Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Majelis Umum PBB pada hari Kamis, 1 Oktober 2015 – Foto: AFP
Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu mengklaim, kini hubungan antara Tel Aviv dengan negara Arab tetangganya semakin banyak menemukan titik kesamaan. Hal ini ditandai dengan aliansi yang kembangkan oleh kedua negara dalam menyikapi musuh bersama.
Pernyataan Netanyahu itu disampaikan dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, Kamis 1 Oktober 2015 dalam konteks mengkritik habis-habisan kesepakatan nuklir Iran. Negara Zionis itu bersama negara Arab telah menjalin aliansi untuk menentukan musuh bersama, yakni Iran dan ISIS.
“Musuh bersama ini lebih jelasnya akan membawa Israel dan tetangga negara Arab kami ke arah kerjasama untuk menggagalkan bahaya yang ditimbulkan mereka. Saya berharap kami akan membangun kemitraan yang abadi,” kata Netanyahu seperti disalin dari laman The Guardian, Kamis 1 Oktober 2015.
Netanyahu tidak menyebutkan negara Arab yang dimaksud. Namun, sumber-sumber diplomatik mengatakan Israel telah melakukan kontak dengan saingan Iran, yakni Arab Saudi, untuk membahas kesepakatan nuklir tersebut.
Netanyahu juga mengecam kesepakatan antara Iran dengan negara-negara yang menjadi kekuatana utama dunia soal program nuklir Iran. Kecaman Netanyahu dimaksudkan untuk mengagalkan kesepakatan itu.
“Setelah sanksi intenasional dicabut, dilepaskan, dan diberangus oleh PBB, Iran akan mencari mangsa,” kata
Netanyahu menegaskan, Israel tidak akan pernah membiarkan Iran memanfaatkan momentum tersebut untuk bergabung dengan negara-negara pengguna nuklir.
“Kami melihat dunia merayakan kesepakatan yang buruk ini, secepatnya untuk merangkul, dan melakukan bisnis dengan rezim yang secara terbuka berkomitman untuk kehancuran kita,” katanya.
Ia pun sempat menunjukkan salinan buku terbaru Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Menurut Netanyahu, buku setebal 400 halaman itu merinci rencana untuk menghancurkan negara Israel.
Dalam kesempatan itu, Netanyahu juga mengungkapkan bahwa Israel telah membangun komunikasi dengan mitra negara Arabnya guna menanggapi situasi di Iran.
“Israel telah bekerjasama dengan mitra perdamaian kami di Arab untuk mengatasi tantangan keamanan bersama kami dari ancaman Iran dan juga tantangan keamanan dari ISIS,” tukasnya.
Sementara itu, saat wawancara dengan media Israel, Haaretz, di sela-sela pertemuannya dengan tokoh Israel di New York, Pangeran Arab Saudi, Turki al-Faisal bin Saud mengaku telah menemui Nentanyahu untuk membahas paket perdamaian di Timur Tengah (Timteng). Kepada Netanyahu, Pangeran Turki menyampaikan harapannya agar bersedia menjadi negosiator.
Dirinya menyatakan, dipilihnya Netanyahu sebagai negosiator karena pemimpin negeri Zionis itu dinilainya visioner. “Benjamin Netanyahu lebih dari seorang pemimpin (bervisi) jauh ke depan, ia akan mematahkan kebuntuan dan bernegosiasi atas dasar Inisiatif Perdamaian Arab,” kata Turki sebagaimana diktip dari Haaretz, Kamis 1 Oktober 2015
Putra dari Raja Faisal itu pada hari Rabu 30 September 2015, di New York melakukan pertemuan dengan Yair Lapid, pemimpin Partai Atid Yesh, sebuah partai di Israel. Dalam pertemuan itu, ia menyampaikan harapan agar di Israel tidak bisa bergantung pada sosok Netanyahu semata.
Semestinya, kata dia, ada orang-orang Israel lain yang memiliki kapasitas kepemimpinan sebagaimana Netanyahu yang bersedia bekerjasama dengan negara-negara Arab untuk terlibat dalam negosiasi damai.
”Ini masalah kemauan politik,” kata Pangeran Turki. “Dulu orang-orang Arab yang mengatakan tidak ada (negosiasi dengan Israel). Sayangnya, sekarang Israel yang mengatakan tidak,” katanya.
Video:
(AFP/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email