Bukhari dalam Sahihnya meriwayatkan dengan sanad sampai kepada Ubaidillah bin Utbah bin Mas’ud dari Ibnu Abbas, katanya: “Ketika ajal Rasulullah (S) telah hampir tiba, di rumah beliau ada beberapa orang diantaranya Umar bin Khattab. Beliau (S) berkata: ‘Mari aku tuliskan suatu surat (sebagai pegangan) supaya kamu sesuadah ini tidak akan pernah tersesat’. Tetapi Umar berkata: ‘Nabi telah semakin gawat sakitnya, sedangkan al-Qur’an ada pada kalian. Cukuplah ia (al-Qur’an) bagi kita…”. Maka terjadilah perselisihan di antara yang hadir. Sebagian berkata: ‘Sediakanlah apa yang diminta Nabi agar beliau menuliskan apa yang menghindarkan kamu dari kesesatan.’ Tapi sebagian lain menguatkan apa yang dikatakan Umar sehingga terjadilah pertengkaran di hadapan Nabi (S) danbeliaupun bersabda: ‘Keluarlah kalian semua dari tempat ini !’ (Sahih Bukhari IV/5, Bab Ucapan Orang yang Sedang Sakit).
Bukhari meriwayatkan hadis ini di beberapa tempat, di antaranya pada Bab Ilmu (Sahih Bukhari I/22) dan pada Bab Hadiah bagi Para Utusan (Sahih II/118). Muslim meriwayatkan peristiwa ini pada Bab Wasiat (Sahih Muslim II/14). Imam Ahmad dalam Musnad I/325. Ahmad bin Abdul Aziz al-jauhari juga meriwayatkan dalam Syarah Nahjul Balaghah bab Assahifah. Juga Imam Thabrani dalam Kitab al-Ausath.
Hadis ini menyisakan banyak hal yang patut kita renungi.
Pertama, bukankah Nabi pernah melarang para sahabatnya untuk menuliskan hadis. Andaikan pelarangan menulis hadis ini benar keluar dari mulut Nabi (S), maka menjelang ajalnya beliau membuat kekecualian. Artinya wasiat yang ingin disampaikan Nabi benar-benar sebuah wasiat yang amat sangat penting bagi masa depan umat. Nabi (konon) melarang sahabat untuk menulis hadis-hadis yang berisi tata cara shalat dan ibadah yang lain yang dari pelarangannya itu Nabi menyadari bahwa umat Islam sepeninggalnya dapat berselisih tentang itu semua (karena tidak ada bukti otentik berupa hadis tertulis). Tetapi tidak untuk wasiat yang satu ini. Nabi ingin agar sahabat mencatat wasiatnya yang terakhir sehingga dengan wasiat tertulis ini umat tidak lagi berselisih dan bertengkar. Gerangan wasiat apa yang ingin disampaikan Nabi itu ?
Kedua, peristiwa ini terjadi menjelang Nabi wafat. Artinya, ketika peristiwa ini terjadi, Nabi sudah sempurna menyelesaikan risalah kenabiannya dan mengajarkan seluruhnya kepada umatnya baik yang berkenaan dengan tauhid, ibadah, muamalah, hukum, maupun akhlak. Jadi wasiat apa lagi yang ingin disampaikan Nabi pada peristiwa itu ?
Tidakkah kita semua ingin mengetahui wasiat Nabi yang terakhir itu ? Adakah madzhab dalam Islam yang meriwayatkan kepada kita pesan Nabi yang teramat penting itu yang bila pada waktu itu jadi dituliskan niscaya kita tidak akan tersesat selama-lamanya ?
Bila tidak, maka kita semua adalah umat yang tersesat !!!
Mari kita semua mengikhlaskan diri kita untuk mengkaji agama ini. Insya Allah kita akan diberi petunjuk kepada ajaran Islam yang benar.