Presiden Iran Hassan Rouhani telah menyerukan Rusia dan Turki untuk menahan diri atas jatuhnya jet tempur Rusia oleh militer Turki.
Pemerintah Rusia dan Turki harus menindaklanjuti isu jatuhnya pesawat Rusia “dengan wawasan dan mencegah terulangnya insiden tersebut melalui kehati-hatian dan kesabaran,” kata Presiden Rouhani saat rapat kabinet di ibukota Iran, Teheran, Rabu (25/11 /15).
Pada hari Selasa, sebuah pesawat Fencer Rusia Su-24M dengan dua pilotnya ditembak jatuh oleh militer Turki, suatu tindakan yang membuat kemarahan Moskow, yang turut terlibat dalam serangan udara terhadap Takfiri teroris di Suriah.
Presiden Iran juga mendesak semua negara untuk mempersiapkan pertempuran melawan terorisme guna membangun stabilitas di kawasan itu.
Rouhani lebih jauh menjelaskan tindakan menjatuhnya pesawat Rusia sebagai “sangat berbahaya” dan “provokatif” dan mengatakan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Presiden Iran juga menyerukan Turki untuk serius mengatasi situasi tegang di wilayah tersebut.
Ankara mengatakan pada hari Selasa bahwa penembakan itu terjadi setelah pesawat itu diperingatkan “sepuluh kali” karena melanggar wilayah udara Turki. Namun, Rusia menolak klaim Ankara dan mengatakan jet tempur itu jatuh di wilayah udara Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan tindakan Turki sebagai “tusukan dari belakang, yang dilakukan oleh kaki tangan teroris,” dan menambahkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh di atas wilayah Suriah dengan rudal udara-ke-udara pesawat tempur F-16 Turki.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Rabu menekankan bahwa langkah Turki sebagai ” rencana provokasi yang direncanakan.” []
(Mahdi-News/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email