Daftar Isi Nusantara Angkasa News Global

Advertising

Lyngsat Network Intelsat Asia Sat Satbeams

Meluruskan Doa Berbuka Puasa ‘Paling Sahih’

Doa buka puasa apa yang biasanya Anda baca? Jika jawabannya Allâhumma laka shumtu, maka itu sama seperti yang kebanyakan masyarakat baca...

Pesan Rahbar

Showing posts with label Bintang. Show all posts
Showing posts with label Bintang. Show all posts

Suara Terompet Dari Langit dan Ramalan-Ramalan Gagal Soal Kiamat

Lagi heboh fenomena suara terompet dari langit. Mengingatkan kita akan prediksi gagal soal kiamat. | via: tribunnews.com

Fenomena suara terompet dari langit yang diyakini sangkakala memang bikin merinding sebagian besar mahluk bumi. Suara besar seperti itu tak pernah ada sebelumnya hingga banyak orang memprediksikan kiamat sudah dekat.

Prediksi soal kiamat gak cuma terjadi saat ini saja. Sebelumnya ada beberapa ramalan tentang akhir zaman dan, mohon maaf, semuanya gagal total.

Kenapa? Ya, simpel saja sih jawabannya. Cuma Tuhan yang tahu kapan kiamat akan terjadi meski kini para ilmuwan berusaha keras mengetahui kepastian tanggalnya. Well, kita sih dukung-dukung aja ya soal penelitian ini.

Anyway, ternyata ada delapan ramalan kiamat yang pernah terjadi sebelum muncul fenomena terompet sangkakala ini. Seperti apa ramalan-ramalan tersebut? Nih Bintang.com uraikan buat kamu. Simak, yuk.

Tahun 1000

 Ilustrasi kiamat | via: beritaenam.com

Pada 999 umat Kristen mengalami ketakutan dan kekhawatiran hebat soal milenium baru, yakni 1000, seperti yang digembar gemborkan para peramal di zaman itu. Warga dunia berbondong-bondong meninggalkan rumah dan pekerjaan mereka.

Ternyata, saat tahun baru 1000 tidak terjadi apa-apa, tuh. Para peramal 'ngeles' mereka keliru menghitung usia Yesus Kristus dan membuat prediksi baru jika kiamat bakal terjadi 1033. Tapi lagi-lagi gagal. Hiks, malu.

Februari 1524

Ilustrasi kiamat | via: hotisu.com

Pada waktu itu posisi planet Jupiter dan Saturnus bersamaan dan para astrologi Inggris meramalkan akan datang banjir besar seperti zaman Nabi Nuh.

Ribuan orang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Tapi, sekali lagi, bumi baik-baik aja. Tidak terjadi banjir bah seperti dalam prediksi para pemerhati bintang.

Ramalan Nostradamus

Nostradamus | via: wildanrenaldi.wordpress.com

Ramalan-ramalan Nostradamus juga ada beberapa yang memprediksi soal kiamat. Tapi gak satu pun yang terjadi.

1982

Ilustrasi kiamat | via: ciricara.com

Pada 1980 seorang penginjil bernama Pat Robertson menyampaikan kepada penonton televisi di acara 'The 700 Club' kiamat akan terjadi dua tahun kemudian, tepatnya akhir tahun 1982.

2011

Ilustrasi kiamat | via: tempo.co

Pastor Amerika Serikat Harold Camping meramalkan kiamat terjadi pada 21 Mei 2011.

Ramalan Suku Maya

 Suku Maya | via: lintas.me

Suku Maya meramal pada 21 Desember 2012 bakal terjadi kiamat menurut kalender mereka.

2018 - 2028


Menurut Dr. F. Kenton Beshore pendiri World Bible Society, berdasarkan kalimat Alkitab, pada tahun 2018 - 2028 pengangkatan manusia ke langit alias meninggal bakal lebih banyak.

Itulah ramalan-ramalan gagal tentang kiamat sebelum adanya fenomena suara terompet dari langit. Jadi gak usah paranoid ya atas fenomena ini.

(Source)

NASA: Suara Terompet Dari Langit Bukan Sangkakala

Suara terompet dari langit itu bukan sangkakala

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mempercayai bahwa suara terompet dari langit itu bukan sangkakala melainkan fenomena alam biasa untuk bumi.

Ilustrasi Dengungan Bumi (Via: adguk-blog.com)

NASA menegaskan lewat situs Tech in Times, bunyi itu memang datang dari gerakan planet dan bintang. Bahkan suara terompet dari langit itu bisa didengarkan setiap hari.

Ilustrasi Dengungan Bumi (Via: wired.com)

Istilah ini dinamakan The Hum. Mereka menyebut begitu sejak 1970-an dimana fenomena ini terdengar pertama kali oleh ilmuwan NASA.

The Hum yang berarti dengungan merupakan bunyi semesta dengan frekuensi rendah dan ini bisa didengarkan oleh penduduk di sebagian wilayah bumi.

Ilustrasi Dengungan Bumi (Via: feelguide.com)

Aslinya suara ini berfrekuensi sekitar 10hz sementara batas minimal pendengaran kita yakni 20hz. Di beberapa tempat bunyi ini bisa lebih keras.

Kota Taco, New Mexico, Amerika Serikat (Via: wrcbtv.com)

Awal mulanya fenomena dengungan ini terdengar di Kota Taos, New Mexico, Amerika Serikat. Itu sebabnya dengungan ini tersohor dengan nama Taos Hum.

Hum ini merupakan fenomena biasa. Terkadang telinga manusia pun sering mendengarkan suara berdenging. Jika malam hari, saat seluruh mahluk tidur dan peralatan elektronik dimatikan, dengung bumi lebih jelas terdengar.

Ilustrasi Dengungan Bumi (Via: phactual.com)

Jadi begitu penjelasannya, guys. Hufth, jadi lega, ya. Ternyata itu bukan sangkakala seperti yang disangka banyak orang. Yes, kiamat masih jauh. Hihihi.

(Source)

Misteri Bulan Sabit Dan Bintang, Benarkah Bulan Sabit Dan Bintang Lambang Islam ???


Bulan sabit dan bintang hampir selalu diasosiasikan dengan agama Islam atau muslim. Tak salah, memang, jika masyarakat muslim dikaitkan dengan simbol tersebut. Orang bisa dengan menunjuk buktinya: tak kurang dari sepuluh negara muslim – mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam – memasang simbol bulan sabit dan bintang, bulan sabit dan lambang lain, atau bintang saja sebagai lambang negara atau bendera. Shahihkah pernyataan bahwa bintang dan bulan sabit adalah lambang Islam?


Di kalangan masyarakat muslim, bulan sabit dan bintang digunakan dengan intensitas yang sangat tinggi. Sekilas orang akan menyangka bahwa peran simbol bulan sabit dan bintang di agama Islam sama penting dengan lambang salib di agama Nasrani. Bahkan ada penulis Amerika beragama Kristen yang menulis buku berjudul (dalam terjemahan Indonesia) Salib dan Bulan Sabit. Nampaknya orang di luar Islam pun menangkap betapa pentingnya lambang bulan sabit dan bintang di alam pikiran masyarakat muslim.

Negara-negara muslim yang menggunakan lambang bulan sabit dan bintang (atau bulan sabit saja) antara lain Turki, Komoro, Tunisia, Aljazair, Mauritania, Maladewa, Pakistan, Malaysia, Turkmenistan, Uzbekistan. Sesuai dengan definisi di atas, yang disebutkan di atas adalah negara-negara yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam. Dengan definisi ini, saya tidak memasukkan Singapura karena masyarakat muslim hanyalah minoritas di negara tersebut (±14%).


Di Indonesia penggunaan lambang bintang dan bulan sabit berserakan di setiap sudut permukiman. Yang dimaksud adalah lambang bulan sabit dan bintang yang terpasang di atas kubah ‘bawang’ aluminium. Kubah ‘bawang’ telah menjadi salah satu mata pencaharian sangat besar perajin aluminium. Saat ini kebanyakan orang Indonesia merasa kurang afdhal jika tidak terpasang kubah ‘bawang’ di atap masjid. Tentu saja, di atasnya terlihat mencuat lambang bulan sabit dan bintang. Kadang-kadang terpasang juga sebentuk lafazh nama اﷲ ‘Allah’.
 
Kelompok lain di masyarakat muslim yang gemar menggunakan lambang bulan sabit dan bintang (atau tanpa bintang) adalah partai politik ‘berhaluan Islam’. Yang paling awal adalah Partai Sarekat Islam Islam Indonesia dan Madjlis Sjura’ Muslim Indonesia (Masjumi) di Pemilu 1955. Menyusul setelah itu Muslimin Indonesia, Partai Bulan Bintang, Partai Sarekat Islam 1905, Partai Sarekat Islam, Partai Keadilan (dan penerusnya, Partai Keadilan Sejahtera). Partai-partai tersebut adalah yang menggunakan lambang bulan sabit dan bintang atau bulan sabit tanpa bintang.
 
 
Ada lagi partai-partai politik ‘berhaluan Islam’ yang menggunakan lambang bintang yang dikombinasikan dengan lambang lain, misalnya Partai Nahdlatul Ummat dan Partai Kebangkitan Ummat. Partai-partai itu merupakan tempat bernaung warga Nahdlatul Ulama (NU). Oleh karena itu, yang digunakan pada dasarnya adalah lambang NU juga: jagat lintang sanga (bumi dan sembilan bintang).


Yang agak jarang tersorot adalah lambang organisasi lokal. Di antaranya bendera GAM (Gerakan Aceh Merdeka). Bendera GAM adalah bendera berwarna dasar merah dengan dua strip hitam/putih horisontal. Di antara kedua strip tersebut ada lambang bulan sabit dan bintang. Di kalangan masyarakat muslim Aceh yang terkenal religius, tentunya pencantuman lambang ini berkesan sangat dalam. Hal ini berlaku bila lambang bulan sabit dan bintang benar-benar dikaitkan dengan agama Islam. Lambang yang mirip digunakan juga oleh gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.


Setelah dipaparkan peran lambang ‘Bulan Sabit dan Bintang’, terlihat jelas bahwa begitu besar peran lambang tersebut di masyarakat muslim. Tak salah rasanya bila orang-orang menganggap bahwa Bulan Sabit dan Bintang adalah lambang masyarakat muslim, bahkan ada yang menganggapnya lambang agama Islam. Anggapan ini merata luas di masyarakat muslim dan non-muslim. Contoh konkretnya, lambang ‘Bulan Sabit dan Bintang’ setelah judul utama di atas didapatkan dari font Wingdings di Microsoft Windows™. Kode Unicode U+262A. Lambang tersebut ditempatkan setelah deretan Salib dan Bintang David (Yahudi) dan sebelum lambang Yin-Yang, Om (Hindu) dan Mandala (Buddha). Jelas sekali maksud si penyusun: lambang bulan sabit dan bintang adalah lambang agama/keyakinan spiritual.
 
Seperti telah disebutkan di atas, bagi banyak orang peran penting lambang bulan sabit dan bintang bagi masyarakat muslim hampir-hampir seperti peran lambang salib di agama Kristen. Toh, lagi-lagi akan timbul pertanyaan di pikiran orang yang cukup penasaran: benarkah lambang Bintang dan Bulan Sabit adalah lambang agama Islam?
 
Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa lambang bulan sabit dan bintang telah lama digunakan sebelum masa Islam. Imperium Persia telah menggunakan lambang bulan sabit dan bintang. Bahkan, lambang tersebut tercantum pada mata uang yang diterbitkan pada masa Khosrau II. Dialah Kisra yang dikisahkan merobek-robek surat Rasulullah . Gambar bisa dilihat di bawah ini.
 
 
 
Mata Uang Emas Persia, Bergambar Khosrau II
Perhatikan bulan sabit dan bintang di atas kepala!

Mata Uang Perak Persia, Bergambar Khosrau II
Empat pasang bulan sabit dan bintang di empat penjuru!
Lambang bulan sabit telah digunakan oleh masyarakat Yunani yang mendirikan kota βυζαντιον (orang Romawi menyebutnya Byzantivm) sejak ± 670 SM. Mereka menggunakan lambang tersebut dalam kaitannya dengan penyembahan kepada αρτεμισ Artemis, dewi bulan dan perburuan.
 
 
Lambang Byzantion (kemudian: Constantinopolis)
Bulan Sabit Artemis/Diana
Kota Byzantium jatuh ke tangan Romawi pada abad ke-2 SM. Tidak ada perubahan berarti di sana karena bangsa Romawi sangat mengagumi budaya Yunani. Justru setelah Yunani dikuasai, bangsa Romawi makin ter-Yunani-kan. Ibadah agama Yunani kuno pun diserap ke dalam agama Romawi dan dipertahankan, di antaranya penyembahan kepada Artemis. Di dalam istilah Romawi dewi Artemis dikenal dengan nama Diana.
 
 
αρτεμισ / Diana
hiasan di kepalanya melambangkan bulan sabit


Keika Kaisar Constantinvs I berkuasa (306-337), dia membuat perubahan-perubahan besar pada tahun 330, di antaranya:
1. Dia memindahkan ibukota Romawi dari Roma ke kota Byzantium. Dia ganti nama kota itu menjadi Nova Roma, artinya ‘Roma Baru’. Dalam percakapan sehari-hari, orang pada zaman itu juga menyebut kota itu Κωνσταντινουπολη (Constantinopolis), artinya ‘Kota Constantinus’. Orang sekarang biasa menyebutnya Istanbul
2. Dia menyatakan agama Nasrani sebagai agama negara. Sebelumnya beberapa kaisar Romawi telah memberikan kebebasan beragama kepada orang Nasrani, tetapi tidak sebagai agama negara. Sebelumnya lagi, para kaisar Romawi seolah-olah berlomba-lomba membantai penganut Nasrani.
Keputusan-keputusan di atas selanjutnya mempengaruhi karakter kota Constantinopolis atau Konstantinopel. Kota Konstantinopel yang sebelumnya yang sebelumnya adalah kota penyembah Artemis/Diana dari agama Yunani kuno berubah menjadi kota Kristen. Lambang kota yang berbentuk bulan sabit ditambahi lambang bintang yang melambangkan Bunda Maria, ibunda Yesus Kristus (salah satu gelar yang diberikan kepadanya adalah stella maris, ‘bintang lautan’). Sejak saat itu, lambang Bulan Sabit dan Bintang menjadi lambang kota Konstantinopel, ibukota Romawi.
 
 
Lambang Constantinopolis 
 Bulan Sabit (Artemis) dan Bintang (Bunda Maria)
Sejak abad ke-15, masyarakat Turki Utsmani (ada masyarakat Turki dari suku lain, misalnya Kazakh, Uzbek, Turkmen) telah menguasai banyak wilayah Romawi. Pada tahun 1453, pasukan Turki Utsmani (orang Barat menyebutnya Ottoman) memasuki Konstantinopel, sekaligus mengakhiri pemerintahan Romawi yang telah berusia ± 2000 tahun (jika dihitung sejak pendirian kota Roma).
 
 

Wilayah Turki Utsmani pada berbagai masa [creator: Atilim Gunes Baydin] 
Dipimpin oleh Sultan Muhammad II (محمّد), pasukan Turki yang mayoritas beragama Islam menganti lagi karakter kota Konstantinopel menjadi kota yang bergaya Asia dan bercorak budaya masyarakat muslim. Nama kota dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan lidah Arab (sebagaimana yang diucapkan oleh Rasulullah Muhammad ), yaitu قسطنطينيّة Qusţanţīniyyah, ‘Kota Konstantin’.
 
 
Muhammad II, Sultan Turki Utsmani
Pemerintah Turki Utsmani mengubah banyak hal, juga mempertahankan banyak hal.
  1. Konstantinopel/ Qusţanţīniyyah menjadi ibukota Kesultanan Turki Utsmani, dan di kemudian hari menjadi ibukota Khilafah Utsmani (terjadi saat Sultan Salīm I (سليم) mengambil alih kekuasaan khilafah dari Khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Mutawakkil-billāh III (المتوكّل بالله), di Qahirah/Kairo)
  2. Gereja αγια σοφια Hagia Sofia, gereja pusat penyebaran agama Kristen Orthodox, diubah menjadi masjid; patung-patung Nasrani disingkirkan, gambar-gambar ditutup.
  3. Arsitektur khas Romawi Timur, diwakili oleh Gereja Hagia Sofia, menjadi model untuk pembangunan masjid-masjid di seluruh wilayah Utsmani (kubah adalah ciri khas yang paling terlihat)
  4. Lambang Konstantinopel, Bulan Sabit dan Bintang, menjadi lambang berbagai kesatuan di laskar Utsmani; di kemudian hari lambang tersebut bahkan menjadi lambang Khilafah Utsmani.
Kubah adalah gaya khas bangunan penting dan kuil-kuil Romawi (Barat dan Timur). Di Gaya Arsitektur Romawi Timur mempengaruhi tempat-tempat ibadah di negeri-negeri beragama Kristen Orthodox, misalnya Rusia, Bulgaria, Romania.
 
 
Gereja Santo Vasily di Moskwa

  
Gereja Savior on Spilled Blood


Katedral Santo Aleksander Nevskiy di Sofia, Bulgaria
Dengan beralihnya kekuasaan khilafah dari keluarga Abbas (Abbasiyah, Arab) ke tangan keluarga Utsmani (Turki), negeri-negeri Islam mulai memandang dinasti Utsmani dan Konstantinopel sebagai pengayom dan model kehidupan. Hal ini sempat terjadi di Timur Tengah. Di masa inilah masjid-masjid dipasangi kubah dan menara (menyerupai Masjid Aya Sofia, bekas Gereja Hagia Sofia), bulan sabit dan bintang meraih popularitas di masyarakat muslim.
 
 
Bendera Khilafah Utsmani pada periode 1844-1922


Aya sophia interior


Masjid Biru (Masjid Sultan Ahmad) di Istanbul
(dahulu: Constantinopolis/Qusţanţīniyyah)
Nampaknya karena Nusantara terlalu jauh dari Turki, negeri-negeri di Nusantara menerima pengaruh Utsmani sedikit.saja, di antaranya penggunaan lambang Bulan Sabit dan Bintang serta kubah di masjid-masjid. Hingga kini dua ciri khas itu tetap menempel di masyarakat muslim Indonesia. Orang pun nampaknya sudah tidak tahu, lupa, atau tidak peduli asal-usul lambang bulan sabit dan bintang yang bernuansa pemujaan berhala dan agama Nasrani.
 
 
Bendera Republik Turki sejak 1936
sama persis dengan bendera Khilafah Utsmani, proporsi berbeda
Tidak ada bukti barang ataupun atsar yang menjelaskan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah memerintahkan umat Islam untuk menggunakan lambang bulan sabit dan bintang ataupun memberi contoh penggunaannya. Satu-satunya ‘bulan sabit’ yang penting bagi umat Islam adalah hilal, ‘bulan sabit’ tipis sekejap, tanda awal bulan baru (tanggal 1). Namun, hilal memang bukan bulan sabit (tanggal 4-5).Walaupun lambang bulan sabit dan bintang bukan bersal dari Islam tapi tidak ada larangan untuk menggunakannya,Kepunyaan Allah lah apa yg ada dilangit dan di bumi dan bulan sabit dan bintang adalah tanda tanda kebesaran Allah.
 



Terkait Berita: