 600 tingginya: menara waktu yang paling jangkung sedunia. Empat muka jam di puncaknya masing-masing berbentuk mirip Big Ben di London, meskipun mengalahkannya dalam ukuran: diameternya masing-masing 46 m, dengan jarum panjang yang melintang 22 meter. Dan berbeda dari Big Ben, di jidatnya yang diterangi dua juta lampu LED tertulis الله أكبر, “Allahu Akbar.” Ditambah dengan 21.000 lampunya yang memancar sampai sejauh 30 km dan membuat rembulan di langit pun mungkin tersisih.
Di Abraj al Bait ada 20 lantai pusat perbelanjaan dan sebuah hotel dengan 800 kamar. Juga tempat tinggal. Garasenya bisa menampung 1000 mobil. Tapi para tamu dan penghuni juga bisa datang dengan helikopter (ada lapangan untuk menampung dua pesawat), karena ini memang tempat bagi mereka yang mampu menyewa, atau memiliki, kendaraan terbang itu.

Inilah Mekah. “It is the end of Mekkah“
Mereka ubah tempat ziarah suci ini jadi mesin, sebuah kota tanpa identitas, tanpa peninggalan sejarah, tanpa kebudayaan dan tanpa lingkungan alam.

Wahabisme adalah kekuatan di belakang dihancurkannya sisa-sisa masa lalu. Selama 50 tahun terakhir, sekitar 300 bangunan sejarah telah diruntuhkan.

Sejarah Arab Saudi mencatat dihapusnya peninggalan sejarah itu secara konsisten. April 1925, di Madinah, kubah di makam Al-Baqi’ diruntuhkan. Beberapa bagian qasidah karya al-Busiri (1211–1294) yang diukir di makam Nabi sebagai himne pujaan ditutupi cat oleh penguasa agar tak bisa dibaca. Di Mekah, makam Khadijjah, isteri Nabi, dihancurkan. Kemudian tempat di mana rumahnya dulu berdiri dijadikan kakus umum.
Di sebuah tulisan dari tahun 1940 Bung Karno mengutip buku Julius Abdulkarim Germanus, Allah Akbar, Im Banne des Islams. Di sana Bung Karno menggambarkan kaum Wahabi sebagai orang-orang yang dengan keras dan angker mencurigai “kemoderenan”; mereka bahkan membongkar antena radio dan menolak lampu listrik. Tapi kini, Mekah jadi semacam London & Las Vegas.

Apa arti perjalanan ziarah, tanpa menapak tilas sejarah dan menengok yang pedih dan yang dahsyat di masa silam?

**Sumber diambil dan diedit dolob(@Ama) dari Goenawan Mohamad

Terkait Berita: