Pesan Rahbar

Home » » Nasehat Spiritual Imam Ali bin Abi Thalib as Tentang Rukun Islam

Nasehat Spiritual Imam Ali bin Abi Thalib as Tentang Rukun Islam

Written By Unknown on Thursday 5 May 2016 | 05:40:00


Allah mewajibkan iman untuk menyucikan diri dari kemusyrikan.
(Mewajibkan) shalat untuk membersihkan diri dari kesombongan.
Zakat sebagai sebab mendatangkan rezeki.
Puasa sebagai ujian untuk keikhlasan seorang hamba Allah.
Haji sebagai sar-ana pendekatan diri kepada agama.
Jihad untuk kemuliaan Islam. Mengajak kepada kebaikan sebagai kemaslahatan untuk orang banyak (masyarakat). Melarang perbuatan mungkar untuk mencegah kejahatan orangorang bodoh.
Menyambung silaturahim untuk menambah bilangan penduduk.
Qishash untuk mencegah pembunuhan.
Pelaksanaan hudud (hukuman) untuk memuliakan hal-hal yang dilarang.
Meninggalkan minuman khamar untuk menjaga akal. Menjauhkan diri dari pencurian untuk menjaga kehormatan diri.
Meninggalkan zina untuk membentengi nasab. Kesaksian untuk mengalahkan bantahan.
Meninggalkan dusta untuk mensyariatkan kebenaran.
Perdamaian sebagai keamanan dari ancaman.
Menyampaikan amanat sebagai peraturan bagi umat.
Ketaatan sebagai pengagungan atas kepemimpinan.

Sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas kalian beberapa kewajiban (keagamaan), maka janganlah kalian menyia-nyiakannya. Dia telah menentukan kepada kalian hukum, maka janganlah kalian melanggarnya. Melarang atas kalian beberapa perkara, maka janganlah kalian memberanikan diri menceburkan diri ke dalamnya. Dan Dia telah mendiamkan bagi kalian banyak hal, bukan karena lupa, maka janganlah kalian menyusahkan diri kalian dengan membahasnya.

Shalat adalah sarana pedekatan (kepada Allah) bagi setiap orang yang bertakwa, sedangkan haji adalah jihad setiap orang yang lemah. Bagi segala sesuatu ada zakatnya, sedangkan zakat badan adalah puasa. Dan jihad kaum wanita adalah setia kepada suaminya.

Tidak ada pendekatan diri (kepada Allah) dengan melaksanakan ibadah yang sunnah jika hal itu memudaratkan ibadah yang wajib.

Sesungguhnya bagi hati ada saat-saat menerima (giat) dan ada pula saat-saat malas. Maka, ketika ia sedang menerima, bebankanlah padanya ibadah-ibadah yang sunnah. Akan tetapi, ketika ia malas, cukupkanlah padanya ibadah-ibadah yang wajib.

(Muslim-Syiah/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: