Bijak dalam berucap dan bertindak merupakan ciri utama dan penting dalam ideologi Razavi yang harus kita perhatikan.
Direktur departemen sejarah Islam dan sirah Ahlul Bayt as, Hujjatul Islam Hamid Ridha Mutahari mengatakan bahwa dialog yang dilakukan Imam Ridha as dalam menghadapi berbagai ideologi merupakan permasalahan penting dan memilki metode khusus.
Pada dasarnya kita bisa mengkaji metode dialog yang dilakukan Imam Ali Ridha as dan ini merupakan poin penting, dan mengapa Imam as selalu menghormati lawan dialognya meskipun ia adalah seorang non-muslim, dan bahkan sangat menjaga ucapannya supaya jangan sampai merendahkan lawan dialognya.
Mungkin saja dalam setiap majelis diskusi atau dialog terjadi sikap menghormati lawan diskusinya, namun Imam Ridha as sama sekali tidak pernah melakukan hal ini dalam setiap dialognya.
Menurut Hujjatul Islam Mutahari, sikap Imam Ali Ridha as dalam menghormati lawan dialognya ini semua lepas dari penguasaan dan luasnya ilmu Imam Ali Ridha as.
Salah satu syarat utama orang yang berdialog ialah ialah penguasaan pembahasan dan kelimuannya sesuai dengan tema pembahasan, dimana Imam Ridha as menunjukan hal ini dengan perbuatannya dan sejarah dengan jelas merangkum semua ini, jelas Direktur departemen sejarah Islam dan sirah Ahlul Bayt as.
Sejarah mencatat bahwasanya Imam Ali Ridha as ketika menghadapi berbagai pemikiran dan ideologi tidak pernah sedikitpun beliau marah, dan sebaliknya beliau as malah sangat sabar dalam menghadapi mereka, Imam as selalu mendengarkan pernyataan-pernyataan mereka, dan kemudian memberikan jawabannya, dan sedikitpun Imam as tidak pernah menunjukan sikap tidak menghormati kepada setiap lawan dialognya, pungkasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email